Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqiana Halim
"Kontaminan timbal dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia. Kandungan timbal dalam darah ibu hamil dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi janin. Di Kabupaten Bogor pada tahun 2014, BBLR berada diurutan pertama dari dua puluh satu pola penyakit kasus rawat inap di rumah sakit golongan umur 0 - < 1 tahun dengan kasus baru sebesar 1.801 jiwa (24, 45%). Desa Cinangka merupakan lokasi dari kegiatan peleburan aki bekas ilegal yang marak dilakukan sejak tahun 1978 dan telah terkonfirmasi sebagai sumber pencemaran timbal.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh timbal dalam darah ibu hamil terhadap berat badan lahir bayi. Dilaksanakan di Desa Cinangka, Kec.Ciampea, Kab.Bogor pada Januari - Juni 2016 dengan desain kohort prospektif terhadap 31 ibu hamil. Proporsi ibu hamil yang terpajan timbal melebihi dari batas aman yang ditetapkan oleh WHO, yaitu 10 μg/dl adalah sebesar 51.6%.
Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kadar timbal dalam darah ibu dengan berat badan lahir bayi dan berpola negatif, artinya semakin tinggi kadar timbal dalam darah ibu, maka semakin rendah berat badan lahir bayi (r= -0,880) dengan nilai p < 0,001. Model akhir dari analisis multivariat diperoleh koefisien B untuk variabel kadar timbal sebesar -60.264. Artinya, Setiap kenaikan kadar timbal dalam darah ibu sebesar 1 μg/dl, maka berat badan lahir bayi akan turun sebesar 60,264 gram setelah dikontrol variabel umur, pendapatan, dan kadar hemoglobin. Diperlukan upaya mengurangi pajanan timbal dengan menghentikan kegiatan peleburan aki bekas yang masih beroperasi, memberi penyuluhan pada masyarakat tentang bahaya dan dampak pencemaran lingkungan khususnya timbal, dan melanjutkan program enkapsulisasi tanah tercemar timbal.

Lead contaminant may give negative impact for human health. Lead substance ina mother's blood feared would be bad for the health of fetus. In Bogor Regency in 2014, LBW was a number one out of twenty one disease patterns case of hospitalized patient aged 0 - < 1 years old with new case of 1.801 people (24.45%). Cinangka Village is a place for illegal smelting batteries since 1987, and it has been confirmed as lead-contamination source.
This research aims to analyze the impact of lead in pregnant woman's blood towards the baby's birthweight. The research was conducted in Cinangka Village, Ciampea District, Bogor Regency in January - June 2016 using the prospective cohort design with 31 pregnant women as respondents. The proportion of pregnant women exposed to lead that exceeds the safe limit stipulated by the WHO, which is 10 μg/dl, is 51.6%.
The bivariate analysis result indicates that there is indeed a strong relationship between blood lead level of the mothers' and the baby's birthweight,
and it is inversely related: the higher the blood lead level of the mothers', the lower the baby's birthweight (r= -0,880) with value of p < 0,001. In the final model of multivariate analysis, it is discovered that the coefficient B for lead level variable is -60.264, which means that for each increase in the level of lead in the blood of mothers by 1 g / dl, the baby's birthweight will decrease by 60.264 grams after controlled by age, income, and hemoglobin concentration. Serious efforts need to be done to reduce the exposure to lead by stopping the smelting batteries activities, providing counseling for the people regarding the danger and impact of environmental pollution, particularly lead, and continuing the lead contaminated soil encapsulisation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zalela
"Berat lahir merupakan variabel yang dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan bayi sedangkan lingkar kepala bayi baru lahir mencerminkan fungsi kognitif bayi untuk perkembangan berikutnya Anemia defisiensi besi pada ibu hamil berkontribusi terhadap timbulnya keluaran buruk terhadap kedua variabel tersebut Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan berat dan lingkar kepala bayi baru lahir di Jakarta Timur Metode penelitian adalah potong lintang yang melibatkan 96 ibu hamil trimester 3 yang berusia 19 45 tahun Hasil menunjukkan bahwa prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil sebesar 40 2 sedangkan rerata berat lahir adalah 3128 338 gram dan nilai median lingkar kepala sebesar 33 1 cm Tidak ada hubungan signifikan antara anemia defisiensi besi dan berat lahir setelah dikontrol dengan beberapa variabel pengganggu adjusted 0 182 95 CI 306 35 p 0 159 Hasil lainnya adalah adanya hubungan tren menuju signifikan antara anemia defisiensi besi dengan lingkar kepala setelah dikontrol dengan paparan rokok metode persalinan dan jenis kelamin adjusted 0 164 95 CI 1 118 0 168 p 0 099 Ibu hamil dengan anemia defisiensi besi memiliki tren untuk mendapatkan bayi dengan lingkar kepala lebih besar daripada ibu hamil dengan anemia defisiensi zat gizi lainnya akan tetapi tidak ada hubungan signifikan terhadap berat lahir Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah subjek penelitian yang lebih besar untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini.

Birth weight is a reliable predictor of infant growth while head circumference reflects a cognitive function of a child in later life Recently iron deficiency anemia has been postulated to contribute as a risk factor for the adverse outcomes of these parameters The objective was to identify a relationship between iron deficiency anemia among pregnant women and their infants rsquo birth weight and head circumference A cross sectional study was conducted involving 96 third trimesters of anemic pregnant women aged 19 45 years in East Jakarta The prevalence of iron deficiency among anemic pregnant women was 40 2 The mean of birth weight 3128 338 gram and the median of head circumference was 33 1 cm Iron deficiency anemia IDA did not significantly associate with birth weight after adjusted for secondhand smoke mother rsquo s education birth spacing delivery method vitamin C and B 12 intake adjusted 0 182 95 CI 306 35 p 0 159 While there was a borderline significant relationship between IDA and head circumference after adjusted for secondhand smoke delivery method and birth sex adjusted 0 164 95 CI 1 118 0 168 p 0 099 Pregnant women with IDA tended to have infants with larger head circumference than women with other nutritional anemia but did not show a relationship with birth weight of their newborns Further study is needed with larger subjects to confirm the results of these findings."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesyana Nurmadilla
"Salah satu faktor yang menentukan BB lahir bayi adalah asupan nutrisi ibu yang adekuat. Beberapa nutrien diketahui memiliki efek terhadap BB lahir bayi di antaranya adalah protein dan seng. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dan dilakukan di 10 puskesmas kecamatan di Jakarta Timur sejak Februari hingga April 2015 dengan subjek ibu hamil berusia 19–44 tahun dengan usia kehamilan 32–37 minggu.
Data asupan protein didapatkan dengan metode 24-hour recall, sedangkan asupan seng dengan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire dan 24-hour recall. Pengambilan darah dilakukan sebelum ibu melahirkan dan diperiksa dengan metode Atomic Absorption Spectrophotometry. Berat badan lahir bayi diukur segera setelah bayi lahir. Sebanyak 116 subjek mengikuti penelitian hingga akhir.
Analisis statistik menunjukkan tidak terdapat korelasi antara asupan protein dengan kadar seng serum (r = 0,042, p = 0,653), tidak terdapat korelasi antara asupan seng dengan kadar seng serum (r = 0,155, p = 0,096), tidak terdapat korelasi antara asupan seng dengan BB lahir bayi (r = - 0,09, p = 0,303), dan tidak terdapat korelasi antara kadar seng serum dengan BB lahir bayi (r = -0,116, p = 0,215). Penelitian ini belum berhasil menemukan hubungan antara asupan protein, seng, dan kadar seng serum dengan BB lahir bayi.

One of the factors affecting birth weight is mother’s adequate nutrient intake. Several nutrients are known to its effect to birth weight, which among them are protein and zinc. A cross-sectional study was conducted in 10 district public health centres in East Jakarta since Februari until April 2015. Subjects of the study were pregnant mothers aged 19–44 years old whose gestational age between 32–37 weeks.
Protein intake was computed based on 24-hour recall method, while zinc intake was computed based on Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire and 24-hour recall method. Blood specimens were collected before giving birth and being assesed by Atomic Absorption Spectrophotometry method. Birth weight was measured soon after the baby was born. One hundred and sixteen subjects followed the study until the end.
Statistical analysis showed there were no correlation between protein intake and maternal zinc serum (r = 0,042, p = 0,653), no correlation between zinc intake and maternal zinc serum (r = 0,155, p = 0,096), no correlation between zinc intake and birth weight (r = -0,09, p = 0,303), and no correlation between maternal zinc serum and birth weight (r = - 0,116, p = 0,215). This study has not been able to prove any relationship between maternal intake of protein, zinc, zinc serum and birth weight.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Ristiani
"Berat lahir merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering dijadikan indikator ukuran pertumbuhan bayi. Bayi yang memiliki berat lahir kurang dari 2500 gram, mengindikasikan adanya gangguan kesehatan dan gizi ibu ketika hamil, yang dapat meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas bayi dan berkaitan dengan risiko terjadinya penyakit degeneratif ketika usia dewasa.
Penelitian ini memakai desain cross sectional, menggunakan data rekam medis ibu hamil yang melahirkan di UPTD Puskesmas Mandirancan periode Januari sampai dengan Desember 2016 yang berjumlah 397 rekam medis.
Hasil uji statistik regresi linier ganda menyatakan bahwa IMT awal kehamilan, pertambahan BB ibu hamil, kadar Hb, dan Lila berhubungan signifikan dengan berat lahir bayi. Faktor yang paling dominan mempengaruhi berat lahir adalah faktor IMT awal kehamilan (β=0,573) setelah dikontrol oleh variabel pertambahan BB ibu hamil, kadar Hb, dan Lila.
Disarankan agar puskesmas memberikan informasi kepada ibu hamil dan ibu yang akan merencanakan kehamilan, mengenai pentingnya IMT awal kehamilan, pertambahan BB ibu hamil, kadar Hb, dan Lila yang sesuai rekomendasi untuk mencapai berat lahir yang normal.

Birth weight is the most important anthropometric measure and is most often used as an indicator of infant growth. Babies with a birth weight of less than 2500 grams indicate a maternal health and nutritional disorder when pregnant, which may increase the risk of infant morbidity and mortality and are associated with the risk of degenerative diseases in adulthood.
This study used cross sectional design, using maternity medical record data that gave birth at UPTD Puskesmas Mandirancan from January to December 2016 which amounted to 397 medical records.
The result of double linear regression statistic test stated that early pregnancy BMI, maternal weight of pregnant mother, Hb, and Lila were significantly correlated with infant birth weight. The most dominant factor influencing birth weight was early pregnancy IMT factor (β = 0,573) after controlled by weight variable of pregnant mother, Hb level, and Lila.
It is recommended that the puskesmas provide information to pregnant women and mothers who will plan for pregnancy, on the importance of early pregnancy IMT, maternal fatigue, Hb, and Lila levels as recommended to achieve normal birth weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander Halim Santoso
"Berat badan bayi merupakan salah satu variabel epidemiologi yang berhubungan dengan mortalitas di tahun pertama kehidupan bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) maupun besar masa kehamilan (BMK) berisiko mengalami gangguan pada usia lebih lanjut. Berat badan bayi dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain asupan gizi ibu dan status gizi ibu. Asupan zat gizi yang optimal akan bermanfaat untuk mendukung perkembangan dan pertumbuhan janin. Peningkatan berat badan ibu juga merupakan faktor ang menentukan outcome bayi. Ibu hamil dengan peningkatan berat badan yang kurang selama kehamilan akan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur. Mikrobiota adalah kumpulan mikroorganisme yang hidup berdampingan dengan inangnya. Ditenggarai adanya peran mikrobiota terhadap berat badan lahir bayi. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Departemen Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang bertujuan untuk melihat korelasi antara jumlah mikrobiota usus dan asupan zat gizi ibu hamil trimester ketiga dengan berat badan lahir bayi di Jakarta Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang yang dilakukan di 10 puskesmas kecamatan se Jakarta Timur pada bulan Februari-April 2015. Dari 315 subjek ibu hamil trimester ketiga yang sesuai kriteria inklusi dan bersedia mengikuti penelitian dengan menanda tangani informed consent, didapatkan 52 subjek yang dapat dianalisis. Subjek yang dapat dianalisis dilakukan pengukuran berat badan (BB), tinggi badan (TB), wawancara asupan makanan, pengukuran sampel feses dan pengukuran berat badan lahir bayi. Sebaran data karakteristik menunjukkan 82,7% subjek berpendidikan menengah rendah, 59,6% memiliki pendapatan dibawah UMP, 82,7% subjek tidak mendapatkan asupan energi yang cukup per harinya, dan 73,1% status gizi trimester pertama subjek tergolong berlebih hingga obese. Pada penelitian ini tidak didapatkan korelasi antara asupan zat gizi ibu hamil trimester ketiga dengan berat badan lahir, dan tidak didapatkan korelasi antara mikrobiota Bifidobacterium (r = 0,134; p>0,05), Lactobacillus (r = -0,118; p>0,05) dan Staphylococcus (r = 0,43; p>0,05) ibu hamil dengan berat badan lahir bayi.

Baby birth weight is one epidemiological variables associated with mortality in the first year of life. Both baby with low birth weight (LBW) and large for gestational age (LGA) posses risk of having complication at later age. Birth weight is affected by many factors, such as maternal nutritional intake and nutritional status. Optimal intake of nutrients would be beneficial to support fetal growth and development. Maternal weight gain is also a factor determining the outcome of baby . Pregnant women with less weight gain during pregnancy are at greater risk of premature birth.Microbiota is a group of microorganism coexist with its host. It was suspected that there is a role of the microbiota on birth weight. This study is part of the research in department of nutrition, faculty of medicine, university of Indonesia that aims to see the correlation between the number of guy microbiota and nutritional intake in third semester pregnant women with birth weight in East Jakarta.
This study was a cross-sectional study conducted in 10 distriect health centers throughout East Jakarta in February to April 2015. Of the 315 subjects enrolled, 52 subjects could be analysis. Subjects were measured for body weight (BW), height, food intake interviews, fecal sample measurement and birth weight measurement. Characteristic of the subjects showed that 82,7% has middle to lower education level and 59,6% has revenue under provincial minimal wage. More than eighty percent of subjects did not receive adequate energy intake per day, and 73,1% subjects were categorized as overweight to obese. In this study, there are no correlation between nutrition intake and birth weight. There is also no correlation between gut microbiota Bifidobacterium (r = 0,134; p>0,05), Lactobacillus (r = -0,118; p>0,05) and Staphylococcus (r = 0,43; p>0,05) and birth weight.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiba Fajrina
"Skripsi ini membahas pertambahan berat badan selama hamil dan faktor lainnya dengan berat badan lahir. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 116 orang. Tempat penelitian di Rumah Bersalin Lestari, Ciampea, Bogor tahun 2010-2011. Data karakteristik ibu (umur, pendidikan, paritas, urutan kehamilan dan riwayat keguguran), data pemeriksaan kehamilan (kunjungan, pertambahan berat badan selama hamil, berat badan ibu sebelum hamil, tekanan darah sistole, urutan kelahiran, dan riwayat kehamilan), dan data kelahiran bayi (berat badan). Analisa hubungan menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi pertambahan berat badan sebanyak 87,2%. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pertambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat bayi lahir dan pendidikan ibu dengan berat bayi lahir. Namun, tidak mendapat hubungan yang bermakna antara umur, paritas, berat badan sebelum hamil, tekanan darah sistole, urutan kehamilan, dan riwayat keguguran dengan berat bayi lahir.

This paper discusses about weight gain during pregnancy and the other factors of birth weight. Quantitative research with cross sectional design and 116 respondent in sample size. Research at the Lestari maternity hospital, Ciampea, Bogor from 2010 to 2011. Maternal data characteristics (age, education, parity, order of pregnancy and a history of miscarriage), prenatal data (visits, weight gain during pregnancy, maternal weight before pregnancy, systolic blood pressure, birth order, and history of pregnancy), and birth data infants (body weight). Analysis of this relationship using the chi square test.
The results showed that the prevalence of weight gain is 87.2%. The results of statistical tests showed there are a significant association between maternal weight gain during pregnancy and maternal education with birth weight. However, do not have a significant relevance between age, parity, weight before pregnancy, systolic blood pressure, pregnancy order, and a history of miscarriage with birth weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Briliani
"Prevalensi berat bayi lahir rendah (BBLR) dan panjang lahir pendek di Indonesia masih cukup tinggi. BBLR dan panjang lahir pendek dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi serta dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif saat dewasa, oleh sebab itu pemahaman hubungan antara antropometri ibu sebelum hamil, usia ibu, dan usia kehamilan dengan berat dan panjang lahir bayi menjadi sangat penting.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara antropometri ibu sebelum hamil, usia ibu, dan usia kehamilan dengan berat dan panjang lahir bayi di Jakarta, sehingga dapat diperkirakan tindakan preventif dalam rangka menurunkan angka morbiditas penyakit degeneratif dan angka mortalitas pada neonatus dan bayi di masa yang akan datang.
Metode potong lintang digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengukuran antropometri ibu sebelum hamil, usia ibu saat melahirkan, dan usia kehamilan dengan berat dan panjang lahir bayi di Jakarta berdasarkan data sekunder dari penelitian berjudul Longitudinal Study on the Effect of Multiple Micronutrients Supplementation on Haemoglobin Level of 8 to 22 Month-old Indonesian Children. Populasi terjangkau ibu dan bayi baru lahir dengan jumlah sampel sebesar 179. Pengolahan data meliputi analisis univariat Kolmogorov Smirnov dan bivariat dengan uji Chi Square dan uji korelasi Pearson dengan menggunakan perangkat lunak Stastistical Program for Social Science (SPSS) 20.
Hasil utama penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan bermakna dengan kekuatan korelasi sangat rendah antara berat lahir bayi dengan usia kehamilan (r=0,199; p=0,008), berat badan ibu sebelum hamil (r=0,165; p=0,028), dan indeks massa tubuh (IMT) ibu sebelum hamil (r=0,172; p=0,022). Selain itu, terdapat hubungan bermakna dengan kekuatan korelasi rendah antara panjang lahir bayi dengan usia kehamilan (r=0,257; p=0,001).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara usia kehamilan, berat badan dan IMT ibu sebelum hamil dengan berat dan panjang lahir bayi. Sedangkan, tinggi badan dan usia ibu tidak memiliki hubungan bermakna dengan berat dan panjang lahir bayi.

The prevalences of low birth weight (LBW) and short birth length in Indonesia are still quite high. LBW and short birth length can affect the growth and development of infants and increase the risks of degenerative diseases as adult, therefore an understanding of the relationship between maternal anthropometry before pregnancy, maternal age, and gestational age with birth weight and length is very important.
The purpose of this study was to determine the relationship between maternal anthropometry before pregnancy, maternal age at delivery, and gestational age with birth weight and length in Jakarta, so that preventive measures can be estimated in order to reduce the morbidity of degenerative diseases and mortality rates in neonates and infants in the future.
The cross-sectional method was used to determine the relationship between maternal anthropometry before pregnancy, maternal age, and gestational age and length of birth in Jakarta based on secondary data from a study entitled Longitudinal Study on the Effect of Multiple Micronutrients Supplementation on Hemoglobin Level of 8 to 22-Month-old Indonesian Children. Covered population of mothers and newborns with samples of 179. Data processing included univariate analysis of Kolmogorov Smirnov and bivariate with Chi Square test and Pearson correlation test using the Statistical Program for Social Science (SPSS) 20 software.
The main results of this study show that there are significant relationships with very low correlation between birth weight and gestational age (r=0,199; p=0,008), maternal body weight before pregnancy (r=0,165; p=0,028), and maternal body mass index (BMI) before pregnancy (r=0,172; p=0,022). In addition, there is also a significant relationship with a low correlation between birth length and gestational age (r=0,257; p=0,001).
Based on the results of this study, it can be concluded that there are significant relationships between gestational age, maternal body weight and BMI before pregnancy with birth weight and length. Meanwhile, maternal height and age do not have a significant relationship with birth weight and length.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilwa Taqiyyah Hanan
"Angka Kematian Neonatal AKN merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan ibu dan anak. Data WHO menunjukkan AKN Indonesia sebesar 13,7 dan SDKI 2012 menyatakan sebesar 19, yang mana memilki kontribusi terhadap 59 kematian bayi. AKB di tahun yan sama sebesar 32. Kondisi selama kehamilan menjadi faktor penyebab umum kematian neonatal, sehingga program pelayanan kesehatan ibu hamil menjadi penting dalam menurunkan AKN, seperti pemberian tablet besi dan suntik anti tetanus. AKN disebabkan oleh beberapa hal, satu diantaranya adalah BBLR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat asosiasi antara konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian BBLR dan pada konsumsi keberapa akan berpengaruh terhadap penurunan risiko BBLR. Didapatkan dari analisis chi square bahwa konsumsi tablet tambah darah sesuai dengan anjuran pemerintah yaitu minimal 90, tidak menunjukan adanya hubungan, dengan p value= 0,415 dan nilai OR 1,072 95 CI 0,8441,366 . Pun setelelah dikontrol dengan variabel usia ibu melahirkan, status sosial dan ekonomi, pendidikan ibu, paritas dan kehamilan ganda, tetap menunjukkan asosiasi negatif. Peneliti mencoba mengubah cut off menjadi 150, maka didapatkan konsumsi >150 asosiasi menunjukan positif p value= 0,032 dan OR 1,372 95 CI 1,027-1,833 . Setelah dilakukan analisis dengan memasukkan variabel kontrol, asosiasi yang ditunjukkan menjadi negatif dan nilai OR menunjukan bahwa konsumsi tablet >150 memiliki 0,8 odds lebih kecil untuk terkena BBLR. Sehingga perlu ibu hamil perlu mengonsumsi secara rutin tablet tambah darah yang diberikan oleh petugas kesehatan setempat setidaknya selama 5 bulan lebih dalam rangka menurunkan risiko terjadinya BBLR.

Neonatal mortality rate NMR is one of inidicators that determine the maternal and child health. WHO shows that NMR in Indonesia is 13,7 and SDKI 2012 states 19, which has contribution to 59 infant mortality. Infant Mortaliry Rates is 32 at the same year. Bad conditions while mother was pregnant are common cause of neonatal mortality, so maternal health care programs are important to reduce NMR, such as iron tablets and anti tetanus injection. NMR is caused by several things, on of them is Low Birth Weight LBW. This research aims to know the association between iron tablets and the newborns with LBW and which consumption the risk of newborns with low weight will be decrease. After analysed with chi square consumption that government recommendation at least 90 doesnt show any relationship with p value 0,415 and OR 1,072 95 CI 0,8441,366. Even after controlled by maternal ages, wealth index, maternal education, parity, and multiple pregnancy. Researchers tried to convert the cut off to 150, and the result shows positive p value 0,032 and OR 1,327 95 CI 1,027 1,833 . After controls variables in, the association became negative with OR shows that consumption 150 has 0,8 odds smaller to LBW. So, pregnant women should consume the iron tablets routinely at least 5 months, better more, to reduce the risk of LBW."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Lidya
"Tesis ini untuk mengtahui hubungan penambahan brat badan hamil (PBBH) dengan kejadian BBLR di Puskesmas Kecamatan Kembangan Jakarta Barat pada tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektifif. Hasil penelitian menyarankan ibu hamil perlu dianjurkan untuk meningkatkan asupan makanan selama hamil agar PBBH memenuhi rekomendasi. Perlu juga pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil kurang energi kronis (PMT-Bumil KEK). Ibu hamil perlu secara intensif dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai ketentuan pelayanan antenatal yang direkomendasikan Depkes RI. Follow-up PBBH ibu terutama pada pertengahan dan akhir kehamilan yang merupakan waktu yang kritikal untuk mengidentifikasi resiko teljadinya BBLR.

The focus of this study is to know relation of pregnancy weight gain and low birth-weight in Kembangan District Community Health Center Jakarta Barat on 2008. This research is an analytic study that use cohort retrospective design. The data were collected by secondary data. The researcher suggest that pregnant women should have adequate dietary intake and a standard prenatal care. For pregnant women with chronic energy deficiency (CED) need supplement dietary intake. Pregnancy weight gain at secondary and third trimester was a critical period to identification of low birth-weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33072
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Sahwa Kusnana
"Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan program yang fokus pada perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi pada ibu hamil, bersalin, dan nifas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan terkait perencanaan persalinan pada ibu hamil di Jakarta Timur. Peneliti menggunakan rancangan penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional kepada 100 ibu hamil yang diambil berdasarkan convinience sampling. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner Perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi didistribusikan dengan google form. Analisis hasil didapatkan menggunakan analisis univariat berupa proporsi. Hasil penelitian menggambarkan sebanyak 79% ibu hamil telah mengetahui terkait program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi; 100% ibu sudah merencanakan tempat persalinan di fasilitas kesehatan, 70% telah merencanakan calon donor darah, dan 96% berencana melakukan Inisiasi Menyusui Dini. Secara umum perencanaan persalinan ibu hamil di Jakarta Timur sudah baik. Hasil penelitian merekomendasikan agar penerapan P4K di masyarakat lebih intensif dan melakukan berbagai studi untuk kesuksesan program ini.

The Birth Planning and Complications Prevention(P4K) Program is a program that focused on birth planning and prevention of complications in pregnant, maternity,and postpartum women. The purpose of this study is to describe birth planning for pregnant women in East Jakarta. The researchers used a descriptive-quantitative study design with a cross-sectional approach on 100 pregnant women selected on the basis of convinience sampling. The instrument used in the form of a questionnaire for childbirth planning and complication prevention was distributed with a google form. Analysis of the results was obtained using univariate analysis in the form of proportions. The resluts described as 79% of pregnant women already know about birth planning prrograms and prevention of complication; 100% of mothers have planned a birthing site in a health facility, 70% have planned a prospective blood donation, and 96% plan to do Early Initiation of Breastfeeding. In general, expectant pregnant women in East Jakarta had good birth planning. The results recommend that the application of P4K in the community be more intensive and conduct various studies for the success of this program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>