Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177935 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wili Sandra
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tradisi lisan kato pasambahan dalam alek pernikahan di Nagari Talang Anau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Penelitian ini membahas tiga aspek utama, yaitu tentang kelisanan kato pasambahan, perubahan, dan strategi pemertahanan. Analisis kelisanan dari perspektif kajian tradisi lisan fokus membahas tentang penciptaan, nformula dan mnemonik, dan struktur pertunjukan. Penciptaan kato pasambahan sangat mengandalkan memori ingatan dari para tukang sembah. Formula khas kato pasambahan yang ditemukan dari hasil analisis adalah pengulangan di awal dan pengulangan tanya-jawab di setiap permulaan sembah yang memiliki sejumlah fungsi tertentu. Mnemonik khas kato pasambahan adalah carano sirih pinang yang memiliki fungsi sebagai alat untuk mengingat dan simbol penghormatan, struktur pertunjukan kato pasambahan terdiri dari bagian pembukaan awal , isi tengah , dan penutup akhir . Struktur peristiwa inti kato pasambahan dikategorikan ke dalam adat nan bapaneh di luar ruangan , adat nan balinduang di dalam ruangan , dan niat nazar pembacaan doa selamat . Perubahan di dalam tradisi lisan kato pasambahan yang dominan dibagi ke dalam tiga aspek, yaitu perubahan persiapan dan perlengkapan pernikahan, perubahan pertunjukan kato pasambahan, dan perubahan hiburan pada pesta pernikahan. Perubahan itu disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipicu oleh masalah-masalah internal kaum. Sementara itu, faktor eksternal disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Stategi pemertahanan dilakukan untuk mempertahankan tradisi ini di antaranya melalui transmisi pewarisan dan melakukan beberapa penyesuaian dalam alek sesuai dengan perkembangan zaman. Selain itu, diperlukan sinergi antara pemerintah nagari dan lembaga adat setempat, lembaga pendidikan formal sekolah , dan lembaga pendidikan nonformal surau . Di samping itu, diperlukan inventarisasi dan dokumentasi tradisi lisan kato pasambahan tersebut sebagai model dasar pewarisan bagi generasi berikutnya.

ABSTRACT
This thesis discusses the oral tradition of kato pasambahan at wedding ceremony in Nagari Talang Anau. This research uses qualitative method with etnhography approach. This study discusses three main aspects, namely about kato pasambahan, change, and defense strategy. Graduation analysis from the perspektive of oral tradition studies focuses on creation, formulas and mnemonics, and performance structures. The expanded kato pasambahan given memories of the devotees, the typical formula of the kato pasambahan found from this analysis is the initial repetition and repetition of questions and answers at the beginning of a certain number of worship. Character properties of kato pasambahan is carano that serves as a warning tool and a respect symbol, congestion stage stages consist of openings, contents center , and closing ending . The core event structure of the exanded kato pasambahan is categorized into adat nan bapaneh outdoors , adat nan balindung inside the house indoors , and niat nazar recitation of prayer . The dominant change in installation is divided into three aspect changes in preparation and wedding equipment, kato pasambahan change performances, and entertaiments changes at weddings. This change is caused by external and internal factors. Internal factors are triggered by internal problems of the kaum. Meanwhile, external problems are caused by the development of science and information technology. The defense strategy is carried out to maintain this tradition through transmission and make adjustments in wedding party according to the demands of the times. In addition, synergy between nagari institutions and customary institutions, formal education institutions schools , and nonformal institutions surau are required. In addition, it takes inventory and documentations of tradition kato pasambahan as the basic model of inheritance for the next generation."
2017
T48532
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Kamelia Dewi
"Ritual Mapag Panganten merupakan salah satu prosesi dalam pernikahan adat Sunda. Sebagai sebuah ritual adat, Mapag Panganten termasuk ke dalam tradisi lisan karena telah diturunkan lebih dari dua generasi, menjadi identitas dari kelompok, dan terus dikembangkan hingga saat ini. Selain sebagai sebuah ritual adat, Mapag Panganten juga menyajikan bobodoran (lucu-lucuan) untuk menghibur para tamu dalam acara pernikahan adat sunda. Dari tradisi ini banyak hal menarik yang ditemukan, salah satunya adalah makna simbolik. Terkait hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan dan mendeskripsikan makna simbolik di dalam ritual Mapag Panganten dalam pernikahan adat Sunda di Dusun Ciseda, Desa Citimun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan ritual Mapag Panganten yang diadakan pada tanggal 23 Februari 2020 di Dusun Ciseda, Desa Citimun, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat sebagai data penelitian. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, sedangkan analisis isi dilakukan dengan pendekatan tradisi lisan dan pendekatan semiotik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, penelitian menghasilkan tiga makna simbolik, yaitu makna religius, makna historis, dan makna estetis. Penelitian ini dapat menjadi kontribusi untuk bahan pengetahuan budaya mengenai makna simbolik dalam Mapag Panganten dari sudut pandang tradisi lisan dengan pendekatan semiotik.

Ritual Mapag Panganten is one of the procession in Sundanese wedding ceremony. As a tradition ritual, Mapag Panganten included in oral tradition because it has been passed down over two generations, became identity to the community, and continues to be developed currently. Beside as a ritual tradition, Mapag Panganten also shows bobodoran to entertain the guests. From this tradition, there are many interesting things, one of them is symbolic meaning. Related to this, the aim of this study is describe the symbolic meaning in ritual Mapag Panganten in Sundanese wedding ceremony in Ciseda Hamlet, Citimun Village, Sumedang District, West Java. The data used is ritual Mapag Panganten that has been held on February 23rd 2020 in Ciseda Hamlet, Citimun Village, Sumedang District, West Java. This research uses qualitative method. Furthermore, this research uses oral tradition approach and semotic approach to analyze the data. The result of this study yields three symbolic meanings, which are religius meaning, historical meaning, and aesthetic meaning. This study can be a contribution to cultural knowledge material about symbolic meaning in Mapag Panganten from oral tradition point of view with semiotic approach."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ghivo Pratama
"Penelitian ini mencoba untuk melihat pembangunan desa pada bidang pertanian melalui peran pemerintah lokal (wali nagari) dan modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat. Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel 90 anggota kelompok tani sebagai responden. Hasil peran pemerintah desa yang cenderung rendah menyebabkan pembangunan desa yang buruk. Sedangkan, modal sosial yang dimiliki oleh masyarakat tidak berhubungan.

This thesis purposes are to measure the influences of local govemace (wali nagari) and social capital roles toward rural development. This research use quantitative approach with 90 members of fanner groups as the respondent. The role of local governance toward rural development is tending to low. In the other hand, there is no influence between social capital and rural development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulid
"Tesis ini merupakan hasil penelitian mengenai perubahan yang terjadi pada tradisi kagaa dalam masyarakat Muna. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan pengaruh perubahan sosial masyarakat Muna terhadap transmisi kagaa pada masyarakat Muna sekarang ini. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi pustaka. Penelitian ini menggunakan beberapa konsep dan teori yang berhubungan dengan perubahan masyarakat sosial dan pewarisan tradisi lisan.
Pendekatan Kajian Tradisi Lisan digunakan untuk memahami pewarisan tradisi lisan kagaa yang tidak bisa dilepaskan dengan formula dan tuturan, sementara pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk melihat hubungan antara masyrakat pendukung tradisi kagaa dengan perubahan yang terjadi.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa transmisi tradisi kagaa hanya dilakukan pada saat pertunjukan saja, dan mempengaruhi kualitas upacara kagaa menjadi rendah di mata masyarakat pendukungnya, karena banyak bagian dari upacara tradisi kagaa dihilangkan oleh pelaku adat. Hal ini diakibatkan oleh penutur yang kurang pengetahuannya terhadap tradisi tersebut. Dari kenyataan ini dapat dipastikan bahwa transmisi saat pertunjukan kurang berhasil, dan sangat diperlukan revitalisasi tradisi kagaa.

This thesis is a research about the change which happens on kagaa’s tradition in Muna society. The aim of this thesis is to show social changes that influence Muna society nowday. Data sources is gotten from field collecting and library study. This research used some concepts and theory, which social changes in the society and oral tradition endownent.
Approaching study of oral tradition is used to understand the inheritace of kagaa oral tradition that can not be separated from formula concept and narrative. In the mean time, sociology of literary is used to show the relationship between supporting society of kagaa tradition and social changes.
The result of the research indicated that kagaa's transmition just happen in the performance, and it influence the quality of kagaa ceremony removed by agen custom. It caused by narrator of tardition that do not have enough knowledge about tradition. From this fact, we can ensure that transmition in the performance in inauspicious and the revitalization in kagaa tradition is indistansable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31285
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardi
"Disertasi ini mengkaji guritan sebagai tradisi lisan, penciptaan, pewarisan, konteks, dan fungsinya bagi masyarakat Besemah, Sumatera Selatan. Guritan adalah prosa lirik yang dituturkan dengan irama khas dalam bahasa Besemah. Bentuk, irama, dan bahasa guritan dari dahulu sampai sekarang tidak mengalami perubahan yang signifikan, tetapi isinya berubah dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan khalayaknya.Penciptaan guritan dilakukan sekaligus dengan penuturannya. Guritan diciptakan atas beberapa bait, beberapa larik, dan beberapa kata yang tidak tetap jumlahnya. Struktur pertunjukan guritan terdiri atas: bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup. Penggurit menciptakan guritan tidak dengan menghafal, tetapi memanfaatkan persediaan formula di dalam ingatannya. Formula yang digunakannya berupa formula dalam dan formula luar.
Pewarisan guritan dilakukan secara otodidak antara penggurit terdahulu dengan penggurit kemudian me- lalui proses mendengarkan penuturan, melakukan penuturan, dan mendialogkan hasil penuturan antargenerasi penggurit.Adanya satu kesatuan konteks yang saling mempengaruhi antara penggurit, penonton, penyelenggara pertunjukan, kesempatan pertunjukan, waktu dan tempat pertunjukan, imbalan jasa pertunjukan, dan inovasi pertunjukan menjadikan guritan dapat tetap bertahan hidup di dalam masyarakat Besemah. Guritan yang dikhawatirkan akan mati bahkan punah itu, ternyata masih berfungsi di dalam kehidupan masyarakat Besemah dari masa ke masa sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakatnya. Fungsi-fungsi itu berguna bagi pembentukan karakter masyarakat Besemah khususnya dan bagi pembentukan karakter bangsa Indonesia pada umumnya.

This dissertation examines guritan as oral tradition in terms of its composition, transmission, context, and function for Besemah society, South Sumatra. Guritan is prose lyrics spoken with a distinctive rhythm in Besemah language. The form, rhythm, and language of guritan do not change significantly from the past until now but the contents change from time to time in accordance with the development of its audiences.The composition of guritan is made in its performance. Guritan created in stanzas and lines, and some words with no fixed amount. The structure of guritan show consists of the introduction, content, and conclusion. Penggurit creates guritan not by memorizing but utilizing the formula supplies in his memory. The formulas used are in the form of internal formula and external formulas.
The transmission of guritan takes places through self learning through the process of listening to the narrative, doing the narrative, and making the result into a dialog between the generations of penggurit.The unity of context of the interplay between penggurit, spectators, organizers of the show, the show opportunity, time and venue, performances service fee, and innovation makes guritan show survive in Besemah society. Guritan still functions in public life of Besemah from time to time in accordance with the changing demands of society though it is feared to be dead and even extinct. The functions are useful for character development of Besemah community in particular and for the formation of the character of the Indonesian people in general.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2270
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Gabrielle Febriansyah
"Masyarakat Cina dipercaya telah melakukan migrasi sejak abad ke-1 Masehi ke seluruh penjuru dunia, tak terkecuali Pulau Jawa. Kedatangan para imigran Cina ke Nusantara menyebabkan terbentuknya suatu kebudayaan baru dalam masyarakat, antara kelompok etnis Cina dengan penduduk lokal. Di Batavia, para imigran Cina yang kebanyakan menghuni perkampungan kawasan Tangerang, kemudian membentuk komunitas yang dikenal dengan nama “Cina Benteng”. Komunitas ini merupakan hasil akulturasi melalui perkawinan antara para imigran etnis Cina dengan penduduk lokal dari etnis Betawi. Salah satu yang menjadi penanda khas masyarakat Cina Benteng adalah Rumah Kawin, sebuah tempat pernikahan yang terus dilestarikan hingga saat ini. Dengan objek penelitian yaitu Rumah Kawin Melati, penelitian ini akan menggunakan metode studi lapangan dan wawancara terhadap beberapa responden keturunan etnis Cina di kawasan Tangerang untuk mengetahui tanggapan mereka terkait eksistensi dari Rumah Kawin.

The Chinese community is believed to have migrated since the 1st century AD to all corners of the world, including Java. The arrival of Chinese immigrants to the Nusantara led to the formation of a new culture in society, between the Chinese ethnic group and the local population. In Batavia, Chinese immigrants who mostly lived in the Tangerang area then formed a community known as "Benteng Chinese". This community is the result of acculturation through marriage between ethnic Chinese immigrants and local residents of the Betawi ethnicity. One of the distinctive markers of the Benteng Chinese community is the Rumah Kawin, a wedding venue that has been preserved to this day. With the object of research, namely Rumah Kawin Melati, this research will use the method of field study and interviews with several respondents of Chinese ethnic descent in the Tangerang area to find out their responses regarding the existence of Rumah Kawin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alda Ekanael Lamba
"Ma’badong merupakan ritual adat masyarakat Toraja berupa nyanyian dalam rangkaian upacara Rambu Solo'. Syair Ma’badong mengandung beberapa unsur pokok, yaitu pernyataan duka cita, riwayat hidup (mulai terciptanya manusia dalam kandungan), dan pujaan kepada “Si Mati” atau yang meninggal. Syair tersebut bergantung pada siapa yang meninggal. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (i) bagaimana pemaknaan jenis syair Ma'badong? dan (ii) bagaimana struktur syair Ma’badong berdasarkan jenis syairnya? Dalam penelitian ini, syair dibedah untuk melihat makna dan struktur syair Ma'badong berdasarkan pemahaman tentang formula dan struktur serta memori kolektif dan fungsi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang meneliti suatu fenomena antarkegiatan yang didasarkan pada fakta yang ada. Syair Ma’badong merupakan sumber primer dari penelitian ini yang diambil dari buku Badong Sebagai Lirik Kematian Masyarakat Toraja ditulis oleh J.S. Sande. Selain itu, sumber sekunder berasal dari hasil wawancara dengan beberapa budayawan Toraja dan masyarakat umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa syair Ma’badong mengandung makna yang berbeda sesuai dengan jenis syairnya. Sementara itu, struktur syair Ma’badong membentuk sebuah struktur yang dikelompokkan menjadi pendahuluan, isi, dan penutup.

Ma’badong is a traditional ritual of the Toraja people in the form of singing in a series of Rambu Solo’ ceremonies. Ma’badong poems contain several main elements: expressions of grief, one’s life history (starting from the creation of humans in the womb), and praise to “Si Mati” or the deceased. The poem itself depends on who the deceased is. This research aims to explain (i) how is the meaning of Ma’badong poems types are seen? and (ii) how is the structure of Ma’badong poems based on its types? In this research, the poems are analyzed to see the meaning and structure of Ma’badong poems based on the concept of formula and structure as well as collective memory and its function. The method used is a descriptive qualitative method to examine a phenomenon based on existing facts. Ma’badong poem is the primary source of this research is taken from the book Badong Sebagai Lirik Kematian Masyarakat Toraja written by J. S. Sande. In addition, secondary sources come from interviews with several Toraja culturalists and the general citizen. The results showed that Ma’badong poems contain different meanings according to the type of poem. Meanwhile, the structure of Ma’badong poems forms a structure that is classified into prelude, contents, and closure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lestariwati
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian mengenai keberlanjutan dan kebertahanan nilainilai
tradisi karia pada masyarakat Muna. Penelitian ini bertujuan memperlihatkan
keberlanjutan, kebertahanan nilai-nilai dalam tradisi karia, dan untuk mengetahui
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam masyarakat
pendukung tradisi karia. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi
pustaka. Penelitian menggunakan konsep dan teori yang berhubungan dengan
keberlanjutan tradisi karia. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Dengan pendekatan etnografi, pengetahuan tentang keberlanjutan dan
kebertahanan nilai-nilai dalam tradisi karia dapat diungkap. Melalui metode ini
fungsi dan nilai-nilai dalam tradisi ini dapat diungkap. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi dalam masyarakat membawa
pengaruh pada keberlanjutan dan kebertahanan nilai-nilai tradisi ini. Penelitian ini
juga menunjukkan bahwa keberlanjutan tradisi ini berkaitan dengan pola
pewarisan yang dilakukan oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan,
masyarakat, dan pelaku tradisi karia.

ABSTRACT
This thesis is a research about the continuity and preservation of karia tradition
values in Munanese people. This research aims at showing the continuity,
preservation of values in karia tradition, and to know the factors causing the
happening the change in society as the supporter of karia tradition. Data resources
are obtained from field and literature data. This research uses the concepts and
theories related to the continuity of karia tradition. The method of this research
uses qualitative method. By ethnographical approach, the knowledge about the
continuity and the sustainability of values in karia tradition can be expressed.
Through this method, the functions and values in this tradition can be shown. The
findings of this research shows that the change that happens in the society bring
the impact on the continuity and sustainability of this tradition values. This
research also shows that the sustainability of this research is related to the
inheritance pattern done by the government as the policy maker, society, and the
performers of karia tradition."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jafar Fakhrurozi
"[ABSTRAK
Tesis ini merupakan penelitian mengenai tradisi lisan Gaok di Majalengka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan fungsi dan makna Gaok bagi
kehidupan masyarakat Kulur Majalengka serta proses pemertahanan Gaok yang
dilakukan dalang Rukmin. Sumber data diperoleh dari data lapangan dan studi
pustaka. Penelitian menggunakan beberapa konsep dan teori pertunjukan tradisi
lisan, kelisanan, teori struktural Propp dan pengelolaan tradisi lisan.
Metode penelitian menggunakan metode etnografi (salah satu pendekatan
Kajian Tradisi Lisan). Hasil penelitian menunjukan bahwa Gaok memiliki makna
dan fungsi bagi masyarakat Kulur Majalengka. Fungsi Gaok bagi masyarakat Kulur
meliputi: fungsi hiburan, media doa, dan fungsi penjaga nilai-nilai pendidikan.
Makna Gaok meliputi: Representasi nilai-nilai spiritualitas, Representasi nilai
perempuan, representasi tradisi riungan dan pesta makanan, representasi norma
hukum, dan representasi sejarah Majalengka.
Sedangkan upaya pemertahanan dilakukan oleh dalang melalui kreativitas
membuat Giok kombinasi, mengelola sanggar, dan menyimpan wawacan. Namun
demikian upaya tersebut berjalan kurang optimal karena keterbatasan kemampuan
dan dana yang dimiliki Rukmin serta kurangnya dukungan dari pihak eksternal yakni
pemerintah dan masyarakat. Akibatnya proses transmisi dan pewarisan melalui
pengajaran terhadap generasi muda tidak berjalan.

ABSTRACT
This thesis indicated a research about Gaok 's oral tradition in Majalengka. The
research aimed to disclose a function and Gaok's meaning for society life of Kulur,
Majalengka. As well as the survival process of Gaok which was done by "dalang"
(the master) Rukmin. Data sources was obtained by field study and literary study.
This research used various of concepts and the theories of oral tradition performance,
orality, Propp structural theory and the management of oral tradition.
The research method used ethnography method (one of the approaches of Oral
Tradition Study). The research result showed that Gaok had meaning and function for
Kulur society. The function were: entertainment,praying media, as well as for
keeping education values. The meaning of Gaok were: Representatives of spiritual
values, Representatives of women values, Representatives of "Riungan" tradition and
meal party, Representatives of law values, Representatives of Majalengka's History.
The effort to converse was done by "dalang" Rukmin through the creativity of
rrraking combination of Gaok, managing a Sanggar (club) and saving wawacan
(texts.) However those efforl was not optirnal enough due to the lirnitation of ability
and fund which was owned by Rukrnin and lack of support from external sides
namely government and society. As a result, transmission process and inheritance
through teaching to young generation were not carried out.;This thesis indicated a research about Gaok 's oral tradition in Majalengka. The
research aimed to disclose a function and Gaok's meaning for society life of Kulur,
Majalengka. As well as the survival process of Gaok which was done by "dalang"
(the master) Rukmin. Data sources was obtained by field study and literary study.
This research used various of concepts and the theories of oral tradition performance,
orality, Propp structural theory and the management of oral tradition.
The research method used ethnography method (one of the approaches of Oral
Tradition Study). The research result showed that Gaok had meaning and function for
Kulur society. The function were: entertainment,praying media, as well as for
keeping education values. The meaning of Gaok were: Representatives of spiritual
values, Representatives of women values, Representatives of "Riungan" tradition and
meal party, Representatives of law values, Representatives of Majalengka's History.
The effort to converse was done by "dalang" Rukmin through the creativity of
rrraking combination of Gaok, managing a Sanggar (club) and saving wawacan
(texts.) However those efforl was not optirnal enough due to the lirnitation of ability
and fund which was owned by Rukrnin and lack of support from external sides
namely government and society. As a result, transmission process and inheritance
through teaching to young generation were not carried out., This thesis indicated a research about Gaok 's oral tradition in Majalengka. The
research aimed to disclose a function and Gaok's meaning for society life of Kulur,
Majalengka. As well as the survival process of Gaok which was done by "dalang"
(the master) Rukmin. Data sources was obtained by field study and literary study.
This research used various of concepts and the theories of oral tradition performance,
orality, Propp structural theory and the management of oral tradition.
The research method used ethnography method (one of the approaches of Oral
Tradition Study). The research result showed that Gaok had meaning and function for
Kulur society. The function were: entertainment,praying media, as well as for
keeping education values. The meaning of Gaok were: Representatives of spiritual
values, Representatives of women values, Representatives of "Riungan" tradition and
meal party, Representatives of law values, Representatives of Majalengka's History.
The effort to converse was done by "dalang" Rukmin through the creativity of
rrraking combination of Gaok, managing a Sanggar (club) and saving wawacan
(texts.) However those efforl was not optirnal enough due to the lirnitation of ability
and fund which was owned by Rukrnin and lack of support from external sides
namely government and society. As a result, transmission process and inheritance
through teaching to young generation were not carried out.]"
2015
T42949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Triyana Mardiani
"Skripsi ini membahas pemertahanan tradisi pernikahan pada keluarga keturunan Arab di Condet Jakarta Timur. Skripsi ini membahas perbedaan dan persamaan tradisi pernikahan pada keluarga keturunan Arab dahulu dan sekarang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernikahan keturunan Arab di Condet mengacu pada ajaran dan tradisi Islam, juga salah satu bentuk dari asimilasi terhadap kebudayaan sekitar. Tradisi pernikahan yang dipertahankan yaitu perjodohan,malam pacar, akad nikah, resepsi pernikahan, dan ngunduh mantu. Hanya waktu,tempat dan prosesi pelaksanaannya saja yang membedakannya antara dahulu dan sekarang.;

This focus of this study is discusses retention wedding traditions in Arab families in Condet East Jakarta. This study is discusses the differences and similarities of the wedding on the family tradition of Arab descent past and present. This study used qualitative methods through interviews and observation. The results show that the marriage of Arab descent in Condet refers to the teachings and traditions of Islam, is also a form of assimilation to the surrounding culture. Tradition maintained that marriage matchmaking, malam pacar, ceremony, wedding reception, and ngunduh mantu. Only time, any place and procession implementation distinguishes between past and present."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>