Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149996 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Angelina
"Artikel ini membahas afirmasi identitas dan ideologi tokoh utama dalam novel The Reluctant Fundamentalist karya Mohsin Hamid melalui analisis strategi narasi dan fokalisasi teks. Novel tersebut dianalisis dengan menggunakan teori Mieke Bal 1999 dan Shlomith Rimmon-Kenan 2003 . Hasil analisis menunjukkan bahwa tokoh utama, sebagai narator primer-fokalisator, menunjukkan proses perubahan kesadaran identitas dan kecenderungan ideologi oksidentalisme tokoh utama. Lewat narasi dan fokalisasinya, tokoh utama yang merupakan seorang Pakistan menunjukkan usaha untuk menghapus dominasi Amerika yang menyebabkan munculnya kompleks inferioritas, alienasi, dan perubahan kesadaran identitasnya. Kesimpulannya, narasi dan fokalisasi tunggal teks merupakan penjabaran ideologi oksidentalisme yang dapat membalik posisi tokoh utama dari objek fundamentalis ekonomi menjadi subjek fundamentalis humanis yang mampu menilai dan mengkritik Amerika Serikat.

This article discusses the affirmation of identity and ideology of the main character in Mohsin Hamid 39 s The Reluctant Fundamentalist by analyzing the strategy of narrative and focalization of the text. The novel is analyzed by using the theory of Mieke Bal 1999 and Shlomith Rimmon Kenan 2003 . The result of the analysis shows that the main character, as the primary narrator focalisator, indicates the alteration process of identity consciousness and the main character rsquo s ideological tendency of oxidentalism. Through his narration and focalization, the main character that is a Pakistani demonstrates an attempt to wipe out American domination that leads to his inferiority complex, alienation, and unconsciousness of his identity. To sum up, the narrative and single focalization of the texts is an elaboration of the ideology of oxidentalism that can reverse the position of the main character from the object of economic fundamentalist to be the subject of humanist fundamentalist who is able to assess and criticize the United States."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
T48307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Fitriapri
"Tulisan ini mengidentifikasi pembentukan identitas budaya karakter utama di dalam novel The Kite Runner dan The Reluctant Fundamentalist. Melalui analisis teks, penelitian ini menunjukkan bahwa identitas budaya Amir terus didominasi oleh budaya Afganistan. Sementara itu, sebagai seorang Pakistan Amerika, Changez memiliki identitas budaya yang lebih dinamis dan adaptif. Penelitian ini menjabarkan tiga faktor pendukung yang membentuk identitas budaya karakter utama sebagai orang Asia Amerika, yaitu peristiwa bersejarah; budaya di Afganistan, Pakistan dan Amerika; kekeluargaan, hubungan dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.

This paper identifies the cultural identity construction of the main characters in The Kite Runner and The Reluctant Fundamentalist. Through textual analysis, this study points out that Amir’s cultural identity is constantly dominated by Afghanistan culture. Meanwhile, as a Pakistani American, Changez has a more dynamic and adaptive cultural identity. This study elaborates the three contributing factors that shape the main characters’ cultural identity as Asian Americans, namely historical moments; the culture in Afghanistan, Pakistan and America; and kinship, relationship with societies and the environment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Padel Muhamad Rallie Rivaldy
"Sejak 9/11, persoalan identitas dan pemaknaan rumah (home) pada masyarakat Muslim global menjadi salah satu isu yang banyak dikaji para sarjana. Terlebih, dengan munculnya fenomena Negara Islam Irak dan Syam, prasangka terhadap Muslim sebagai kelompok yang identik terorisme menjadi arus utama dalam sebagian masyarakat Barat yang Islamofobik. Dengan menggunakan teori identitas Hall (1990), Hasrat Merumah (Homing Desire) oleh Brah (1996), dan Yang Tak Akrab (Unhomely) oleh Bhabha (1992, 1994), analisis tekstual melalui pembacaan dekat ini mengkaji bagaimana komunitas diaspora Muslim Pakistan membentuk identitas seiring pemaknaan mereka atas rumah dalam dua novel. Hasil analisis menunjukkan baik Home Fire maupun Exit West merepresentasikan kemajemukan dalam pembentukan identitas dan pemaknaan rumah pada diaspora Muslim. Kemudian, melalui representasi-representasi ini, kedua novel memproblematisasi istilah radikalisme, mengaburkan oposisi biner Timur/Barat, menekankan pengetahuan (knowledge) tentang keanekaan dalam dunia Islam, dan menawarkan zona kontak transkultural inklusif sebagai gagasan berbangsa.

Since the wake of 9/11, identity proposition and the meaning of home toward global Muslim societies become one of prominent issues among scholars. Moreover, with the rising of Islamic State of Iraq and Levant phenomenon, prejudice toward Muslim as group that is synonymous with terrorism become mainstream on partial Islamophobic Western societies. Drawing upon Halls theory of identity (1990), Brahs Homing Desire (1996), dan Bhabhas Unhomely (1992, 1994), this close-textual analysis investigates how Pakistani Muslim diasporic community construct their identities and the meaning of home within two novels. Research findings show both Home Fire and Exit West represent heterogeneity within home and identity construction of Muslim diaspora. Then, through these representations, both novels problematize the notion of radicalism, blurring East/West binarism, underscore knowledge on multifariousness within Islamic world, and offer inclusive transcultural contact zone as the concept of nation.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aryan Selvi Utami
"Moslem Amerika mengalami alienasi setelah terjadinya 9/11 karena stereotipe menyamakan mereka sebagai bagian dari terorisme. Stereotipe ini membuat umat Moslem mendapatkan diskriminasi oleh teman dan lingkungan sekitar mereka. Akibatnya, umat Moslem di Amerika juga menjadi orang luar dari kelompok tersebut. Masyarakat Amerika membuat batasan dan mengasingkan umat Moslem karena mereka menganggap umat Moslem berbahaya untuk kehidupan mereka. Penyebab munculnya praktik othering, bordering dan alienation ini karena individu dan lingkungannya yang membuat batasan terhadap kelompok tertentu. Film The Reluctant Fundamentalist 2012 menampilkan praktik othering, bordering dan alienation ini yang terjadi pada tokoh utamanya, Changez. Dalam film ini, Changez, seorang Pakistan, diasingkan karena dianggap tidak terlibat dalam masyarakat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui bagaimana praktik othering, bordering, dan alienation yang terjadi pada Changez yang merupakan seorang Pakistan ini bekerja dalam film tersebut.
Teori yang digunakan dalam menganalisis film ini adalah konsep alienation, othering dan bordering. Menurut Seeman 1959 , alienasi muncul karena identitas individu yang tidak mampu menjadi bagian dari kelompok tertentu dan masyarakat menolak keberadaan mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Changez mengalami alienasi karena dirinya sendiri dan lingkungan yang tidak menerima keberadaan identitasnya sebagai kelompok minoritas, Pakistani. Efek dari aliensi ini membuat Changez mengalami krisis identitas, yang pada akhirnya membuatnya kembali pada identitasnya sebagai orang Pakistan dan mempraktikkan budaya Pakistan di kehidupan sehari-hari. Akan tetapi penelitian ini masih memiliki batasan karena hanya empat scene film yang dianalisis. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut.

After the tragedy of 9/11, Moslems in America experienced alienation because of the stereotype of terrorism. Moslems are also discriminated by their environment and friends. As a result, Moslems in America become outsiders. American society creates border and alienates Moslems because they think that Moslems are dangerous. Individuals and society practice othering, bordering and alienation. The film The Reluctant Fundamentalist 2012 shows the practice of othering, bordering and alienation that happens to the main character, Changez. In the film, Changez, being a Pakistani, is being alienated because he is not a part of the American society. The purpose of the research is to examine and analyze Changez rsquo;s experience.
This research uses the theory of alienation, othering and bordering. Seeman 1959 mentioned that a person will experience alienation and become self-estranged when he or she is not accepted by his/her society because people immediately reject them. Alienation is the result of othering and bordering in which the majority treat the minority discriminatively. The finding of the research shows that Changez gets alienated by his friends and surroundings. This alienation causes Changez to experience identity crisis, which in the end makes him accept his identity as a Pakistani and practice the culture in his daily life. However, this research is still limited in its scope because it only analyzes four scenes. Therefore, further research is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Bari` Mubarok
"Makalah ini membahas naskah drama Proyek Kenangan karya Afrizal Malna melalui pendekatan psikologis. Analisis dalam makalah ini berfokus pada unsur penokohan yang mengalami gangguan identitas disosiatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bagaimana gejala, dampak, dan penyebab dari gangguan identitas disosiatif melalui sudut pandang tokoh Lusi dalam naskah drama Proyek Kenangan. Berdasarkan pemaparan dalam analisis dapat dikatakan bahwa tokoh Lusi mengala mi gangguan identitas disosiatif berupa fragmentasi kepribadian dalam tokoh Orang A dan Orang B. Gejala dari gangguan identitas disosiatif tersebut berupa gangguan berulang yang tidak dapat dijelaskan dalam keadaan punggungnya menggelapar; kesadaran berubah dengan mengatakan sesuatu tanpa mengetahuinya; depersonalisasi; dan perubahan emosi secara spontan dari sedih menjadi marah. Gangguan identitas disosiatif tersebut muncul karena peristiwa traumatik yang dialami tokoh Lusi yaitu pembunuhan Kenangan, anjing peliharaannya.

This paper discusses the Proyek Kenangan play by Afrizal Malna with a psychological approach. The analysis in this paper focuses on characterizations who suffer dissociative identity disorder. The purpose of this study was to show how the symptoms, effects, and causes of dissociative identity disorder through the perspective of Lusi character in the Proyek Kenangan play. Based on the explanation in the analysis it can be said that the character Lusi have dissociative identity disorder in the form of personality fragmentation in character Orang A and Orang B. Symptoms of dissociative identity disorder in the form of recurring disorders that can not be explained in the state of her back floundering; consciousness changes by saying something without knowing it; depersonalization; and emotional changes spontaneously from sad to angry. The dissociative identity disorder arises because of the traumatic event experienced by Lusi, the murder of Kenangan, her dog."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Shanghai : Christian Fundamentals League for China
050 CF 1 (1929)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rizki
"Memori kolektif dan masyarakat sama-sama bersifat dinamis. Berbeda dengan sejarah yang dibentuk secara kronologis dan memiliki akhir, memori kolektif berkembang terus-menerus tergantung dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Kedinamisannya turut membentuk identitas masyarakat itu sendiri. Dengan menggunakan konsep pengukuhan identitas dari Jan dan Aleida Assmann, film Груз 200 mencoba merekonstruksi identitas Uni Soviet menjadi tiga kelas sosial (1) kelas aparatur negara; (2) kelas inteligensia; (3) kelas marginal untuk memunculkan narasi-narasi yang heterogen dalam memori identitas nasional Rusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kognisi Balabanov dalam menyampaikan narasi baru melalui film secara tidak langsung merupakan upaya konsolidasi sinema kontemporer dengan memori kolektif untuk terus memperbaharui pengetahuan dan referensi tentang masa lalu. Ini mengungkapkan fakta bahwa memori kolektif tidak hanya terbatas pada representasi masa lalu saja, tetapi juga mendukung koalisi komunitas dan situasi politiknya untuk merangkul suara-suara minoritas sebagai bentuk kritik populis kepada pemerintah saat ini.

Collective memory and society are dynamics. Unlike history whose paths are shaped chronologically and has its ending, collective memory evolves perpetually in the determination on the current state of the society itself. Its dynamic contributes to sculpt the society’s identity. By employing Jan and Aleida Assmann’s concretion of identity concept, Груз 200 tries to reconstruct the identity of the Soviet Union into three social classes (1) state apparatus class; (2) intelligence class; (3) marginal class as they conducive to emerge the heterogeneous narrations in the Russian national memory identity. It shows that Balabanov’s cognition to convey new narratives through film is indirectly an attempt to consolidate contemporary cinema with collective memory in order to continuously renew knowledge and references about the past as well. This bares the fact that collective memory is not limited to the representations of the past, but also supports the community coalitions and their political situation to embrace minority voices as a form of populist criticism to the current government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Chaerani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang krisis identitas yang terjadi pada diaspora Korea di Rusia dan Asia Tengah. Krisis identitas ini mengakibatkan terjadi negosiasi dalam diri seseorang untuk menentukan identitas yang ia butuhkan. Penelitian ini berbeda dari penelitian terdahulu yang hanya membahas novel Daramjwi dengan pendekatan struktural. Penulis beragumen bahwa krisis identitas terjadi karena tidak adanya usaha dari masyarakat ras asli yang dominan untuk mau berempati dengan ras minoritas pendatang. Argumen tersebut berbeda dengan studi-studi terdahulu yang menyebutkan bahwa diskriminasi terjadi karena ras minoritas dan peraturan penguasa saat itu yang tidak menerima migran datang ke Rusia. Penulis menggunakan metode studi pustaka dengan novel Daramjwi karangan Anatoli Kim sebagai korpus. Novel ini dipilih karena novel Daramjwi merupakan novel karangan seorang penulis representasi etnis Korea di Rusia. Penulis juga mengumpulkan data berupa sejarah diaspora Korea, biografi Anatoli Kim, dokumenter, dan berita yang terkait dengan penelitian untuk mendukung argumen. Penelitian ini menunjukkan bahwa krisis identitas terjadi karena diskriminasi yang terus menerus tanpa ada empati dari etnis asli Rusia.

ABSTRACT
This thesis discusses the identity crisis that occurred in the Korean diaspora in Russia and Central Asia. The identity crisis results in negotiations within a person to choose the identity he needs. This research is different from previous researches which only discussed Daramjwi with Structural Approach. I argue that the identity crisis occurs caused by the effortlessness of the dominant indigenous to empathize with minority race immigrants. The argument differs from previous studies which suggest that discrimination occurred because of the minority race problem and current ruling rules that did not accept migrants came to Russia. The author uses literature study method with Daramjwi by Anatoli Kim as the corpus. This novel was chosen because the novel was written by an author of Korean ethnic representation in Russia. I also collected data on Korean diaspora history, Anatoli Kim 39 s biography, documentaries, and news that were related to support the arguments. This study shows that the identity crisis occurs because of continuous discrimination without any empathy from ethnic native Russia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hyon Yoo Jin
"Penelitian ini berjudul “Pesan Ideologi dalam Novel Hikayat Kadiroen Karya Semaoen”. Pembahasan dalam penelitian ini berfokus pada bagaimana pengarang menyampaikan ideologinya lewat karya yang diciptakannya, yaitu Hikayat Kadiroen. Sejalan dengan itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Hikayat Kadiroen dimanfaatkan pengarang untuk menyampaikan pesan ideologi yang dianutnya. Untuk menjawab permasalahan itu, penelitian ini menggunakan pendekatan struktural, terutama yang terkait dengan penokohan, dan sosiologi sastra yang menekankan hubungan antara karya sastra dan pengarang. Adapun metode yang digunakan adalah metode deskripsi analisis yang menggabungkan pembacaan secara cermat dan kritis untuk mengungkapkan ideologi yang ditampilkan dalam novel Hikayat Kadiroen. Dari kajian terhadap novel tersebut dapat disimpulkan bahwa ideologi komunisme yang dianut Semaoen disampaikan melalui tokoh Kadiroen. Ideologi itu disampaikan sebagai pesan perlawanan untuk memerangi segala bentuk penindasan pemerintah kolonial yang mengakibatkan kesengsaraan masyarakat.

This research is entitled "Message of Ideology in the Novel Hikayat Kadiroen by Semaoen". The discussion in this study focuses on how the author conveys his ideology through the work he creates, namely Hikayat Kadiroen. In line with that, the formulation of the problem in this reseach is how the author uses Hikayat Kadiroen to convey his ideological message. To answer this problem, this research uses a structural approach, especially those related to characterizations, and a sociology of literature that emphasizes the relationship between literary works and authors. The method used is a descriptive analysis method that combines careful and critical reading to reveal the ideology presented in the novel Hikayat Kadiroen. From the study of the novel, it can be concluded that Semaoen's ideology of communism was conveyed through the character of Kadiroen. The ideology was conveyed as a message of resistance to combat all forms of oppression by the colonial government that resulted in people's misery."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rasus Budhyono
"Tesis ini berusaha menjabarkan bagaimana tradisi dan modernitas mengonstruksi identitas tokoh utama novel The Bonesetter's Daughter Karya Amy Tan. Metode yang digunakan adalah metode Strukturalisme yang dipadukan dengan pendekatan yang berfokus pada isu identitas, tradisi, dan modernitas. Ruth, tokoh utama novel ini, melewati beberapa tahapan konstruksi identitas. Di setiap tahap tersebut identitas ini diposisikan oleh dirinya sendiri, tokoh lain, dan narator serta teknik narasi yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi-posisi identitas yang diambil Ruth di tahapan-tahapan tersebut mencerminkan bahwa ada variasi sikap dalam memandang tradisi dan modernitas.

This thesis attempts to describe the ways in which tradition and modernity affect the identity construction of the main character of the novel The Bonesetter's Daughter by Amy Tan. The method employed in this research is the Structuralist method, which is combined with an approach that focuses on the issues of identity, tradition, and modernity. Ruth, the main character of the novel, undergoes several phases of identity construction. In each phase, her identity is positioned not only by herself, but also by other characters, the narrator, and the narrative techniques used. The results of the analysis show that the identity position assumed in each phase reflects the presence of variations in the attitude towards tradition and modernity."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T37537
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>