Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vemil Meinanda Putra
"ABSTRACT
This thesis has two main objectives; estimating single stock options (KOS) price that will be traded at Jakarta Stock Exchange and analyzing the prices. Binomial methods will be used in estimating single stock options of ASH, BBCA, HMSP, INDF and TLKM. This method has a unique flexibility and simplicity which can be used straightforwardly in the real world because it can evaluate both call and put of almost all kind of options including American and European options. In order to quickly run the computation of option pricing, a computer programming language, Visual Basic, is used.
One of the results is that as the number of time periods increase, the binomial option pricing model seems to converge to the Black-Scholes value. The other is that the difference between Binomial and Black-Scholes results is at the highest for in-the-money put option and at-themoney call option. From all of the five single stock options, KOS price of INDF is the cheapest with a high volatility and big delta meaning a big ratio of change in the price of the stock option to the change in the price of the underlying stock. Bearish trading strategy for options trading in March 2004 is used.
Investors spend less money for option than what they invest for stocks. Furthermore, investors can increase their trading capacity up to ten times by investing in option compared to investing in stock. At a given point of time, if the option is worth more exercised than not exercised, the computed value of the option can be simply replaced with the intrinsic value.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2003
S24191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Adwiyadinul Haq
"Model Heston merupakan salah satu model yang sangat populer untuk menghitung harga opsi. Namun, keakuratan model tersebut sangat bergantung pada parameter model yang digunakan. Oleh karena itu, pemilihan model parameter sama pentingnya dengan model itu sendiri. Salah satu cara untuk menemukan parameter model Heston terbaik adalah dengan cara meminimumkan fungsi eror antara hara opsi model dengan harga opsi yang berlaku di pasar. Cara seperti ini disebut kalibrasi. Implementasi kalibrasi model Heston dengan algoritma differential evolution (DE) dapat dilakukan dengan enam langkah. Langkah pertama, yaitu menentukan data harga opsi yang digunakan. Langkah-langkah selanjutnya yaitu menentukan metode perhitungan model Heston, fungsi eror, variasi dan parameter kontrol DE, serta kondisi terminasinya. Langkah terakhir, DE diimplementasikan untuk mendapatkan parameter model. Hasil simulasi lima puluh kali kalibrasi pada data harga opsi artifisial menunjukan DE telah cukup baik dalam mengkalibrasi empat dari lima jenis data harga opsi yang digunakan. Lebih jauh lagi, kalibrasi menggunakan lima puluh data harga opsi saham Apple Inc juga memberikan hasil yang cukup baik.

The Heston Model is one of the most popular model for option pricing. Yet, its accuracy is highly depend on choosing model parameters. Thus, choosing model parameters is important as the model itself. One way to choose the best model parameters is minimizing eror function between the model price and the market price. Such a way is called calibration. Calibrating Heston model with differential evolution (DE) algorithm can be implemented in six steps. First, decide the option price data used for calibration. Then, choose a method for evaluating option price by Heston Model, error function for calibration, variation and control parameter for DE, Also terminating condition of the algorithm. The last, Implement DE to get pameters of the model. The result of fifty times calibration with DE was good enough in four of five artifisial data used. Moreover, calibration using fifty option price of The Apple Inc data also show a good result.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S59226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore ; New York: Prentice-Hall, 1992
332.6 GLO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiyanda
"Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan bursa luar negeri adalah alternatif untuk memperluas kepemilikan saham oleh investor dalam dan luar negeri dan dalam rangka mendekatkan diri dengan para investor yang belum mengenal perusahaan tersebut sebelumnya. Di antaranya adalah PT Indosat dan PT Telkom yang dual listing di BEJ dan New York Stock Exchange (NYSE).
Tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan berikut : pertama, apakah terdapat korelasi negatif antara imbal hasil (return) saham PT Indosat di BEJ dan di NYSE, dan antara imbal hasil saham PT Telkom di BEJ dan di NYSE ? Apabila terdapat korelasi negatif, maka dapat dibentuk suatu portofolio optimum. Kedua, adakah keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang melakukan dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya perubahan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika ? Ketiga, faktor-faktor apa yang menentukan imbal hasil (return) saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE ?
Hubungan antara imbal hasil saham yang dual listing seperti saham PT Indosat dan PT Telkom di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan New York Stock Exchange (NYSE) dapat diamati melalui koefisien korelasi. Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus : pjj = a^ I (cjj x aj).
Imbal hasil saham atau return yang diharapkan sangatlah bervariasi tergantung dengan risiko pasar dan faktor-faktor lain di luar pasar. Hubungan antara imbal hasil sekuritas dengan risiko dapat diamati melalui analisis terhadap koefisien beta sekuritas dengan menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dengan pendekatan Security Market Line (SML). Koefisien beta (P) dapat dihitung dengan persamaan : (3j = <7j pjm / om = °~im / O m.
Sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar Amerika, maka perdagangan saham perusahaan yang dual listing sangatlah rentan terhadap kemungkinan transaksi arbitrase. Kemungkinan terjadinya transaksi arbitrase atas saham-saham yang dual listing tersebut, dapat diamati dengan menggunakan International Fisher Effect, yaitu : (l+rH)/(l+rF) =e,/e0.
Selain ditentukan oleh risiko pasar, imbal hasil saham juga ditentukan oleh faktor-faktor di luar pasar. Metode pendekatan ini adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). Melalui model dengan 3 faktor, yaitu Faktor T-Bills, Faktor Certificate of Deposit dan Faktor Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, diamati signifikansinya dalam menentukan imbal hasil suatu sekuritas. Model APT dengan 3 faktor dirumuskan sebagai berikut: E(r) = a + Pi-Bills F(T-Bills) + PuS-CD F(US-CD) + PRp-sF(Rp-S)-
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari PT Indosat, PT Telkom, Bursa Efek Jakarta, Bursa NYSE, Bank Indonesia dan Federal Reserve Amerika Serikat. Data yang diamati merupakan data historis yang dikumpulkan dari tahun 1997 sampai 2001. Data pengamatan merupakan data bulanan, yaitu data periode awal dan akhir bulan serta data pada bulan yang bersangkutan.
Hasil penelitian memberikan gambaran, pertama, tidak adanya korelasi negatif antara imbal hasil saham yang listing di BEJ dan yang listing di NYSE. Kedua, dimungkinkan terjadinya keuntungan arbitrase atas investasi saham-saham yang dual listing di BEJ dan NYSE akibat adanya fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Ketiga, faktor-faktor T-Bills, Certificate of Deposit (CD) dan perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sangat menentukan imbal hasil saham yang dual listing baik di BEJ maupun di NYSE dalam Model APT dengan 3 faktor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T1347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Bambang Rijanto
"Stock Split is one of popular corporate action in capital market. Stock Split is the split of a company's existing stock into more shares. Each stockholder would receive an additional share for each share formerly held depend on the ratio of the split. The implication of the stock split is the pace of the stock becomes cheaper than before, this is something worth for the investors. Furthermore, the demand for the stock will be higher, and the price of the stock will up to certain level which means profitable for the investors. Liquidity is the most mainly listed companies's motivation within stock split, since liquidity is the central theme in the secondary market.
This research will examines some problems within stock split are :
1. Does stock split influences the stock price changes?
2. Does composite stock price indices influences the stock price changes?
3. Does earning per share influences the stock price changes?
Regarding those problems mentioned above, the objective of this research are :
1. Analyzing the influence of stock split to the stock price changes.
2. Analyzing the influence of composite stock split indices to the stock price changes.
3. Analyzing the influence of earning per share to the stock price changes.
The period of the stock split study started from January 1 until December 31 on the year 2000. The samples which is used in the study are the stock listed in the Jakarta Stock Exchange minimum 7.5 months before the effective date of the stock split. The study period in this research from July 1 1999 until April 30, 2001. The study period started 7.5 months before the first listed company announce the stock split in the year 2000 and 4.5 months after the last listed company announce the stock split in the year 2000.
The Signaling Hypothesis Theory is the foundation of the research, which indicate the stock split announcement intended to rise a positive signal to the investors. A good prospect of the company is something managements objective of the announcement of stock split. In this scheme, stock split will increase the value of the company.
Based on the test and analysis of the statistical result, founded some conclusions which are :
1. Stock split during the year 2000 has no positive response from investors. It indicates investors judge the stock split has no influence to company's growth profitability signal for the future.
2. During study period, earning per share and earning per share changes significantly correlate to the changes of stock price. This result support the previous research such as Benston (1966), Ball & Brown (1988), and Beaver (1968), where earning per share (EPS) as an accounting profit measurement has a significant influence to the changes of stock price.
3. Composite stock price indices (IHSG) variable has no significant influence to the relative stock price changes, nevertheless the changes of composite stock price indices's variable has a significant influence to the relative stock price changes.
4. All of the independent variables those are earning per share, composite stock price indices, and stock split together have a significant influence to the relative stock price changes.
Based on the conclusion above, researcher gives any suggestions or recommendations to the party related the stock split concern to the investment activity at Jakarta Stock Exchange, those are :
1. Timing is a determinant factor for the successful of stock split. Successful timing will determined the liquidity of the stock after stock split. For certain level, bearish market will not support the liquidity of the stock after stock split. That's why maintaining the market psychology for the company is relevant.
2. Since investing in the common stock related to the prospect of the company, management must consider and managing the fundamental of the company before making a planning of stock split. Prospective fundamental will support the effectiveness and successfull of the stock split.
3. Regarding the decrease of the volume of stock trading, management must aware the the decreasing the value of the stock price, which means management must maintain the appropriate level due to the company's performance. Periodic evaluation of the stock price changes must be scheduled.
4. During the study period, researcher find an anomaly due to Signaling Hypothesis Theory. For that reason, based on the theory of Efficient Capital Market, stock split should be implemented for the atmosphere of efficient market On that, stock price reflected the real market reaction under stock split.
5. Stock split still remain a puzzling phenomenon to financial analyst and also researchers. That's why, next researchers which cover wider data and period including bullish and bearish market are highly importment to discover the phenomenon of stock split."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Utomo Aji
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh shortabilitas pada model capital asset pricing dan Fama-French 3 Factor Model pada Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan excess return, risiko pasar, size dengam proksi small-minus big, book-to-market equity dengan proksi high minus low dan shortabilitas dengan proksi NMS. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa shortabilitas merupakan faktor penting dalam perhitungan return dari portofolio dan dapat menjadi pertimbangan keputusan investasi dalam menilai risiko perusahaan.

This study aims to determine whether there is influence of the capital asset pricing model and Fama French 3 Factor Model on the Indonesia Stock Exchange. By using excess return, market risk, size with small minus big proxy, book to market equity with high minus low proxy and shortability with NMS proxy. In this study found that the shortsale is an important factor in the calculation of the return of the portfolio and can be a consideration of investment decisions in assessing corporate risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldin Renata Dinta
"ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan Pasar Modal dan Industri Keuangan di Indonesia pada umumnya, Bursa Efek Jakarta berupaya untuk membangun pasar efek yang lebih menarik sehingga diharapkan dapat menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Sesuai dengan visi dan misi Bursa Efek Jakarta tahun 1999 - 2003, yaitu "menjadi bursa emerging market kelas dunia yang kompetitif', dalam
salah satu misinya yaitu "agar dapat menjadi emerging market yang menarik, BEJ akan selalu menyediakan produk-produk yang kompetitif dengan biaya e:fisien dan inovatif. Untuk tujuan tersebut diperlukan adanya suatu langkah nyata dengan mengembangkan perdagangan derivatif sebagai salah satu usaha inovatif dalam meningkatkan daya tarik investor untuk berinvestasi. Pasar derivatif merupakan
bagian integral dari sistem keuangan negara. Pasar derivatif mencakup futures, kontrak forward, swaps, dan options. Pembahasan tulisan ini menitikberatkan pada instrumen options, sebagai instnunen yang akan dikembangkan oleh pihak otoritas bursa. Instrumen tersebut diperkenalkan dengan nama KOS (Kontrak Opsi Saham).
Untuk mengetahui apakah KOS dapat digunakan sebagai salah satu instrument derivatif yang akan memberikan keuntungan bagi para investor, penulis melakukan pengujian menggunakan salah satu metode penilaian options yaitu Binomial Model. Model ini menggunakan data deskrit dan kemungkinan perubahan nilai underlying asset ada dua, yaitu: Naik atau tunm. Secara umum formula ini lebih cocok digunakan untuk menilai options dengan tipe Amerika seperti yang akan diperdagangkan di bursa, selain itu juga untuk memperoleh altcrnatif hasil penilaian atas penelitian sejenis yang telah dilakukan. Rumusan Binomial Model dipakai mengikuti urutan dan langkah-langkah secara sistematis. Semua variabel yang
diperlukan, diolah dan dilakukan perhitungannya menggunakan software Deriva Gem 1.50 merupakan bagian dari buku Options, Futures and Other Derivatives 5 th karangan John C Hull. Pemanfaatan metode penilaian option dengan Binomial Model untuk melakukan penilaian KOS yang akan diperdagangkan di BEJ sangat sesuai mengingat instrumen KOS yang akan diperdagangkan adalah option dengan tipe
Amerika. Penggunaan software Deriva Gem 1.5 memberikan kemudahan dan kebebasan dalam melakukan perhitungan. Kebebasan tersebut berupa kemudahan dalam memasukan data variabel-variabel yang telah ditentukan.
Keseluruhan langkah-langkah perhitungan nilai call options, meliputi : Penentuan data saham yang akan dihitung yaitu PT Astra International, Tbk (ASH), PT Bank Central Asia (BBCA), dan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TLKM); Penentuan titik sampel, yang meliputi : penentuan tanggal jatuh tempo, jangka waktu kontrak, tanggal kontrak opsi, penentuan jumlah titik sampel dan penelitian adanya dividend; Penentuan harga exercise; Penentuan suku bunga bebas risiko (risk free rate); Penentuan volatilitas harga saham dasar; Pengolahan data dan penggunaan aplikasi Deriva Gem 1.50; Perhitungan untung/rugi; dan Analisa basil perhitungan.
Sesuai dengan konsep Call Option tipe Amerika bahwa option dapat diexercise sewaktu-waktu selama periode kontrak sepanjang harga underlying asset lebih tinggi dari penjumlahan harga exercise (X) dan nilai option (c) itu sendiri (STX>c). Khusus untuk instrumen KOS ini, penulis memberikan tambahan syarat bahwa kontrak opsi tersebut akan di-exercise pada akhir periode kontrak selama harga
underlying asset dikurangi dengan penjumlahan harga exercise dan nilai option lebib besar daripada minus nilai option itu sendiri (ST-(X+c)>-c), hal ini dilakukan untuk mengurangi kerugian yang timbul. Dari basil pengujian menunjukkan bahwa > 75% dari seluruh seti KOS untuk semua saham dilakukan exercise, dengan tingkat exercise secara rata-rata > dati 60% pada masing-masing serinya. Bagi investor angka tersebut merupakan harapan yang baik.
Dari ketiga saham terpilih yang dilakukan pengujian, untuk keseluruhan periode observasi hanya saham ASII dan BBCA yang mampu memberikan keuntungan pada seri yang berbeda. Saham TLKM untuk pengujian seluruh periode observasi, untuk semua seri KOS seluruhnya menghasilkan kerugian. Pada KOS ASIJ keuntungan tertinggi terjadi pada posisi in the money seri pc+f dengan tingkat return
per bulan mencapai 1 ,08%. Sedangkan pada KOS BBCA terjadi pada posisi out of the money seri pc-3f sebesar 0,27% per btilan. Dari hasil pengujian untuk masing-masing transaksi temyata semua saham mampu menghasilkan keuntungan dengan tingkat return jauh di atas tingkat suku bunga SBI yang hanya mencapai rata-rata 1 ,26 % per bulan. KOS ASII mencatat keuntungan tertinggi dengan tingkat return sebesar 21,48% sebulan, KOS BBCA keuntungan tertinggi sebesar 7,75 % sebulan, sedangkan KOS TLKM menghasilkan keuntungan sebesar 12,37 % sebulan. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa transaksi KOS mampu memberikan harapan untuk memperoleh keuntungan yang signifikan sepanjang investor memperhatikan timing investasinya, dengan tidak berinvestasi di instrumen ini secara tents menerus.
Membaiknya kondisi pasar modal Indonesia belakangan ini seharusnya bisa menjadi momentum yang tepat untuk segera memperdagaugkan instrumen KOS ini. Seperti kita ketahui bahwa selama tahun 2004 ini akan ada dua peristiwa politik besar di negeri ini yaitu pemilihan umum dan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung, sehingga dikhawatirkan akan mempengamhi situasi ekonomi secara nasional termasuk bursa yang sangat rentan dengan isu-isu politik.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S25987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>