Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hong Liu, 1962-
Depok: Komunitas Bambu, 2015
959.803 5 HON s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Peking: Pustaka Bahasa Asing , 1957
327.510 598 KED p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sukarno, 1901-1970
"Buku ini merupakan acara perjalanan Presiden Soekarno ke Tiongkok ..."
Tiongkok: Pustaka Bahasa Asing, 1957
K 327.1 SUK p
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok, 1956
920.71 PRE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Ariaputra
"Penelitian ini bertujuan untuk menggali dinamika hubungan bilateral Indonesia-Swiss dari tahun 1949-1965. Sejak pernyataan kemerdekaan, eksistensi republik mendapat tantangan dari Belanda. Hal ini turut berdampak kepada konsepsi perjuangan Kementrian Luar Negeri Periode (1945-1949) yang diamanatkan untuk memperoleh dukungan pengakuan internasional guna mencegah kembalinya kekuasaan kolonial. Dalam hal ini Swiss mempunyai peran yang signifikan dan esensial bagi Indonesia. Dukungan moral dan material Swiss bagi Indonesia tiada duanya sebagai salah satu negara Eropa Barat yang tidak dijamah oleh Perang Dunia Kedua. Akan tetapi seperti halnya hubungan secara umum terdapat pasang dan surut (ebb and flow) yang turut mewarnai hubungan bilateral mereka. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini mencoba untuk menjawab beberapa rumusan masalah seperti (1) Politik luar negeri Indonesia dan Swiss, (2) dinamika hubungan Indonesia-Swiss dari tahun (1949-1965) dan (3) dampak dari dinamika hubungan Indonesia-Swiss. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang di dalamnya termasuk proses menggali sumber, mengkritik, serta menafsirkan arsip-arsip kementrian baik itu dari Kementrian Luar Negeri Swiss maupun Kementrian Penerangan Indonesia untuk kemudian dapat dianalisis dan ditarik sebuah kesimpulan mengenai arsip tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa kehadiran Swiss ditengah krisis eksistensial Indonesia telah secara langsung membantu dengan membangun kapabilitas dan kapasitas Republik muda ini dalam menjalankan fungsi pemerintahannya. Adapun hubungan kedua negara tersebut juga diwarnai dengan beberapa ‘turbulensi’ di beberapa kejadian dengan kasus yang paling banyak di penghujung masa Orde Lama dan transisi menuju Orde Baru.
This research aims to explore the dynamics of Indonesia-Switzerland bilateral relations from 1949-1965. On August 17, 1945, Indonesia's independence was proclaimed after Japan surrendered to the Allies. Since the declaration of independence, the existence of the republic has been challenged by the Dutch who demanded a military and diplomatic response from Indonesia. This had an impact on the conception of the struggle of the Ministry of Foreign Affairs (1945-1949), which was mandated to gain support for international recognition to prevent the return of colonial rule. In this regard, Switzerland played a significant and essential role for Indonesia. Switzerland's moral and material support for Indonesia was second to none as one of the Western European countries not touched by the Second World War. However, as with relationships in general, there are ebbs and flows that color their bilateral relations. Based on this background, this research tries to answer several problem formulations such as (1) Indonesia and Switzerland's foreign policy, (2) the dynamics of Indonesia-Switzerland relations from 1949-1965 and (3) the impact of the dynamics of Indonesia-Switzerland relations. This research uses the historical method which includes the process of digging up sources, critic, and interpreting ministerial archives from both the Swiss Ministry of Foreign Affairs and the Indonesian Ministry of Information to then be analyzed and interpreted. This research found that the presence of Switzerland during Indonesia's existential crisis as one of has directly helped by building the capabilities and capacity of the young Republic in carrying out its government functions. The relationship between the two countries was also characterized by some 'turbulence' on several occasions with the most cases at the end of the Old Order and the transition to the New Order."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Reza Fadeli
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas perubahan sikap Sukarno terhadap kepemilikan senjata nuklir Indonesia. Pada awalnya, Sukarno menentang kepemilikan senjata nuklir, namun dengan diterapkannya kebijakan luar negeri yang konfrontatif pada era Demokrasi Terpimpin, terjadi perubahan sikap Sukarno terkait senjata nuklir. Senjata nuklir kemudian dijadikan alat politik Sukarno untuk mendukung kebijakan politik luar negeri Indonesia yang high profile dan konfrontatif pada saat itu. Hal ini ditandai dengan reorganisasi LTA (Lembaga Tenaga Atom) yang awalnya hanya berperan sebagai lembaga riset nuklir untuk maksud-maksud damai diubah menjadi BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) yang diharapkan oleh Sukarno bisa berperan mengembangkan senjata nuklir bagi Indonesia.

ABSTRACT
This paper thoroughly discuss about Sukarno‟s changing stance upon Indonesian ownership of nuclear weapon. At the beginning, Sukarno was opposing the idea of nuclear weapon ownership, but due to the implementation of confrontational international policies under the era of Guided Democracy, Sukarno developed a change in his attitude towards nuclear weaponry. Nuclear weapon was then treated as political instrument as for supporting Indonesia‟s international relation policies that was considered high-profiled and confrontational. It was reinstated by reestablishment of LTA (Lembaga Tenaga Atom) ?which was only a peace-keeping nuclear research institute ?into BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional) which was aimed to contribute towards developing nuclear weapon in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kroef, Justus M. van der
Singapore: Asia Pacific Press, 1971
320.598 KRO i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku di atas adalah sebuah biografi yang menceritakan tentang kehidupan presiden pertama Indonesia, Sukarno. Buku ini pertama-tama menceritakan tentang karir politiknya, dan bagaimana pandangan politiknya berubah-ubah dengan berlanjutnya waktu. Bagian ini diakhiri dengan sebuah lini masa akan riwayat hidupnya dari kelahirannya hingga kematiannya. Bagian berikutnya dimulai dengan sebuah pohon keluarga Sukarno yang mencakup sejauh lima generasi. Seperti yang dapat diduga, bagian ini membicarakan keluarga Sukarno. Pembahasan dimulai dengan kisah mengenai orangtuanya. Setelah itu buku melanjutkan menjelaskan tentang istri-istrinya. Secara rinci buku menjelaskan kehidupan rumah tangga Sukarno, Fatmawati, dan anak-anaknya. Setelah itu buku memberikan fakta-fakta lucu tentang Sukarno dan orang di sekelilingnya. Bagian berikutnya menjelaskan pandangan Sukarno akan seni. Setelah itu membicarakan biografi lain tentang Sukarno. Buku berakhir pada bagian kolom-kolom yang membicarakan pandangan penulis akan aksi politik Sukarno dan sifatnya yang penuh paradoks."
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2017
923.6 SUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Sudah Empat puluh tahun sejak Soekarno meninggal, nama serta wajahnya tidak pernah benar-benar lumat terkubur begitu saja. Kampanye puluhan tahun Orde Baru untuk membenamkannya justru hanya memperkuat kenangan orang akan kebesarannya.
Soekarno tak pernah berhenti menjadi ikon revolusi Nasional Indonesia yang paling menonjol—mungkin seperti Che Guevara bagi Kuba. Di banyak rumah, foto-fotonya, kendati dalam kertas yang sudah menguning di balik kaca pigura yang buram, tidak pernah diturunkan dari dinding meski pemerintahan telah berganti-ganti.
Ia dicintai sekaligus dicaci. Tidak seorang pun dalam peradaban modern ini yang menimbulkan demikian banyak perasaan pro dan kontra seperti Soekarno. “Aku dikutuk seperti bandit dan dipuja bagai dewa,” demikian Si Bung dalam Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Kisah Soekarno adalah satu dari empat cerita tentang pendiri republik: Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir. Diangkat dari edisi khusus Majalah Berita Mingguan Tempo sepanjang tahun 2001–2009. Serial buku ini mereportase ulang kehidupan keempatnya, mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan juga cerita kamar tidur mereka"
Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2022
959.804 SUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Sudah Empat puluh tahun sejak Soekarno meninggal, nama serta wajahnya tidak pernah benar-benar lumat terkubur begitu saja. Kampanye puluhan tahun Orde Baru untuk membenamkannya justru hanya memperkuat kenangan orang akan kebesarannya.
Soekarno tak pernah berhenti menjadi ikon revolusi Nasional Indonesia yang paling menonjol—mungkin seperti Che Guevara bagi Kuba. Di banyak rumah, foto-fotonya, kendati dalam kertas yang sudah menguning di balik kaca pigura yang buram, tidak pernah diturunkan dari dinding meski pemerintahan telah berganti-ganti.
Ia dicintai sekaligus dicaci. Tidak seorang pun dalam peradaban modern ini yang menimbulkan demikian banyak perasaan pro dan kontra seperti Soekarno. “Aku dikutuk seperti bandit dan dipuja bagai dewa,” demikian Si Bung dalam Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.
Kisah Soekarno adalah satu dari empat cerita tentang pendiri republik: Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir. Diangkat dari edisi khusus Majalah Berita Mingguan Tempo sepanjang tahun 2001–2009. Serial buku ini mereportase ulang kehidupan keempatnya, mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan juga cerita kamar tidur mereka"
Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia, 2022
959.804 SUK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>