Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Efendi
"Pteris ensiformis Burm. f is a widely distributed, terrestrial fern. Variety ensiformis with green leaves has been used as a medicinal plant, for its antioxidant content, and for bioremediation of arsenic. Variety victoriae with variegated leaves is an attractive ornamental plant. intraspecies Variation in P. ensiformis is discussed in this paper."
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2016
580 WKR 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yustisia Bandanira
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui perbedaan
antara pengaruh pencekokan perasan dan infus rimpang kencur terhadap
tingkah laku nyeri mencit galur Swiss. Pencekokan dilakukan terhadap 35
ekor mencit yang terbagi dalam 7 kelompok perlakuan yaitu kelompok mencit
yaitu kelompok kontrol; kelompok yang dicekok dengan perasan rimpang
kencur 5%, 10%, dan 15% serta kelompok yang dicekok infus rimpang kencur
5%, 10%, dan 15%. Pengujian dilakukan dengan metode geliat (writhing
test), yaitu menghitung jumlah geliat akibat rasa nyeri yang dibangkitkan
dengan asam asetat 3%. Asam asetat 3% disuntikkan secara intraperitoneal
30 menit setelah pencekokan perasan dan infus rimpang kencur.
Pengamatan jumlah geliat dilakukan tiap 5 menit selama 30 menit setelah
penyuntikan asam asetat 3%. Penurunan jumlah geliat terjadi pada menit ke-
10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Penilaian pengaruh pereda nyeri
dilakukan pada menit ke-10 setelah penyuntikkan asam asetat 3%. Hasil uji
ANAVA (α=0,01) menunjukkan adanya perbedaan sangat nyata antara ke-7
kelompok perlakuan. Hasil uji Tukey (α=0,05) menunjukkan bahwa perasan
dan infus rimpang kencur masing-masing dengan dosis 5%, 10%, dan 15%
dapat menurunkan jumlah geliat mencit. Hasil uji tersebut (α=0,05) juga
menunjukkan bahwa rimpang kencur dosis 5%, 10%, dan 15% tidak berbeda
nyata dalam menurunkan jumlah geliat mencit, baik yang diberikan dalam bentuk perasan maupun infus. Selain itu, hasil uji Tukey (α= 0,05) juga
menunjukkan bahwa baik perasan maupun infus rimpang kencur
memberikan pengaruh yang sama dalam meredakan nyeri."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Effionora Anwar
"Terbatasnya bahan penolong/eksipien untuk industri farmasi yang diproduksi di dalam negeri menyebabkan harga obat semakin mahal, sementara bahan baku yang dapat diolah menjadi bahan penolong tersebut berlimpah. Salah satu bahan penolong yang banyak kegunaannya dalam proses pembuatan obat terutama yang berbentuk tablet adalah yang berasal dari jenis pati termodifikasi. Modifikasi pati tersebut dapat dilakukan secara fisik, kimia atau gabungan keduanya.
Pada penelitian ini telah dilakukan modifikasi pati singkong kombinasi seperti tersebut diatas, yaitu secara fisik yang melibatkan panas (suhu 80±5°C) dengan penambahan air sebanyak 55% dari berat kering, sehingga.menghasilkan pati singkong terpregelatinasi (PST), kemudian direaksikan dengan POCL3 dan Na2HP04 yang menghasilkan senyawa ikatan silang pati singkong terpregel fosfat (PSTF). Kedua komponen fosfat tersebut diatas ternyata mempunyai daya rekat, laju alir serbuk yang baik, kompresibilitas yang baik, serta dapat pula meningkatkan viskositas, dan membentuk gel. Sebelum dimodifikasi terhadap 6 jenis pati singkong asli dari pabrik yang berbeda dilakukan karakterisasi terlebih dahulu yaitu, sifat fisiko-kimia dan fungsionalnya. Dari hasil pengamatan diperoleh, pati singkong dari fabrik B (yang berasal dari daerah Lampung) yang memenuhi persyaratan, karena berwarna putih dan mempunyai kekentalan yang tertinggi dari yang lainnya.
Kedua komponen fosfat tersebut diatas digunakan dalam formula tablet yang dicetak dengan cara granulasi basah, cetak langsung, dan sebagai matrik hidrogel pada tablet lepas terkendali. Di samping itu digunakan pula dalam formula suspensi cair dan kering. Setiap sediaan menggunakan bahan aktif obat yang berbeda sebagai model. Dan hasil pengamatan evaluasi produk sesuai dengan ketentuan Farrmakope ed III dan IV diperoleh bahwa, pati singkong terpregelatinasi fosfat (POCL3) dan Na2HPO4 mempunyai keunggulan sebagai bahan pengikat dibandingkan dengan penggunaan mucilago amyli sebesar 5-10% pada tablet yang diproses dengan cara granulasi basah, sedangkan PSTF baik yang dibuat dengan menggunakan POCL3 atau Na2HPO4 dapat menghasilkan tablet yang memenuhi persyaratan pada konsentarsi 3-4% yang dilarutkan dalam air dingin, hal tersebut dapat menghemat energi dan memudahkan proses pembuatan tablet. Untuk tablet yang dibuat dengan proses cetak langsung PSTF dapat digunakan pada konsentrasi 4-6%, jumlah tersebut hampir sama dengan Avicel 5%. Avicel adalah turunan celulosa yang ketersediaannya harus melalui impor, karena belum ada pabrik yang membuatnya dalam negeri.
Keunggulan lainnya dari PSTF adalah dapat digunakan sebagai matrik hidrogel dalam formula obat lepas terkendali, karena dapat melepaskan zat aktif dari matrik dalam jumlah yang konstan. Pada konsentrasi 30-50% sebagai bahan pengikat dan pengisi, disamping menggunakan lactose psry dried sebanyak 11-32%. Pada penelitian digunakan yang menjadi bahan aktif obat adalah teofilin. Sebagai pensuspensi dalam formula sirup kering ampisilin dengan konsentrasi 0,1-0,5% memenuhi persyaratan, sedangkan untuk suspensi cair pada konsentrasi 0,1-0,5 % perlu dilakukan modifikasi formula menggunakan suatu bahan penstabil lain, agar dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama lagi."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"A taxonomic study of the wild genera of begonia blume (Begoniaceae ) in Est Java was conducted based on morphological characters...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Lidah buaya (Aloe vera) is an Indonesian plant used as herbal medicine.The aim of this study was to to identity the enzymatic antioxidant activity and its potency as an antihaemolytic....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Subositi
"Dringo (Acorus calamus L.), genetic diversity, Inter Simple Sequence Repeats (ISSR) Abstrak Dringo (Acorus calamus L.) merupakan salah satu tumbuhan obat yang digunakan sebagai obat tradisional oleh berbagai etnis di Indonesia berdasarkan hasil Riset Tumbuhan Obat dan Jamu (Ristoja) tahun 2012. Tujuan umum Ristoja adalah tersedianya database pengetahuan etnomedisin, ramuan obat tradisional (OT) dan tumbuhan obat (TO) di Indonesia, termasuk data keragaman genetik tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik Dringo yang digunakan di 20 etnis terpilih di Indonesia berdasarkan penanda molekular Inter Simple Sequence Repeats (ISSR) untuk mendukung tersedianya database tumbuhan obat di Indonesia. Sebanyak 10 primer ISSR terpilih menghasilkan 82 fragmen DNA dengan polimorfisme 51,2 %. Koefisien Dice digunakan untuk menghitung indeks similaritas antar aksesi Dringo dan konstruksi dendrogram menggunakan UPGMA. Indeks similaritas aksesi Dringo sebesar 76,7 sampai 100%, hal tersebut menunjukkan bahwa keragaman genetik Dringo rendah. Adanya database keragaman genetik Dringo akan membantu dalam pemetaan dan upaya konservasi tumbuhan obat terutama secara in situ.

ABSTRAK
Dringo (Acorus calamus L.) used as medicinal plant in Indonesian ethnic groups. Those information based on Ristoja (Research Programme on Medicinal Plants) in year 2012. The objective of Ristoja was to provide a database of local ethnomedicine knowledge, herbal formula and medicinal plant in Indonesia. The aim of this study was to assess the genetic diversity of Dringo from 20 selected ethnic groups in Indonesia based on Inter Simple Sequence Repeats (ISSR). Ten selected ISSR primers generated 82 amplified fragments with 51,2% were polymorphic. Dice coefficient was used to calculate similarity index and UPGMA was used to construct a dendogram. The genetic similarity index among accessions ranged from 76,7 to 100% thus indicating that low level of genetic diversity in Dringo. Genetic diversity database can be useful for medicinal plant mapping and conservation especially for in situ conservation. "
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, 2015
580 BKR 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Purnami Wulan
"Masyarakat beberapa negara seperti India, Pakistan dan Yunani menggunakan bunga teratai (Nelumbo nucifera Gaertn.) untuk mengobati penyakit jantung secara tradisional. Diduga bagian tanaman ini berkhasiat sebagai kardiotonik. Penggunaan obat tradisional umumnya didasarkan pada pengalaman empirik walaupun belum dibuktikan secara ilmiah. Ekstrak daun mahkota teratai telah diuji pengaruhnya terhadap gelombang T EKG dan frekuensi denyut jantung tikus putih jantan strain LMR, turunan Wistar. Pengujian ekstrak tersebut, dilakukan dengan cara menyuntikkan 1 ml larutan ekstrak tersebut secara intravena pada tikus. Kemudian efeknya dideteksi dengan elektrokardiograf, setelah 5 menit penyuntikan. Penelitian ini memberikan hasil sebagai berikut; ekstrak daun mahkota teratai meningkatkan amplitudo gelombang T EKG tikus serta meningkatkan frekuensi denyut jantungnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1991
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Mukti
"Vaksinasi merupakan upaya kesehatan preventif terhadap penularan penyakit infeksi, terutama oleh bakteri dan virus. Vaksin hepatitis B yang tersedia di pasar berbentuk suspensi cair yang sensitif terhadap panas. Penelitian dilakukan untuk menghasilkan formula vaksin hepatitis B yang dapat dikelola di luar sistem rantai dingin. Optimisasi pada alat pengering menunjukkan bahwa formula vaksin cair dapat dikeringkan dan dimonitor untuk menghasilkan serbuk vaksin yang berkualitas. Teknik pengeringan yang digunakan meliputi : spray drying, freeze drying dan vacuum drying. Formula vaksin yang disiapkan sebanyak 6 sampel dengan kode A sampai F yang merefleksikan komposisi bahan pengisi dan teknik pengeringan. Serbuk vaksin dikarakterisasi secara fisik, kimia dan potensi antigenik serta dilakukan uji stabilitas dipercepat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik pengeringan berpengaruh terhadap penurunan pH dan potensi antigenik vaksin. Kombinasi trehalosa dan mannitol tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap pH dan potensi relatif vaksin kering. Vaksin yang dikeringkan secara freeze drying dengan komposisi trehalosa: mannitol 7:3 menunjukkan potensi relatif secara in vitro sebesar 97,78 dan in vivo 35,6 serta berpotensi untuk dikelola di luar sistem rantai dingin.

Vaccination is a preventive health measure against the transmission of infectious diseases, especially by bacteria and viruses. Hepatitis B vaccines are available in the market in the form of liquid suspensions that is heat sensitive. The study was conducted to produce the hepatitis B vaccine formula which can be managed out of the cold chain system. Optimization of the drying instrument indicates that liquid vaccine formula can be dried and monitored to produce quality vaccines powder. Drying techniques used include spray drying, freeze drying and vacuum drying. Vaccine formulas were prepared as much as 6 samples with codes A through F, which reflects the composition of fillers and drying techniques. The powder vaccine was characterized by physical, chemical and antigenic potential as well as an accelerated stability test.
The results showed that the drying technique affecting the decrease of pH and the potential of antigenic vaccine. The combination of trehalose and mannitol did not provide a significant difference to the pH and the relative potency of dried vaccine. The vaccine which was dried by freeze drying with the composition of trehalose mannitol 7 3 showed the relative potency in vitro at 97,78 and in vivo at 35,6 and has an opportunity to be managed out of the cold chain system.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T47878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Rais
"PDRB Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Konstruksi yang merupakan salah satu sektor dalam PDRB juga meningkat. Sebesar 60% konstruksi di Indonesia membutuhkan beton. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendirian pabrik beton. Salah satu aspek yang penting sebelum mendirikan pabrik beton ialah pemilihan lokasi. Terdapat tiga tahap dalam penentuan prioritas lokasi pabrik beton. Pertama adalah penentuan faktor yang mempengaruhi lokasi pabrik beton dan alternatif lokasinya. Terdapat 5 faktor utama penentuan lokasi pabrik beton, yaitu persaingan, akses, bahan baku, lahan, dan sosial lingkungan. Selanjutnya ialah penentuan bobot dari setiap lokasi dengan menggunakan fuzzy AHP. Faktor persaingan, akses, dan bahan baku memiliki bobot tertinggi. Terakhir ialah penentuan peringkat prioritas lokasi pabrik beton dengan menggunakan TOPSIS. Palembang merupakan prioritas utama lokasi pabrik beton di Sumatera bagian selatan.

GDRP in Indonesia always increases. Construction which is one of GDRP sector increases too. 60% of construction in Indonesia need concrete. Therefore, concrete batching plant have to be built. One of the aspect in building concrete batching plant is selection location of batching plant. There are 3 steps in selection of location of batching plant. First is selection the criteria which has the impact of batching plant location and the alternative of batching plant location. There are 5 main factors which have impacts in batching plant location include competitiveness, accessibility, material, land, and social and environment. Next step is calculation of weight for every criteria in selection of batching plant location with Fuzzy AHP method. Competitiveness, accessibility and material have the highest weights. Last step is make the rank of alternative in batching plant location with TOPSIS. The result is Palembang as the main priority for location batching plant in South of Sumatera.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S61235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Purnama Astuti
"ABSTRAK
Hepatitis virus B yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat, dapat ditularkan secara parenteral, oral, dan kemungkinan secara seksual. Infeksi virus hepatitis B (VHB) dapat diketahui dengan adanya antigen-antigen virus serta antibodinya yang dapat dideteksi di dalam serum penderita. Hepatitis B surface antigen (HBsAg) yang merupakan salah satu petanda serologi infeksi VHB, dilaporkan terdapat pada air susu ibu, sekret vagina, air liur, dan semen. Tetapi peranannya dalam penyebaran penyakit belum jelas. Dalam penelitian ini telah dilakukan pemeriksaan HBsAg secara kualitatif dan kuantitatif (titer) dengan teknik RPHA terhadap serum dan plasma semen 20 orang pria penderita hepatitis virus B. Plasma semen yang mengandung HBsAg terdapat pada 8 orang (40%) dari 20 orang yang diteliti. Dengan uji korelasi jenjang Spearman, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif antara titer HBsAg serum dengan titer HBsAg plasma semen (db=0.001). Selain itu, juga dapat disimpulkan bahwa titer HBsAg di alam plasma semen rendah ("
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>