Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29021 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Dwi Mulia
"ABSTRAK
Keterlambatan pengobatan kanker payudara merupakan masalah serius yang dapat memengaruhi kesintasan hidup seseorang. Terutama mereka yang berobat di rumah sakit rujukan, kemungkinan besar telah mengalami keterlambatan berulang. Sehinggu tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan pengobatan kanker payudara tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan desain cross sectional dengan sampel dari rumah sakit rujukan nasional pada tahun 2013 - 2016. Pengobatan dikatakan terlambat jika membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk mendapatkan pengobatan sejak pertama kali datang ke rumah sakit. Penelitian ini menggunakan analsisi cox regresi dengan tingkat kemaknaan 0,005. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa faktor yang paling memengaruhi keterlambatan pengobatan pada pasien yang pernah mendapatkan pengobatan adalah tempat tinggal PR 1,593 95 CI 1,031 ndash; 2,462 . Kemudian faktor yang memengaruhi keterlambatan pada pasien baru adalah tingkat pendidikan PR 1,743 95 CI 1,025 ndash; 2,997 dan riwayat pengobatan alternative PR 2,741 95 CI 1,419 ndash; 5,296.

ABSTRACT
Delayed treatment of breast cancer is a serious problem that can worsen the survival period. Then, there is patients already experiencing repeated delays. The purpose of this study is to find out what factors influences the delay of treatment. The study was done with cross sectional design taken from 564 samples of patient breast cancer in Cipto Mangunkusumo General Hospital between 2013 and 2016. Data collected based on register hospital. Time of delay treatment that measured the time from the first came to hospital to the first treatment in hospital. Delay was defined when there was more than 3 months from come to hospital to first treatment. The study based on cox regression was used with p value "
2017
T47992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati
"ABSTRAK
Nama : MegawatiProgram Studi : EpidemiologiJudul : Kesintasan Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Keterlambatan Pengobatandi Rumah Sakit Umum Cipto MangunkusumoPembimbing : Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology AbstrakKanker payudara masih mendominasi penyakit kanker pada wanita di duniatermasuk di Indonesia. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakitrujukan nasional dengan jumlah kasus terus meningkat setiap tahunnya.Sebagian besar kasus ditemukan pada stadium lanjut dan mengalamiketerlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelah didiagnosis. Keterlambatanpengobatan diduga berpengaruh terhadap kesintasan pasien kanker payudara.Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan keterlambatanpengobatan dengan kesintasan pasien kanker payudara di RSCM. Desain studipenelitian adalah kohort retrospektif dengan mengamati 584 pasien yangmemenuhi kriteria inklusi. Pengamatan dilakukan mulai dari 1 Januari 2011sampai Desember 2017. Data dianalisis secara univariat, bivariat dengan ujilogrank, dan multivariat dengan cox regresi. Hasil penelitian menunjukkan dari584 pasien yang dianalisis ditemukan besarnya risiko terjadinya kematiansebesar 1,27 kali lebih cepat pada pasien yang mengalami keterlambatanpengobatan lebih dari 60 hari dibandingkan dengan pasien yang mendapatkanpengobatan kurang dari 60 hari HR=1,27; 95 CI;0,99 ndash; 1,64 setelah dikontrolstadium klinis, status pernikahan, dan status hormon reseptor estrogen.Perbedaan kesintasan antara pasien yang terlambat lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis adalah sebesar 7 pada tahun kelima. Berdasarkan penelitian inidapat disimpulkan bahwa keterlambatan pengobatan lebih dari 60 hari setelahdidiagnosis mempengaruhi kesintasan pasien kanker payudara sehinggapentingnya edukasi kepada pasien dan keluarga untuk tidak menundapengobatan setelah didiagnosis.Kata kunci: keterlambatan pengobatan; kesintasan; kanker payudara

ABSTRACT
Name MegawatiStudy Program EpidemiologiTitle Survival of Breast Cancer based on Delay treatment at CiptoMangunkusumo HospitalCounsellor Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna, MHSc Epidemiology Breast cancer still dominates cancer in women in the world including inIndonesia. Cipto Mangunkusumo Hospital as a national referral hospitalwith the number of cases continues to increase every year. Most of the caseswere found at an advanced stage and experienced treatment delays morethan 60 days after diagnosis. Treatment delays are thought to affect thesurvival of breast cancer patients. Therefore, this study was conducted toassess the relationship of delayed treatment with survival of breast cancerpatients at RSCM. The study design was a retrospective cohort by observing584 patients who met the inclusion criteria. Observations were done from 1January 2011 to December 2017. Data were analyzed univariat, bivariatewith logrank test, and multivariate with cox regression. The results of thestudy showed that the 584 patients analyzed found that the risk of death was1.27 times faster in patients who experienced treatment delay more than 60days compared with patients who received treatment less than 60 days HR 1.27 95 CI 0,99 1.92 after controlled marital status, hormonereceptor estrogen, and clinical stage. The difference in survival betweentheir patients who were late more than 60 days after the diagnosis was 7 in the fifth year. Based on this research, it can be concluded that the delayof treatment influences survival of breast cancer patients so that theimportance of education to the patient and family to immediately performtreatment after diagnosis.Keywords Delay treatment Survival Breast Cancer"
2018
T49998
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thresya Febrianti
"ABSTRAK
Kanker payudara merupakan salah kejadian kanker kedua terbanyak setelah
kanker serviks dan mengalamai peningkatan setiap tahunnya. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan keterlambatan pasien
kanker payudara mencari pengobatan di RSUP Dr. M. Djamil Padang setelah
dikontrol tingkat pendidikan, sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas
kesehatan, biaya, akses deteksi dini, pengobatan tradisional. Desain studi
penelitian ini adalah kasus kontrol (1:1) dengan data primer dianalisis
menggunakan multivariat regresi logistik ganda menggunakan data primer.
Sampel penelitian adalah pasien kanker payudara yang berusia minimal 20 tahun
yang memeriksakan diri ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan Juli-
Desember 2013. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 122 yang terdiri
dari 61 kasus dan 61 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden
yang memiliki pengetahuan rendah pada kelompok terlambat berisiko 1,86 kali
lebih besar dibanding kelompok tidak terlambat setelah dikontrol variabel sikap,
persepsi biaya, persepsi dukungan petugas kesehatan, persepsi dukungan keluarga
dan pengobatan alternatif (95%CI = 0,68-5,089). Diharapkan pemerintah berperan
aktif dalam penurunan kematian akibat kanker payudara dengan meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan masyarakat melalui memberikan penyuluhan yang
intensif mengenai deteksi dini kanker payudara.

ABSTRACT
Breast cancer is the second highest-rate incident after cervical cancer and there
is an increasing trend from year to year. Aims of this research are to know how
big the relationship between knowledge with breast cancer patients who is late in
seeking for treatment at General Hospital Center Dr. M. Djamil Padang after all
variables of confounding ( level of education, attitudes related to seek for
treatment, perception of family support, perception of helath workers support,
perception of costs, perceptions of access to early detection, usage of traditional
medicine). The design of this research is case control with multiple logistic
regression to multivariate analysis using a primer data. Samples were breast
cancer patients who are at least 20 years old need for treatment from the General
Hospital Center Dr. M. Djamil Padang in July-December 2013. Total sample are
122 patients, consisted of 61 cases and 61 controls. The result of this research
shows the respondens had less knowledge and late in seeking for treatment 1,86
times greater than not too late in seeking for treatment after controlled by level of
education, attitudes, perception of family support, perception of helath workers
support, perception of costs, perceptions of access to early detection, usage of
traditional medicine (95%CI=0,68 to 5,089). therefore, for the government to
increase awareness and knowledge of women to make early detection and
screening by conducting an intensive counseling."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Via Dolorosa Halilintar
"Kanker Payudara KPD merupakan jenis penyakit Kanker dengan risiko insidensi mortalitas tertinggi di Indonesia. Tesis ini membahas tingkat kepatuhan dan faktor ndash; faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengobatan pasien Kanker Payudara KPD yang menjalani terapi hormonal dengan Tamoxifen pada pasien RS Kanker Dharmais tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain potong lintang cross-sectional. Penelitian diikuti oleh sebanyak 109 orang responden. Tingkat kepatuhan pengobatan dinilai melalui kuesioner MARS-5 yang dimodifikasi. Karaktersitik sosiodemografi dan klinis diperoleh dari wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan pengobatan KPD dengan Tamoxifen adalah 90,9 dengan proporsi pasien yang patuh adalah 75,2 82 dari 109 orang. Umur pasien, pendapatan, tingkat pendidikan, pemberian informasi dan edukasi tentang pengobatan, dan tingkat pengetahuan pasien mempunyai pengaruh yang bermakna dalam mempengaruhi tingkat kepatuhan pengobatan. Analisis multivariat menunjukkan bahwa Umur responden, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan merupakan faktor yang paling berpengaruh dan menentukan tingkat kepatuhan pengobatan. Tingkat Pendidikan merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap kepatuhan pengobatan. Melalui penelitian ini disarankan untuk memberikan perhatian khusus untuk pasien ndash; pasien dengan karakteristik tertentu seperti pasien dengan tingkat pendidikan atau berpendapatan rendah.

Breast Cancer BC is. type of cancer disease with the highest incidence of mortality in Indonesia. The focus of the study was to determine the level of adherence and factors influencing the adherence of the treatment of BC patients undergoing hormonal therapy with Tamoxifen in patients with Dharmais Cancer Hospital in year 2018. The study is an observational study with. cross sectional design. The study was followed by 109 respondents. Medication adherence levels assessed via questionnaire MARS. modified. Sociodemographic and clinical characteristic obtained from interviews using questionnaires.
The results showed that the medication adherence level of KPD with Tamoxifen was 90.9 with the proportion of adherent patients was 75.2 82 of 109 patients. Patient age, income, education level, information and education about treatment, patient 39. level of knowledge have. significant influence on the level of medication adherence. Multivariate analysis showed that the age of respondents, level of education, level of knowledge is the most influential factor and determine the level of treatment adherence. Education level is the variable that has the greatest effect on medication adherence. Through this study, it is advisable to pay particular attention to patients with certain characteristics such as patients with low education or low income levels.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T51466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurzannah
"Kekacauan akan terjadi pada sistem sel yang sedang membelah ketika diberikan medan listrik eksternal dengan frekuensi 100 kHz dan intensitas < 200 V/m sehingga mampu menghambat dan menghancurkan sel kanker. Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) dikembangkan berbasis medan listrik statis untuk terapi kanker. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi ECCT pada kanker payudara jenis infiltrating Ductal Carcinoma (IDC) dan Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC). 10 pasien kanker payudara dengan jenis IDC dan ILC diterapi dengan ECCT selama 3 bulan kemudian dianalisis dan dimonitor dengan alat diagnostik kanker payudara berbasis Electical Capacitance Volume Tomography (ECVT). ECVT memanfaatkan nilai kapasitansi jaringan payudara untuk memprediksi distribusi permitivitas jaringan kanker payudara. Intensitas permitivitas yang terukur oleh ECVT berbanding lurus dengan tingkat keganasan sel kanker. Hasil penelitian menunjukkan ECCT untuk kanker payudara lebih efektif untuk kasus kanker payudara jenis IDC daripada ILC. Range rasio pengurangan maksimum konsentrasi pada IDC adalah 0,015— 0,156 / bulan sedangkan pada ILC adalah 0,0177—0,1103 / bulan.

Cells division will be disturbed when given an external electric field with a frequency of 100 kHz and intensity of < 200 V/m, thus can be used to inhibit and destroy cancer cells. Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) was developed based on the static electric field for cancer therapy. This study aimed to determine the efficiency of ECCT for breast cancer of Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC) and Infiltrating lobular carcinoma (ILC). 10 patients of breast cancer with a type of IDC and ILC treated with ECCT for 3 months analyzed and monitored by breast cancer diagnostic tool based on Electical Capacitance Volume Tomography (ECVT). ECVT utilizing capacitance value of breast tissue to predict the permittivity distribution of cancers. Permittivity intensity measured by ECVT directly proportional to the rate of cancer cell malignancy. The results showed ECCT for breast cancer is more effective for breast cancer cases type IDC than ILC. Range reduction ratio of the maximum concentration of the IDC is from 0.015 to 0.156 per month, while the ILC is 0.0177 to 0.1103 per month."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Agus Rahardjo
"Deteksi dini kanker payudara sangat penting dilakukan bagi wanita berisiko, khususnya Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan ini secara rutin dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan atau benjolan sejak awal. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi deteksi dini kanker payudara pada wanita berisiko kanker payudara. Desain yang digunakan Crossectional dengan 135 responden yang teknik concecutive sampling. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tanda dan gejala, pengetahuan deteksi dini, pendidikan, riwayat operasi, dimana faktor yang dominan yaitu variabel pengetahuan tanda dan gejala (p< 0,05;OR=0.095 C.I: 0.013-0,687). Faktor-faktor tersebut dapat dijadiakan salah satu eviden base dalam mengidentifikasi masalah dalam usaha mencegah terjadinya kanker payudara pada wanita berisiko kanker payudara.

Early detection for breast cancer is very important for the high-risk women especially Self Breast Examination (BSE). This examination is done routinely detects the unusual changes or lumps. This research aims to identify the factors influencing early detection of breast cancer in women at risk for breast cancer. Cross sectional design to 135 respondents that were selected by consecutive sampling. The results show that there is significant correlation between the knowledge about signs and symptoms, knowledge about early detection, knowledge about surgery records by which the dominant factor is the knowledge about signs and symptoms (p< 0,05;OR=0.095 C.I: 0.013-0,687). These factors can be presented as an evidence base in identifying problems in an effort to prevent breast cancer in high-risk women for breast cancer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmiwati
"Penerimaan seseorang yang terdiagnosis kanker payudara akan memberikan pengaruh terhadap komitmennya dalam menjalani pengobatan, yang selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup pasien tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh terhadap tingkat penerimaan pasien. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional dengan 180 orang responden. Analisis data yang digunakan adalah regresi logistik. Instrumen penelitian yang digunakan untuk melihat penerimaan adalah Acceptance Of Illness Scale (AIS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan pasien di RSUD Provinsi Sumatra Barat 60,6% adalah baik. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien adalah: Usia (p = 0,006), pendidikan (p = 0,902) pekerjaan (p = 0,006), lama menderita (p = 001), metastase (p=0,003) jumlah pengobatan (p =0,000) dukungan keluarga (p = 0,014), Spiritual (p=0,001) mekanisme koping (p=0,038). Hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang dominan mempengaruhi tahap penerimaan adalah spiritual. Kesimpulan: Penerimaan pasien dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan faktor-faktor yang dimiliki oleh penderita kanker payudara. Saran: Penelitian lebih lanjut tentang variabel pekerjaan lebih dijelaskan berdasarkan status profesional.

Acceptance of a person diagnosed with breast cancer will have an effect on his commitment to undergoing treatment, which in turn will affect the quality of life of the patient. This study aims to identify factors that affect the level of patient acceptance. The research design used was Cross Sectional with 180 respondents. Data analysis used is logistic regression. The research instrument used to view acceptance is Acceptance Of Illness Scale (AIS). The results showed that the acceptance of patients in West Sumatra Province Hospital 60.6% was good. While the factors that influence the quality of life of the patient are: Age (p = 0,006), education (p = 0,902) job (p = 0,006), long suffering (p = 001), metastase (p = 0,003) family support (p = 0.014), Spiritual (p = 0.001) coping mechanism (p = 0.038). The result of multivariate analysis found that the dominant factor influencing the acceptance stage is spiritual. Conclusion: Acceptance of patients can be improved by optimizing the factors that are owned by patients with breast cancer. Suggestions: Further research on job variables is more described by professional status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Ani Susilowati
"Kualitas hidup survivor kanker payudara merupakan keadaan sehat sejahtera yang dipersepsikan oleh tiap individu, dipengaruhi oleh karakteritik individu dan karakteristik lingkungan. Menggunakan Cross- sectional dengan mengambil variable dependen dan independen secara bersamaan. Sampel 174 diambil secara consecutive sampling, responden diminta mengisi kuesioner yang telah disediakan. Data yang didapat dilakukan analisa data secara distribusi frekuensi, chi-square dan LR-Test. Terdapat empat belas faktor yang mempengaruhi kualitas hidup survivor kanker payudara, namun hanya ada tiga faktor yang berpengaruh secara significant dan menjadi faktor protektif terhadap penurunan kualitas hidup survivor kanker payudara, ketiga faktor tersebut yaitu: Stadium kanker (p=0,025) lama terdiagnosa (p = 0,001) dan jenis pengobatan (p=0,014). Kualitas hidup merupakan keadaan sehat sejahtera yang dipengaruhi oleh berbagai faktor karakteristik demografi. Dari 14 karakteristik, terdapat tiga (3) karakteristik yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup survivor kanker payudara yaitu stadium kanker, lama terdiagnosa dan jenis pengobatan. Diadakan sosialisasi pentingnya skrining kanker payudara pada wanita usia subur."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emailsa Denta
"Latar Belakang: Stadium saat terdiagnosis merupakan faktor prognostik terpenting yang menentukan kesintasan pasien kanker kolorektal (KKR). Sebagian besar pasien terdiagnosis pada stadium lanjut dan dilaporkan mengalami keterlambatan diagnosis dan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran case manager dalam efisiensi waktu tunggu diagnosis dan terapi serta melihat faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan diagnosis dan terapi tersebut.
Metode: Studi analisis deksriptif dengan desain potong lintang untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan diagnosis dan terapi pada pasien KKR yang dengan case manager dan tanpa case manager yang dirujuk ke Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo periode Juli 2018 sampai Maret 2019.
Hasil: Sebanyak 20 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, enam pasien didampingi oleh case manager dan 14 pasien tidak. Total enam pasien (100%) yang dengan case manager tidak ada yang mengalami keterlambatan diagnosis dan terapi, sedangkan pada kelompok yang tanpa case manager didapatkan keterlambatan diagnosis pada tiga pasien (21,4%), keterlambatan terapi pada empat pasien (28,6%) dan keterlambatan sistem pada lima pasien (35,7%), meskipun hal ini tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Didapatkan waktu tunggu diagnosis yang lebih singkat pada kelompok case manager versus tanpa case manager [14 hari (SB 13) versus 18,5 hari (SB 13); p 0,496]. Hasil serupa juga terlihat pada waktu tunggu terapi [17,5 hari (SB 6,7) versus 21,5 hari (9-189 hari); p 0,076]. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara usia, tingkat pendidikan, domisili, dan stadium saat terdiagnosis dengan keterlambatan diagnosis dan terapi.

Background: The stage of a colorectal cancer (CRC) at the time of treatment is the most important prognostic factor influencing survival. Majority of CRC patients are diagnosed at an advanced stage and eventually experiencing delay in diagnosis and therapy. The aim of this study was to investigate the effectiveness of case manager oncology in shortening the waiting time for diagnosis and therapy and analyse factors influencing the delay.
Method: A descriptive cross-sectional study was conducted to determine the relationship between factors influencing the delay in diagnosis and therapy in CRC patients with or without accompaniment of case manager who were referred to Radiotherapy Department of Cipto Mangunkusumo Hospital during period July 2018 to March 2019.
Result: There were 20 eligible patients enrolled in this study, 6 patients were assisted by case manager and 14 patients were not. None patients (100%) having delay of diagnosis and therapy in case manager group while in non-case manager group there were 3 patients (21.4%) having delay in diagnosis, 4 patients (28.7%) having delay in therapy, and 5 patients (35.7%) delay in system, although no statistically significant differences were found. The waiting time for diagnosis was shorter in case manager group versus non-case manager group [14 days (SD 13) versus 18,5 days (SD 13); p 0,496] and similar result were also seen in waiting time for therapy [17,5 days (SD 6,7) versus 21,5 days (9-189 days); p 0,076]. There were no significant association between age, level of education, place of residence, and stage at diagnosis with delay in diagnosis and therapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Andinia Fathonah
"Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik yang mulai banyak dikembangkan sebagai pengobatan rawat jalan. Namun, efek samping kemoterapi seringkali menyebabkan penurunan kondisi klinis yang mempengaruhi tingkat ketepatan jadwal kemoterapi intravena pasien.
Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan jadwal kemoterapi intravena pada pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di rawat jalan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 85 pasien kanker yang menjalani kemoterapi intravena, ditentukan berdasarkan purposive sampling. Instrumen yang digunakan meliputi kuesioner karakteristik demografi, Smilkstein's family system apgar APGAR, Symptom Management Self Efficacy Scale-Breast Care SMSES-BC dan lembar ketepatan jadwal kemoterapi intravena.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara usia, pendidikan, pendapatan, stadium penyakit, lamanya pengobatan dan dukungan keluarga dengan ketepatan jadwal kemoterapi p=0,563; p=0,240; p=0,195;p=0,195; p=0,743; p=0,681, ? =0,05. Ada hubungan positif bermakna antara efikasi diri dengan ketepatan jadwal kemoterapi, namun hubungannya lemah p=0,045, r=0,218. Peneliti menyarankan perlunya upaya peningkatan efiskasi diri untuk memperbaiki ketepatan jadwal kemoterapi.

Chemotherapy is a systemic treatment has been developed as an outpatient treatment. However, the side effects of chemotherapy often lead to decreased clinical conditions that affect the accuracy of the patients intravenous chemotherapy schedule.
This descriptive analytic study with cross sectional approach aims to identify factors related to the accuracy of intravenous chemotherapy schedule in breast cancer patients in undergoing outpatient chemotherapy. The number of samples in this study were 85 cancer patients who underwent intravenous chemotherapy, determined by purposive sampling. The instruments used include demographic characteristics questionnaires, Smilksteins family apgar system APGAR, Symptom Management Self Efficacy Scale Breast Care SMSES BS and intravenous chemotherapy compliance sheets.
The results of this study showed no significant correlation between age, education, income, disease stage, duration of treatment and family support with accuracy of chemotherapy schedule p 0,563 p 0,240 p 0,195 p 0,195 p 0,743 p 0,681, 0,05. There was a significant positive correlation between self efficacy with the accuracy of chemotherapy schedule, but the correlation was weak p 0,045, r 0,218. Researchers suggest improving self efficacy efforts to improve the accuracy of chemotherapy schedule.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>