Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52514 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Aulia Cahya Purnama
"Konservasi arsitektur selalu melibatkan tindakan intervensi yang menyebabkan hilangnya sejumlah nilai otentisitas bangunan cagar budaya yang berperan penting dalam memberikan karakter pada bangunan, sehingga keberadaannya harus tetap dipertahankan. Skripsi ini akan membahas mengenai tindakan intervensi pada Gedung Bataviasche Kunstkring dan sejauh mana hal tersebut mempengaruhi otentisitas bangunannya. Melalui tingkatan intervensi, skripsi ini akan menunjukkan bagaimana cara mempertahankan otentisitas melalui parameter sesuai dengan konsep Rajagopalan, dengan metode analisis secara deskriptif berdasarkan studi pustaka, observasi, dan mewawancarai pribadi narasumber. Skripsi ini menyimpulkan bahwa konservasi Gedung Bataviasche Kunstkring secara relatif berhasil dalam mempertahankan otentisitas bangunannya meskipun dengan parameter yang tidak tercapai seluruhnya.

Architectural conservation always involves interventions which cause the loss of authenticity in cultural heritage building that was instrumental in giving the characters of the building, thus its existence should be retained. This journal article will discuss about interventions as part of conservation on Gedung Bataviasche Kunstkring and its effects of the building rsquo s authenticity. Through the levels of intervention, this journal article will reveals how to retain the authenticity through the parameters according to the Rajagopalan rsquo s concept, with descriptive analysis method based on literature study, observation, and personal interview the experts. This journal article concludes that the architectural conservation of Gedung Bataviasche Kunstkring is relatively successful in retaining the authenticity of the building despite the parameters is not entirely achieved.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alin Musfiroh Arum
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11878
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tungga Yulinda Putri
"Perkembangan bangunan di Batavia merupakan hasil dari usaha adaptasi kebudayaan asli Belanda dengan lingkungan barunya yang kemudian menghasilkan berbagai bentuk seni bangunan. Adaptasi ini tidak hanya diterapkan pada fasade bangunan, namun dapat dilihat juga pada rancangan interior bangunan tersebut. Salah satu bangunan kolonial yang menerapkan seni bangunan Belanda pada rancangan interiornya adalah gedung Tugu Kunstkring Paleis yang terletak di kawasan Menteng.
Penelitian ini membahas tentang penerapan seni bangunan gaya Art Nouveau pada interior gedung Tugu Kunstkring Paleis. Tujuannya adalah untuk menjelaskan mengenai ekspresi Art Nouveau pada rancangan interior di dalam gedung Kunstkring. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh Belanda cukup kuat dalam perkembangan seni bangunan di Indonesia terutama di Batavia.

The development of building in Batavia was the result from adaption effort of the Dutch original culture with its new environment which then resulted any forms of art building. This adaption not only applied to the building facade, but also to the interior design of the building. One of the colonial building that applied Dutch art building in the interior design is Tugu Kunstkring Paleis which located in the Menteng area.
This research discusses about the application of art building with Art Nouveau style in the interior of Tugu Kunstkring Paleis building. The aim is to explain the expression of Art Nouveau in the interior design inside Kunstkring building. This research using analytical descriptive method. The result of this research shows the influence of the Dutch is quite strong for the development of art building in Indonesia especially in Batavia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maesayu Aurea
"Gedung Filateli merupakan B.C.B kelas A yang dahulu berfungsi sebagai Kantor Pos pertama di Indonesia terhitung berdiri sebagai simbol perjuangan PT Pos yang senantiasa mengabdi pada pelayanan publik selama 275 tahun sejak 1746. Pada 2021, konservasi Gedung Filateli menjadi Pos Bloc ruang ekonomi kreatif bagi komunitas musik, mode dan kriya menimbulkan isu otentisitas karena perubahan fungsi dan rumpang nya narasi nasionalisme masa lampau. Penelitian bertujuan mengidentifikasi metode konservasi yang telah diterapkan untuk selanjutnya menemukan pengaruh perubahan aspek terhadap nilai otentisitas konservasi Pos Bloc. Penelitian kualitatif komparatif dengan metode instrumen Nara Grid melalui kajian perubahan aspek otentisitas (bentuk & desain, material, fungsi, teknik & tradisi, lokasi dan spirit) berdasarkan nilai otentisitas (artistik, historis, sosial dan ilmiah) yang walhasil digabungkan menjadi satu tabulasi Nara Grid untuk dilakukan sintesa final pengaruh dan nilai otentisitas Pos Bloc. Penelitian turut didukung kajian jejak sejarah, observasi dan wawancara sebelum menyusun analisa otentisitas.Sintesa dari tabulasi Nara Grid menemukan bahwa Konservasi Pos Bloc merupakan gabungan dari metode pemeliharaan (preservasi), pemugaran (restorasi) dan pengembangan (adaptasi) yang berpengaruh pada nilai-nilai otentisitas. Nilai artistik yaitu bangunan BOW pertama yang memadukan seni Art Deco dan Arsitektur Industri / transportasi. Nilai historis yaitu kantor pos pertama di Indonesia yang eksistensi nya dirayakan sebagai Hari Lahir Pos Indonesia. Nilai sosial yaitu sebagai generator dan inisiator bidang ekonomi kreatif (UMKM) di Pasar Baru pasca era reformasi 1997 dan Nilai ilmiah yaitu berperan aktif sebagai studi pembelajaran BCB dengan penerapan konstruksi bentang lebar adaptasi arsitektur industri yang menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia.

Jakarta Philatelic Building was a class A cultural heritage building which formerly operated as the first Post Office in Indonesia that has been here for 275 years and counting since 1746. It’s a representation of PT Pos Indonesia's combat against colonizers and constant public service. In 2021, It was conserved into Pos Bloc, a public space for creative activities such as fashion, music and art. Hence, issues of authenticity have surfaced that enclose the lack of past nationalism narrative due to interventions that accommodate new functions. This research aims to identify conservation methods that have been applied to further find the effect of changes in authenticity aspects based on authenticity values of Pos Bloc’s conservation. Qualitative comparative research with Nara Grid method to study changes in aspects of authenticity such as (form & design, material, function, techniques, location and spirit) based on authenticity values (artistic, historical, social and scientific). Which will be combined into one Nara Grid tabulation to determine final synthesis of the influence and authenticity values of Pos Bloc. The research was supported by historical study, observations and interviews. The synthesis finds that Pos Bloc Conservation is a combination of methods of maintenance (preservation), restoration (restoration) and development (adaptation) that influence the values of authenticity. Artistic value represents the first BOW building that combines Art Deco & Industrial Architecture / Transportation. Historical value represents the first post office in Indonesia whose existence is celebrated annually as the Birthday of Pos Indonesia. Social value plays a role of creative economy generator and initiator in Pasar Baru after the 1997 reform era and Scientific value finds a role as a study of wide range construction of industrial architecture alteration to Indonesia's tropical climate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nur Chairunnisa
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis servicescape restoran Tugu Kunstkring Paleis menggunakan dimensi Ambient Condition; Spatial Layout and Functionality; Signs, symbols and Artifacts; dan Employees. Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan teknik accidental, dan melibatkan 100 responden yang merupakan konsumen restoran Tugu Kunstkring Paleis. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai instrumen untuk pengumpulan data. Hasil dari penelitian ini menyarankan beberapa masukan terkait servicescape restoran Tugu Kunstkring Paleis agar dapat meningkatkan pengalaman yang baik bagi para konsumen.

The objective of this research is to analyze servicescape Tugu Kunstkring Paleis restaurant through Ambient Condition Spatial Layout and Functionality Signs, symbols and Artifacts and Employees dimension. This research use non probability sampling with accidental technique, and conducted on 100 customers of Tugu Kunstkring Paleis restaurant above 17 years. This research use questionnaire and interview as research instrument for data collection. Drawing on the result of this research suggests some recommendations on the servicescapes in Tugu Kunstkring Paleis restaurant to improve customers rsquo experience."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S67279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Bryna Rizkinta Sembiring
"Sebagai kota yang lahir akibat perkembangan kapitalisme Eropa akhir abad ke-19, Medan menciptakan masyarakat baru yang sedang membentuk identitas keeropaan. Salah satunya dengan mendirikan kunstkring (lingkar seni) di Medan, sebuah jaringan perkumpulan seni yang tersebar di kota-kota besar Kolonial. Pada 1912 di Medan, berdiri perkumpulan dengan nama Delische Kunstkring (Lingkar Seni Deli) setelah sebelumnya terdapat Nederlandsch Indische Kunstkring di Batavia, Bandoengsche Kunstkring di Bandung, dan Semarangsche Kunstkring di Semarang. Penelitian ini bertujuan menjelaskan eksistensi Delische Kunstkring dalam ruang sosial dan kehidupan budaya di Medan masa kolonial. Penulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi dengan pendekatan selera dan konsumsi budaya Pierre Bourdieu. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Delische Kunstkring hadir untuk memenuhi kebutuhan akan kesenian dan melegitimasi perbedaan kelas sosial kaum terdidik yang mayoritas masyarakat Eropa di Medan.

As a city born due to the development of European capitalism at the end of the 19th century, Medan created a new society that was forming a European identity. One of which was the presence of kunstkring (art circle) in Medan, a network of art associations spread across colonial cities. In 1912 in Medan, an association was established under the name Delische Kunstkring (Deli Art Circle) after there were already Nederlandsch Indische Kunstkring in Batavia, Bandoengsche Kunstkring in Bandung, and Semarangsche Kunstkring in Semarang. This study aims to explain the existence of Delische Kunstkring in Medan's social space and cultural life in colonial period. This study uses a historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography with Pierre Bourdieu's taste and cultural consumption as an approach. This study shows that Delische Kunstkring existed to fulfill the need for art for educated people who were predominantly European, legitimize their difference in social class."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Widyati Purwantiasning
"Disertasi ini merupakan rangkaian penelitian yang dilakukan di Kota Parakan, salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Kota Parakan dipilih menjadi studi kasus karena sejak Desember 2015, kota ini ditetapkan sebagai Kota Pusaka oleh Pemerintah Pusat Indonesia berdasarkan UU RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya melalui Piagam Komitmen Penataan Pelestarian Kota Pusaka 2015, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. Disertasi mengangkat sebuah isu yang menjadi dampak terhadap keberlangsungan Parakan sebagai Kota Pusaka. Paradoks sebuah kota pusaka menjadi pokok bahasan dari disertasi ini, dengan membenturkan dua konflik yang berbeda kepentingan yang terjadi karena kurangnya pengetahuan maupun rasa memiliki akan sesuatu terutama yang berkaitan dengan kelekatan sejarah. Melalui penggalian sejarah dari kota Parakan, maka dapat diungkapkan bahwa Parakan merupakan kota yang penting di Indonesia dan pantas ditetapkan sebagai Kota Pusaka. Kepentingan yang berbeda-beda dari beberapa pihak yang ada di Parakan, baik yang mendukung kegiatan pelestarian kota pusaka maupun justru yang menolak dilakukannya kegiatan pelestarian, menjadikan dilema yang sangat besar terutama bagi pemerintah lokal maupun beberapa kelompok masyarakat yang merasa perlu diadakan kegiatan konservasi arsitektur. Penelitian ini dapat dikatakan sebagai sebuah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan naratif deskriptif dengan menggunakan tradisi lisan sebagai salah satu pendekatan dalam menggali sejarah maupun fenomena yang ada di kota Parakan melalui beberapa keturunan tokoh penting Parakan yaitu KH Subuki. Data kuantitatif yang diperoleh melalui penyebaran angket juga dilakukan untuk mendapatkan data sampling mengenai tingkat kelekatan sejarah maupun tingkat pengetahuan masyarakat lokal di Parakan mengenai kegiatan pelestarian kota bersejarah.

This dissertation is a series of studies conducted in the city of Parakan, one of the sub- district in Temanggung Regency, Central Java. The city of Parakan was chosen as a case study because since December 2015, the city has been designated as a Heritage City by the Indonesian Central Government based on Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 about Cagar Budaya (Cultural Heritage) through Piagam Komitmen Penataan Pelestarian Kota Pusaka 2015 by the Ministry of Public Works and Public Housing/ Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. This dissertatiaon raised an issue that had an impact on the sustainability of Parakan as a Heritage City. The paradox of a heritage city is the subject of this dissertation, by colliding on two different conflicts of interest that occur due to lack of knowledge and a sense of belonging to something particularly related to historical attachment. Through the exploration of the history of the city of Parakan, it can be revealed that Parakan is an important city in Indonesia and deserves to be designated as a Heritage City. Different interests of several parties in Parakan, both those who support conservation activities and those whose refure to do conservation activities, make a very big dillemma particularly for local government and some community groups who feel the need for architectural conservation activities. This research has conducted a qualitative research method that used a descriptive narrative approach using oral tradition as one of the approaches in exploring the history and phenomena that exist in the city of Parakan through several descendants of important Parakan figures, KH Subuki. Quantitative data obtained through questionaires were also conducted to obtain sampling data regarding the level of historical attachment and level of knowledge of the local community in Parakan regarding historical city conservation activities. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
D2703
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Ratna Irmalasari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai proses kemunculan
Bataviasche Planten- en
Dierentuin (BPD) pada 1864 dan perkembangannya hingga 1942. Perubahan
situasi politik di Hindia-Belanda-khususnya di Batavia-memengaruhi kehidupan
sosial serta cara masyarakat memahami lingkungan hidup. Perubahan tersebut
menciptakan komodifikasi ruang-ruang dalam lingkungan hidup masyarakat
Batavia. Dengan menggunakan pendekatan sejarah lingkungan/ekologi, tesis ini
memperlihatkan beberapa tahap perkembangan BPD serta perubahan nilai dan
gagasan yang menyertainya. Tahapan-tahapan tersebut berpijak dari fungsi BPD
sebagai tempat pengoleksian binatang dan tumbuhan hingga menjadi tempat
rekreasi yang membawa nilai-nilai edukatif tentang pengetahuan zoologi bagi
masyarakat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa selama periode
kolonial, peran BPD sebagai tempat rekreasi golongan kelas sosial menengah-atas
Batavia lebih dominan dibandingkan perannya dalam konservasi binatang dan
tumbuhan . Namun di sisi lain, BPD telah memelopori ide-ide konservasi ex-situ
(di luar habitat asli) yang menjadi landasan bagi kebun binatang-kebun binatang
di Indonesia saat ini.

ABSTRACT
This thesis deals with process of the establishment of Bataviasche Planten- en
Dierentuin in 1864 and its development until 1942. Political changes in
Netherlands East Indies-particularly in Batavia-has affected social life and the
way society perceived their environment. The changes then created commodified
spaces within the environment of Batavian society. By applying
environmental/ecological history approach, this thesis aims to show some
developmental stages of BPD as well as changes in values and ideas which
accompanied it. It ranged from its early function as an enclosure in which animals
and plants are kept into a recreation area that gave society several educational
values about zoological knowledges. The result of the research indicates that
during colonial period, BPD played bigger role as a recreation area for middleupper
class society rather than as a media conservation for animals and plants.
Nevertheless, BPD has influenced small community awareness towards animals
and plants walfare. BPD also pioneered a concept and ideas of ex-situ
conservation for the zoos in Indonesia today."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35465
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Zata Dini
"Skripsi ini membahas bangunan GKI Kwitang ditinjau dari segi arsitektur dan pemugaran dalam rangka pelestarian bangunan cagar budaya. Gereja ini merupakan salah satu bangunan peribadatan peninggalan masa kolonial. Bangunan gereja mengadaptasi gaya arsitektur klasik Eropa dan menyesuaikan dengan iklim di Indonesia. Beberapa bagian bangunan mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman maka dilakukan penelitian dalam upaya pelestarian.
Pada penelitian ini metode yang digunakan terbagi dalam tiga tahap yaitu pengumpulan, pengolahan, dan penafsiran data. Pada tahap pengumpulan dilakukan deskripsi mulai dari bagian luar hingga bagian dalam, kemudian pada tahap pengolahan, hasil deskripsi diolah dengan menganalisa komponen arsitektur dan perubahan beberapa komponen bangunan. Tahap selanjutnya, hasil yang diperoleh ditafsirkan bahwa gaya yang diterapkan pada bangunan GKI Kwitang adalah gaya Art Deco dan Art Nouveau.

This study discusses the building of GKI Kwitang viewed in terms of architecture and restoration in a bid to the preservation of cultural heritage buildings. This church is one of the religious buildings of the colonial era relics. Church building adapting European classical architectural style and adapt to climate in Indonesia. Some parts of the building undergoes changes along with the times then conducted research in preservation efforts.
On the research methods employed are divided into three phases: collection, processing, and interpretation of data. At the stage of gathering is carried out starting from the outside of the description to the inside, then in the stage of processing, the results processed by analyzing the component description of architecture and changes in several components of a building. The next stage, the results obtained are interpreted that the style is applied to the building of GKI Kwitang is Art Deco style and Art Nouveau.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43066
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Djaya Atmadja
"Skripsi ini membahas peran sketsa dalam tahapan merancang arsitektur terkait dengan penyajian pesan yang ingin disampaikan. Sketsa yang dibuat langsung menggunakan tangan dengan kualitas cepat dan bebas, merupakan salah satu representasi dan komunikasi ide arsitektur dalam proses perancangan. Sketsa merupakan proses berpikir visual terkait eksternalisasi mental image arsitek dalam penggagasan ide-ide arstekturnya. Ide arsitektur ini dieksternalisasi dalam perwujudan elemen visual yang ada pada sketsa. Hal ini berkaitan dengan potensi dan peranan sketsa yang mungkin digunakan dalam berbagai tahapan merancang.

This study discusses about the role of sketches in architectural design process associated with the presentation of the idea. Sketches, drawing that are made directly by hand with fast and free qualities, is one of the representation and communication of architecture ideas in design process. Sketches are visual thinking process related to externalization of architect's mental image in initiating his her architectural ideas. The architectural idea is externalized in the embodiment of visual elements that exist in the sketch. It relates to the potential and role of sketches that may be used in various stages of architectural design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>