Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herry Yulianto Rachmawan
"ABSTRAK
Perkembangan pembangunan di Indonesia dalam beberapa dekade ini sangat
pesat, baik di bidang ekonomi, politik, sosial maupun bidang-bidang lainnya. Titik
berat pembangunan Indonesia di bidang ekonomi membuat bidang ini lebih menonjol
kemajuannya dibandingkan dengan bidang-bidang lainnya. Pesatnya pembangunan di
bidang ekonomi ini salah satunya ditandai dengan meningkatnya pembangunan saranasarana
fisik diantaranya adalah pembangunan gedung-gedung properti dan
pembangunan jaringan-jaringan jalan.
Perkembangan yang pesat di segala bidang apabila tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan, disebabkan lingkungan
sudah tidak dapat lagi menampung buangan-buangan industri yang dihasilkan oleh
aktifitas manusia.
Kesadaran akan perlunya mengelola lingkungan dengan benar ini menyebabkan
timbulnya berbagai macam teknologi yang berusaha untuk mengurangi kadar
pencemar/polutan yang dikeluarkan oleh aktivitas industri. Hal tersebutlah yang
menyebabkan timbulnya teknologi baru aspal emulsi sebagai altematif bahan
perkerasan jalan menggantikan teknologi perkerasan jalan menggunakan aspal panas
konvensional.
Berbeda dengan aspal panas konvensional yang dalam pengoperas1annya
membutuhkan pembakaran, aspal emulsi yang disebut juga aspal dingin, dalam
pengoperasiannya tidak perlu dilakukan pembakaran, karena produk ini telah
bercampur ( diemulsikan) dengan air, sehingga menyebabkan produk ini menjadi lebih
ramah lingkungan/tidak menimbulkan polusi serta mengurangi resiko kecelakaan akibat
kebakaran.
Selain keunggulan-keunggulan yang berhubungan dengan lingkungan diatas,
aspal emulsi juga mempunyai keunggulan di bidang lainnya terutama dalam hal
kepraktisannya dalam pengoperasian. Kepraktisan ini timbul disebabkan tidak
diperlukannya pembakaran dan aspal emulsi dapat langsung dicampur dengan aggregat
batuan untuk mendapatkan campuran perkerasan jalan yang diinginkan. Kepraktisan
penggunaan dan berkurangnya resiko kerusakan lingkungan ini menyebabkan secara
keseluruhan biaya yang dibutuhkan untuk menghasilkan perkerasan jalan lebih murah
bila menggunakan teknologi aspal emulsi dibandingkan bila menggunakan teknologi
aspal konvensional lainnya.
Keunggulan tersebut diatas ditambah dengan performance perkerasan aspal
emulsi yang tidak kalah dengan teknologi lainnya, serta semakin meningkatnya
penggunaan aspal emulsi di Indonesia menyebabkan adanya peluang untuk membuat
suatu pabrik aspal emulsi di Indonesia. Peluang ini perlu untuk dianalisa, apakah
memang dapat diwujudkan menjadi suatu bisnis yang menguntungkan. Adapun analisa
yang dilakukan adalah analisa mengenai aspek pasar, aspek teknis, aspek keuangan dan
juga analisa lingkungan usaha yang melingkupinya.
Dari analisa-analisa yang dil~ tampaknya pendirian pabrik aspal emulsi
merupakan peluang bisnis yang patut dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai aspek yang ditinjau. Ditinjau dari aspek pasar, terdapat
pertumbuhan kebutuhan yang besar dan cenderung untuk terus tumbuh akibat pesatnya
pembangunan jaringan jalan dan bangunan-bangunan properti di Indonesia selama ini.
Dari aspek teknis, pendirian pabrik yang bersifat mobile ini menguntungkan karena
pabrik dapat dipindahkan dengan mudah ke tempat lain dimana terdapat pasar yang
membutuhkan dalam jumlah yang besar. Ditinjau aspek keuangannya, semua parameter
yang diteliti yaitu NPV, /RR dan Payback Period menunjukkan nilai yang baik. Hal ini
disebabkan harga jual di pasaran untuk produk ini cukup tinggi, sedangkan biaya
pembuatan dengan teknologi produksi yang dipilih cukup murah. Sedangkan apabila
ditinjau dari aspek lingkungan usahanya, tampaknya usaha ini mempunyai lingkungan
dengan tingkat persaingan yang tidak terlalu tinggi dan masih dapat diatasi dengan
menggunakan strategi pemasaran yang tepat.
Dengan dukungan analisa-analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa peluang
mendirikan pabrik aspal emulsi ini merupakan peluang emas yang dapat diwujudkan
dalam suatu tindakan investasi sehingga dapat menjadi suatu bisnis yang
menguntungkan.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harijono Jonggowisastro
"ABSTRAK
Meningkatnya laju pertumbuhan perekonomian Indonesia yang tercermin dalam berbagai indikator ekonomi antara lain dengan dapat dicapainya Pendapatan Nasional Bruto sebesar 6,5% pada tahun 1989 merupakan hasil dari rencana pembangunan lima tahun kita dan sekaligus memberikan implikasi tersendiri dalamindustri perhotelan. Seiring dengan peningkatan laju pertumbuhan perekonomian Indonesia, peningkatan modal asing atau domestik merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan permintaan akan kamar hotel khususnya kamar hotel berbintang lima di Jakarta.
Pada sekitar awal kwartal keempat tahun 1990 di Jakarta bagi tamu-tamu yang akan bermalam di suatu hotel bintang lima harus mengadakan pemesanan satu bulan dimuka pada. hal bukan saat musim ramai (peak season) demikian yang diberitakan oieh harian Pelita tanggal 19 Nopember 1990. Keadaan ini menyebabkan kebutuhan untuk menambah hotel baru semakin terasa. Melihat adanya peluang usaha yang baik ini PT PAH tidak mau melewatkan begitu saja melainkan ikut berlomba-lomba dengan investor lain untuk menginvestasikan dananya dalam pembangunan hotel bintang lima di Jakarta dengan orientasi tamu yang maksud kedatangannya untuk usaha. Oleh karena investasi dalam usaha perhotelan ini memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perseroan dalam jangka panjang , make keputusan investasi ini harus di buat secara teliti dan hati-hati. Untuk itu maka penulis mencoba melakukan evaluasi rencana investasi hotel bintang lima di Jakata oleh PT PAH tersebut dengan pendekatan teoritis dan praktis yang menitik beratkan pada analisa aspek pasar dan keuangan terbatas pada investasinya sendiri (bukan perseroan secara keseluruhan) Serta dibahas sedikit mengenai aspek teknis,manajemen dan ekonomis/sosial. Dari hasil analisa pasar, didapat kesimpulan bahwa hotel bintang lima masih memiliki potensi pasar yang baik dicerminkan dengan perkiraan tingkat penghunian kamar hotel (TPKH) pertahunnya lebih dari 65% yaitu mencapai 75% mulai tahun 1997
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Tasman Permana
"Data return reksa dana yang ada di pasar bukanlah merupakan satu-satunya parameter yang dapat dijadikan pedoman bagi investor dalam pemilihan produk reksa dana yang tepat. Penilaian kinerja reksa dana yang portfolionya dikelola secara aktif, dimana tingkat resiko dan nilai harapan investasi selalu berubah, dapat dilakukan dengan cara menilai kemampuan market timing.
Market timing merupakan strategi aktif dalam mengelola portofolio, dimana manajer Investasi memindahkan atau memperbesar bobot dana dalam suatu aktiva yang diperkirakan akan memberikan hasil investasi yang lebih tinggi. Henriksson dan Merton telah membuktikan bahwa dengan prosedur parametrik, penilaian kinerja portofolio yang dikelola secara aktif dapat dilakukan dengan analisa regresi pada data-data lampau excess return portofolio tersebut.
Dengan menggunakan metoda yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton, penelitian ini mengukur kemampuan market timing dan tiga jenis reksa dana. Ketiga jenis reksa dana tersebut adalah reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Dan ketiga jenis reksa dana yang dipilih tersebut, dievaluasi semua reksa dana yang telah aktif sejak tenggal 18 September 2000. Sehingga untuk reksa dana pendapatan tetap terdapat 34 buah reksa dana, untuk reksa dana cam puran terdapat 22 buah reksa dana, sedangkan untuk reksa dana saham terdapat 21 buah reksa dana. Data yang diarnbil adalah data harian sehingga didapatkan 226 sampel data pengamatan.
Dari hasil perhitungan regresi dengan menggunakan metoda parametrik dart Henriksson dan Menton, didapatkan bahwa pada jenis reksa dana Saham, hanya empat buah reksa dana yang memiliki kemampuan ,nurke timing yang balk. Yaitu reksa dana Dana Megah Kapital, Dana Reksa Syariah, GTF Sentosa, dan Panin Dana Maksima. Enam belas reksa dana yang lain, menunjukkan kemampuan market timing yang tidak balk. Sedangkan sam buah reksa dana yaltu Niaga Saham. Pada jenis reksa dana campuran, dan 21 buah reksa dana yang dianalisa, terlihat bahwa ada enam buab reksa dana yang memiliki kemampuan market timing yang balk. Yaltu reksa dana Bangun Indonesia, Dana Megah Kombinasi, GTF Dinamis, Mahameru, Niaga Kombinasi Sen A, dan PNM Syariah. Lima belas reksa dana yang lain, menunjukkan kemampuan market timing yang tidak balk. Sedangkan satu buah reksa dana yaitu reksa dana DUIT, cendez-ung tidak melakukan market timing. Pada jenis reksa dana Pendapatan Tetap dan 34 reksa dana yang diregresi, hanya ada satu reksa dana yang melakukan market timing, yaltu Master Pundi. Dan reksa dana Master Pundi ini memiliki kemampuan market timing yang tidak baik.
Tugas akhir ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi bagi para investor yang tertarik untuk menanamkan investasinya pada reksa dana. Namun harus diperhatikan bahwa terdapat kemungkinan salah dalam menganalisa kinerja sampel reksa dana tersebut. Karena kinerja sampel reksa dana selama periode ¡ni belum tentu akan benilang kembali untuk periode yang akan datang. Hal ini dise babkan oleh karena perubahan parameter-parameter makro ekonomi yang belum diketahui dan strategi investasi reksa dana yang mungkin berubah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T5528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bjardianto Pudjiono
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi pada khususnya. Kalau di masa lalu investasi masyarakat umumnya hanya terbatas di sektor-sektor riif saja seperti tanah, logam mulia, dan berbagai jenis properti, maka di masa sekarang ini investasi sudah berkembang sedemikian pesatnya serta menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Disamping itu dapat pula memberikan peluang usaha, peluang pekerjaan serta peluang untuk meningkatkan pendapatan baik bagi masyarakat usaha maupun pemerintah.
Investasi tersebut adalah investasi di bidang keuangan yang antara lain dapat berupa tabungan, deposito berjangka, obligasi, saham, reksa dana dan berbagai sekuritas keuangan lainnya. Oleh sebab itu agar dapat menjamin bahwa berbagai ragam investasi keuangan tersebut benar-benar dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat usaha dan dapat menciptakan iklim usaha yang sehat, maka perlu diciptakan suatu regulasi yaitu Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 yang mengatur tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan pasar modal di Indonesia.
Bagi masyarakat investor baik secara individu maupun secara kelompok yang merasa mempunyai keterbatasan dana kemudian keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan untuk menganalisa suatu investasi, namun berminat untuk melakukan investasi di Pasar Modal maka mereka dapat melakukan investasi tersebut melalui instrumen financial yang di sebut sebagai Reksa Dana, yaitu suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer lnvestasi.
Permasalahan muncul seiring dengan semakin banyaknya Manajer lnvestasi yang mengeluarkan produk investasi Reksa Dana dengan berbagai 1enis dan komposisinya serta dengan menjanjikan tingkat pengembalian yang sangat fantastis, sehingga seringkali timbul kesan terjadi persaingan yang tidak sehat dan akhirnya masyarakat pemodal menjadi rugi. Padahal kondisi yang demikian ini justru pada akhirnya akan merugikan manajer investasi sendiri selaku perusahaan pengelola portofolio investasi yang dananya berasal dari masyarakat. Dengan demikian bagi masyarakat pemodal atau investor, preferensi yang tepat terhadap jenis reksa dana menjadi sangat penting, karena jika salah memilih akan memperoleh reksa dana yang kinerjanya kurang baik dan tidak menguntungkan serta tidak cocok dengan tujuan investasinya. Sedangkan bagi manajer investasi, sangat perlu untuk selalu menjaga dan meningkatkan kinerja yang baik dari portofolio reksa dananya dan kegiatan ini adalah tindakan penting yang tidak boleh diabadikan agar tidak kalah bersaing dalam memperebutkan calon investor. Perusahaan sebagai manajer investasi akan di hadapkan pada suatu pilihan atas berbagai alternatif investasi yang tersedia untuk membentuk portofolio reksa dana yang layak ditawarkan kepada investor. Hal ini disebabkan sebagaimana sarana investasi lainnya, reksa dana disamping mendatangkan keuntungan yang relatif tinggi juga mengandung risiko usaha yang harus dipertimbankan, walaupun risiko pada reksa dana masih bisa diminimalkan melalui diversifikasi yang memang merupakan ciri investasi reksa dana, yaitu investasi yang berbentuk portofolio.
Kemudian iklim investasi di Pasar Modal yang berkembang pesat di awal
tahun 1996, tidak di sia-siakan oleh PT.Danareksa Fund Management (pesero)
sebagai anak perusahaan dari PT.Danareksa (pesero) yang bertindak selaku
Manajer lnvestasi. Perusahaan ini menjadi pefopor dalam mengefuarkan Reksa
dana di Indonesia dengan menawarkan tiga jenis Reksa Dana yaitu, Reksa Dana
Mawar dengan komposisi 80persen saham dan 20persen non saham seperti obligasi dan
deposito, kemudian Reksa Dana Anggrek dengan komposisi yang moderat namun
lebih banyak ke efek hutang dibanding saham dan yang ketiga adalah Reksa Dana
Melati dengan komposisi yang lebih banyak ke risk-free asset.
Oleh sebab itu karya akhir ini penulis beri judul Penilaian Portofolio
lnvestasi Reksa Dana pada PT Danareksa Fund Management (pesero).
Pemilihan PT. Danareksa Fund Management (pesero) sebagai obyek, karena alasan kepeloporannya sebagai manajer investasi reksa dana kontrak investasi
kolektif di Indonesia.
Selanjutnya setelah melalui berbagai proses penelitian dan perhitungan kinerja dari ketiga reksa dana tersebut, ternyata reksa dana Mawar mempunyai kinerja yang kurang bagus jika dibandingkan dengan reksa dana lain yang sejenis dan dikeluarkan oleh Manajer lnvestasi lain juga masih kalah, kemudian jika dibanding dengan kinerja Pasar (IHSG) pun masih kalah. Hasil yang didapat dari
perhitungan berdasar data-data yang ada, menunjukkan return rata-rata per bulan
adalah 2,00persen, sedangkan Reksa Dana lain yang sejenis dan dikeluarkan ofeh
Manajer lnvestasi lain adalah sebesar 2,19persen kemudian return rata-rata dari Pasar
(IHSG) adalah sebesar 2,48persen. dari analisa terhadap ratio pendapatan operasi bersih terhadap total aktiva bersih selama 6 bulan terakhir sejak bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 1997 juga menunjukkan trend yang menurun.
Berkaitan dengan kondisi diatas, agar kinerja portofolio Reksa Dana Mawar
dapat ditingkatkan, maka diperlukan suatu tindakan atau langkah koreksi terhadap
kualitas portofolio dengan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan baru dalam
proses investasinya yang antara lain meliputi bagaimana memlilih saham yang akan dijadikan target pembentukan portofolio investasi. Dari proses pembentukan portofolio yang selama ini dilakukan oleh perusahaan diketahui bahwa proses pemilihan saham dilakukan atas dasar pendekatan PER saham individual yang dibandingkan dengan PER rata-rata dari pasar (IHSG), kemudian saham-saham yang mempunyai PER diatas dan PER rata-rata pasar ditetapkan sebagai target bagi pembentukan portofolio investasi reksa dana. Disamping itu pemilihan saham juga dilaukan berdasar pengamatan langsung di Bursa saham dengan melihat trend harga yang terjadi pada saat tersebut. Model pemilihan saham yang demikian ini ternyata menghasilkan kinerja portofolio yang kurang optimal.
Untuk mengatasi kondisi diatas maka pendekatan PER yang diterapkan oleh perusahaan selaku manajer nvestasi tersebut, dapat dipertajam lagi dengan
melakukan langkah regresi berganda (multiple regretion) terhadap PER saham individual yang dijadikan target awal dan cara ini lazim disebut sebagai Cross
Section Model. Kemudian dengan bantuan program statistik komputer dari
microstat dapat diperoleh suatu persamaan regresi berganda dengan PER saham
sebagai variabel dependen dan Dividen Payout Ratio, Growth dan Beta saham
sebagai variabel independen. Dari proses regresi ini dapat dihitung PER prediksi dari saham-saham tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan antara PER-actual dengan PER-prediksi dapat dihasilkan kelompok saham yang mempunyai
PER-actual yang overvalued, kelompok saham dengan katagori normal dan
kelompok saham yang mempunyai PER-actual undervalued. Akhirnya kelompok
saham yang mempunyai PER-actual uncfelalued inilah yang seharusnya dijadikan
target untuk membentuk portofolio melalui prose pembuatan effesien frontier,
tentunya dengan memper atikan kondisi fundamental dari perusahaan emiten yang
mengeluarkan saham tersebut.
Pembentukan portofolio saham yang optimal dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun dalam penulisan ini penulis mempergunakan bantuan program komputer dari invest (Charles P. Jones) yang khusus digunakan untuk membentuk effecient frontier yaitu sekelompok portofolio yang dianggap efisien.
Kemudian deng.an mempertimbangkan degree at averse atau tingkat utilitas dari
investor dapat ditentukan komgosisi dari portofolio yang optimal. Dengan demikian
dapat diharapkan portofolie yang terbentuk bisa menghasilkan kinerja yang optimal
dan tingkat pengembalian yang optimal dengan risiko yang relatif kecil. Dari
perhitungan pada bab 4, diperoleh tingkat pengembalian yang diharapkan dari
portofolio yang berasal dari 10 saham terpilih sebesar 18,65persen dengan tingkat risiko
20,87persen dan hasil ekspektasi ini ternyata relatif lebih baik jika dibanding dengan
return yang selama ini dihasilkan perusahaan. Dengan demikian penggunaan Cross
Section Model dalam melakukan proses pemilihan saham akan dapat membantu Manajer lnvestasi untuk mengoptimalkan portofolionya.
Pada akhir dari penelitian ini penulis dapat menyarankan bahwa
pembentukan portofolio investasi sebaiknya dilakukan dengan perencanaan dan
perhitungan yang tepat dan selanjutnya membentuk suatu portofolio yang optimal
melalui effesien frontier. Disamping itu perusahaan hendaknya selalu meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya, sehingga diharapkan dapat semakin mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang terjadi dan dapat memanage risiko yang timbul. Perlu juga diperhatikan untuk menghindari kerugian besar yang mungkin terjadi sebagai akibat harga saham yang turun drastis sampai titik nol atau mendekati harga perdananya atau bahkan lebih kecil lagi, maka perlu dilakukan tindakan preventif melalui kebijakan pembelian saham yang sifatnya defensif, dengan demikian risiko rugi besar dapat ditekan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yardho Irhama
"Makalah ini memiliki topik tentang ekonomi Arab Saudi yang berjudul “Investasi Jangka Panjang Arab Saudi Dalam Visi Saudi 2030”. Tujuan penelitian makalah ini adalah menjelaskan langkah-langkah Arab Saudi dalam menerapkan investasi jangka pangjang pada Visi Saudi 2030. Dalam makalah ini, metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Teknik penelitian yang digunakan pada makalah ini adalah teknik penelitian studi pustaka. Makalah ini menjelaskan tentang langkah-langkah Arab Saudi dalam investasi jangka panjang yang telah direncanakan pada Visi Saudi 2030. Terdapat empat poin rencana bidang ekonomi dalam Visi Saudi 2030, yaitu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perekonomian, melakukan investasi jangka panjang, pembukaan sektor bisnis baru, dan optimalisasi posisi strategis wilaya Arab Saudi.

This paper has topic about Saudi Arabia’s Economic that has title is “Long-Term Investment of Saudi Arabia on Saudi Vision 2030”. Purpose of this paper is describe steps of Saudi Arabia to investing for long-term that listed on Saudi Vision 2030. In this paper, the methode that used is qualitative methode. The research technique used in this paper is literature study research techniques. This paper describes steps and strategics of Saudi Arabia to investing for long-term that listed on Saudi Vision 2030. There are four plans economic sector on Saudi Vision 2030: increasing public participation in the economy, making long-term investments, opening new business sectors, and optimizing the Saudi Arabian strategic position.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Young Soo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Rahmanto
"ABSTRAK
Tugas akhir ini secara luas membahas mengenai perkembangan Pulau Batam dan
sekitarnya (Pulau Rempang dan Pulau Galang). Lebih khusus lagi, tugas akhir ini lebih
jauh membahas bagaimana Pulau Batam, sebagai salah satu kawasan lndustri strategis di
Indonesia, sebagai basis untuk meningkatkan ekspor nonmigaS, meningkatkan daya
saingnya dalam upaya merebut penanam modal asing terhadap pesaing-pesaingnya baik
dari dalam negeri maupun luar negeri.
Persaingan dalam memperebutkan investor asing ini pada dasarnya adalah dalani
hal memperebutkaii modal, teknologi dan manajemen, yang dipunyai oleh negara-negara
yang lebih maju. Sehingga diharapkan dengan semakin banyaknya modal asing yang
masuk alcan eningkatkii1 proses transfer teknologi, manajemen dan akumulasi modal
bagi perekonomian. Pulau Batam dan sekitarnya dalam hal ini masih mengalami
ketertinggalan dibandingkan daerah-daerah ekonomi khusus di negara tetangga. Namun
ada satu keunggulan penting yang menyebabkan Pulau Batam dan sekitarnya begitu
berambisi untuk terus tumbuh dan berkembang menjadi suatu kawasan berikat atau
daerah industri unggulan di negara ini, yaitu dukungan dan faktor kedekatan wilayah
dengan Singapura.
Dalam pembahasan ini permasalahafl yang alcan diungkaPkafl adalah bagaimana
seharusnya strategi pengembangan Pulau Batam untuk tnenjadikafl kawasan yang
menanik dan menguntungkafl bagi para investor, terutama dalam bersaing dengan negara
negara berkembang lainnya di kawasan Asia Pasifik.
Sedangkan beberapa kelemahan yang membuat Pulau Batam kurang dapat bersaing
dengan kompetitor lainnya lebih banyak karena kurang dipenuhinya faktor competitive
advantages, seperti kurangnya tenaga kerja terampil, peraturan hukum yang tidak konsisten,
efesiensi dan birokrasi dan lain-lain.
Dari hasil analisa maka menunjukkan bahwa tidak ada jalan lain bagi Pulau Batam
kecuali dengan menerapkan strategi yang lebih agresif dengan memperkuat posisi Pulau
Batam secam intern maupun secara ekstern. Strategi ini didasarkan pada kesimpulan bahwa
saat ini untuk membentuk suatu kawasan industri unggulanldaerah ekonomi khusus tidak
dapat hanya mengandalkan pembangunan infrastruktur dan dengan mengandalkan
comparative advantage dan Pulau tersebut, namun satu hal yang lebih memegang peranan
adalah bagaimana mengembangkan competitive advantage dan Pulau ini.
Salah satu strategi yang harus dilakukan Pulau Batarn adalah dengan memanfaatkan
secam maksimal kedekatan wilayah dengan Singapura sebagai pusat untuk membuka
jaringan informasi, pemasaran, fasilitas dan lain-lain. Kerja sama segitiga pertumbuhan yang
sekarang menjadi trend bagi kawasan-kawasan yang ingin memanfaatkan keunggulan
masing-masing kawasan, juga dapat dijadikan modal utama bagi melengkapi segala
kekurangan di Pulau Batam dan sekitarnya."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Purwanto
"ABSTRAK
Perkembangan instrumen investasi obligasi di Indonesia akhir-akhir ini, semakin
marak yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan yang menawarkan
obligasinya di pasar modal serta meningkatnya nilai obligasi yang diperdagangkan.
Sehingga tidak mengherankan saat ini obligasi dijadikan alternatif pendanaan oleh
perusahaan dan disisi lain juga dijadikan alternatif investasi oleh investor.
Fenomena perkembangan obligasi di indonesia pada pertengahan tahun 1990-an
tergolong menarik, dimana sebagian besar obligasi yang ditawarkan ke para investor
adaiah obligasi bunga mengambang yang berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat
bunga deposito berjangka. Path akhir tahun 1999, hampir 60% dan total 90 obligasi y
diperdaganglcan aclalah obligasi bunga mengambang (floating rate bond).
dengan fenomena yang terjadi pada negara-negara tetangga seperti Malaysia, lhailanci
dan Australia.
PT. Jamsostek (Persero), salah satu investor institusi terkemuka di Indonesia
dihadapkan pada permasalahan di bidang investasi. Disatu sisi sebagai dampak dari
perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk, perusahaan mengalami peningkatan
dana yang dihimpun sehingga akan berdainpak terhadap peningkatan dana investasi yang
dikelolanya. Peningkatan dana tersebut tentunya memerlukan pengelolaan yang balk dan
profesional sehingga diharapkan mampu memberikan hasil yang optimal. Namun disisi
Lain perusahaan ini juga dibatasi oleh sejumlah peraturan Pemerintah seperti PP 28/1996
yang membatasi ruang gerak investasi perusahaan.
Dampak dan penerapan kebijakan tersebut perusahaan diharus mengalokasikan
dananya keberbagai macam instrumen investasi dan adanya pembatasan dana yang
tentanam di satu jenis intrumen investasi. Dalam upaya melakukan diversifikasi investasi,
salab saW alternatif investasi yang cukup menarik adalah obligasi bunga mengambang
yang menawarkan return yang relatif menarik, yaitu membenikan prerni tetap antara
1,00% s/d 2,00%.
Setelah dilakukan evaluasi yang cukup mendalam terbadap hasil investasi obligasi
ini, dimana penulis xnengambil studi kasus obligasi Pcrum Pegadaian III serta
bandingkannya dengan instrumen investasi yang memiliki karakteristik yang sama
yaitu deposito berjangka, ditemukan baliwa basil yang diterima dafi obligasi ini tidak
lebib besar dan deposìto berjangka. Hal ini menuniukkan bahwa ada potensial loss yang
cukup material yang akan diperoleh investor jika menginvestasikan pada instrument ini.
Potensial loss tersebut terjadi karena sistem pembayaran bunga obligasi,
benchmark tingkat bunga yang digunakan serta besarnya premi tetap yang dibenikan. Hal
ini juga diperburuk lagi dengan kelemahafl dañ obligasi tersebut seperti tidak optinialnya
kcberadaan pasar sekunder obligasi di Indonesia serta resiko lain yang terkait dengafl
instrumen ini.
Permasalahan tersebut jika tidak ditangani secara serius dikhawatirkan akan
menghanibat perkembangan obligasi dimasa mendatang, dimana obligasi bunga
mengambang akan menjadi instrumefl yang tidak menarik bagi investor. Untuk itu
penulis mengajukan alternatif pemecahan masalah antara lain menambah premi tetap
yang ditawarkan hingga level 2,271 %, mengubah sistem benchmark tingkat bunga,
memperpendek jangka waktu pembayaran bunga dan memperhitungkan risk premium
untuk obligasi yang memiliki resiko relatif tinggi.
Khusus untuk para investor institusi dibarapkan untuk lebih untuk melihat
evaluasi yang mendalam terhadap aspek risk and return dan istrumen ini serta
menghindari pembelian obligasi di pasar perdana untuk menekan opportunity loss yang
mungkin timbul dan investasi pada instrumen ini."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Tumpal Parlindungan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianto Poerwodihardjo
"ABSTRAK
Tantangan bagi Garuda Indonesia di dalam menghadapi persaingan bisnis di dalam
industri airline baik di pasar domestik maupun internasional pada tahun-tahun mendatang
akan semakin berat. Hal tersebut dipengaruhi oleh cepatnya perubahan dan perkembangan
yang terjadi pada industri airline dewasa ini, terutama disebabkan karena industri airline di
hadapkan pada issue-issue penting seperti deregulasi, liberalisasi, privatisasi, multirateral
agreement dan strategi aliansi yang telah mendorong munculnya mega carrier yang
berskala global.
Bagi Garuda Indonesia, prospek usaha pada dunia bisnis penerbangan yang
dihadapai saat ini dan di masa yang akan datang, mempunyai potensi yang besar untuk
berkembang. Pasar yang ada di berbagai kawasan masih dapat ditumbuh kembangkan lebih
lanjut, diperkirakan pasar Garuda Indonesia tumbuh sebesar +/- 5.7% pertahun. Hal tersebut
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat baik di dalam negeri maupun di kawasan
Asia Pasifik. Namun demikian, tanpa persiapan yang matang serta penetapan strategi
korporasi yang terpadu secara menyeluruh, maka Garuda Indonesia bisa tenggelam justru
ditengah maraknya industri penerbangan dalam masa recovery setelah masa perang teluk
dewasa ini.
Meskipun kemungkinannya masih akan ada proteksi pemerintah yang dilakukan
untuk melindungi airline domestik termasuk Garuda Indonesia, akan tetapi di masa yang
akan datang tampaknya hal tersebut akan segera dilepaskan, mengingat adanya desakan
?open sky? baik melalui multilateral agrrement seperti GATT maupun bilateral agreement
yang semakin kuat, serta pertimbangan ekonomi bahwa sumbangan dunia bisnis
penerbangan kurang lebih hanya sebesar 7% dan perekonomian secara keseluruhan. Sebagai
contoh pembebasan proteksi tersebut adalah dengan dikeluarkannya PP-20 baru-baru ini,
yang memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi swasta asing (PMA) untuk mendirikan
perusahaan airline di Indonesia, serta adanya kerjasama antara Pemerinlah Indonesia dengan
Pemerintah Singapura di bidang pariwisata, yang telah membuka jalur penerbangan langsung
di beberapa kota di Indonesia dengan Singapura, baik oleh Singapore Airline maupun carrier
di Indonesia dan pemberian fifth freedom kepada Singapore Airline untuk penerbangan ke
Australia.
Oleh karena itu jalan satu-satunya bagi Garuda Indonesia adalah mempersiapkan diri
melalaui penetapan strategi secara menyeluruh dan terpadu termasuk penetapan strategi di
bidang keuangan seperti ?Cost Leadership? misalnya. Salah satu cara untuk unggul di bidang
cost leadership adalah dengan menekan alternatif investasi yang tepat dan berbiaya rendah.
Untuk itu dipenlukan satu strategi keuangan yang menyeluruh dan terkait dengan strategi
korporasi, disamping diperlukan juga cara perhitungan keuangan yang matang untuk setiap
investasi yang akan di lakukan dengan menggunakan model analisis dan proyeksi keuangan
atas dasar ?Fleet Plan? yang telah disepakati. Kendala utama yang di hadapi adalah justru
dalam pembuatan ?Fleet Plan? ¡tu sendiri yang masih banyak terpenganik path faktor-faktor
eksternal. Namun dernikian, path akhirnya kembali kepada komitmen top manajemen
Garuda yang alcan memutuskan bagaimanakah bentuk ?Fleet Plan? yang tepat.
Model analisis dan proyeksi keuangan yang di terapkan dalam karya akhir (thesis) ini
menggunakan analisis makro, yang di namakan ?Macro Spreadsheet Methodology
Diagram?. Model dimaksud merupakan penjabaran danipada model umum analisis pada
airline yang kompleks dan komprehensif kedalam bentuk diagram spreadsheet dengan
menggunakan bantuan software komputer Lotus for Window 4.01. Tehnik-tehnik yang
digunakan di dalam analisis tersebut, juga menggunakan tehnik ?capital budgeting? dan
metode easiblliçy study? yang sesuai dengan kriteria umum seperti ?Net Present Value?,
?Rate of Return? dan sebagainya khususnya yang cocok untuk airline.
Dari hasil perhitungan dengan model analisis dan proyeksi keuangan Garuda
Indonesia atas ?Fleet PIan? tahun 1994 - 2004, yang meliputi investasi pembeian 2 (dua)
pesawat 1.3747-400 dan 7 (tujuh) pesawat B737-400, 3er14 pcnycwaaan pcsawat (leasing)
yang dilakukan cperti pesawat Airbus300-600 dan MD-il, diperoleh hasil proyeksi
keuangan yang menyeluruh, baik berupa proyekai anis kas, proyeksi rugi laba, proyeksi
neraca dan proyeksi rasio keuangan. Di dalam proyeksi keuangan tersebut bila di ukur dati
evaluasi proyck dengan mcnggunakan Net Present Value, diperoich angka yang positif
sebesar USS 2472,749.OOE sehingga dapat dikatakan bahwa ?Fleet Plan? Garuda Indonesia
tahun 1994 - 2004 cukup byak dan feasible
Akan tetapi bila diukur dengan menggunakan analisis tasio, posisi keuangan Garuda
Indonesia pada tahun-tahun awal sarnpai dengan tahun 1999 dalam tingkat yang kurang
menguntungkan, hal tersebut disebabkan karena beban bunga dan depresiasi yang cukup
tinggi. Tingginya beban bunga dan depresiasi tersebut disebabkan karena tingginya biaya
investasi untuk pembeian sembilan buah pesawat baru yang mencapal USS 650 juta
Meskipun demikian, Dan segi financial exposure peneiimaan Garuda Indonesia yang multi
currency cukup membantu memperkuat posisi keuangan perusahaan, terutama didalam
rangka memenuhi kewajiban keungan kepada pihak-pihak lender di luar negeri.
Keuntungan lain dengan penerapan model analisis dan proyeksi keuangan ini adalah,
dapat diketahui pula mengenai proyeksi statistik produksi dan operasi Garuda Indonesia,
yang dapat di gunakan sebagal pedoman dalam penyusunan budgetlanggaran tahunan selama
periode proyeksi tersebut. Disamping itu dengan penerapan model analisis dan proyeksi
keuangan seperti ini, akan dapat di adakan simulasi terlebih dahulu sebingga diperoich alasan
yang kual untuk memilih ?Fleet Plan? dengan kondisi yang paling baik dengan komposisi fleet
yang menguntungkan.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>