Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
S.M. Ardan
Depok : Masup, 2007
899.221 ARD n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Francis, G.
"Tragedy about Dasima, a beautiful young woman, who is murdered during the colonial period in Batavia"
Jakarta: Masup Jakarta, 2013
899.221 FRA n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Wahyudi
""The focus of this thesis is the phenomenon of the nyai[ which was a dominant theme in novels produced before the founding of Balai Pustaka2, the Dutch colonial publishing house. The fictional treatment of this theme helps illuminate the social situation in Indonesia's colonial society in which penryaian or concubinage was regarded as social fact which was accepted as normal by Indonesian society at that time. In this respect, the discussion in this thesis is not I. only a literary analysis, but also a sociological analysis. This thesis is informed by a conviction that the validity of the official view of the genesis of Indonesian literature;, which has up untill now been regarded as a 'Literally, the term 'nyai' has two meanings: 1. term of reference and address for the concubine of a European or Chinese in Indonesia's colonial society, and 2. respectful term of address for older woman. The term 'nyai' in the second meaning is derived from Javanese culture, and has different meaning with the term 'nyai' which will be used in this thesis; so this meaning will not be used any longer. In the next discussion, a number of understandings of this term will be used, but actually those understandings have a basic meaning, that is, ""a concubine or a mistress of foreigner"". See John M. Echols and Hassan Shadily, Kamus Indonesia Inggris [An Indonesian-English Dictionary], Jakarta, PT Gramedia, 1989, p. 392. 201 the 57 Pre-Balai Pustaka novels there are more than 20 which narrate nyai stories. For Pre-Balai Pustaka novels, see Ibnu Wahyudi, Perkembangan Novel Indonesia sebelum Balai Pustaka [The Development of Indonesiannovels before the Balai Pustaka Period], Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1988. The official view which is meant here is a basic belief that has been followed by most of the researchers or literary c cs both in Indonesia and elsewhere, or that has been taught as a formulaic matter in schools,t Indonesian literature begins from the foundation of Balai Pustaka in 1917, or from the first publication of that colonial publisher. For the opinions that regard the foundation of Balai Pustaka as a indication of the emergence of Indonesian literature, see Goenawan Mohamad, ""Sebuah Sketsa Setengah Abad: Kesusastraan Indonesia 1917--1967,"" Horison, 1968; and Anthony H. Johns, ""Genesis of a Modern Literature,"" Indonesia, edited by Ruth T. McVey, New Haven: Yale University, 1967, p. 413. While for the opinions that regard the first novel published by Balai Pustaka as the birth of Indonesian literature, see, for example, A. Toeuw, Modern Indonesian Literature, The Hague: Martinus Nijhoff, 1967, p. 1; A.""
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T41371
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robindrani Nuralam
"Penelitian dalam skripsi ini difokuskan pada sebuah legenda Betawi, Nyai Dasima. Cerita ini sudah ada sejak lama, paling tidak bisa dideteksi dengan kemunculannya dalam bentuk novel yang dibuat G. Francis pada tahun 1896. Sejak itu orang menanggapi cerita ini dalam beragam bentuk, seperti prosa, puisi, drama, dan versi, seperti syair, pantun, sinema, lenong, Dardanela, Komedi Stamboel dan lain-lain. Adanya transformasi-transformasi cerita yang berlatar belakang kebudayaan Betawi ini menunjukkan minat yang besar dari masyarakat pada cerita ini. Tidak mengherankan jika cerita ini begitu populer hingga mengalami lintas budaya. Sekalipun banyak bentuk tampilan Nyai Dasima, namun tidak menyurutkan peredaran cerita ini sebagai cerita rakyat Betawi.
Dari beraneka ragam transformasi cerita Nyai Dasima tersebut kemudian dikaji transformasi cerita Nyai Dasima versi Tukang Cerita Sofyan jaid dari Tjerita Njai Dasima, G. Francis. Hal tersebut terutama dilakukan untuk melihat sejauh mana perubahan isi cerita dari akhir abad ke-19 itu menuju awal abad ke-21 ini. Dengan demikian dapat diketahui pandangan-pandangan terhadap cerita Nyai Dasima pada dua masa tersebut.
Dalam mengkaji transformasi yang terjadi dalam cerita Nyai Dasima digunakan teori intertekstual yang menyangkut hipogram menurut Riffaterre, Partini Sardjono-Pradotokusumo dan Pudentia MPPS. Kedua tokoh terakhir mengembangkan sendiri teori intertekstual itu--ekspansi, konversi, modifikasi, dan ekserp--ke dalam penelitian mereka. Pada dasarnya analisis ini menerapkan teori dari kedua tokoh tadi karena dianggap lebih relevan dalam penelitian ini. Untuk melihat sebuah kasus transformasi perlu lebih dulu dilakukan telaah intertekstual yang gunanya untuk melihat sejauh mana transformasi yang terjadi.
Sebelum mencapai analisis ini diuraikan terlebih dahulu isi cerita Nyai Dasima per-episode dari teks karya G. Francis dan teks Nyai Dasima versi Sofyan ]aid. Dari pemerian kedua teks tersebut diketahui pada dalam karya G. Francis terdapat 12 episode, sedangkan dalam versi Sofyan Jaid terdapat 8 episode. Empat episode yang tidak terdapat karya G. Francis adalah usaha Samioen dan keluarganya mempengaruhi Nyai Dasima (2 episode), Samioen menemui Hadji Salihoen (I episode), dan pesta kesembuhan Samioen (1 episode).
Selanjutnya setelah dilakukan penganalisisan terdapat transformasi dari unsur tokoh, penokohan, alur, latar. Tokoh Nyai Dasima mengalami modifikasi penokohan, Samioen mengalami modifikasi penamaan menjadi Hasan dan modifikasi penokohan, Ma Boejoeng mengalami modifikasi penamaan menjadi Mak Sema dan penokohan, Hajati mengalami modifikasi penamaan menjadi Dijah dan ekspansi penokohan, Toean W mengalami modifikasi penamaan menjadi van de Buur.
Penelitian ini baru merupakan sebuah pendahuluan bagi penggalian yang lebih mendalam terhadap sebuah cerita rakyat Betawi. Diharapkan dari penelitian ini dapat melestarikan warisan kebudayaan bangsa yang terancam punah karena perkembangan teknologi, komunikasi,dan jumlah penutur yang makin menyurut jumlahnya. Dari hasil analisis ini diharapkan pula dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan kesusastraan Indonesia, khususnya kesusastraan tradisional Betawi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairani Fitri Kananda
"Kisah Nyai Dasima dalam Yjerita Njai Dasima karya G. Francis dirombak ulang oleh S.M. Ardan dalarn buku berjudul Nyai Dasima, sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial. Teori Psikoanalisis Lacan digunakan untuk menganalisis fenomena pembentukan subjek melalui tubuh Nyai Dasima dengan menyingkap ruang ketaksadaran dan mekanisme-mekanisme yang bekerja di dalamnya. Wacana resistensi Nyai Dasima dalam Nyai Dasima melahirkan subjek yang gegar akibat peran kolonial sebagai pemegang kendali tatanan simbolik. Kolonial sekaligus berperan dalam mengatur hasrat subj ek dalam otoritas etis. Otoritas inilah yang mengatur subj ek pribumi yang lebih dulu “terintimidasi” oleh superioritas kolonial sebelum akhirnya wacana resistensi nyai muncul sebagai “suara perlawanan” dari jeratan kolonial. Akan tetapi, kegegaran adalah hal yang abadi dalam diri subjek sehingga dekolonialisasi menjadi sebuah ilusi yang menciptakan lubang inferioritas yang berkepanjangan."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:1 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shelma Rachmahyanti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas novel Njai Isah karya Sie Lip Lap dan Tjerita Njai Dasima karya G. Francis. Kedua novel ini mengisahkan kehidupan perempuan pribumi yang menjadi gundik orang Eropa atau Tionghoa pada zaman kolonial. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sastra. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Melalui metode deskriptif analitis terbukti bahwa ada perbedaan terhadap konsep nyai yang ada dalam cerita Njai Isah karya Sie Lip Lap dan Tjerita Njai Dasima karya G. Francis yang dilatarbelakangi oleh sudut pandang pencerita.

ABSTRACT
This thesis analyses the novel Njai Isah by Sie Lip Lap and Tjerita Njai Dasima by G. Francis. Both of these novels tell the story of native women who became mistresses to Europeans and Chinese people in the colonial period. The research is completed using the analytical descriptive method. Using this method, it is proven that there are different concepts of nyai within the story in Njai Isah by Sie Lip Lap and Tjerita Njai Dasima by G. Francis, which are based on writers perspective. Keywords Malay Tionghoa literature, comparison, concubinage, colonial period, Sie Lip Lap, G. Francis."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
S.M. Ardan
Djakarta: Balai Pustaka, 1965
899.221 ARD n (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zeventina
Depok: Imania, 2011
899.221 ZEV n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faiqoh
"ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang pertama, adanya kenyataan bahwa di dalam Islam perempuan mempunyai kedudukan setara dengan laki-laki, tetapi tidak demikian yang terjadi di masyarakat muslim. Kedua, adanya tradisi di Pesantren meuggunakan Kitab Kuning sebagai materi pokok dan buku pedoman yang dipakai para santri, tetapi di di dalam kitab itu banyak mengandung pandangan yang bias laki-laki. Ketiga, akhir-akhir ini ada gejala meningkatnya peranan perempuan di pesantren termasuk Nyai yang mempunyai kharisma dan menjadi tokoh yang mampu mengubah nilai-nilai masyarakat pesantren yang patriarkhi.
Penelitian ini menjawab beberapa permasalahan yaitu faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya pesantren perempuan Al-Badi'iyyah; otonomi ekonomi dan sosial nyai dalam pesantren; materi pengajaran di Pesantren Maslakul Huda dan pesantren perempuan Al-Badi'iyyah; dan pandangan para tokoh dalam pesantren.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peran nyai sebagai agen perubahan di pesantren serta mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi.
Metode yang digunakan dalam metode penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan Pondok Pesantren Maslakul Huda sebagai studi kasus.
Ada beberapa temuan dalam penelitian ini yang antara lain yaitu: nyai telah melakukan upaya perubahan dari keadaan tidak terdapat pesantren perempuan sampai lahirlah Pesantren Al-Badi'iyyah; yang semula masyarakat perempuan di Kajen tertutup akan perubahan dan hanya berada di sektor domestik berubah menjadi sangat terbuka akan perubahan; materi Kitab Kuning yang bias laki-laki di Pesantren berubah melalui berbagai upaya dari Nyai yaitu dengan mensosialisasikan perluasan wawasan santri terhadap kitab-kitab baru yang tidak bias jender, melakukan tradisi diskusi dengan lembaga-lembaga dari luar Pesantren maupun dari dalam Pesantreu sendiri; dalam pengajaran Nyai melakukan reinterpretasi Kitab Kuning berdasarkan hasil pengamatan Nyai dari kitab-kitab baru dan hasil diskusi para Nyai; pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh perempuan seperti memasak, berbelanja sayuran telah berubah menjadi dikerjakan oleh laki-laki; yang semula tidak ada Osis pada sekolah perempuan berubah menjadi ada forum Ismawati sehingga siswi dapat menggerakkan berbagai macam kegiatan.
Berbagai visi yang dipergunakan di Pesantren Al-Badi'iyyah adalah konsep kesetaraan antara perempuan dan laki-laki sesuai dengan konsep kepemimpinan dan hak asasi dalam Islam. Dalam hal ini keberadaan (eksistensi) perempuan dilihat dari kemampuannya (capability) bukan pada keterkaitannya dengan status orang lain (sebagai isteri K.H. Sahal Mahfudh). Visi lain adalah peranan Nyai Nafisah sebagai pimpinan Pesantren sekaligus muballighah memiliki kapasitas sebagai subjek (orang) yang bertugas mengajarkan ajaran Islam dalam rangka mengubah pemahaman dan tingkah laku sosial masyarakat."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfah Anshor
Mitra Inti Foundation, 2004
363.46 MAR a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>