Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suprayitno
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji pengetahuan pengunjung mahasiswa sebanyak 63 orang tentang konsep ldquo;Sejarah Nasional Indonesia rdquo; lewat diorama yang divisualisasikan di Museum Sejarah Nasional MSN di Tugu Monumen Nasional. Pengukuran meaning making pengunjung dengan menggunakan metodologi Personal Meaning Mapping PMM yang dikembangkan oleh John H. Falk ini terdiri atas 4 dimensi, yaitu extent, breadth, depth, dan mastery. Rata-rata pada setiap dimensi terjadi perubahan kenaikan, dari tahap sebelum sampai sesudah melihat diorama MSN. Pada dimensi extent, perubahan jumlah kosakata sebelum dan sesudah melihat diorama mengalami kenaikan dari 339 kosakata menjadi 554 kosakata . Pada dimensi breadth, persentase pengunjung yang menyebutkan 3 fase sejarah juga terjadi peningkatan sesudah pengunjung melihat diorama. Pada dimensi depth, kedalaman pengetahuan pengunjung MSN mengalami kenaikan, dari sekadar pengetahuan minimal menjadi pengetahuan yang lebih luas. Pada dimensi mastery, penguasaan pemahaman pengunjung baik sebelum maupun sesudah melihat diorama tergolong kategori B pemahaman akurat, bisa menyebutkan satu sampai dua konsep yang sesuai . Secara akademik, penggunaan metodologi PMM ini memperkaya ragam kajian pengunjung dengan pendekatan konstruktivis, sementara secara praktis berguna bagi pihak museum sebagai bahan evaluasi pameran museum agar lebih kontekstual sesuai harapan pengunjung.

ABSTRACT
This research measured the depth of knowledge of 63 college university 39 s students about a concept of National History of Indonesia visualised by dioramas in Museum Sejarah Nasional MSN . This research used a Personal Meaning Mapping PMM methodology developed by John H. Falk which rsquo s derived from a constructivist approach. PMM measured the 4 dimensions of knowledge score extent, breadth, depth, and mastery. Most of the results of PMM changed significantly. In extent dimension, the quantity of vocabularies raised from 339 on entry to 554 vocabularies on exit. In breadth dimension, the percentage of visitors mentioning 3 phases of history increased from entry to exit phase. In depth dimension, the visitor rsquo s depth of knowledge increased from minimal response to extensive response. In mastery dimension, most of the score of visitor rsquo s understanding mastery on National History of Indonesia were B accurate understanding, mentioning one or two concepts accurately . Academically, this PMM methodology enriches the variant of visitors study, especially in constructivist learning on museum. Practically, this PMM methodology has advantages to museum to make an evaluation of the exhibition to be contextual as visitors expect."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Murwaningrum
"ABSTRAK
Kajian Diorama Museum Sejarah Nasional Di Tugu Monumen Nasional 1945-1969 hanya memfokuskan pads diorama Proklamasi sampai dengan Penentuan Pendapat Rakyat Irian Jaya. Diorama ini tersimpan di ruang Museum Sejarah Tugu Nasional yang berada di bagian dalam dari Tugu Monumen Nasional. Tugu Monumen Nasional sekarang berada di kawasan yang disebut Medan Merdeka yang dahulu pads zaman penjajahan disebut Koningspleins atau lapangan Raja. Dari zaman penjajahan Koningsplein mempunyai fungsi yang strategis karena telah menjadi tempat untuk menerima tamu yang datang ke Hindia Belanda, tempat dibangunnya fasilitas pemerintahan sampai dengan sebagai tempat lokasi pameran kolonial. Setelah zaman kemerdekaan nama Koningsplein diubah menjadi Medan Merdeka, yang dikembangkan sebagai taman yang memiliki arti simbolik bagi bagi bangsa Indonesia. Pada saat Presiden Soekarno berkuasa dan telah memiliki reputasi yang balk di mata internasional, maka timbul keinginan tentang adanya suatu monumen yang bisa dijadikan tanda kebesaran Bangsa Indonesia. Monumen yang diinginkan Presiden mempunyai syarat-syarat tertentu untuk memenuhi kriteria yang diinginkan dan dipenuhi makna-makna simbolik. Untuk memenuhi keinginan Presiden Soekarno, maka setelah melalui 2 kali sayembara dan belum juga sesuai dengan yang dimaksud, maka Presiden dengan dibantu arsitek Soedarsono dan Silaban merancang sendiri, dalam bentuk lingga-yoni yang penuh makna filosofi. Di dalam Tugu yang berbentuk lingga-yoni tersebut Presiden menginginkan adanya sebuah museum yang di dalamnya menggambarkan fase perjalanan bangsa Indonesia dari jaman purbakala sampai dengan masa sekarang dan yang akan datang."
2007
T37405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Khozin
"ABSTRAK
Tesis ini membahas penerapan konsep museologi baru dan museum sejarah di
Museum Kebangkitan Nasional. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat
deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini
adalah menjadikan Museum Kebangkitan Nasional sebagai museum sejarah ideal
dan merumuskan konsep komunikasi yang tepat untuk memudahkan proses
penyampaian pesan. Hasil dari penelitian ini mengidentifikasikan bahwa Museum
Kebangkitan Nasional merupakan museum sejarah yang dalam pengelolaannya
belum menggunakan konsep museologi baru, karena belum menerapkan konsep
komunikasi timbal balik.

ABSTRACT
The object of this research was to discuss the application of the new museology
and the historical museum concepts. This research is a descriptive study which
used qualitative approach. The aim of the study is to perform ?National
Awakening Museum? as the ideal historical museum and formulate the
appropriate communication concept to facilitate the process of delivering
messages. The result of the research identified that National Awakening Museum
is a historical museum which its management has not used the new museology
concept, due to the fact of lacking the using of reciprocal communication concept."
2013
T35378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidil
"Monumen merupakan suatu bangunan yang sengaja dibuat untuk memperingati sebuah peristiwa yang pemah tefjadi atau seseorang yang pantas dikenang oleh masyarakat banyak. Monumen ada yang berbentuk patung, prasasti, tugu atau bangunan lain yang dianggap dan dinyatakan sebagaimonumen. Tetapi pada umumnya monumen berbentuk tugu dan patung. Sehubungan dengan guna monumen untuk memperingati suatu peristiwa yang telah terjadi atau seseorang telah meninggal, maka monumen sangat erat kaltannya dengan kesejarahan. Karena itu ada beberapa monument yang dilengkapi dengan museum guna memberikan informasi lebih banyak tentang peristiwa atau seseorang yang disimbolkan oleh monumen tersebut. Salah satu monumen yang terkenal diIndonesia adalah Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya guna mengenang para Pahlawan Revolusi yang gugur dibunuh olek PKI pada peristiwa G30 S/PKI di Lubang Buaya tanggal 30 September 1965. Dengan mengunjungi monumen dan museum diharapkan masyarakat lebih memahami sejarah kebangsaannya yang selanjutnya akan memperkuat rasa nasionalismenya.
Peristiwa G30 S/PKI merupakan akhir petualangan Partai Komunis di Indonesia. Peristiwa ini pula yang menyebabkan berakhlmya kepernlmpinan Sukamo dan sekaligus awal dari kepemimpinan Suharto di Republlk Indonesia. Peristiwa G30 S/PKI menjadl sangat menarik untuk dibahas dan diteliti.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan quesioner untuk menjaring persepsi para pelajar Pendidikan Menengah yang berkunjung ke monumen khususnya monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya. Data yang didapat dianalisis menggunakan metoda stalistik regresi sederhana dan regresi berganda.
Hasil penelitian pertama, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Peran dan Fungsi Monumen terhadap nasionalisme. Dari persamaan regresi, koefisien besarnya pengaruh tersebut adalah 0,258. Artinya, setiap peningkatan 1 satuan, Peran dan Fungsi Monumen akan meningkatkan nasionalisme pelajar Pendidikan Menengah sebesar 0,258 satuan. Kedua, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Pemahaman Sejarah Kebangsaan terhadap nasionalisme yang artinya semakin tinggi pemahaman sejarah kebangsaan, maka semakin tinggi nasionalisme pelajar Pendidikan Menengah. Dari persamaan regresi, koefisien besarya pengaruh pemahaman sejarah kebangsaan tersebut sebesar 0,340. Artinya peningkatan pemahaman sejarah kebangsaan sebesar 1 satuan, akan meningkatkan nasionalisme sebesar 0,340 satuan. Ketiga, Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari pemahaman sejarah kebangsaan dan peran dan Fungsi Monumen terhadap Nasionalisme pelajar Pendidikan Menengah. Adapun pengaruhnya sebesar 59,8 %.

A monument is a building that is deliberately made to commemorate an event that has happened or someone who deserves to be remembered by the public at large. There are monuments in the form of statues, inscriptions, monuments or other buildings that are considered and declared as monuments. But in general, monuments are in the form of monuments and statues. With respect to the use of monuments to commemorate an event that has occurred or someone has died, monuments are very closely related to history. Because of that there are several monuments that are equipped with museums to provide more information about the event or person symbolized by the monument. One of the well-known monuments in Indonesia is the Pancasila Sakti Monument in Lubang Buaya to commemorate the Revolutionary Heroes who were killed by the PKI during the G30S/PKI incident in Lubang Buaya on September 30, 1965. By visiting monuments and museums, it is hoped that the public will better understand their national history and that later strengthens their sense of nationalism.
The G30 S/PKI incident was the end of the adventures of the Communist Party in Indonesia. This event also led to the end of Sukamo's leadership and at the same time the beginning of Suharto's leadership in the Republic of Indonesia. The events of the G30 S/PKI are very interesting to discuss and research.
The research method used was a survey method using a questionnaire to capture the perceptions of secondary education students visiting monuments, especially the Pancasila Sakti Lubang Buaya monument. The data obtained were analyzed using simple and multiple regression statistical methods.
The results of the first study, there is a positive and significant influence. The Role and Function of the Monument against nationalism. From the regression equation, the coefficient of the magnitude of the effect is 0.258. This means that for every increase of 1 unit, the Role and Function of the Monument will increase the nationalism of Secondary Education students by 0.258 units. Second, there is a positive and significant influence. The understanding of national history towards nationalism means that the higher the understanding of national history, the higher the nationalism of secondary education students. From the regression equation, the magnitude coefficient of the influence of understanding national history is 0.340. This means that an increase in understanding of national history by 1 unit will increase nationalism by 0.340 units. Third, there is a positive and significant influence from understanding national history and the role and function of monuments on the nationalism of secondary education students. The effect is 59.8%.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2008
T24999
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Ida Yustiantini
"Tesis ini membahas tentang konsep tragedi nasional 1965 yang diharapkan menjadi inti penyajian pameran di museum ? museum yang berada di kawasan Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur. Informasi yang disajikan di museum masih menganut sistem monolitik , dengan mengutamakan penyajian informasi tentang kekejaman komunis. Belum ada diorama yang menggambarkan adegan tragedi di seluruh Indonesia, kecuali Papua pasca peristiwa tragedi di Lubang Buaya. Makna inti Pancasila yang bisa dijadikan pendamai bagi aneka konflik yang terjadi di Indonesia saat ini juga belum diinformasikan. Oleh sebab itu penulis ingin mengkaji tragedi nasional 1965 dan kaitannya dengan Pancasila, serta pengaplikasiannya dengan membentuk Ruang Kontemplantif sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial museum kepada masyarakat. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dan pengeterapan teori memori kolektif yang sesuai dengan episteme reformasi.

This thesis studied the concept of national tragedy 1965 will wondering become essence of display on museums in Pancasila Sakti Monument, East Jakarta. The information showed on museums was still monolithic system by priority information of communism violence. There were no dioramas showed about tragedy in all over Indonesia, except Papua at post tragedy of Lubang Buaya. The Pancasila essence intention which could be peace- maker of various conflicts in Indonesia was also not informed.. Therefore, the author studied the national tragedy 1965 and correlation with Pancasila as well as applied it by forming contemplative room as social responsibility of museum to community. This thesis uses qualitative method and collective memory applied which appropriated with reformation episteme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T40817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizna Alfi Hamidah
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Service Quality terhadap Revisit Intention melalui Visitor Satisfaction pada Pengunjung Museum Nasional Indonesia. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui teknik purposive sampling pada 165 responden yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner secara luring. Data yang didapatkan diolah menggunakan SPSS melalui analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa pengaruh yang signifikan yaitu pengaruh service quality terhadap revisit intention, pengaruh service quality terhadap visitor satisfaction, dan pengaruh visitor satisfaction terhadap revisit intention. Pada uji mediasi menunjukkan bahwa visitor satisfaction memiliki pengaruh mediasi parsial pada hubungan service quality terhadap revisit intention pada pengunjung Museum Nasional Indonesia.

The purpose of this study is to analyze the effect of service quality on revisit intention with visitor satisfaction as mediating variable with a study on Museum Nasional Indonesia’s visitors. The study used a quantitative approach through purposive sampling technique on 165 respondents obtained direct distribution of questionnaires. The data obtained were processed using SPSS through descriptive statistical analysis and linier regression analysis. The results of this study indicate that there are several significant effects, namely the effect of service quality on revisit intention, the effect of service quality on visitor satisfaction, and the effect of visitor satisfaction on revisit intention. The mediation test showed that visitor satisfaction has a partial mediating effect on the relationship between service quality and revisit intention to Museum Nasional Indonesia’s visitors."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Im Rini Hariyani
"Tesis ini memuat bahasan tentang penerapan konsep manajemen museum untuk pengelolaan Kawasan Monumen Nasional (KMN). Konsep museum yang digunakan adalah New Museum yang menekankan prinsip-prinsip kemandirian, berorientasi pada pengunjung, bersifat multidisiplin dan menjalankan fungsi pendidikan yang menghargai pluralisme. Sedangkan konsep manajemen museum menggunakan kerangka Lord & Lord yang menekankan pada tiga unsur pokok, yaitu (1) visi dan misi yang menjadi landasan keberadaan dan tujuan pokok museum, (2) struktur organisasi yang dipilih sebagai sarana untuk menggerakan sumberdaya manusia agar tujuan museum dapat dijalankan secara efektif dan efisien, dan (3) penerapan fungsi manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Fokus hanya diberikan pada dua aspek manajemen museum yang dianggap penting karena sifatnya lintas bagian, yaitu sumberdaya manusia dan keuangan.
Berdasarkan hasil kajian dapat dikemukakan bahwa KMN dapat dikelola sebagai sebuah museum yang dapat memberi manfaat maksimum bagi masyarakat bila mememuhi persyaratan berikut: (1) visi museum harus mempertahankan visi pendirinya, yaitu menjalankan fungsi pendidikan publik dengan misi untuk meningkatkan kesadaran tentang jatidiri bangsa dan menumbuhkan semangat cinta tanah air (character and nation building), (2) struktur organisasi bersifat semi-government sehingga memiliki kemandirian tertentu dalam proses pengambilan keputusan, (3) fungsi manajemen dijalankan oleh tenaga profesional yang memiliki dedikasi penuh pada pengembangan museum, dan (4) KMN dikelola sebagai satu kesatuan integral di bawah satu lembaga, yaitu Museum Monumen Nasional (MMN). Bagian tugu dan bagian taman diperlakukan sebagai aset yang tidak dipisah-pisahkan.

This thesis contains a discussion of the application of the concept of museum management for National Monumen of Jakarta. The concept of New Museum that will be used is emphasizes on the principles of independence, visitor-oriented service, multidisciplinary approach, and public education that respects pluralism. While the concept of museum management using Lord & Lord framework that emphasizes three main elements, namely (1) the vision and mission on which the the museums could exist, (2) organizational structure chosen as a means to mobilize human resources in order to run the museum goals effectively and efficiently, and (3) the application of management functions that include planning, implementation, and evaluation. Focus is given only on two aspects that are considered important for museum management, namely human resource and financial managements.
Based on the results of the study can be stated that the National Monumen can be managed as a museum that can provide the maximum benefit to society when the following requirements could be fulfilled: (1) vision of the museum must maintain the vision of its founder, which perform the function of public education with a mission to raise awareness about the nation's identity and foster the spirit of love of country (character and nation building), (2) organizational structure is a semigoverments that has a certain independence in decision-making mechanism, (3) management functions are run by professionals who have a dedication to the development of the museum, and (4) National Monumen should be managed as a single entity by a single agency, e.g. Museum of National Monumen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Frestiana
"Melalui SK Gubernur No. 36/2002, Pemerintah DKI Jakarta melakukan pemagaran terhadap Monumen Nasional, sebuah ruang publik yang salah satu fungsinya adalah sebagai ruang demokrasi. Skripsi ini akan mengungkap fenomena pemagaran Moumen Nasional sebagai sebuah representasi kuasa dalam ruang publik, khususnya ruang demokrasi. Metode analisa yang digunakan dalam pembahasan pemagaran Monas ini, lebih melihat kepada hubungan antara representasi kuasa dalam ruang publik, khususnya ruang demokrasi, serta pemaparan sejarah kuasa dan representasinya di Jakarta, untuk menunjukkan hadirnya kuasa dalam ruang publik sebagai ruang demokrasi dan mengetahui latar belakang pemagaran Monumen Nasional. Hipotesis dari skripsi ini adalah bahwa kuasa hadir dalam ruang demokrasi dengan berbagai bentuk. Pemagaran Monas merupakan salah satu bentuk representasi kuasa dalam ruang publik, khususnya ruang demokrasi.

Using SK Gubernur No.36/2002, the government of DKI Jakarta framing Monumen Nasional, a public space that have a function as a democratic space. This thesis will pronounce the phenomenon of framing Monumen Nasional as a representation of power in a public space , especially democratic space. The method of analysis which used in the discussion of framing Monumen NAsional is by seeing relation of representation of power in a public space, especially democratic space, also explained about the history of power and the representation of power in Jakarta, for showing the power in a public space as democratic space and know the reason of framing Monumen Nasional. The hippotesis of this thesis is framing Monas is a form of representation of power ini a public space, especially democratic space."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51625
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neila Amelia
"Skripsi ini membahas bentuk partisipal dalam teks informasi di Museum Sejarah Nasional Moskow pada Ruang 22-28, Ruang 35-39, dan Ruang Emas nomor 40. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis. Partisipal merupakan kelas kata yang terbentuk dari turunan verba. Untuk meneliti sebanyak 24 teks informasi yang dijadikan data, penulis menggunakan teori morfologi Rusia oleh Savko. Dari data yang dianalisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat bentuk partisipal yang mendominasi, yaitu partisipal pasif bentuk lengkap kala lampau.
This thesis discusses about participle form in Information text in Historical State Museum Moscow at Section 22-28, Section 35-39, and Gold Section number 40. This research is an analytical descriptive research. Participle is a word class form which is derived from verb. To research as many as 24 information texts which are used as participle data, the author is using Morphology Theory by Savko. It can be concluded that there are certain participle form which dominate: Past Passive Participle with complete form."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Darmintono
"Monumen Nasional sudah dikenal sebagai landmark kota Jakarta dan merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama Propinsi DKI Jakarta. Lebih dan setengah juta wisatawan mengunjungi monumen ini setiap tahunnya. Namun selama beberapa tahun terakhir jumlah pengunjung terns menurun. Hal ini menunjukkan penurunan kinerja pelayanan di Monumen Nasional. Beberapa alasan dikemukakan untuk menjelaskan laju penurunan jumlah pengunjung tersebut, diantaranya karena menurunnya kualitas, persepsi pengunjung akhir - akhir ini yang rnenganggap Monumen Nasional sebagai tempat yang kurang aman, serta kurangnya perawatan dan minimnya sarana prasarana pengunjung. Namun sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian yang berhubungan dengan penurunan kinerja tersebut.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana persepsi kepuasan pengunjung, dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan tingkat kesesuaian antara kualitas pelayanan yang dirasakan dengan kualitas yang diharapkan, faktor apa yang saja yang dipertimbangkan pengunjung datam persepsinya terhadap kepuasan, serta faktor apa yang periu diprioritaskan untuk segera dilakukan pembenahan oleh pihak pengelola. Pengunjung sebagaimana layaknya pelanggan yang lain, biasanya memiliki harapan terhadap kualitas jasa yang ditawarkan oleh pengelola. Harapan - harapan ini dimulai melalui informasi yang disampaikan melalui brosur, iklan, dan informasi dari mulut ke mulut. Terpenuhinya harapan pengunjung akan menentukan tingkat kepuasan, ketika atau sesudah kunjungan, mulai dari informasi awal sampai proses membayar jasa yang ditawarkan. Jika kinerja yang dirasakan memenuhi harapan, dikatakan pengunjung tersebut puas, dan sebaliknya jika kinerja yang dirasakan lebih rendah dari harapan, akan mengakibatkan pengunjung tidak puas.
Penelitian deskriptif ini dilakukan melalui pengumpulan data primer yang meliputi survey dan observasi terhadap responden dengan kuesioner tertutup, dengan delapan dimensi suplemen pelayanan yang terdapat pada kelopak bunga pelayanan yang dikemukakan oleh Christopher Lovelock (1994). Pada penelitian ini hanya digunakan tujuh dimensi pelayanan, yakni Information, Consultation, Order taking, Hospitality, caretaking, Exception, dan Billing dan payment. Dari 100 responden yang diteliti, secara umum menyatakan cukup puas dengan pelayanan di Monumen Nasional. Hasil ini dapat dijadikan tolok ukur keberadaan Monumen Nasional, khususnya terjadinya penurunan jumlah pengunjung. Berdasarkan analisis penelitian, Hospitality merupakan dimensi yang rawan, karena kurangnya sarana dan prasarana seperti perlindungan cuaca, dan sarana parkir yang Iebih dekat.
Berdasarkan hasil analisis faktor dan rotasi varimax, menghasikan empat faktor baru yang merupakan ekstraksi ke delapan suplemen pelayanan yang dinamakan faktor tangible, Communication, reliability, dan responsiveness, Berkaitan dengan urutan faktor prioritas tersebut, disimpulkan bahwa kurangnya fasilitas memainkan peran penting penurunan jumlah pengunjung. Meskipun demikian, penelitian sejenis perlu dilakukan, khususnya pada bidang yang sama, mengingat analisis faktor persepsi kepuasan pengunjung merupakan topik baru di dunia pariwisata permuseuman.

National Monument has been a popular as a landmark of Jakarta and form the pillar of the city's tourism industry as one of major tourist destinations. Over half million tourist visit The Monument every year. However, in recent years, it has shown increasing sign of poor performance, especially in the volume of tourists visiting the Monument. A number of reasons has been advanced to explain the current poor performance and decline of the tourists. These include the degradation and reduction of the quality, a recent perception of tourists of insecure tourist object, and a poorly maintained and less infrastructures. In other hands, most of these reasons has been proposed without any research pinpointing the underlying causes of the current poor performance.
The study, therefore, describes factors perceived by tourists reluctant to visit National Monument, using factors analysis with tourist perception of satisfaction, especially the goals of the research are to describe the visitors' perception in service quality, to identify what factors considered by visitors in their perceived services, and to explain rank of priority factors. Tourists, like other customer, usually have initial expectations of type and quality of services to be offered in particular destination. These expectations are formed mainly through information provided via advertisements, brochures, and informal information from friends. The extent to which tourist expectation are met will eventually determine the level of tourist satisfaction. If the overall performance, while or after visiting, from information to payment, exceeds or meets initial expectation then the tourist is considered satisfied. However, if perceived performance falls below initial expectation then the tourist may be dissatisfied.
This descriptive research applied the Flower of Service instrument as developed by Lovelock (1994) to identify whether there exist any gaps or discrepancies (positive or negative) in service encounters between tourists' expectations and perception of the quality of the tourism service offered in National Monument, through survey of respondents by dose ended Questionnaires. Not every core product is surrounded by supplementary elements from eight duster, therefore, the study applied seven of them, in which two of the instruments (billing and payment are combined). The seventh attributes are Information, Consultation, Order taking, Hospitality, Care taking, Exception, Billing and Payment. A total of 100 visitors has become respondents, and majority of them (78,46 %) stated that their perception are fairly satisfactory. Findings of the study provide an interesting basis for discussion on the overall current status of National Monument, particularly, as pertains to the decline in the number of visitors. The study showed that in Hospitality instruments are less satisfactory caused by lack of facilities needed by visitors such as weather protection, and nearest car parking, but fairly satisfied with employee service.
Findings resulted from principal component factor analysis and subsequent varimax rotations indicated four factors extracted from eight flower of services. The four factor rank order and labels are tangible, Communication, reliability, and responsiveness. In regards with the rank order of factor, the study suggests that perception of tourist with lack infrastructure has an important role in declining tourists to National Monument. However, more empirical research needs to be conducted on the same field, since factor analysis with visitors perception of satisfaction is a new subject in the field of tourism industry in the subject of museum and therefore seems worthy of further research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>