Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136349 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meillyarni Primaroza
"Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang mengedepankan upaya promotif dan preventif yang bertujuan untuk mewujudkan kecamatan sehat. Dokter Umum, bidan dan perawat merupakan tenaga kesehatan penolong persalinan yang wajib tersedia di puskesmas. Provinsi Banten merupakan provinsi yang ada di Indonesia Barat yang puskesmas tanpa dokter umumnya paling banyak 34,63 . Salah satu Kabupaten di Provinsi Banten yang juga mengalami masalah minimnya dokter umum adalah Kabupaten Lebak yang merupakan daerah tertinggal dan mempunyai indeks pembangunan manusia paling rendah di Provinsi Banten. Kabupaten Lebak mempunyai wilayah geografis paling luas sehingga membutuhkan densitas dokter umum lebih banyak tetapi densitas dokter umum di Lebak paling rendah dibandingkan densitas dokter umum di daerah lainnya di Provinsi Banten yang disebabkan minimnya dokter umum yang masuk ke Lebak. Selama tahun 2011-2016 terdapat 6 enam orang dokter umum yang pindah dari Lebak dan tidak ada satupun dokter umum yang masuk ke Lebak. Minimnya dokter umum tersebut harus diantisipasi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak dengan cara meningkatkan upaya retensi kerja dokter umum di puskesmas terpencil di Lebak. Upaya-upaya retensi kerja yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Lebak antara lain dukungan akses ke pengembangan kapasitas profesional, bimbingan klinis bagi dokter baru, serta memberikan kebebasan dalam menjalankan pekerjaannya. Faktor determinan lainnya adalah faktor personal seperti tertarik gaya hidup rural, lingkungan yang baik untuk membesarkan anak, biaya hidup rendah dan keterikatan personal dengan masyarakat, pengakuan dari masyakarat setempat, serta keinginan membuat sesuatu hal yang beda Altruism .

A community health center puskesmas is a primary health service facility which provides promotive and preventive measures in creating a healthy subdistrict. General practitioner, midwive and nurse are medical workers who assist birth and whose existence are mandatory in puskesmas. Banten Province is a province in West Indonesia which has the highest prevalence of puskesmas without general practitioner 34.63 . One of the districts in Banten Province which also experiences the lack of general practitioner is the Lebak District, which is a least developed area, and which human development index is the lowest in the entire province. Lebak District has the widest geographic area, which therefore needs more density of general practitioner, and yet it has the lowest as compared to that of other areas in Banten Province due to the low rate of general practitioners coming into the area. Throughout 2011 2016, there were 6 six general practitioners moving out from Lebak, and none moved into the area. This condition of lack of general practitioner needs to be addressed by the Lebak District Government by increasing measures to retain general practitioners in remote puskesmas in the district. Work retention measures that can be conducted by the Lebak District Government may include providing access to professional capacity development, clinical coaching for new doctors, as well as granting some flexibility to the doctors in carrying out their duties. Other determinant factors include personal ones, such as interest in rural life, a good environment to raise children, low cost of living, and personal bond with the local community, recognition from the local community, as well as the desire to make something different altruism."
2017
T48128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambun, Sondang Whita Kristina
"Keberlangsungan pelayanan dokter di puskesmas kawasan sangat terpencil merupakan hal yang harus diupayakan dengan optimal dengan meningkatkan retensi dokter karena sulitnya melakukan rekrutmen dokter baru. Puskesmas kawasan sangat terpencil merupakan puskesmas tanpa dokter dengan proporsi terbesar karena tidak diminati. Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan provinsi kelima tertinggi puskesmas tanpa dokter di Indonesia pada tahun 2022 padahal terdapat fakultas kedokteran di provinsi tersebut. Berdasarkan data SISDMK tahun 2020 hingga 2022 dokter tidak retensi berada di puskesmas kawasan sangat terpencil Kabupaten Konawe Utara padahal kabupaten ini memiliki kapasitas fiskal sangat tinggi, memberikan insentif dokter puskesmas dan memberikan bantuan biaya pendidikan termasuk ke fakultas kedokteran. Seluruh puskesmas kawasan sangat terpencil selanjutnya memiliki dokter tahun 2023 hingga 2024. Penelitian ini bertujuan menganalisis retensi dokter di puskesmas kawasan sangat terpencil di Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara di tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi dokter retensi di puskesmas kawasan sangat terpencil Kabupaten Konawe Utara adalah fakor individu (karakter petualang, dapat membawa anak yang belum berusia sekolah ke tempat penugasan, dapat berkomunikasi dengan keluarga melalui telepon seluler dan bisa mengakses kota sebulan sekali); faktor pekerjaan (hubungan baik dengan rekan kerja dan atasan, memiliki tim, insentif finansial yang sangat memadai); faktor lingkungan tempat tinggal (kondisi geografis yang bisa diadaptasi, respon yang baik dari masyarakat, dan kondisi keamanan yang kondusif); dan faktor sistem kesehatan (distribusi dokter terkait Program Penugasan Khusus). Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan retensi dokter di puskesmas kawasan sangat terpencil di Kabupaten Konawe Utara dengan menyediakan tempat tinggal yang memadai, koordinasi untuk peningkatan sumber daya listrik, mengusulkan melalui Dana Desa untuk ketersediaan air bersih dan pembangunan kondisi jalan, memberikan peluang pekerjaan pasangan dokter, merekrut dokter di awal karir, mendukung pendidikan berkelanjutan, optimalisasi transportasi merujuk pasien, dukungan telehealth dan telemedicine, kebijakan afirmasi pemerintah kabupaten/ kota dengan kapasitas fiskal rendah atau sangat rendah dalam pemberian insentif dokter, kebijakan disinsentif pemerintah kabupaten yang tidak memenuhi kebutuhan dokter puskesmas, membangun puskesmas kawasan sangat terpencil sepaket dengan rumah dinas, melakukan wajib pengabdian program beasiswa pendidikan dokter dan mengembangkan sistem informasi kehadiran dokter.

The continuity of doctor services in very remote public health centers must be optimally pursued by increasing doctor retention due to the difficulty of recruiting new doctors. Very remote public health centers have the largest proportion of public health centers without doctors because they are not in demand. Sulawesi Selatan Province has the fifth highest number of public health centers without doctors in Indonesia in 2022, even though there is a medical faculty in the province. Based on SISDMK data from 2020 to 2022, doctors are not retained in very remote public health centers in Konawe Utara Regency even though this district has a very high fiscal capacity, provides incentives for public health center doctors, and provides tuition assistance to medical faculties. All very remote public health centers then have doctors from 2023 to 2024. This study aims to analyze doctor retention in very remote public health centers in Konawe Utara District, Sulawesi Selatan Province in 2024. This research is a non-experimental study with a qualitative approach. Data collection was conducted by in-depth interviews and document review. The results showed that the factors affecting the retention of doctors in very remote health public centers in Konawe Utara Regency are individual factors (adventurous character, can bring children who are not yet school age to the place of assignment, can communicate with family via cellular phone and can access the city once a month); work factors (good relationships with colleagues and had of the public health center, having a team, adequate financial incentives); environmental factors (adaptable geographical conditions, good response from the community, and conducive security conditions); and health system factors (distribution of doctors related to the Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Program). Strategies to improve the retention of doctors in very remote area health centers in Konawe Utara Regency by providing adequate housing, coordinating the improvement of electricity resources, proposing through the Dana Desa for the availability of clean water and the construction of road conditions, providing job opportunities for doctors' spouses, recruiting doctors early in their careers, supporting continuing education, optimizing transportation to refer patients, supporting telehealth and telemedicine, affirmative policies for district governments with low or very low fiscal capacity in providing doctor incentives, disincentive policies for district governments that do not meet the needs of community health center doctors, building very remote area public health centers in combination with official houses, conducting compulsory dedication of doctor education scholarship programs and developing doctor attendance information systems."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Sufiawati
"Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Cibadak masih rendah, karena ibu bersalin masih percaya pada dukun atau bukan tenaga kesehatan untuk menolong persalinannya yang seringkali menimbulkan berbagai masalah yang merupakan penyebab kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam pemilihan tenaga penolong persalinan di Puskesmas Cibadak pada tahun 2012. Desain penelitian yang di gunakan adalah Cross sectional dengan total sampel 100 ibu yang telah bersalin dengan masa persalinan 0-3 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan rendahnya cakupan persalinan ke tenaga kesehatan yaitu 46%. Adapun hasil uji statistik terdapat faktor-faktor yang bermakna terhadap pemilihan tenaga penolong persalinan diantaranya adalah pendidikan, pengetahuan, persepsi terhadap jarak, persepsi terhadap biaya, riwayat persalinan keluarga, dan dukungan suami/keluarga. Maka sebaiknya tenaga kesehatan lebih meningkatkan penyuluhan dan pendekatan pada ibu dan keluarganya melalui perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K), meningkatkan kemitraan Bidan dengan paraji juga menjalin kerja sama lintas program dan lintas sektoral untuk mendukung persalinan ke tenaga kesehatan.

Scope of labor by health officers in public health center Cibadak is still low, because of expectants are more belief to traditional midwife or non medic officer as their labor support that often bring various problems regarding to mortality and morbidity of expectant and infant. Therefore, it needs to have a study which aims to find out factors related to election of labor support personnel in public health center Cibadak 2012. Study design used is cross sectional by 100 expectants with labor period 0-3 months as sample. Study result shows that small number of labor scope which using medic officers (46%).
Result of statistical test shows that there are significant factors in electing labor support that are education, knowledge, perception about distance, and cost, history of family delivery, and husband/family support. In order to improve their services, medic officers must give more counseling and more close to expectant and their family through labor planning and prevention of complication (P4K), develop partnership between midwife and traditional midwife, and also cooperating as cross-program and sector to effort expectant using medic officer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Nurlina
"ABSTRAK
Upaya peningkatan partisipasi pria dalam KB merupakan paradigma baru visi
program KB. Jumlah peserta Pria di wilayah kecamatan Cipanas 3,4% akseptor
Kondom, dan 1,4% akseptor vasektomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria sebagai
akseptor KB (kondom dan vasektomi) tahun 2011. Penelitian dengan desain cross
sectional dilakukan pada 120 orang pria pasangan usia subur di wilayah kecamatan
Cipanas kabupaten Lebak. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan
kuiseoner.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara umur, pekerjaan, jumlah anak hidup, dukungan isteri dengan penggunaan
kontrasepsi dan pengetahuan tentang kontrasepsi dengan partisipasi pria sebagai
akseptor KB. Disarankan untuk pengelola program KB kecamatan Cipanas untuk
memberikan penyuluhan yang lebih intensif, meningkatkan sosialisasi tentang
kesetaraan dan meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program dalam
peningktan penggunaan kontrasepsi pria.

ABSTRACT
An effort to increase male participation in family planning programs is a new
paradigm in the vision of family planning programs. The number of male participants
in Cipanas sub district was 3.4% for acceptors of condoms and 1.4% for vasectomy
acceptors. This study aims to find a picture and factors - factors related to the
participation of men as family planning acceptors for the technique of using condoms
and vasectomy in 2011. Research in engineering design with cross sectional and
carried on at 120 men included in the class of couples of childbearing age in districts
Cipanas in Lebak regency. Data were collected through interviewing techniques with
quiz methods. The results of this study show that there is a significant relationship
between age, occupation, number of children living, support his wife against the use
of contraceptives and knowledge about contraception which is supported by the
participation of men as family planning acceptors. It is recommended for managers of
family planning programs in district Cipanas to be able to provide more intensive
counseling, increasing socialization of equality and improving cooperation across
sectors and programs in order to increase the use of male contraception."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ucu Yoanah
"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Cipanas Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2010. Penelitian dengan rancangan cross sectional, dilakukan pada bulan Pebruari sampai Maret 2011. Responden adalah ibu bayi usia 7-12 bulan. Hasil penelitian mendapatkan, hanya 43,5 % ibu memberikan ASI ekslusif. Terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan lamanya pengeluaran ASI pertama dengan perilaku pemberian ASI ekslusif. ibu yang berpengetahuan baik, bersikap positif dan pengeluaran ASI pertamanya lebih cepat mempunyai kecenderungan untuk menyusui secara ekslusif masing-masing 3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang berpengetahuan kurang, bersikap negatif dan pengeluaran ASI pertama lambat. Perlu ditingkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas dalam manajemen laktasi, meningkatkan frekwensi penyuluhan, perawatan payudara pada setiap pemeriksaan kehamilan trimester 3.

watchfulness aim to detect factors that gift ASI exclusive at work area puskesmas cipanas regency lebak provinsi banten year 2010. watchfulness with plan cross sectional, done in february until march 2011. respondent age baby mother 7-12 month. watchfulness result gets, only 43,5 % mother gives ASI exclusive. found connection between erudition, attitude and the long expenditure ASI first with gift behaviour ASI exclusive. good knowledgeable mother, posed positive and expenditure ASI the first has inclination to give suck exclusively eachly 3 bigger times is compared knowledgeable mother less, posed negative and expenditure asi slow first. necessary increased erudition and operator know-how in management laktasi, increase elucidation frequency, breast treatment in every pregnancy investigation trimester 3."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosmalinda
"

Tugas dan tanggung jawab dari tenaga ahli teknologi laboratorium medik, melaksanakan pelayanan laboratorium medis, yang meliputi pengambilan dan analisis terhadap spesimen biologi. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 menyebutkan minimal 9 jenis tenaga di Puskesmas, salah satunya tenaga ATLM, berdasarkan data SISDMK terdapat 43 Puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, semantara Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM hanya ada 15 Puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk melihat gambaran ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan tenaga ATLM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan desain studi kasus Analisis Ketersediaan tenaga ATLM dan upaya pemenuhan Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik (Atlm) Puskesmas di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 Puskesmas di level Kabupaten ada 28 Puskesmas yang belum memiliki tenaga ATLM sehingga belum memenuhi kesesuaian standar PMK 43 tahun 2019, hanya 15 Puskesmas yang memiliki tenaga ATLM dan baru 7 Puskesmas yang memiliki 9 jenis tenaga. Perencanaan yang baik, insentif yang memadai, pengembangan karier yang jelas diharapakan mampu menjadi solusi terhadap ketersediaan dan pemenuhan tenaga ATLM di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Provinsi Banten.


Duties and responsibilities of medical laboratory technology experts, carrying out medical laboratory services, which include taking and analyzing biological specimens. Minister of Health Regulation Number 43 of 2019 states that there are a minimum of 9 types of personnel in Puskesmas, one of which is ATLM personnel. Based on SISDMK data, there are 43 Puskesmas in the Lebak District Health Service, while there are only 15 Puskesmas that have ATLM personnel. The aim of this research is to see a picture of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill ATLM personnel. This research uses a qualitative research method with a case study design, analysis of the availability of ATLM personnel and efforts to fulfill medical laboratory technology experts (ATLM) for health centers in Lebak Regency, Banten Province in 2023. The results of the research show that of the 43 health centers at the district level, there are 28 health centers that do not yet have ATLM personnel therefore do not meet the standards of PMK 43 of 2019, only 15 Community Health Centers have ATLM personnel and only 7 Community Health Centers have 9 types of personnel. Good planning, adequate incentives, clear career development are expected to be a solution to the availability and fulfillment of ATLM personnel in the Lebak District Health Service, Banten Province.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasning
"Penyakit diare merupakan penyakit yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia, dengan tingkat dehidrasi berat dan angka kematian paling tinggi terjadi pada bayi dan balita. Angka kesakitan dan kematian pada balita akibat diare di Indonesia masih tinggi. Prevalensi diare pada balita di Kabupaten Temanggung tiga tahun terakhir terus meningkat, begitu pula di UPT Puskesmas Kandangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sanitasi dasar, lingkungan fisik rumah, faktor ibu, dan karakteristik balita dengan kejadian diare pada balita. Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol dengan sampel 100 kasus dan 100 kontrol, dengan populasi seluruh balita yang berusia 12 sampai 59 bulan. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara sarana air bersih (6,25; 3,04-12,83), sarana jamban keluarga (5,06; 2,76-9,27), sarana pembuangan air limbah (2,53;1,42-4,52), sarana pembuangan sampah (2,55; 1,27-5,09), perilaku ibu (4,32;2,39-7,81), jenis lantai rumah (3,45; 1,66-7,20), dan kepadatan lalat (2,71; 1,28- 5,73), dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang diprediksi paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah sarana air bersih (2,90;1,26-6,67).

Diarrheal disease is a disease that occurs in almost all parts of the world, with severe dehydration and the highest mortality rates occur in infants and children under five. Morbidity and mortality children under five caused by diarrhea in Indonesia are still high. The prevalence of diarrhea children under five in Temanggung Distric last three years continues to increase, so does in the Kandangan Community Health Center.
This study aims to determine the relationship of basic sanitation, the physical home environment, maternal factors, and characteristics of children under five with the incidence of diarrhea children under five. Research design using case-control study with a sample of 100 cases and 100 controls, with the entire population of children under five aged 12 to 59 months. Data analysis was performed by univariate, bivariate, and multivariate.
Study results showed there are significant relationship between clean water facilities (6.25: 3.04 to 12.83), household toilets (5.06: 2.76 to 9.27), means of disposal of waste water (2.53; 1.42 to 4.52), means of waste disposal (2.55: 1.27 to 5.09), maternal behavior (4.32; 2.39 to 7.81), type of floor (3.45; 1.66 to 7.20), and the density of flies (2.71: 1.28 to 5.73), with the incidence of diarrhea children under five. The most dominant variable that predicted events associated with diarrhea in children under five years infants is clean water facilities (2.90: 1.26 to 6.67).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Jayantini
"Dokter gigi memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami gangguan otot dan tulang rangka dikarenakan aktivitas pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja pada dokter gigi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – November 2022 yang melibatkan 111 dokter gigi yang bekerja di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data antara lain form Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III) dan Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ). Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara; kebiasaan olahraga, faktor fisik pada tangan dan siku, serta tuntutan pekerjaan terhadap gejala gotrak akut dan kronis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengurangi risiko keluhan gangguan otot dan tulang rangka pada dokter gigi.

Dentists are at risk for musculoskeletal disorders due to daily work activities. The purpose of this study was to analyze risk factors of work-related musculoskeletal disorder in dentist. This research was conducted in January to November 2022 involved 111 dentists working at the South Jakarta primary health care. This study used a cross sectional study design. The instruments used for data collection included the Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) form, the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III) and the Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ). The results of this study indicated that there is a significant relationship among exercise habits, physical factors on the hands and elbows, as well as work demands on acute and chronic symptoms of musculoskeletal disorder. Therefore, it is necessary to carry out further control and intervention to reduce the risk of musculoskeletal disorders in dentist."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas ndonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awi Muliadi Wijaya
"Malaria is still a major public health problem in many countries, especially in sub-Sahara African region, and common found in tropical and sub tropical areas like Indonesia. In Indonesia, Bayah sub district (Lebak District, Banten Province) also has malaria as a public health problem. The number of malaria cases in Bayah Health Center has increased significantly in the last 4 years. Malaria outbreak occurred in July 2005 with 480 cases, 50 cases positive falciparum and vivax and I death.
Study design used in the research is descriptive study. This study aims to get information the trend of falciparum and vivax malaria transmission in seashore. The specific objectives aims to understand the trend of falciparum and vivax malaria transmission at Bayah sub district, to know risk factors of malaria falciparum and vivax transmission, and to know result of the efforts malaria control program.
The research conducted include risk factors of malaria survey, epidemiological observation on breeding places, and interview with malaria control officer. The research is conducted since June 2006 with all malaria cases since October 2005 until June 2006 as population in this study. The number of malaria cases registered in laboratory facilities is 155 cases. From this population, 117 interviewed cases can be taken as sample.
The analysis of study shows that malaria vivax is dominant within a year. Most proportion of cases is malaria vivax, more 1 st years age group, female, married, have job, education is more of elementary school, economic status is more on the average, never malaria disease before, knowledge is good, attitude to effort malaria prevention is good, behavior of malaria prevention is bad, living on seashore ecosystem.
The seashore at the Bayali District have at least two kind breeding places that lagoon and rice field areas. Lagoon play an important role on June to October or November every years, but the rice field areas play an important role within a year. Bayah sub district have two kind environment in one seashore ecosystem areas which are seashore and rice field ecosystem areas, This needs intervention efforts continuously to reduce malaria falciparum and vivax.

Penyakit malaria masih merupakan penvakit yang menjadi masalah kesehalan ntasyarakar di hanyak negara di cluitia, lertilanra dacrah sub-Sahara Alrik,r dan sccirra unium di dacrah tropis dan subtropis ter-masuk Indonesia_ Sala!) satu wilayah di Indonesia yang mengalami masalah malaria adalah Puskesmas Kecamatan Bayah (Kabupaten Lebak, Provinsi Bantu). Jumlah kasus malaria di Puskesmas ini mcningkat dalam 4 tahuit tcrakhir dan pada bulait Juli 2005 Malt terjadi KLB malaria di wilayah kerja Puskesmas ini, dengan total kasus beijumlah: 480 kasus, jumlah kasus positif malaria.fa/cipw'um dan ricrac pada pemeriksaan sediaan darah malaria sebanyak 50 orang, 1 (satu) orang meninggal dunia.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi dcskriptif Tujuan umum penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai pola penularan malaria falcip arrrm dan vit?ax di daerah ekosistim pantai. Sedangkan tujuan khususnya untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran kasus malaria, mengetahui faktor-faktor risiko kejadian malaria .falciparum dan malaria virar, dan mengetahui pengaruh upaya program pemberantasan malaria di wilayah Puskesmas DTP Bayah.
Penelitian yang dilakukan meliputi survei faktor-faktor risiko malaria, melakukan pengamatan epidemiologi di tempat-tempat perkembang-biakan nyamuk malaria dan wawancara dengan pelugas pembcranlasan malaria di wilayah kerjanya. Pelaksanaan penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Juni 2006 dengan populasi semua kasus malaria sejak Oktober 2005 sampai Juni 2006, yaitu sejumlah 155 kasus yang tercatat di buka register laboralorium malaria, di wilayah kerja Puskesmas DTP Bayah. Sampel penelitian ini diambil dari total populasi kasus malaria yang berhasil diwawancara, yaitu sejumlah 117 responden.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa malaria yang dominan sepanjang tahun di wilayah ini adalah malaria vivax proporsi penderita malaria terbanyak adalah kelompok usia ? 18 tahun, perempuan, sudah menikah, sudah bekerja, pendidikan SD, status ekonomi > rata-rata. dengan riwayat tidak pernah menderita malaria sebelumnya, berpengetahuan balk/ > rata-rata, bersikap positif/setuju terhadap upaya pencegahan malaria, berperilaku pencegahan malaria yang buruk, bertempat tinggal di daerah pantai.
Daerah ekosistim pantai di wilayah ini memiliki sedikitnya 2 jenis tempattempat perkembang-biakan nyamuk (breeding places) yaitu lagun dan persawahan. Lagun sebagai tempat perkembang-biakan nyamuk Anopheles hanya berperan pada musim kemarau antara bulan Juni sampai Oktober atau November setiap tahunnya, sedangkan area persawahan memiliki kontribusi sebagai sumber transmisi kasus malaria sepanjang tahun. Dengan adanya 2 jenis lingkungan di daerah ekosistim pantai yaitu lagun dan sawah, maka di_perlukan upaya intervensi yang berkesinambungan sepanjang tahun untuk menekan kejadian malaria falciparmur dan malaria vivax."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyu Sri Rahayu
"Di Indonesia, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) selalu menempati urutan pertama penyebab kematian pada kelompok bayi dan balita. Diperkirakan, sebanyak 150.000 bayi / balita meninggal tiap tahun. Di wilayah Puskesmas DTP Cibeber dari tahun 2008 sampai 2010 yaitu 778 (24,3%), 231 (7,21%) dan 873 (27,3%) kasus ISPA pada balita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu, karakteristik balita, sumber pencemar udara dalam ruang, dan lingkungan fisik rumah dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas DTP Cibeber Kabupaten Lebak Propinsi Banten dengan jumlah sampel 106 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara langsung terhadap responden dengan menggunakan kuesioner. Variabel penelitian ini adalah pengetahuan ibu, BBL balita, status ASI, status imunisasi, ventilasi, kepadatan hunian, adanya perokok dan bahan bakar memasak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi balita yang menderita sakit ISPA 80,2%. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu {OR=4,333(95% CI : 1,596-11,768)}, BBL, status ASI, ventilasi {OR= 9,726, (95 CI : 2,132- 44,373)}, kepadatan hunian dan adanya perokok dalam rumah {OR= 40,500 (95% CI: 10,466- 156,715)} terhadap kejadian ISPA pada balita. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar diupayakan peningkatan pengetahuan ibu mengenai penyakit ISPA, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, pemeriksaan rutin kehamilan untuk mencegah bayi lahir rendah, bagi anggota keluarga perokok untuk tidak merokok dalam rumah atau dekat dengan balita, dan mengupayakan ventilasi dan penghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan.

In Indonesia, Acute Respiratory Infections (ISPA) always place first rank cause of infant and child death. It is estimated as much as 150,000 infants/children under five (Balita) die for each year. Number of cases of ISPA to balita in working area of Cibeber Community Health Centers to Care from 2008 up to 2010 is 778 (24.3%), 231 (7.21%), and 873 (27.3%).
This study aims to find out mother knowledge, balita characteristic, air pollution source of inside room, and home physical environment using cross sectional design. Study population are all of mothers who have child under five in there of samples are 106 respondents. Data were collected by direct interview to respondents using questionnaire. Variables in this study are mother knowledge, BBL of balita, ASI and immunization status, ventilation, population density, presence of smoker, and cooking fuel.
Study result shows that proportion of balita suffered from ISPA is 80.2%. There are meaning relationship between mother knowledge {OR= 4,333(95% CI : 1,596-11,768)}, Birth weigth, born, brestfeeding status, ventilation {OR= 9,726, (95% CI : 2,132- 44,373)} , population density, and presence of smoker inside house { OR= 40,500, 95% CI: 10,466- 156,715)} to incident of ISPA to child under five. Based on study result, it is suggested to do an efforts to increase mother knowledge regarding to ISPA disease, giving an exclusive ASI for 6 months, routine checking up of gestation to prevent low birth weight for infant, not smoke near balita or inside house for family member who is smoker.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>