Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 198196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ginting, Petra Laurensia Br
"Kadmium adalah unsur toksik yang terdapat di lingkungan dan tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Densitas mineral tulang adalah salah satu cara untuk melihat kepadatan tulang apakah seseorang terkena osteoporosis, osteopenia atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui asosiasi kadmium urin dengan densitas mineral tulang masyarakat yang tinggal disekitar TPA sampah.Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di sekitar TPA Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Populasi adalah seluruh laki-laki dan perempuan dewasa, dengan sampel berjumlah 96 orang dengan cara random sampling. Data kadmium urin didapat dari data penelitian sebelumnya sedangkan data BMD dan karakteristik individu lainnya adalah data primer. Densitas mineral tulang diukur menggunakan densitometer QUS. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier.eluruh sampel 100 menunjukkan kadar kadmium urin sudah diatas kadar yang ditentukan. Kadar kadmium urin berkisar antara 0,015 ndash; 0,067 mg/L dengan rata-rata 0,034 mg/L 0,012 mg/L. Hasil pengukuran densitas mineral tulang menunjukkan nilai T-score antara -3,8 SD sampai -0,6 SD dengan rata-rata -2,439 SD. Pada analisis multivariat menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 satuan kadmium urin akan menurunkan densitas mineral tulang sebesar 1,459 SD setelah dikontrol dengan variabel umur, konsumsi susu, konsumsi tahu, konsumsi brokoli, konsumsi telur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, lama tinggal dan konsumsi daun singkong. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dan membiasakan diri untuk berolahraga dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai dasar untuk membuat perencanaan program dibidang pemeriksaan kepadatan tulang masyarakat.

Cadmium Cd is a toxic element ubiquitous in the environment and not needed by the human body and can cause effects on bone. Bone Mineral Density is a way of measuring calcium to determine people has osteoporosis, osteopenia or still normal. The aim of this study was to examine the assosiation of urinary cadmium and bone mineral density BMD among community living around dumping site.The study was performed with cross sectional design in the community living around Namo Bintang Open Dumping Site. The population were adult males and females with a sample of 96 person taken by random sampling. Data of urinary cadmium was obtained from previous study, while data on BMD, and the other individual characteristics were collected primarily. BMD was measured by Densitometer QUS. Data analyzed by linier regression.All urine samples 100 show high Cd levels above the normal limit. The urinary Cd level ranged from 0,015 0,067, with the mean of 0,034 mg L 0,012 mg L. Result of BMD measurement showed that the T Score ranged from 3,8 to 0,6, with the mean of 2,439 SD. Multivariate analysis showed that each 1 mg L increase in urinary cadmium will decreases the bone mineral density about 1,459 SD after controlled age, milk consumption, tofu consumption, consumption of broccoli, egg consumption, gender, smoking status, length of stay, and consumption of cassava leaves. Therefore, people are encouraged to consume foods that contain high calcium and get exercise and expected to be utilized by the government of Deli Serdang regency as a basis program planning for examination of community bone mineral density in the study area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Khairina Ashar
"Kadmium adalah unsur toksik yang terdapat di lingkungan dan tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan konsumsi air sumur yang terpajan kadmium dengan kandungan kadmium di dalam urin. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di sekitar TPA Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Populasi adalah seluruh laki-laki dan perempuan dewasa, dengan sampel berjumlah 96 orang yang diambil dengan metode stratified random sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 63 orang (65,6%) terpajan pada air sumur dengan kandungan kadmium yang telah melebihi baku mutu dan seluruh sampel masyarakat (100%) terdapat kadmium di dalam urin yang telah melewati nilai ambang batas. Tidak ada hubungan yang signifikan antara konsumsi air sumur yang terpajan kadmium dengan kadmium di dalam urin.
Pada analsiis multivariat menunjukkan bahwa masyarakat yang mengkonsumsi air sumur yang terpajan Cd lebih dari 0,005 mg/l memiliki risiko 2,657 kali terdapat kadmium dalam urinnya setelah dikontrol dengan variabel umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan merokok, durasi pajanan, dan jarak dari TPA. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk tidak menggunakan air sumur sebagai sumber air minum dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai dasar untuk membuat perencanaan daerah bidang air minum dan sanitasi di wilayah studi.

Cadmium (Cd) is a toxic element ubiquitous in the environment and not needed by the human body. The aim of this study was to determine relationship of consumption of well water exposed to cadmium with cadmium in urine. The study was performed with cross sectional design in the community residence around Namo Bintang Dumpsite. The population were adult males and females with a sample of 96 people taken by stratified random sampling. Data analyzed by logistic regression.
Study result showed that Cd levels from the dug wells revealed that 63 respondents (65,6%) had exposed to Cd higher than normal levels, 96 urine samples (100%) had high Cd levels above the normal limits. There were not significant correlations between the Cd levels from the wells and Cd in urine.
Multivariate analysis showed that community who consume well water exposed Cd more than 0,005 mg/l have 2,657 times higher risk cadmium in urine after adjusted by age, sex, occupation, smoking, duration of exposure, and the distance from dumpsite area. Therefore, Residents was suggested to not use wells water as a primary resource to drinking water and expected to be utilized by the government of Deli Serdang regency as a basis for regional planning areas water and sanitation in the study area.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delyna Agustia Ning Tias
"Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang menggunakan teknik open dumping dalam pengelolaan sampahnya dinilai sangat berisiko terhadap lingkungan di sekitarnya karena adanya proses perlindian yang dapat mencemari tanah. Masyarakat yang menggunakan air tanah sebagai sumber air minumnya berisiko untuk terkena dampak kesehatan dari kandungan logam berat yang berasal dari cemaran air lindi. Kadmium dan timbal merupakan logam yang dapat bersifat toksik apabila dikonsumsi secara berlebihan. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko kesehatan lingkungan untuk mengestimasi risiko kesehatan akibat pajanan logam kadmium dan timbal yang terdapat pada air minum masyarakat di sekitar TPA sampah Namo Bintang. Terdapat 96 sampel individu dewasa yang diperoleh melalui data sekunder dalam penelitian ini yang berasal dari dusun IV dan V Desa Namo Bintang. Sampel lingkungan adalah sampel air sumur masyarakat yang telah diambil pada penelitian sebelumnya oleh Ashar 2013 untuk kandungan timbal dan Ashar 2013 untuk kandungan kadmium. Dari hasil perhitungan analisis risiko menunjukkan bahwa tingkat risiko pajanan kadmium dan timbal melalui air minum pada masyarakat dengan skenario intake minimal dan rata-rata tidak berisiko atau aman untuk pajanan realtime maupun lifespan RQ < 1 sedangkan untuk skenario maksimal, pajanan kadmium dan timbal untuk pajanan realtime dan pajanan lifespan dinyatakan berisiko RQ > 1 sehingga diperlukan manajemen risiko yaitu dengan mengurangi konsentrasi asupan dan laju asupan. Selain itu, masyarakat juga harus menjaga TPA dengan tidak membuang sampah kembali disana dikarenakan TPA tersebut sudah ditutup, dan pemerintah juga dapat membantu dengan menyuplai air, baik itu air minum maupun air bersih dari sumber lain yang aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Landfill using open dumping method has potential risk to contaminate groundwater of the surrounding environment because of leaching process. Population that use groundwater as their drinking water source has health risk from heavy metal exposure. Cadmium and lead are toxic if they consumed in exessive ammount. This study use health environment risk analysis to estimate health risk from cadmium and lead exposure through drinking water at population around landfill Namo Bintang. There are 96 samples of secondary data from Dusun IV and V Namo Bintang village. Environment samples is well water from population households from Ashar 2013 for lead and Ashar 2016 for cadmium contains. From the calculation of risk analysis showed that risk level of cadmium and lead exposure through drinking water with minimum and mean scenario are not risky or safe for realtime and lifespan exposure RQ 1 . For maximum intake scenario, cadmium and lead exposure are risky RQ 1 and need risk management with reduce consuming rate and agent concentration. Since the landfill was closed, the population also have to keep the landfill clean and do not throwing the waste into the landfill. The governance also can helping the population to fulfill their need of water with supplying water from safe and clean source."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Olvariani
"ABSTRAK
Penurunan bone mass density merupakan salah satu dampak negatif
timbal. Timbal dapat ditemukan pada lindi hasil penguraian dari timbunan sampah secara
open dumping. TPA Namo Bintang sudah tutup tahun 2013 tapi diperkirakan proses
penguraian masih berlangsung sampai saat ini sehingga timbal dalam lindi menjadi faktor
risiko untuk masyarakat yang tinggal disekitar tempat pembuangan akhir sampah
tersebut. Tujuan: Untuk menganalis pengaruh timbal terhadap densitas tulang. Metode:
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data yang dikumpulkan di Desa
Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara
Indonesia berjumlah 96 orang responden yang umurnya >18. Pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara dan pengukuran. Umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh,
olahraga, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, frekuensi konsumsi makanan pencegah
osteoporosis, konsumsi kopi dikumpulkan dengan interview sedangkan BMD diukur
dengan Densitometer QUS (Quantitative Ultra Sound) dan kadar timbal diukur dengan
Atomic Absorption Spectroscopy. Hasil: Sejumlah 24% responden memiliki kadar timbal
tinggi, dan sebanyak 49% mengalami osteoporosis. Osteoporosis dipengaruhi oleh umur
(p=0,008) dan konsumsi susu (p=0,002). Faktor yang mempengaruhi bone mass density
adalah umur dan konsumsi susu, sedangkan timbal tidak berhubungan. Saran:
Osteoporosis dapat cegah dengan melakukan pola hidup sehat seperti olah raga dan
konsumsi makanan yang mengandung kalsium.

ABSTRACT
The reduction of bone mass density is one of the negative impacts of lead.
Lead can be found in decomposition of garbage piles at open dumping. TPA Namo
Bintang had closed in 2013 but estimated that the decomposition process is still ongoing
so that lead in leachate is a risk factor for people who lived around the landfill.
Objective: To analyze the influence of lead against bone density. Method: This study
used cross sectional design. Data collected in Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur
Batu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara Indonesia amounted to 96
respondents who age > 18. Data collection was done by interviewed and measurement.
Age, sex, body mass index, exercise, smoking habit, alcohol consumption, frequency of
osteoporotic prevention food consumption, and coffee consumption was collected by
interviewed while BMD was measured by QUS Densitometer (Quantitative Ultra Sound)
and Lead Blood Level measured by Atomic Absorption Spectroscopy. Results: 24% of
respondents had high lead levels, and 49% had osteoporosis. Osteoporosis was affected
by age (p = 0.008) and milk consumption as osteoporotic prevention food (p = 0.002).
Factors affecting bone mass density were age and milk consumption, while lead was
unrelated. Suggestions: Osteoporosis can be prevented by healthy lifestyle such as
exercise and consumption of foods contains calcium."
2017
T48555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yaneri
"Berdasarkan hapir setiap tahun terjadi bencana maka dibentuklah Tagana di Kabupaten Deli Serdang yang bertindak dalam penanggulangan bencana. Maka untuk itu melalui pendekatan kualitatif, penelitian tesis ini bermaksud mendeskripsikan bagaimana intervensi komunitas oleh Tagana di Kabupaten Deli Serdang dalam penanggulangan bencana alam sehingga menciptakan kemandirian masyarakat dalam menyelesaikan masalah terutama kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
Hasil temuan di lapangan, pelaksanaan intervensi komunitas oleh Tagana dalam penanggulangan bencana alam sudah maksimal karena adanya beberapa faktor pendukung seperti: (a) partisipasi masyarakat; dan (b) tenaga profesional dalam hal kebencanaan. Tidak terlepas dari itu, Tagana juga menghadapi faktor penghambat dalam pelaksanaan intervensi komunitas seperti : (a) predisposisi; dan (b) ketergantungan masalah dana.

Based on the high possibility of disaster in the region, hence, Tagana was established in Deli Serdang regency which acted alertly and responsively when a disaster occurred. Therefore, through a qualitative approach, this thesis was conducted to describe how community intervention applied by Tagana in Deli Serdang regency in managing natural disaster so that it creates self-community in solving the problems, particularly the alertness in preparation to face natural disaster.
The research findings show that, implementation of community interventions by Tagana in disaster management in Deli Serdang has a maximum are because of several supporting factors such as: (a) people’s participation; and (b) professional personnel in terms of disaster expertise. In addition, Tagana is also facing the obstacle factors in the implementation of community interventions such as: (a) the predisposition; and (b) the dependence on funding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T43895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daiichiro Widodo Abinawanto
"Telah dilakukan penelitian tentang Keanekaragaman parem Etnis Karo di Pasar Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Tujuan penelitian adalah untuk mendokumentasikan pengetahuan lokal pedagang obat tradisional etnis Karo di Pasar Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dalam pemanfaatan parem.
Metode penelitian dilakukan dengan teknik wawancara semistruktural dan terbuka serta pengambilan data tumbuhan untuk dilakukan identifikasi. Wawancara dilakukan pada tujuh pedagang dari tujuh kios yang terdapat di pasar Pancur Batu. Pertanyaan meliputi jenis parem, kegunaan, bahan baku yang digunakan, dan cara pembuatan parem.
Tumbuhan obat yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan parem mencapai 145 spesies dari 49 famili. Parem dengan jumlah bahan tumbuhan tertinggi terdapat pada parem dingin yang berjumlah rata-rata 43 spesies tumbuhan. Zingiberaceae merupakan famili yang memiliki spesies bahan penyusun parem terbanyak yaitu berjumlah 20 spesies tumbuhan. Sebanyak 40 famili tumbuhan obat dimanfaatkan pada bagian daun. Sebanyak 69% dari 145 spesies tumbuhan obat bahan pembuatan parem berhabitus herba.
Parem dingin merupakan parem yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut karena memiliki bahan tumbuhan yang bermanfaat dalam merawat kulit. Hal tersebut terlihat dari rata-rata jumlah spesies penyusun parem dingin yang terdapat di Pasar Pancur Batu. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai metabolit sekunder yang terdapat pada bahan tumbuhan penyusun parem tersebut.

Research has been carried out on the diversity of ethnic Karo parem in Pancur Batu Market, Deli Serdang Regency, North Sumatera. The aim of the study was to document the local knowledge of traders of traditional Karo ethnic medicine at Pancur Batu Market, Deli Serdang Regency, North Sumatera in the utilization of the parem.
The research method was carried out by semi-structural and open interview techniques and plant data collection for identification. Interviews were conducted at seven traders from seven kiosks located in Pancur Batu market. Questions include the type of parem, uses, raw materials used, and the way of making parem.
Medicinal plants that are used as raw material for making parem reach 145 species from 49 families. the parem with the highest amount of plant material is found in the cold parem, which amounts to an average of 43 species of plants. Zingiberaceae is the family that has the most species of parem making material, amounting to 20 species of plants. As many as 40 families of medicinal plants are used in the leaves. As many as 69% of the 145 species of medicinal plants which produce herbaceous herbal medicine.
Parem dingin is a parem that has the potential to be developed further because it has plant ingredients that are beneficial in caring for the skin. This can be seen from the average number of parem dingin component species found in Pancur Batu Market. Further research is needed regarding secondary metabolites found in the plant material that composes the parem."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Nurmala
"ABSTRACT
Every health program that involves obtaining the cooperation of clientele needs to know how people behave, why they behave as they do and how that behavior might be modified. In developing countries the objective of implementing Primary health care Is to ensure that an adequate amount of medical care is available to the entire population. The provision of Health centres is one of the many programs that have been carried out to bring dental care especially to the rural people. Comparing to the utilization of other types of medical services, dental service utilization is relatively low. This condition will affect dental health status of the population. In Indonesia studies of the dental care in utilization found that dental care in health centres is underutilized.
There are numbers of factors related to utilization of dental care services but the focused in this study was to asses the relation between Perception of seriousness of dental disease and Perception of barriers to action to seeking professional dental care, controlled by several variables such as Education, Occupation, Monthly expenditure per kapita, Self-rated health, Disability days, and DMF-T of mothers in Tanjung Morawa, North Sumatera.
Sampling was conducted with EPI/WHO (Expanded Program on Immunization/WHO), which was a Two-stage cluster of 210 mothers with dental symptoms one month before the study was conducted. Respondents were interviewed using an interview guide carried out by 6 dental students. The analyses were performed with Simple and Multivariate Logistic Regression.
In the episode of dental symptoms, mother?s response in various ways, 56.7 % seeking non-Professional care such as self-medication, 6.7 % Professional care, and 28.5 % Combination of Professional and non-Professional, and 8.1 % taking no care. Using Simple and Multivariate Logistic Regression it was found that there is association between Perception of barriers to action (time spent in the waiting room and low satisfaction with dentist services) and seeking Professional dental care. The strength of association (ODDS RATIO) - 4.98, Attributable risk percent = 79.91 Z, while Perception-of seriousness of dental disease has no significant association.
The intervention should be focused on increasing the coverage of services of population target through enhancing the quality of Dental Services in Puskesmas and Dental Health Education Program through Integrated Health Post (Posyandu).

ABSTRAK
Setiap upaya pelayanan kesehatan yang membutuhkan kerjasama dari pengguna pelayanan kesehatan harus mengetahui bagaimana dan mengapa seseorang berperilaku tertentu dan bagaimana kemungkinan kita melakukan modifikasi terhadap perilaku tersebut. Dinegara-negara sedang berkembang Upaya Pelayanan Kesehatan Dasar ditujukan agar seluruh masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang adekuat. Penyediaan sarana Puskesmas dengan Pelayanan Kesehatan Gigi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi pelayanan kesehatan gigi yang dibutuhkan. Bila dibandingkan dengan pelayanan kesehatan lainnya pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi relatif masih rendah. Kondisi ini akan mempengaruhi status kesehatan gigi penduduk. Di Indonesia, dari beberapa studi yang dilakukan ditemukan bahwa pelayanan kesehatan gigi masih kurang di manfaatkan, terutama pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas.
Ada banyak faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan namun dalam penelitian ini yang terutama dilihat adalah bagaimana hubungan persepsi terhadap pencarian pengobatan profesional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi keseriusan penyakit, dan persepsi hambatan bertindak terhadap perilaku pencarian pengobatan profesional dengan dikontrol oleh variabel pendidikan, pekerjaan, pengeluaran/kapita/ bulan, persepsi status kesehatan gigi, jumlah hari sakit, dan DMP-T dari ibu-ibu rumah tangga di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode EPI/WHO (Expanded Program on Immunization/WHO) yaitu dengan Two-stage cluster dari 210 ibu-ibu rumah tangga. Data diperoleh melalui wawancara oleh 6 orang mahasiswa FKG dengan menggunakan kuesioner.
Dari penelitian dapat diketahui bahwa pada saat ada gejala sakit gigi, respons ibu-ibu bervariasi dalam mengatasi gejala yaitu mulai dari mencari pengobatan non-Profesional 56.7 % antara lain dengan mengobati sendiri, Profesional 6.7 %, Kombinasi Profesional dan non-Profesional 28.5 %, dan Tidak mengobati 8.1 %. Analisa data dengan Regresi Logistik Sederhana dan Regresi Logistik Ganda menunjukkan adanya hubungan persepsi hambatan bertindak (waktu menunggu yang lama,dan perawatan tidak memuaskan) dengan perilaku pencarian pengobatan Profesional dengan ODDS RATIO = 4.98, dan juga diperoleh nilai Attributable Risk percent. = 79.91%. Studi ini tidak menemukan hubungan bermakna antara persepsi keseriusan penyakit dengan pencarian pengobatan Profesional.
Dari hasil penelitian disarankan agar dalam meningkatkan pemanfaatan pelayanan Profesional intervensi yang dilakukan adalah pada variabel yang mempunyai hubungan kuat dengan pencarian pengobatan Profesional yaitu persepsi hambatan bertindak dengan melakukan berbagai usaha dalam meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas untuk meningkatkan angka cakupan Puskesmas dan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Gigi terutama melalui kegiatan di Posyandu untuk intervensi terhadap adanya persepsi yang merugikan kesehatan yang ditemukan pada penelitian ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Chazali Husni
"ABSTRAK
Alat kontrasepsi merupakan suatu sarana yang penting dalam upaya pengendalian kelahiran baik untuk tujuan menunda dan menjarangkan kehamilan maupun mengakhiri kesuburan. Gerakan KB Nasional telah mempergunakan berbagai jenis kontrasepsi sejak dimulainya program KB di Indonesia. Banyak faktor dari calon peserta KB yang berkaitan dengan penentuan pemilihan kontrasepsi yang diinginkan baik Implant maupun non Implant.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mendapatkan gambaran operasional pemakaian kontrasepsi dilapangan, khususnya pemakaian Implant dan non Implant (Pil dan Suntikan) di 3 Kecamatan tersebut diatas. Penelitian membatasi pada beberapa faktor (13 faktor) dari peserta KB yang diteliti meliputi: umur, pendidikan istri, pendidikan suami, pekerjaan istri, pekerjaan suami, jumlah anak lahir hidup, jumlah anak masih hidup, jumlah anak yang diinginkan lagi, pengetahuan KB (tujuan KB, jenis-jenis kontrasepsi, tempat pelayanan, efek samping kontrasepsi), pendapatan/ekonomi keluarga. Terhadap faktor-faktor diatas sebagai variabel bebas dilakukan tabulasi silang terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian ini dilakukan dengan analisis persentase dan untuk melihat adanya perbedaan bermakna dengan uji Kai Kuadrat, yang secara tidak langsung menunjukkan adakah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sedangkan untuk mengetahui keeratan hubungan kedua variabel ditentukan dengan besarnya koefisien dari (Phi, Cramer's V, dan Contingency Coeff.).
Dengan uji Kai Kuadrat didapatkan 5 (lima) variabel bebas yang memberikan perbedaan bermakna terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant. Kelima variabel bebas tersebut adalah umur istri, pendidikan istri, jumlah anak lahir hidup, jumlah anak masih hidup, dan jumlah anak yang diinginkan lagi. Meskipun kelima variabel bebas tersebut memberikan perbedaan bermakna, keeratan hubungannya lemah (sekitar 19%). Karena lemahnya keeratan hubungan variabel yang diteliti terhadap pemakaian kontrasepsi Implant dan non Implant, disarankan untuk meneliti lebih lanjut terhadap faktor lain diluar faktor yang diteliti diatas.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Susiana
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG: Proses remodelling tulang ditentukan oleh keseimbangan antara proses pembentukan oleh osteoblast dan resorpsi sel tulang oleh osteoklas. Osteprotegerin (OPG) memiliki peran penting dalam menghambat proses resorpsi tulang oleh osteoklas. Pada wanita menopause, proses resorpsi lebih tinggi daripada proses pembentukan tulang, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya osteoporosis. Pada penelitian ini, single nucleotide polymorphisms (SNPs) pada daerah promoter gen OPG diteliti untuk mengetahui hubungannya dengan risiko osteoporosis pada wanita menopause.
BAHAN dan CARA KERJA: Penelitian ini melibatkan 285 wanita Indonesia menopause yang terdiri dari 81 wanita normal, 143 wanita dengan osteopenia dan 61 wanita dengan osteoporosis. Angka T-score diperoleh dengan pengukuran menggunakan Ultrasound Densitometry. Analisis genetik dilakukan menggunakan teknik PCR-RFLP. Analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan asumsi kemaknaan p<0,05.
HASIL: Hasil penelitian memperlihatkan bahwa frekuensi genotip (TT, TC dan CC) pada semua kelompok (normal, osteopenia dan osteoporosis) tidak berbeda bermakna (p>0,05). Frekuensi alotip (alel T dan C) pada semua kelompok juga tidak berbeda bermakna (p>0,05). Hasil perhitungan odd ratio dengan menggunakan genotip TT sebagai pembanding memperlihatkan bahwa genotip CC memiliki kemungkinan mengalami gangguan kelainan tulang (osteopenia dan osteoporosis) 0,29 kali (22%) dan TC 0,88 kali (46%) lebih besar dibandingkan dengan genotip TT. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa SNP T950C tidak memiliki peranan dalam kejadian osteoporosis pada wanita menopause di Indonesia.

ABSTRACT
INTRODUCTION: Bone remodelling process is determined by the balance between the bone formation and resorption. Osteoprotegerin (OPG) has an important role to inhibit bone resorption by osteoclast. In menopausal women, the rate of bone resorption is higher than its formation, thereby inducing osteoporosis. In this study, single nucleotide polymorphism (SNPs) in promoter region of gene OPG is studied regarding to the association to the risk of the osteoporosis in menopausal Indonesian women.
MATERIAL and METHODS: The study samples consist of 285 menopausal Indonesian women, of which 81 are classified as normal (healthy), 143 are with osteopenia and 61 are with osteoporosis. T-score is obtained from the measurement using Ultrasound Densitometry, and genetic polymorphism analysis was performed by PCR RFLP. The statistical analysis uses chi-square with significance assumption at p<0.05.
RESULT: This study shows the frequency of genotypes (TT, TC and CC) to all groups (normal, osteopenia and osteoporosis), but it does not demonstrate any significant differences (p>0.05). The frequency of allotypes (T and C) to all groups also does not show the significance (p>0.05). Odd ratio calculations demonstrate that the possibility of developing bone disorders (osteopenia and osteoporosis) for both CC genotype and TC genotype is higher than TT genotype, as much as 0.29 times higher (22%) and 0.88 times higher (46%), respectively."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Hardiyanti
"ABSTRAK
Merkuri adalah zat kontaminan beracun, namun keberadaannya sampai saat ini masih terus dibuang ke perairan, tanah, dan atmosfer. Salah satu organ tubuh yang sensitif dengan jenis logam berat adalah ginjal. Salah satu tanda gejala gangguan fungsi ginjal adalah adanya proteinuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu asosiasi antara kadar merkuri dalam rambut dan kejadian gejala gangguan fungsi ginjal pada masyarakat di sekitar TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 98 masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung. Data pengkajian dan merkuri dalam rambut diperoleh dari BBTKLPP Jakarta. Kadar merkuri dalam rambut diukur dengan metode EPA 2007 Methode 7473 (SW-846). Kadar proteinuria diukur dengan uji diagnostik sederhana rapid test dipstick urine. Seluruh variabel penelitian diuji dengan menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini ditemukan asosiasi lama tinggal dengan kadar merkuri dalam rambut (OR=5,5; CI 95%: 1,1-27,4). Terdapat asosiasi antara kadar merkuri dengan gejala gangguan fungsi ginjal (OR=10,7; CI 95%: 2,1-23,8). Terdapat asosiasi antara tekanan darah dengan gejala gangguan fungsi ginjal (OR=2,9; CI 95%: 1,2-7,0). Analisis multivariat, ditemukan asosiasi antara kadar merkuri dalam rambut dengan gejala fungsi ginjal setelah dikontrol variabel tekanan darah (OR=9,403; CI 95%: 1,8-48,9). Terkait dengan adanya pencemaran merkuri di area TPA, diharapkan pemerintah dapat membangun barrier antara area TPA dan permukiman masyarakat, serta dapat memberikan edukasi tentang pola hidup sehat.

ABSTRACT
Mercury is a toxic contaminant, but its existence continues to be discarded into the waters, soil, and atmosphere. One of the organs sensitive to the type of heavy metals is kidneys. One sign of symptoms of impaired renal function is the presence of proteinuria. This research aims to do the association between mercury levels in hair and the incidence of impaired renal function symptoms in communities around Cipayung landfill. This research uses cross sectional design. The research samples were 98 people living around Cipayung landfill. Data assessment and mercury in hair is obtained from BBTKLPP Jakarta. Mercury levels in the hair were measured by method EPA 2007 Methode 7473 (SW-846). Proteinuria levels were measured with a simple diagnostic test of rapid test dipstick urine. All of the variables use chi square test. The results of this study were found long-lived associations with mercury levels in the hair (OR = 5.5; CI 95%: 1.1-27,4). There are associations between mercury levels and symptoms of impaired renal function (OR = 10.7; CI 95%: 2.1-23,8). There is an association between blood pressure and symptoms of impaired renal function (OR = 2.9; CI 95%: 1, 2-7.0). Multivariate analysis, found an association between mercury levels in the hair with symptoms of impaired renal function after a variable-controlled blood pressure (OR = 9,403; CI 95%: 1.8-48,9). Due to mercury pollution in the landfill area, the government is expected to build a barrier between landfill area and community settlements, and can provide education on healthy lifestyles."
2020
T55365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>