Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Fahmi
"ABSTRAK
Dengan terjadinya krisis multi demensional dewasa ini di Indonesia, memaksa pelaku usaha untuk mengkaji kembali perencanaan strategis untuk menyesuaikan dengan kondisi sosial dan perekonomian yang berubah dengan cepat agar mampu bertahan dan dapat mengembangkan usahanya.
PT Astra Agro Lestari, Tbk merupakan induk dari divisi perkebunan dalam group Astra International yang mengelola empat jenis komoditi perkebunan yang terdiri dari kebun sawit, kebun karet, kebun coklat dan kebun teh.
Kelapa sawit merupakan produk .utama dari keempat jenis komoditi yang dikelola perseroan. Konsentrasi perseroan pada kelapa sawit tidak lepas dari keunggulan kelapa sawit sebagai tanaman keras penghasil minyak dan lemak nabati yang memiliki tingkat produktivitas paling tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Sebagai tanaman yang hanya dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis, kelapa sawit memiliki posisi yang unik dan nilai yang tinggi didalam pasar komoditi dunia. Permintaan akan produk kelapa sawit dunia terus mengalami peningkatan, potensi pertumbuhan permintaan tinggi tersebut dipicu oleh kenaikan permintaan negara-negara
Asia berpenduduk besar, seperti Cina, India dan Pakistan.
Faktor keunggulan kelapa sawit lainnya adalah usia produktifnya yang panjang, dalam kondisi normal usia produktif kelapa sawit dapat mencapai 25 tahun. Usia panen kelapa sawit dimulai di tahun ke empat dan mencapai puncak produksinya dari tahun ke tujuh hingga tahun ke lima belas, dan selanjutnya kelapa sawit akan terns menghasilkan secara ekonomis hingga tahun ke 25.
Pada akhir tahun 2000 perusabaan mengelola perkebunan kelapa sawit dengan luas laban total 185.608 hektar yang dapat memberikan sumbangan sebesar 93,3 % pada total pendapatan akhir perseroan. Perusahaan juga telah mengoprasikan 14 fasilitas pengolaban yang tersebar dilokasi perkebunan dengan lr..apasitas 527 ton tandan buah segar (TBS) per jam dan perseroan sedang meningkatkan kapasitasnya menjadi 577 ton TBS per jam di akbir tabun 2000.
Produk hasil perkebunan kelapa sawit dljual ke sektor industri untuk diproses menjadi minyak goreng, margarine, sabun, serta produsen oleo chemical yang lain. Sepanjang tahun 2000 PT Astra Agro Lestari, Tbk telab memproduksi 1.920.584 ton CPO yang 96 % dijual pada pasar dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan minyak nabati nasional.
Persaingan dalam agroindustri di dunia dan di Indonesia amatlah kompetitif mengingat produk yang dihasilkan merupakan komoditas dimana tiap perusahaan sulit untuk melakukan differensiasi. Produk dan harga sepenuhnya didasarkan oleh permintaan dan penawaran dari pasar internasional yang berada diluar kendali perusabaan, maka agar dapat bertaban suatu perusabaan perkebunan harus beroperasi secara efektif dan efisien serta menghasilkan produk yang berkwalitas tinggi dalam lingkungan usaha yang tidak menentu.
Selama ini produktivitas per hektar laban yang dikelola perusahaan masih rendah, sebagai akibat masih banyaknya tanaman sawit yang berusia relatif muda. Atas dasar situasi dan kondisi perusahaan tersebut maka penulis mengidentifikasjkan beberapa masalah, yaitu strategi perencanaan mata rantai perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas lahan perkebunan melalui peningkatan produktivitas. Strategi perencanan perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan usaha perkebunan yang terjadi sangat cepat sebagai akibat perubahan lingkungan sosial saat ini.
Dalam penulisan karya akhir ini penulis menggunakan pendekatan strategic management yang memfokuskan pada formulasi strategi untuk memecahkan masalah efisiensi, efekiifitas dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan. Misi dan visi perusahaan digunakan sebagai komponen utama dalam melakukan analisa pembahasan.
Untuk lebih memfokuskan pada lingkungan internal PT Astra Agro Lestari, Tbk diperlukan identifikasi kembali kompetensi khusus yang dimiliki saat ini. Kompetensi tersebut berupa efisiensi yang bisa dilakukan akibat dimilikinya lahan yang luas yang dapat memenuhi sekala ekonomis perusahaan perkebunan. Untuk menganalisa posisi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan hambatan digunakan analisa SWOT
Dari basil analisa tersebut dan dengan menggunakan konsep strategic business unit penulis menyimpulkan bahwa strategi yang paling tepat adalah cost leadership strategy. Untuk dapat menjadi cost leadership penulis menekankan pada masalah produktivitas, dimana produktivitas perkebunan kelapa sawit PT Astra Agro Lestari, Tbk yang sarnpai dengan saat ini masih berada dibawah standar perkebunan di Indonesia.
Peningkatan produktivitas dan kualitas produk dapat dilakukan dengan perencanaan perawatan, perencanaan pemanenan, perencanaan pengangkutan dan perencanaan pengolahan secara terpadu dan dilakukan pengawasan secara konsisten terhadap pelaksanaan aktivitas tersebut.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariram
"ABSTRAK
Pada industri manufaktur untuk menciptakan tingkat produktivitas yang baik dan tingkat
kinerja perusahaan yang juga baik perlu adanya suatu perencanaan yang baik pula. Karena tanpa adanya suatu perencanaan yang baik biasanya akan menimbulkan permasalahan pada tingkat implementasi yang disebabkan oleh tidak adanya suatu arahan yang jelas. Departemen Closed Die Forging PT. Perkasa Indobaja merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi berbagai komponen sesuai dengan kebutuhan konsumennya (customized). Adapun produk-produk yang dihasilkan antara lain adalah gears, shafts. crank shafts, connecting rods untuk industri automotive, coupling, track links, track rollers, flanges untuk industii mesin konstruksi, spindles, tiller, chain links untuk mesin pertanian dan cam shafts, articulated rod, main bearing cap untuk industri transportasi. Perusahaan merasa perlu adanya suatu perencanaan yang baik pada tingkat produksi agar dapat menjadi lebih produktif.
Salah satu dari model perencanaan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah perencanaan produksi secara agregat (Aggregate Planning). Aggregate Planning merupakan perencanaan produksi pada tingkat skala menengah (intennediate term). Perencanaan ini menyangkut mengenai pemanfaatan sumber daya perusahaan baik fasilitas peralatan yang ada diperusahaan seperti mesin dan pemanfaatan sumber daya manusia (labour) secara optimal. Alasan mengenai mengapa perlu adanya pemanfaatan sumber daya perusahaan secara optimal adalah karena hal ini berhubungan dengan penggunaan keuangan perusahaan untuk menjalankan aktivitas produksi secara efisien. Penggunaan sumber daya perusahaan akan berkaitan secara langsung dengan biaya produksi dan biaya- biaya lainnya seperti biaya finished goods inventory Keputusan-keputusan pada jangka menengah berhubungan dengan penggunaan sumber daya secara keseluruhan seperti penggunaan tenaga kerja, tingkat output, perlu atau tidaknya overtime, minimalisasi inventory. Keputusan yang diambil pada jangka menengah akan memberikan batasan untuk keputusan yang bersifat jangka pendek.
Tujuan dari pembuatan perencanaan agregat ini adalah mengembangkan perencanaan produksi secara fisibel pada tingkat agregat dengan harapan terjadi keseimbangan antara permintaan yang diperkirakan dengan kapasitas yang tersedia. Lebih dari itu penulis pada penelitian ini akan berkonsentrasi untuk meminimalisir biaya yang muncul dan pertimbangan penggunaan strategi yang tepat sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan dan kebijakan perusahaan (company policy) yang mendukung penerapan strategi yang digunakan. Secara umum adalah lima strategi yang dapat dimanfaatkan pada pembuatan perencanaan agregat (Aggregate planning) yaitn strategi dengan melakukan hiring karyawan baru atau melakukan lay-off karyawan (Chase strategy), menerapkan sistem overtime atau pemanfaatan pekerja part-time guna mempertahankan kinerja produksi dan tingkat output yang tetap (stable workforce-variable work hours strategy), menerapkan adanya sistem persedian barang jadi I finished goods inventory (Level strategy), atau dengan menerapkan kombinasi dari ketiga strategi diatas (Mixed strategy), dan yang kelima adalah strategi yang dijalankan dengan memberikan sebagian dari pekerjaan ke penyediajasa luar untuk meningkatkan penyediaan produk (Subcontracting).
Pada penelitian ini pembuatan perencanaan agregat dilakukan dengan mernbandingkan
penerapan dua strategi yang berbeda yaitu dengan penggunaan Level Strategy sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini dan dengan menggunakan Mixed Strategy sebagai aiternatif strategi yang diajukan. Penggunaan Level Strategy dilakukan dengan rnenggunakan kapasitas output sebesar 4,5 ton per hari. Sedangkan penerapan Mixed Strategy dilakukan dengan memanfaatkan kapasitas output sebesar 3 ton per hari.
Dengan menggunakan konsep, data dan hasil analisa maka diperoleh bahwa penerapan Mixed Strategy menunjukan te1jadinya efisiensi secara keseluruhan dibandingkan dengan perencanaan dengan menerapkan strategi yang berlaku saat ini (Level Strategy) pada pembuatan perencanaan produksi yang dilakukan penulis dengan menggunakan metode perencanaan secara agregat (Aggregate Planning). Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditmik yaitu :
1. Terjadi penurunan tingkat produksi (cumulative production) dan tingkat persediaan
barang jadi (finished goods inventory) yang berarti pada setiap pe1iode perencanaan
dengan menggunakan Mixed Strategy.
2. Dengan penerapan Mixed Strategy dimana kapasitas produksi (output capacity) menjadi
3 ton per hari menjadikan perusahaan lebih optimal dalam memanfaatkan situasi sesuai
dengan demand saat ini seperti pemanfaatan bahan baku (raw material), tenaga kerja
(labor) dan penggunaan fasilitas (equipment) perusahaan.
3. Terjadi keseimbangan yang optimal antara perrnintaan (demand) dengan output yang
dihasilkan perusahaan sehingga mencegah terjadinya back order.
4. Terjadi penurunan total regular time production cost, total finished goods inventory cost
dan grand total cost sepanjang periode perencanaan dengan penerapan mixed strategy
5. Penghematan biaya secara keseluruhan dengan penerapan strategi yang berbeda ada1ah
sebesar US$ 186.020
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo A. Prasodjo
"ABSTRAK
Konsumsi agregat terhadap minyak kelapa sawit terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk dan kenaikan pendapatan per kapita Pertumbuhan iridustri ¡ni di Indonesia secara historikal menunjukkan potensi yang besar untuk dapat berkembang pesat, apalagi pada saat ¡ni Indonesia menjadi negara nomor dua terbesar penghasil minyak kelapa sawit di dunia di bawah Malaysia. Walaupun terjadi krisis ekonomi yang dibarengi dengan krisis sosia! di Indonesia, perdagangan minyak kelapa sawit masih tetap mcrupakan salah satu penyumbang devisa dan sektor non migas bagi Indonesia, Hal ini menarik minat penulis untuk menganalisis dan mengkaji lebih lanjut posisi pasar sekaligus potensi pasar minyak kelapa sawit Indonesia agar mampu memperbaiki kìnerjanya dibandingkan negara produsen minyak kelapa sawit terbesar.
Kajian lebih lanjut diterapkan pada PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebagai kasus pembanding. Perusahaan ini adalah perusahaan agnibisnis publik milik kelompok Astra yang menguasai 199.780 hektar lahan perkebunan per 31 Desember 1999 dimana sekitar 90°/o-nya adalah perkebunan kelapa sawit. Sebagai perusahaan perkebunan, AALI telah berpengalaman seLama Iebih dan 12 tahun dan telah berhasil membuktikan diii sebagai salah sam perusahaan yang profitable bagi kelompok Astra.
Penelitian yang dilakukan mempakan suatu penelitian integratif dengan melakukan kajian benchmarking strategis pada usaha perkebunan kelapa sawit secara nasional dan kajian perusahaan. Langkah ini dilaksanakan mengingat bahwa penerapan kebijakan perusahaan selain banyak dipengaruhi oLeb faktor internal perusahaan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal baik dan peraturan pemerintah, kebijakan perdagangan internasional, maupun kompetisi dan perusahaan sejenis dalam peer group-nya. Untuk kajian faktor internal digunakan pendekatan value chain untuk menganalisis efisiensi dan setiap proses produksi sehingga diidentifikasi biaya terendah (cost-efficient) dari data internal selama lima lahun terakhir, yang mana hal ini disesuaikan dengan salah satu visi dan misi AALI yaitu ?to be the lowest cost of CPO producer? Sedangkan unluk kajian Faktor eksternal, digunakan ?Analisis Lingkungan Makro? dan ?Analisis Lingkungan Kompetitor. Untuk ?Analisis lingkungan Makro? ditinjau dari Pertimbangan Ekonomi, Politik, Sosial, dan Teknoiogi, dan untuk ?Analisis Lìngkungan Kompetitil? ditinjau menggunakan pendekatan matriks BCG dan matriks perbandingan (Comparatlve Matrix) dengan membandingkan AALI dengan kompetitor domestik dan Malaysia.
Dari analisis tersebut, terlihat bahwa AALI mempunyai posisi dominan dalam hal pertumbuhan industri yang diukur dari pertambahan luas areal perkebunan dibandingkan dengan peer group-nya. Pertumbuhan luas areal perkebunan kelapa sawit AALI selama lima tahun belakangan (1995-1999) rata-rata mencapai 10,1% (diatas pertumbuhan rata-rata industn 10,0%) diiringi pertumbuhan rata-rata Laba Bersih pada periode yang sama tercatat mencapai 62,8% per tahun.
Melalui analisis BCG Matrix dimana AALI memposisikan diri di kuadran Stars sekaligus memberikan gambaran bahwa AALI memiliki prospek yang cukup baik untuk future investment dan market development. Namun bila ditinjau dari analisis Comparative Matrix) yang memuat mitra benchmarking dengan kompetitor dan perusahaan perkebunan Malaysia, dapat disimpulkan bahwa AALL harus menggenjot kinerja produktivìtasnya lebib tinggi lagi. Dibandingkan peer group dan Malaysia (diwakili oleh KL Kepong Bhd., Kumpulan Guthrie Bhd, dan Golden Hope Bhd.), AALI termasuk rendah produktivitas CPO-nya terutama dilihat dari yield per mature hectare tahun 1999 saja (AAL1: 2,42 ton/mature hectare vs. KL Kepong: 3,88 ton/mature hectare vs. Kumpulan Guthnie: 4,00 ton/mature hectare vs. Golden Hope: 4,70 ton pen mature hectare). Walaupun dilihat dari tingkat rendemen CPO, AALI Iebih tinggi daripada mitra benchmarking dan Malaysia produksi sehingga diidentifikasi biaya terendah (cost-efficient) dari data iniernal selama lima tahun terakhir, yang mana hal ini disesuaikan dengan salah satu visi dan misi AALI yaitu ?To be the lowest cost of CPO producer?. Sedangkan untuk kajian faktor eksternal, digunakan ?Analisis Lingkungan Makro? dan ?Analisis Lingkungan Kompetitor. Untuk ?Analisis Lingkungan Makro? ditinjau dari Pertimbangan Ekonomi, Politik, Sosial, dan Teknologi, dan untuk ?Analisis Lìngkungan Kompetitif? ditinjau menggunakan pendekatan matriks BCG dan matriks perbandingan (Comparatlve Matrix) dengan membandingkan AALI dengan kompetitor domestik dan Malaysia.
(AALI: 22,29% vs. KL Kepong: 19,14% vs. Kumpulan Guthrie: 19,61%% vs. Golden Hope: 20,80%). Hal ¡ni dimungkinkan karena mesin-mesin pengolah CPO yang dimiliki AALI relatif lebih barn daripada perusahaan perkebunan Malaysia sehingga tingkat ekstraksi dan TBS menjadi CPO lebih tinggi.
Berdasarkan analisis Iingkungan makro, faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja AALI di masa datang terutama datang dan faktor ekonomi dan politik. Faktor ekonomi ditentukan antara lain oleh krisis ekonomi yang menyulitkan aktivitas ekspor CPO akibat dañ minimnya dukungan trade financing dan perbankan nasional serta tidak adanya jaminan keamanan pengiriman barang. Belum lagi baru-baru ini ditemukan kasus CPO dan Indonesia yang tercemar bahan bakar solar di pasar internasional yang secara umum akan menurunkan tingkat kepercayaan importir atas kualitas CPO Indonesia. Disamping itu kentalnya keputusan politik yang anti konglomerasi, dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. lO7fKpts/II/1999 tentang pembatasan penguasaan lahan perkebunan, telah menempatkan AALI pada posisi yang kurang menguntungkan untuk perkembangan produksinya di masa mendatang termasuk pengurusan penguasaan lahan melalui sertifikat HGU."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"ABSTRAK
Kondisi persaingan di dalam industri mainan yang semakin ketat menuntut perusahaan Y Inc. untuk memiliki keunggulan bersaing yang agar tetap memenangkan persaingan. Sebagai perusahaan mainan global Y Inc. telah bertahun-tahun menjadi pemimpin pasar global di dalam industri ini. Munculnya perusahaan pesaing baru seperti MGA dengan boneka Bratztm telah mengguncang dominasi ini, dan telah merebut 30 persen pangsa pasar Y Inc.
PT X adalah bagian dari jaringan global Y Inc, berada dibawah divisi operasional Y Inc. di kawasan Asia Pasifik. PT X adalah produsen dari produk-produk Y Inc., yang dipasarkan di pasar dunia, selain di Indonesia. Y Inc. juga beroperasi di Cina dengan menjalankan pabrik yang memproduksi produk sejenis dengan produk PT X.
Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh pihak manajemen PT X saat ini, dan menyusun rekomendasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh PT X saat ini. Karena persaingan yang semakin ketat dan menurunnya pertumbuhan perekonomian dunia, maka kapasitas produksi PT X dan di Cina menjadi berlebihan. Untuk itu perusahaan dituntut untuk lebih efisien di dalam operasionalnya.
Cina memiliki keunggulan dalah hal biaya produksi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya produksi PT X. Ini ditunjang oleh beberapa faktor pendukung seperti biaya pekerja langsung yang lebih murah, jaringan pemasok lokal yang kuat, pengalaman yang lebih lama (pabrik Cina Iebih tua 10 tahun), pusat desain dan pengembangan produk yang terintegrasi, serta dukungan kestabilan pekerjanya yang tidak terikat dalam serikat pekerja.
Untuk itu manajemen PT X perlu mengambil langkah - langkah strategis guna mengantisipasi strategi biaya yang rendah yang dijalankan oleh pabrik Cina dengan mengembangkan beberapa keunggulan bersaing agar bisa bertahan di dalam persaingan dengan pabrik di Cina.
Analisis yang dilakukan dalam studi ini mengidentifikasi aktivitas yang dilakukan oleh PT X yang memiliki potensi untuk menghasilkan suatu keunggulan bersaing. Selain itu dalam analisis tersebut akan dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki dalam aktivitas yang dilakukan sehingga dapat diperbaiki dan bahkan dijadikan suatu keunggulan bersaing bagi PT X.
Dari hasil studi ini dapat direkomendasikan beberapa upaya yang dapat dijadikan suatu langkah strategis terhadap PT X untuk meningkatkan keunggulan bersaing atas sistim manajemen yang ada seperti manajemen supply chain dan inovasi terhadap teknologi proses produksi. Selain itu juga upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh PT X untuk menekan biaya produksinya agar bisa bersaing dengan pabrik di Cina.
Rekomendasi yang dapat diimplementasikan antara lain adalah:
- Relokasi proses produksi ke kawasan lain dengan tingkat upah yang lebih rendah dibandingkan dengan lokasi PT X sekarang.
- Peningkatan skala ekonomis, dengan meminta kuota produksi yang lebih banyak kepada perusahaan induknya.
- Optimalisasi penggunaan aset yang dimiliki oleh PT X.
- Pengalihan beberapa proses yang bukan proses inti kepada pemasok dengan membangun kemitraan strategis.
- Program pengembangan jaringan pemasok lokal yang lebih banyak, sehingga dapat meningkatkan persentase kandungan lokal dalam produk- produk PT X.
- Benchmarking terhadap teknologi yang dilak:ukan oleh perusahaan lain untuk dapat dilakukan di dalam PT X
- Knowledge management, yaitu sistim pusat data yang memuat semua pengetahuan dan inovasi proses produksi yang telah dilakukan oleh PT X sehingga tidak timbul repetisi dalam aktivitas pengembangan proses produksi."
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ersal Fahrul Yoserizal
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pasokan produk anyaman pandan pada lembaga third party logistic 3PL di Kabupaten Kebumen. Tidak adanya pertimbangan mengenai kapasitas pasokan dan kualitas produk dalam pemenuhan permintaan menyebabkan banyaknya produk yang diapkir reject oleh konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk memilih pemasok yang paling optimal untuk memenuhi permintaan dari konsumen menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP . Dari pemilihan pemasok itu didapatkan sebelas pemasok sebagai pemasok anyaman pandan paling optimal. Hasil pemilihan pemasok itu kemudian dijadikan masukan data untuk menentukan jadwal pasokan produk menggunakan metode Integer Programming. Jadwal yang didapatkan menunjukkan bahwa pasokan produk harus dilakukan setiap hari dengan pemasok yang berbeda-beda. Biaya yang dibutuhkan untuk hasil penjadwalan tersebut sebesar Rp.111.851.500,00. Hasil penjadwalan ini dapat dijadikan referensi jadwal untuk 3PL yang ada di Kabupaten Kebumen.

ABSTRACT
This research discuss product supply of pandanus handycraft in Third Party Logistic 3PL in Kebumen Regency. No consideration with supply capacity to satisfy customer rsquo s demand cause the rejection product by the customers high. This research selects the most optimum suppliers to satisfy customers rsquo demand with Analytical Hierarchy Process AHP method. From the supplier selection, it is obtained eleven suppliers as the best suppliers. The result of the selection are used as data input for planning a product supply schedule with Integer Programming method. The obtained schedule shows that the product have to be supplied every day by different suppliers. The cost needed for it is Rp.111.851.500,00 . This scheduling result can be an option to be implemented by the 3PL in Kebumen Regency."
2017
S66952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Pretty Angelina
"Industri stamping memiliki proses produksi yang tidak efektif dan efisien seperti inventory WIP, transportasi yang tidak perlu serta kelebihan produksi. Tantangan di masa kini adalah untuk mengubah industri stamping dari produksi masal yang tradisional menjadi sistem produksi yang lebih efektif untuk meningkatkan produktivitas, kinerja keseluruhan, dan kapasitas utilisasi untuk mencapai permintaan yang tinggi.
Tujuan utama dari skripsi ini adalah untuk mendesain proses produksi pada industri stamping yang berdasarkan pada konsep lean manufacturing. Penghilangan waste atau non value added activities adalah salah satu kunci untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Untuk mengobservasi dan mengetahui peningkatan performanya, digunakan pendekatan value stream mapping. Dengan begitu, dapat diketahui berapa banyak waktu untuk value added dan non value added activity yang dapat dihilangkan.
Hasil penelitian ini mengajukan suatu usulan peta proses produksi pada industri stamping yang mengacu pada filosofi lean production system. Setelah rancangan lean production system ini diimplementasikan, perusahaan akan mendapatkan beberapa manfaat, seperti berkurangnya production lead time, total cycle time, serta jarak transportasi.

The stamping industry is having ineffective and inefficient process such as inventory, unnecessary transportation and excess production. The challenge today is to transform the stamping industry from traditional mass production became more effective production systems to improve productivity, overall performance, and capacity utilization to reach high demand.
This thesis implements lean manufacturing to address these challenges. The elimination of waste or non value added activities is one of the keys to improving the productivity of the company. To observe and determine its performance improvement, the approach of value stream mapping is used. That way, it can be seen how much time to value added and non value added activity that can be eliminated.
The result of this research is present a proposed value stream mapping of production process that refer to lean production system philosophy. After a lean production system design is implemented, the company will get some benefits, such as reduced of production lead time, cycle time, as well as the flexibility to change the composition of the mixture and the total of travel distance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans
"Tesis ini membahas kemampuan mahasiswa Magister Manajemen Universitas Indonesia dengan konsentrasi Manajemen Operasi angkatan 2012 dalam melakukan analisis demand forecast dengan tepat dan rasional, lalu memformulasi dan membuat keputusan dan/atau kebijakan melalui aggregate production planning sebagai solusi agar rencana proses produksi di PT Rackindo Setara Perkasa dapat berjalan dengan lebih optimal, efisien, efektif, dan tanggap terhadap perubahan-perubahan yang ada di masa mendatang, terutama dari aspek waktu, material, tenaga kerja, ruang/fasilitas, dan bermuara di total biaya yang diperlukan. Karya akhir ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menyarankan bahwa perusahaan sudah harus menggunakan analisis kuantitatif yang mendalam untuk mendasari pengambilan keputusan dalam area manajerial agar perusahaan dapat berjalan dengan lebih optimal, efisien, dan efektif.Tiga produk yang digunakan sebagai contoh perhitungan telah memberikan hasil yang revolusioner karena membuat perusahaan dari rugi menjadi laba.

This thesis discusses the ability of students of Master of Management, University of Indonesia with a concentration in Operations Management class of 2012 in analyzing appropriate and rational demand forecast, then formulate and make decisions and/or policies through the aggregate production planning as a solution in order to plan the production process in PT Rackindo Setara Perkasa runs with more optimal, efficient, effective, and responsive to changes in the future, especially from the aspect of time, materials, labor, space/facilities, and end in the total cost required. This thesis is a descriptive quantitative research design.
The results of the study suggest that the company has to use quantitative analysis to underlying managerial decision making so that the company can run more optimal, efficient, and effective.Three products used as ansampling calculation was revolutionary because the results turn company from loss into making profit.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heinrich Agustinus
"Industri Sewa Guna Usaha (SOU) di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan ditandai oleh peningkatan nilai kontrak iease dari tahun ke tahun. Iklim perkembangan yang pesat ini menimbulkan persaingan yang sentakin tajam di antara perusahaan SG-U yang ada. Untuk menunjang keberhasilan operasi perusahaan SGU ini diperlukan kemampuan untuk dapat beradaptasi secara cepat dengan perubahan lingkungan dunia usaha. Adaptasi dengan lingkungan usaha ini diwujudkan dengan mengimplenentasikan pereneanaan strategis, yang dikembangkan melalui penyusunan sistem anggaran. Oleh karena itu, sistem yanggaran menoadi salah satu alat yang penting bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah dicanangkan.
Dari beberapa studi diketahui bahwa penganggaran meru-pakan bagian dari dari proses manajemen. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa sebagai bagian dari rangkaian siklus manajemen, penganggaran memiliki fungsi sebagai alat peren-canaan, karena lebih berorientasi pada masa yang akan da-tang dari pada masa larapau. Namun demikian, penganggaran juga berfungsi sebagai alat pengendalian dan evaluasi atas hasil yang dicapai serta membantu dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Secara ideal, penganggaran dapat dite-rapkan pada setiap alur produk dan setiap pusat pertang-gungjawaban (responsibility center) yang sesuai dengan struktur organisasi yang ada.
Untuk raenunjang efektifitas pelaksanaan suatu peng-anggaran sebagai alat perencanaan, koordinasi, pengendalian dan evaluasi sangat ditentukan oleh beberapa aspek yang fundamental. Pada dasarnya aspek-aspek ini mengaou pada sistem pengendalian manajemen. Berikut ini merupakan beberapa aspek fundamental yang mendasari studi kasus yang di-lakukan pada perusahaan leasing PT "X", yaitu:
1. Struktur organisasi dan gaya kepemimpinan;
2. Partisipasi dari manajemen puncak;
3. Motivasi;
4. Komunikasi;
5. Kewajaran.
Tujuan dari studi kasus yang dilakukan pada PT "X" adalah untuk mengetahui dan menganalisa proses penyusunan anggaran sebagai alat implementasi dari perencanaan strate-gis manajemen dengan mendasarkan pada aspek-aspek fundamental di atas. Adanya aspek-aspek fundamental ini secara me-madai merupakan persyaratan utama yang harus dipenuhi agar memungkinkan proses penyusunan anggaran dapat dilakukan secara cermat, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi keseluruhan organisasi. Berkaitan dengan tujuan studi tersebut, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut: "Penyusunan anggaran yang cermat akan dapat meningkatkan prestasi keseluruhan organisasi dan mengakibat-kan tercapainya perencanaan laba (profit planning) yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai tujuan studi di atas, maka beberapa pertanyaan dikembangkan dalam studi kasus yang dilakukan pada perusahaan leasing PT "X" ini, yaitu:
1. Bagaimana manajemen perusahaan leasing PT "X" menyusun sistem anggaran untuk mengimplementasikan perencanaan strategis yang akan dicapai oleh manajemen ?
2. Bagaimana manajemen perusahaan leasing PT "X" mengguna-kan sistem anggaran sebagai alat bantu untuk merencana-kan dan mengendalikan serta mengevaluasi prestasi dari mas ing-masing pusat pertanggungjawaban ?
3. Bagaimana pengaruh penerapan sistem anggaran terhadap rencana jangka pendek terhadap pada masing-masing pusat pertanggungjawaban ?
Untuk menjawab pertanyaan di atas dan menguji hipotesa penulis, maka dalam studi ini digunakan pendekatan studi kepustakaan, dan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara dengan pimpinan dan staf PT "X", serta dilakukan metode penelitian deskriptif-analisis.
Dengan menggunakan analisa SWOT dan analisa key success factors maka PT "X" dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha. Dengan didukung oleh kemampuan ini, maka manajemen PT "X" dapat memformulasikan perencanaan strategis perusahaan secara ceroat. Perencanaan strategis ini dituangkan ke dalam suatu perencanaan laba yang kemudian dikembangkan ke dalam rencana operasi secara lebih rinci. Kecermatan perencanaan strategis yang dilaku-kan manajemen FT "X" ini ternyata sangat menunjang kewajar-an dari perencanaan laba yang dilakukan sehingga dengan demikian perencanaan laba ini lebih mudah untuk direalisa-sikan.
Dalam proses penyusunan anggaran PT "X", nampak bahwa partisipasi dari manajemen puncak sangat berperan. Peranan dari manajemen puncak ini tercermin dari tugasnya untuk memotivasi kegiatan seluruh divisi, dan melakukan koordina-si melalui mekanisme anggaran yang ditetapkan.
Berdasarkan karakteritik dari kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh perusahaan ini, maka mekanisme anggaran yang diterapkan mengacu pada pedoman spread yang ditetapkan oleh manajemen (management guidelines'). Pedoman spread memung-kinkan manajemen untuk mengevaluasi performansi dari ma-sing-masing divisi. Pedoman ini juga memungkinkan setiap divisi termotivasi untuk mencapai target anggaran yang te-lah ditetapkan. Sedang untuk menerapkan pengendalian, mana-jemen PT "X" mengembangkan sistem laporan secara periodik dan melakukan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan.
Dengan demikian implikasi umum dari studi kasus ini adalah bahwa dengan ditunjang oleh beberapa aspek yang fundamental dalam penganggaran akan cemungkinkan dilakukan proses penyusunan anggaran secara cermat sebagai implemen-tasi perencanaan strategis manajemen sehingga dapat diting-katkan prestasi keseluruhan organisasi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juan Veron Karim
"Perencanaan kapasitas merupakan salah satu area keputusan penting dalam manajemen operasi. Untuk mendukung kemampuan produksi suatu perusahaan, perusahaan harus mampu untuk memaksimalkan jumlah produksi sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi produksi optimal perusahaan menggunakan metode linear programming. Kasus yang digunakan pada perusahaan ini adalah perusahaan PT. Autum Agro Industri, yang bergerak di bidang penggilingan beras di Lampung. Optimalisasi ini ditentukan dengan menggunakan 3 decision variable yaitu, Beras Premium (P), Beras Medium (M), dan Beras Pecah Kulit (L) yang diproduksi dalam satu bulan. Hasil penelitian dengan metode linear programming menggunakan solver excel menunjukkan bahwa untuk memaksimisasi keuntungan perusahaan, PT. Autum Agro Industri harus memproduksi sebanyak 1500 ton beras premium dan 569 ton beras pecah kulit untuk mendapatkan keuntungan sebesar Rp 651.326.068,97 setiap bulannya. Berdasarkan hasil penghitungan penelitian ini, beras medium ditemukan dapat mengurangi keuntungan maksimal perusahaan apabila diproduksi, karena ditemukannya reduced cost sebesar Rp 212.825 untuk setiap ton produksi per bulannya.

Capacity planning is one of the important decision areas in operations management. To support the production capability of a company, the company must be able to maximize the amount of production so that the company's goals can be achieved. This study aims to find the company's optimal production solution using the linear programming method. The case used in this company is the company PT. Autum Agro Industri, which is engaged in rice milling in Lampung. This optimization is determined by using 3 decision variables, namely, Premium Rice (P), Medium Rice (M), and Broken Husked Rice (L) which are produced in one month. The results of the study using the linear programming method using excel solver showed that to maximize company profits, PT. Autum Agro Industri must produce 1500 tons of premium rice and 569 tons of broken husked rice to get a profit of Rp 651.326.068,97 per month. Based on the calculation results of this study, medium rice was found to be able to reduce the company's maximum profit if it was produced, because it found a reduced cost of Rp 212.825 for each ton of production per month.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
Jakarta: Salemba Empat , 2001
658.401 2 MUL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>