Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117451 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R.A. Tamara Rizky Fadhilah Iskandar
"Pembangunan infrastruktur sangat penting dalam pembangunan negara. Di Indonesia, kemajuan pesat tekanan urbanisasi untuk peningkatan jumlah transportasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, transportasi modern harus dikembangkan secara berkelanjutan untuk memastikan kesejahteraan dalam jangka panjang. Penelitian ini ditulis untuk menyelidiki skema pendanaan alternatif yang dapat diimplementasikan di Karawang, mengidentifikasi permintaan dan kondisi kritis mdash, untuk indikator transportasi berkelanjutan mdash; diminta oleh warga Karawang, serta pengukuran keberlanjutan perkotaan di Karawang sesudahnya. Metode survei kuesioner digunakan di mana ia diproses menggunakan kuantifikasi, di mana ia diproses menggunakan metode penilaian Skala Likert dan tes Mann-Whitney U untuk analisis lebih lanjut.
Dari analisis, ditarik kesimpulan. Skema pendanaan alternatif dengan pembiayaan kreatif melalui pengembangan infrastruktur berbasis masyarakat dapat digunakan, di mana ia dapat mengakomodasi proyek infrastruktur skala kecil berkelanjutan yang bermanfaat. Selain itu, empat mata pelajaran utama mdash; Keselamatan, Keamanan, Kenyamanan, dan Layanan Handal mdash, adalah tuntutan dan kebutuhan kritis untuk pengembangan transportasi di Karawang. Selain itu, Karawang hanya menggaruk permukaan pada subjek metrik keberlanjutan perkotaan untuk tindakan berkelanjutan, oleh karena itu elaborasi lebih lanjut dari set metrik untuk kontrol dan pengawasan pembangunan berkelanjutan di bawah lembaga yang sah perlu dikembangkan sesuai.

Infrastructure development is essential in a country rsquo s development. In Indonesia, the rapid progress of urbanization pressures for increased amount of transportation to fulfill society rsquo s needs. However, modern transportation must be developed sustainably to ensure wellbeing in the long term. This research is written to investigate alternative funding schemes that can be implemented in Karawang, identify critical demands and conditions mdash to sustainable transportation indicators mdash requested by the Karawang citizens, as well as the measurement of urban sustainability in Karawang afterwards. A questionnaire survey method was employed in which it was processed using quantification, where it was processed using Likert Scale scoring method and Mann Whitney U test for further analysis.
From the analysis, a conclusion was drawn. An alternative funding scheme by creative financing through a community based infrastructure development can be used, where it can accommodate useful sustainable small scaled infrastructure projects. Furthermore, four main subjects mdash Safety, Security, Comfort, and Reliable Service mdash were the critical demands and needs for transportation development in Karawang. Additionally, Karawang has only scratched the surface upon the subject of urban sustainability metrics for sustainable measures, therefore further elaboration of the set of metrics for sustainable development control and supervision under a lawful institution needs to be developed accordingly.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Tirta Winata
"Desain infrastruktur transportasi harus mengikuti konsep keberlanjutan yang membutuhkan stabilitas di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan, kemudian berkelanjutan di masa depan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengidentifikasi indikator transportasi berkelanjutan yang paling tepat yang dapat diterapkan di Kabupaten Karawang sesuai dengan kesejahteraan masyarakat sebagai variabel tema sosial dalam indikator pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini juga menganalisis karakteristik perjalanan yang ada dan tolok ukur dari transportasi berkelanjutan yang signifikan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei untuk mengumpulkan data dari responden. Instrumen untuk memperoleh data di Kabupaten Karawang adalah formulir kuesioner, dan kemudian dikolaborasikan dengan wawancara struktural. Korelasi peringkat rsquo Spearman digunakan sebagai metode kuantitatif untuk melakukan uji hipotesis non-terarah dan terarah.
Kesimpulannya, perjalanan waktu, pengeluaran untuk transportasi, dan variabel tingkat tarif yang mewakili mobilitas, ekuitas, dan keterjangkauan memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengalami kesejahteraan, dan kemudian mereka memiliki korelasi negatif dengan kesejahteraan sosial juga. Karena alasan itu, perjalanan waktu dan tingkat tarif harus dikurangi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transportation infrastructure design must follow sustainability concept that requires stability in economic, social and environment, then sustains in the future. Therefore, this research wants to identify the most appropriate sustainable transportation indicators that could be applied in Karawang Regency correspond to society welfare as a social theme variable in sustainability development indicators. This research also analyzes existing commutes characteristics and benchmark of the significant sustainable transportation.
This research applies quantitative methods by conducting survey to collect data from respondents. The instruments to obtain data in Karawang Regency are questionnaire form, and then collaborated with structure interview. Spearman rsquo;s rank correlation is employed as the quantitative method in order to conduct non-directional and directional hypothesis test.
In conclusion, time travel, spending on transport, and fare level variables representing mobility, equity, and affordability have significant influence to experience wellbeing, and then they have negative correlation to social welfare as well. For that reason, time travel and fare level must be reduced to improve society wellbeing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Bella Octoria
"Infrastruktur berkelanjutan merupakan kunci kesuksesan dari pembangunan. Pembangunan infrastruktur transportasi akan melibatkan kondisi sosial masyarakat dan kondisi lingkungan setempat. Penilaian dari ketersediaan infrastruktur transportasi ini merupakan salah satu solusi yang diadaptasi dari dampak sosial dan lingkungan. Dengan melakukan uji korelasi antar keduanya, bentuk keterkaitannya dan besar keterkaitan antara kehadiran infrastruktur transportasi dan kondisi sosial lingkungannya dapat terlihat. Selain uji korelasi juga dilakukan uji skoring dan uji beda untuk membandingkan kondisi sosial dari wilayah kota dan desa yang ada di KarawangHasil yang didapatkan adalah aksesibilitas, tingkat keamanan, dan tingkat kesetaraan memiliki korelasi terhadap keberlanjutan sosial dan lingkungan di Kabupaten Karawang. Dari segi lingkungan, ketersediaan infrastruktur transportasi tidak berkaian langsung terhadap dampak keberlanjutan lingkungan yang dirasakan. Dampak lingkungan yang dirasakan juga tidak berpengaruh terhadap perjalanan yang ditempuh. Hasil korelasi menunjukkan bahwa besar atau kecil waktu tempuh dan tingkat kemacetan dalam perjalanan tidak membuat dampak yang dirasakan menjadi lebih besar. Dampak lingkungan yang dirasakan lebih disebabkan karena moda yang digunakan masyarakat dengan pemakaian energi yang juga tinggi karena penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi juga pada Kabupaten Karawang.

Sustainable infrastructure is the key to success from development. The development of transportation infrastructure will involve social conditions of society and local environmental conditions. Assessment of the availability of this transport infrastructure is one of the solutions adapted from social and environmental impacts. By conducting a correlation test between the two,the form of linkage and the strength of the linkage between the presence of transport infrastructure and the social conditions of the environment can be seen. The results obtained are the accessibility, the level of security, and the level of equality has a correlation to social and environmental sustainability in Karawang regency. In terms of environment, the availability of transportation infrastructure is not directly related to the impact of environmental sustainability. The impact of the perceived environment also has no effect on the journey. Correlation results indicate that the length of travel time and congestion level on the way do not make the perceived impact becomes greater. The impact of the perceived environment is more due to the mode used by society with the use of energy which is also high because of the use of private vehicles are also high in Karawang regency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zareeva Haiva Assegaf
"Pariwata merupakan sektor penting di Indonesia. Akan tetapi, pariwisata di Indonesia masih belum didukung oleh infrastruktur yang baik, sehingga pariwisata di Indonesia masih belum dapat dikatakan berkelanjutan. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis infrastruktur pariwisata dalam aspek sosial dan lingkungan di daerah Karawang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui infrastruktur apa yang baik untuk mendukung pariwisata di daerah Karawang menggunakan indikator-indikator infrastruktur pariwisata berkelanjutan dalam aspek sosial dan lingkungan. Metode yang akan digunakan adalah dengan melakukan tinjauan literatur dan studi kasus. Kata kunci: pariwisata, infrastruktur, indikator, berkelanjutan sosial, berkelanjutan lingkungan.

Tourism is an important sector in Indonesia. However, tourism in Indonesia is still not supported by decent infrastructures. Thus, tourism in Indonesia still can rsquo t be said sustainable. This research will analyze tourism infrastructure in the aspect of social and environment in Karawang.
The purpose of this research is to understand which infrastructure that is decent to support a tourism region using the indicators of sustainable tourism infrastructure. The methodologies used in this research are literature review and case study. Keywords tourim, infrastructure, indicator, Karawang, social sustainability, environment sustainability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Erzal Syahreza
"Untuk meningkatkan daya saing Indonesia harus dimulai dengan meningkatkan daya saing daerah daerah di Indonesia. Dikenal sebagai kota industri internasional, Kabupaten Karawang sudah seharusnya memiliki daya saing yang tinggi. Dimana daya saing yang tinggi tidak hanya berorientasi pada indikator ekonomi saja, tetapi dapat meningkatkan kesejahteraan untuk seluruh masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kebutuhan infrastruktur berkelanjutan dalam upaya meningkatkan daya saing kawasan di Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan Metode Skoring dan Uji Mann Whitney.
Hasil yang didapatkan adalah dalam upaya meningkatkan daya saing kawasan Kabupaten Karawang, infrastruktur sosial (infrastruktur pendidikan dan infrastruktur kesehatan) lebih dibutuhkan daripada infrastruktur ekonomi (infrastruktur transportasi, infrastruktur telekomunikasi, infrastruktur ultilitas, dan pusat ekonomi baru). Hal ini dibuktikan dari hasil skoring yang menunjukan infrastruktur sosial memiliki nilai lebih besar daripada infrastruktur ekonomi.

To increase the Indonesia competitiveness should begin to improve the regional competitiveness in Indonesia. Karawang Regency as an Internastional Industrial City supposed to have high competitiveness. Where the high competitiveness is not only oriented to economic indicators, but it can improve the society will being. Furthermore, the aim of this research is to analyze the sustainability infrastructure needs to increase the regional competitiveness in Karawang. While, the research method used in this research is Scoring Method and Mann Whitney U Test. The data collection process done by spreading the questionnaire.
So, the results showed that to increase regional competitiveness in Karawang, the social infrastructure (education infrastructure and health infrastructure) is more needed than economic infrastructure (transportation infrastructure, telecommunication infrastructure, public utility infrastructure, and new economic center). This evidenced by the scoring result that show the social infrastructure has greater value than economic infrastructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S70245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pau, Wang
"Energi telah menjadi salah satu kebutuhan primer manusia di era modern ini namun sumber energi yang tersedia saat ini yaitu BBM seperti bensin dan diesel terus mangalami kenaikan harga. Dengan mekanisme subsidi yang dianut Pemerintah Indonesia, kenaikan harga BBM akan menghabiskan APBN jika tidak diambil langkah preventif seperti langkah intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi energi. Diversifikasi energi menjadi solusi yang menarik karena Indonesia memiliki potensi cadangan sumber energi selain BBM yang cukup besar yaitu potensi penggunaan gas alam. Langkah diversifikasi ini kian menarik karena telah tersedianya jaringan pipa yang cukup luas dengan laju alir yang mencukupi untuk digunakan dalam sektor transportasi umum di DKI Jakarta. Namun kendala yang dihadapi adalah tidak berkembangnya infrastruktur pengisian BBG sehingga BBG menjadi tidak kompetitif dari segi pelayanan.
Studi ini dirancang untuk menghasilkan output berupa gambaran jumlah investasi yang diperlukan untuk infrastruktur BBG di DKI Jakarta terutama untuk moda transportasi TransJakarta dan taksi. Proyeksi pertumbuhan angkutan umum dilakukan dengan menggunakan data-data aktual dari berbagai sumber dan metode Logistic Curve. Dan untuk memberikan gambaran yang lebih spesifik, digunakan 3 skenario estimasi pertumbuhan taksi sehingga dapat diambil estimasi proyek pengembangan infrastruktur yang paling realistis dan feasible untuk diterapkan di masa depan.
Berdasarkan hasil pengolahan yang dilakukan, diperlukan 3 SPBG baru untuk koridor VIII - X serta 3 SPBG tambahan di depo bus untuk mengefisiensikan pelayanan pengisian dengan jumlah kapasitas total pelayanan sebesar 3,58 MMSCFD. Untuk pelayanan taksi, diperlukan 22 - 46 SPBG tambahan dan kapasitas total pelayanan 16 - 30 MMSCFD sesuai skenario yang telah dipilih. Investasi yang diperlukan untuk peremajaan satu SPBG lama adalah sebesar 7,8 - 10 miliar rupiah sedangkan untuk satu SPBG baru diperlukan investasi 22 - 23 miliar rupiah. Jumlah pembangunan SPBG terhitung sebanyak 3 - 8 SPBG tambahan per tahun sampai dengan tahun 2015 sesuai dengan skenario. Peremajaan sejumlah SPBG lama juga lebih diutamakan karena membutuhkan investasi yang jauh lebih sedikit dibanding investasi SPBG baru.

Energy has become one of the basic needs of humanbeing in this modern world but current global energy source especially liquid phase fossil fuel keeps on depleting thus increase its price very rapidly. As one of the country that subsidize the fuel price, Indonesia is currently struggling to maintain low fuel price without sacrificing the economic annual balance at the end of the year. From several options that can be applied, energy diversification especially regarding the use of compressed natural gas (CNG) for the public transportation in Jakarta, appears to be a very attractive yet economical solution. But the main problem is there are not enough CNG infrastructure in the current time so economically, CNG does not have a competitive position compared to the conventional fuel.
Based on this condition, this study tries to provide accurate investment prediction for the policy makers to develop CNG infrastructure as fast as possible in the future. This study emphasizes on the output which will describe the projected total investment needed to fullfill the CNG demand for the public transportation system in Jakarta specifically taxi and TransJakarta. The projections state of the art is the unique combination between actual data from reliable sources and well known Logistic Curve Method in 3 different scenarios to provide more accurate output so that any scenarios can be independently valid thus makes it easier to apply the most suitable scenario based on the future condition.
The result shows that there will be 3 new CNG filling stations needed for the future VIII ' X corridor and 3 add-on CNG filling stations in the TransJakarta bus depo at the end of 2009 with an average of 3,58 MMSCFD capacity to increase the filling time efficiency while at the same time, maintaining the level of service of the fleets. While for the taxis gas demand, 22 ' 46 CNG filling stations will be needed to provide an average of 16 ' 30 MMSCFD of CNG based on the scenarios. The investment ammount will vary based on the type of the station, 7,8 ' 10 billion rupiah for a refurbished station investment and 22 ' 23 bilion rupiah for a completely new station While the total average of 3 ' 8 of new or refurbished station will be added each year until 2015. The study also shows that refurbishing old CNG filling station will become the most economical solution for this energy diversification effort compared with building an entirely new filling station.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Olivia
"

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang di mana luas wilayahnya sebagian besar adalah laut sehingga membuat wilayah pesisir memiliki potensi perekonomian yang besar salah satunya adalah daerah pesisir di kabupatan Karawang. Hal tersebut juga harus didukung dengan perancangan infrastruktur yang baik .Seperti yang diketahui bahwa infrastruktur merupakan kunci utama untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi infrastruktur dan merancang infrastruktur yang dibutuhkan di kawasan pesisir karawang yang dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan dengan bantuan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan melakukan survey ke salah satu kecamatan di daerah pesisir karawang kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisa statistik deskriptif serta analisa silang, ditemukan infrastruktur seperti jalan, tempat pelelngan ikan, stasiun pengisian bahan bakar nelayan, sanitasi, sarana air bersih, telekomunikasi dan pasar dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Kondisi infrastruktur seperti jalan, stasiun pengisian bahan bakar nelayan dan tempat pelelangan ikan  di sana sudah baik akan tetapi terdapat beberapa fasilitas penunjang yang masih kurang pada daerah tersebut sehingga dibuat perencanaan pembangunan fasilitas tersebut serta ditemukan juga bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dibutuhkan oleh masyarakat pesisir dilihat dari cara mereka mendapatkan informasi sehari-hari melalui internet,telepon dan televisi.

 


Indonesia is known as an archipelagic country where most of its area is the sea, making coastal areas have large economic potential, one of which is the coastal area in Karawang regency. It must also be supported by good infrastructure design. As is known that infrastructure is the main key to advancing economic growth and improving the quality of human life. The purpose of this study is to identify infrastructure and design the infrastructure needed in the Karawang coastal area which can increase the income of fishermen and with the help of the development of information and communication technology. By conducting a survey to one of the sub-districts in the Karawang coastal area then proceeding to do descriptive statistical analysis and cross-analysis, found infrastructure such as roads, fish tanks, fisheries refueling stations, sanitation, clean water facilities, telecommunications and markets can help increase income coastal communities. Infrastructure conditions such as roads, fishermen refueling stations and fish auction sites there are already good but there are still some supporting facilities that are still lacking in the area so that the facility development plan is made and it is also found that information and communication technology development is needed by coastal communities from the way they get information everyday through the internet, telephone and television.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozak Setiady
"Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk di Indonesia membuat kebutuhan terhadap tempat tinggal yang layak terus meningkat. Tempat tinggal yang layak harus ditunjang dengan infrastruktur permukiman agar menjadikan permukiman tersebut menjadi permukiman yang berkelanjutan. Indikator-indikator permukiman berkelanjutan yaitu indikator sosial, indikator lingkungan dan indikator ekonomi. Salah satu indikator sosial adalah interaksi sosial yang terjadi di permukiman tersebut.
Dalam penelitian ini akan melihat hubungan antara ldquo;dengan dibangunnya infrastruktur permukiman dapat membuat permukiman tersebut menjadi berkelanjutan dan membuat penghuninya lebih sejahtera rdquo;, dan ldquo;apakah dengan dibangunnya fasilitasi-fasililitas penunjang interaksi sosial akan membuat membuat masyarakat di permukiman tersebut berinteraksi rdquo; dan ldquo;dengan terbentuknya permukiman yang berkelanjutan dari segi sosial dapat membuat masyarakat permukiman tersebut menjadi sejatera rdquo;.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang telah didapatkan menunjukan semua nilai korelasi yang dihitung melebihi dari nilai korelasi tabel yaitu 0,1147 berarti hubungan diantara kedua variabel memiliki korelasi atau memiliki hubungan satu sama lain, berarti semua hipotesis dapat diterima, sehingga pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ada dapat terjawab dengan diterimanya hipotesis-hipotesis penelitian.
Kemudian dapat disimpulkan masyarakat yang tinggal di suatu permukiman dapat lebih sejahtera jika kebutuhan infrastruktur disekitar permukiman tercukupi serta interaksi sosial yang terjalin antar masyarakat sekitar permukiman tersebut.

Given the number of people in Indonesia, making the need for decent housing continues to rise. Adequate housing must be supported by the infrastructure of housing in order to make such housing into sustainable housing. Indicators of sustainable housing social indicators, environmental indicators and economic indicators. One indicator of the social is social interactions that occur in the housing.
In this study will look at the relationship between with the construction of housing infrastructure can make such housing would be sustainable , and whether with the construction of supporting facilities social interaction will make make public through the neighborhood interact and the establishment of housing sustainable in terms of social can make these settlements into prosperous society.
This research uses a correlational descriptive method with quantitative approach. The results of the research have shown that all correlation values calculated exceeds the value of the correlation table is 0.1147 means the relationship between the two variables have a correlation or have a relationship with each other, it means that all hypotheses can be accepted, so that the existing research questions can be answered with The acceptance of research hypotheses.
Then it can be concluded that people living in a settlement can be more prosperous if the infrastructure needs around the settlements are fulfilled and social interactions that exist between communities around the settlement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Atmawinanda
"Skripsi disusun dengan tujuan untuk menganalisis dampak infrastruktur transportasi jalan, kereta, dan udara terhadap output regional serta dampak infrastruktur transportasi jalan dan kereta terhadap migrasi permanen di Pulau Jawa dengan menggunakan data panel 2001 – 2017. Metode penelitian menggunakan alat analisis ekonometrika yaitu: model pertama untuk mengetahui dampak infrastruktur transportasi jalan, kereta, dan udara terhadap output regional dan model kedua untuk mengetahui dampak infrastruktur transportasi jalan dan kereta terhadap migrasi permanen. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa density road dan jumlah penumpang yang bermobilisasi menggunakan kereta dan pesawat memiliki korelasi positif terhadap PDRB per kapita. Signifikansi pengaruh density road dan jumlah penumpang kereta terhadap PDRB per kapita bahkan tergolong kuat. Untuk variabel pendukung, yang memiliki korelasi positif dengan tingkat signifikansi pengaruh yang kuat terhadap PDRB per kapita adalah rasio pekerja yang memiliki pendidikan tinggi. Sebaliknya jumlah kargo kereta dan pesawat dalam penelitian ini justru memiliki korelasi negatif terhadap besaran PDRB per kapita dengan signifikansi yang lemah. Nampaknya pergerakan barang via pesawat maupun kereta tidak terlalu berdampak terhadap pengembangan perekonomian. Selain itu, pada model kedua ditemukan fakta bahwa rasio pengembangan infrastruktur jalan daerah asal dengan daerah tujuan memiliki korelasi positif terhadap jumlah migrasi. Hal ini bisa terjadi karena pengembangan jalan di suatu daerah bisa saja mendorong masyarakat untuk bepergian ke daerah lain.

The thesis was prepared with the aim of analyzing the impact of road, rail and air transport infrastructure on regional output and the impact of road and rail transportation infrastructure on permanent migration in Java region using the 2001 - 2017 panel data. The research method constructs two models: the first model wants to determine the impact of road, rail and air transport infrastructure on regional output and the second model wants to know the impact of road and rail transportation infrastructure on permanent migration. This research shows that the density road rate, total airline passangers, and total train passangers have positive correlation on GDRP per capita where the strong level of significance are found on the correlation between density road on GDRP per capita and train passangers on GDRP per capita. Moreover, the compliment variable, such as highschooled labour rate also playing a significance role in enhancing the GDRP per capita growth. In other way, this research also found that the amount of train or plane cargo are not having any good significance on boosting the regional output. Maybe the people movement are more impactful than the goods movement in order to increasing the productivity on regional level. Moreover, the second model in this research also found out that the road infrastructure ratio between the origin and destination area is having a positive correlation to increase the number of migration. This can happen because road development in one area can encourage people to travel to other areas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helen Fidelia
"Dampak yang luas dari keberadaan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah (Infrastructure Driven Economy) membuat proyek-proyek infrastruktur tersebut menjadi penting dan vital untuk direalisasikan. Namun kondisi keterbatasan dana dan hambatan aspek lainnya membuat percepatan pembangunan infrastruktur yang telah lama digalakkan Pemerintah menjadi terhambat. Salah satu solusi untuk kendala tersebut, Pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk mendukung pola Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS) guna mendukung percepatan pembangunan infrastruktur baik di tingkat pusat maupun daerah. Namun pada prakteknya, penerapan pola KPS di tingkat daerah masih memiliki banyak hambatan untuk direalisasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan pembangunan proyek infrastruktur di tingkat daerah dengan pola Kerjasama Pemerintah-Swasta pada tahap pra konstruksi proyek. Sehingga diharapkan hasil identifikasi ini dapat lebih mengantisipasi hambatan-hambatan yang terjadi selama masa pra konstruksi baik dari pihak pemerintah daerah maupun yang menjadi hambatan bagi pihak swasta guna mengatasi dan meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur di daerah.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data berupa survei yang ditujukan kepada pihak pemerintah daerah dan pihak swasta, dengan studi kasus penelitian dilakukan di Kota Depok, Jawa Barat. Faktor penghambat dominan didapatkan dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk mendapatkan prioritas/ranking faktor dan dilanjutkan dengan analisis statistik induktif melalui uji korelasi untuk mendapatkan faktor penghambat yang mempunyai dampak/pengaruh signifikan terhadap kinerja pembangunan infrastruktur di daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tiga faktor hambatan utama yang mempunyai dampak signifikan, yaitu Pendapatan Asli Daerah yang rendah; Peraturan perundang-undangan kurang mengakomodir percepatan pembangunan infrastruktur di daerah; dan Dukungan sosial dan politik yang rendah terhadap proyek pembangunan di daerah pada tahap perencanaan dan pelaksanaan. Dengan melakukan solusi tindakan pencegahan maupun korektif untuk mengurangi kemungkinan dampak dan munculnya ketiga faktor hambatan utama tersebut, diharapkan hasil identifikasi beserta solusinya dapat menjadi salah satu dasar pengetahuan bagi setiap proyek infrastruktur daerah yang ditinjau, sehingga percepatan pembangunan infrastruktur didaerah dapat ditingkatkan.

Wide impact of the existence of infrastructure for economic growth of a region (Infrastructure Driven Economy) makes these infrastructure projects are important and vital to realize. However, conditions of limited funding and other aspect obstacles make the acceleration of infrastructure development which have long promoted by the Government to be blocked. One solution to these constraints, the Government issued policies to encourage the pattern of Public Private Partnership (PPP) in order to support the acceleration of infrastructure development both national and regional levels. But practically, application of Public Private Partnership pattern in regional level still has many obstacles to realize.
This research objective is to identify the constrain factors of infrastructure project development on regional level by Public Private Partnership pattern at praconstruction phase. So it will be provided that identification result should be more anticipated of constrains that occured during pra-construction phase both regional government party and obstruction at private party to solve and improve the regional infrastructure development acceleration.
This research is qualitative method approach with survey as the data collection technique which is addressed to regional government party and private party, with case study Depok, West Java. The dominant constrain factors gotten by Analytical Hierarchy Process method in order to have the priority factor and continued with inferensial statistic analyses using correlation test in order to get the constrain factors which have significant impact toward infrastucture development performance at regional level.
Results of research show that there are three main constrain factors which have significant impact. By doing both corrective and preventive action solution in order to decrease impact and emergence of those three main constrain factors, it is expected that the result identification with their solutions might become one of knowledge base for any of regional infrastructure project so it can increase the regional infrastructure development acceleration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50595
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>