Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149467 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isna Naziladinka
"ABSTRAK
Kenyamanan termal bagi atlet memiliki kondisi yang khusus karena berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan sangat berat sehingga membutuhkan udara yang lebih sejuk di dalam bangunan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui standar dan faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal atlet serta melihat hubungan antara desain bangunan terhadap kualitas kenyamanan termal bagi atlet. Skripsi ini membahas dua bangunan olahraga yang terletak di Kota DKI Jakarta dan keduanya digunakan untuk kegiatan olahraga bola basket secara rutin, namun berada pada kondisi lingkungan mikro yang berbeda. Dengan kondisi tersebut dapat dilihat adanya perbedaan desain bangunan yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal bagi atlet saat beraktivitas olahraga di dalamnya. Perbedaan desain tersebut terlihat pada persentase bukaan dan letak bukaan yang tidak memenuhi kriteria yang ada.

ABSTRACT
Thermal comfort for athletes has a special condition because it is related with very heavy activities that require cooler air inside the building. This thesis aims to determine the standards and factors that affect on the thermal comfort of athletes as well as see the relationship between the design of the building and the quality of thermal comfort for athletes. This thesis discusses about two sports buildings which both are usually used by athletes to basketball and both are located in Jakarta City, but the two sports buildings have different micro environment conditions. Due to the conditions can be seen the differences in building design that affects on the thermal comfort for athletes when during sports activities in it. Design differences are seen in the percentage of openings and the location of openings that do not meet the existing criteria."
2017
S67772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiq Fayyadh
"Kondisi lingkungan termal merupakan faktor penting dalam merancang ruang yang nyaman, khususnya dalam kondisi termal non-steady-state. Fenomena thermal alliesthesia menarik perhatian sebagai konsep yang menawarkan penjelasan terkait bagaimana persepsi termal individu dapat terbentuk berbeda-beda, tergantung pada kondisi internal subjek yang mengalaminya. Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh perubahan parameter suatu lingkungan terhadap persepsi kenyamanan termal dalam kondisi lingkungan termal dinamis. Proses identifikasi dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang memengaruhi persepsi termal, dengan tujuan meningkatkan kenyamanan termal yang dialami oleh penggunanya. Penulisan berfokus pada analisis hubungan antara respons terhadap penilaian subjektif dengan parameter objektif. Pendekatan kuantitatif dilakukan, dengan mengintegrasikan data lapangan dengan metode perhitungan dan simulasi objektif. Fenomena thermal alliesthesia terbukti signifikan dalam konteks lingkungan dinamis. Hasil analisis menunjukkan bahwa kondisi lingkungan bukanlah satu-satunya faktor yang memengaruhi persepsi termal; faktor psikologis dan fisiologis individu juga memiliki peran penting. Dalam kondisi non-steady-state, fenomena thermal alliesthesia didapati lebih signifikan, di mana fluktuasi kecil pada stimulus lingkungan dapat menyebabkan pengalaman termal yang lebih dinamis. Temuan ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan desain lingkungan termal yang adaptif, dengan pendekatan yang lebih  mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu.

Thermal environmental conditions represent a pivotal factor in the design of comfortable spaces, particularly in non-steady-state thermal condition. The phenomenon of thermal alliesthesia has drawn interest as a concept that offers an explanation of how individual thermal perceptions can form in varied ways, depending on the internal state of the subject experiencing it. The present study aims to identify the effect of changes in environmental parameters on the perception of thermal comfort under dynamic thermal environmental conditions. The identification process is conducted to assess the factors influencing thermal perception, with the objective of enhancing the thermal comfort experienced by its occupants. This study focuses on the analysis of the relationship between responses to subjective assessments with objective parameters. A quantitative approach was employed, integrating field data with calculation method and objective simulation. The phenomenon of thermal alliesthesia proved significant in the context of a dynamic environment. The analysis reveals that environmental conditions are not the only factors influencing thermal perception; individual psychological and physiological factors play a significant role as well. In non-steady-state condition, the phenomenon of thermal alliesthesia is more significant, where minor fluctuations in the environmental stimulus lead to a more dynamic thermal experience. These findings lay the foundation for the development of adaptive thermal environment design, which must take a more nuanced approach to individual needs and preferences. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Halida Ibrahim
"Peninjauan ini bertujuan untuk mempelajari faktor optik pada kaca pada laminasi yakni nilai-U, nilai SHGC, serta penambahan lapisan kaca pada kaca laminasi terhadap perubahan suhu dalam bangunan. Metode yang dilakukan adalah pengkajian literatur yang kemudian dijadikan landasan untuk melakukan observasi pada Bangunan FISIP yang terletak di Depok, sebagai salah satu contoh kasus bangunan yang terletak pada daerah beriklim tropis. Kemudian dilakukan simulasi untuk melihat perubahaan suhu ruangan dengan menggunakan jenis kaca laminasi dengan nilai optik yang berbeda. Dari hasil simulasi, ditemukan bahwa penggunaan teknologi tunggal pada kaca laminasi bening mampu menghasilkan suhu ruangan dengan rentang 30.2oC - 31.4 oC, sedangkan pada jenis kaca laminasi berwarna menghasilkan suhu dengan rentang 29 oC -30.2 oC. Pada penggunaan teknologi ganda terjadi penurunan suhu yang tinggi, dimana suhu tersebut berada pada rentang 27,1 oC - 28,5 oC. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan teknologi ganda mampu menciptakan performa termal yang baik pada bangunan. Tetapi, dari hasil pertimbangan biaya yang akan dikeluarkan, penggunaan teknologi ganda tidak boleh digunakan pada seluruh bidang pada bangunan tinggi di iklim tropis
The aim of this article was to observe and analyze factors that may affected optic glass including U-value, SHGC value, and additional layer application of laminated glass (double glazing technology) in building temperature changes. This article represents a synthesis of an extensive literature review then became a baseline to observe FISIP buildings, located in Depok, as one of the buildings sample for tropical climates. In addition, we also did the stimulation test to observe alteration in room temperature by using 2 types of laminated glasses with different optical values. We found that single glazing technology application on clear laminated glass adjusted room temperature from 30.2oC to 31.4 oC. Whereas single color laminated glass application, set the room temperature ranges between 29 oC to 30.2 oC. Interestingly, the application of double glazing reduced the indoor temperature between 27.1 oC to 28.5 oC. These results showed that the significance of thermal performance of buildings can be accomplished by application of double glazing technology. Nevertheless, double glazing technology were not suggested to apply in all of edge of tropical building design due to the high cost issues."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaneswara Nirwana Indrajoga
"Laporan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) dan World Meteorological Organization (WMO) memperkirakan kenaikan suhu global akan mencapai ambang kritis 1,5 derajat celsius yang berdampak luas bagi kesehatan, ketahanan pangan, pengelolaan air dan lingkungan. Seluruh negara didorong mengantisipasi, memitigasi, dan beradaptasi terhadap perubahan iklim di tingkat lokal, regional, nasional, global. Melalui National Determined Contribution (NDC) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) perlu kolaborasi antara Tujuan 11) kota dan permukiman yang berkelanjutan, dan Tujuan 13) penanganan perubahan iklim. Pemahaman urban energy balance, microclimate, thermal comfort, dan home comfort terhadap konteks perkotaan (a biological analogy, the image of the city, the garden city, the sustainable city) harus responsif terhadap perubahan iklim. Bagaimana hubungan modifikasi iklim mikro dengan tingkat kenyamanan termal pada rumah perkotaan? Apa dampak strategi KDB dan KDH terhadap modifikasi iklim mikro dan tingkat kenyamanan termal pada rumah perkotaan? Bagaimana peran pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengaturan KDB dan KDH pada rumah perkotaan? Melalui simulasi pemodelan iklim (Envi-met), instrumen penelitian berupa variabel temperatur udara (T), kelembaban (RH), dan kecepatan angin (V), untuk menilai iklim mikro dan kenyamanan termal (MRT), akan melihat efektivitas strategi KDB dan KDH secara berimbang pada lahan rumah perkotaan, dengan studi kasus rumah hunian di Limo, Depok. Penelitian ini diharapkan menjadi langkah awal menciptakan iklim mikro dan kenyamanan termal kota yang responsif terhadap perubahan iklim.

The report of the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) and the World Meteorological Organization (WMO) estimates that global temperature rise will reach a critical threshold of 1.5 degrees Celsius with broad implications for health, food security, water management and the environment. All countries are encouraged to anticipate, mitigate and adapt to climate change at the local, regional, national and global levels. Through the National Determined Contribution (NDC) and Sustainable Development Goals (SDGs), collaboration is needed between Goal 11) sustainable cities and settlements, and Goal 13) tackling climate change. The understanding of urban energy balance, microclimate, thermal comfort, and home comfort in the urban context (a biological analogy, the image of the city, the garden city, the sustainable city) must be responsive to climate change. What is the relationship between microclimate modification and the level of thermal comfort in urban homes? What is the impact of the BCR and GBC strategies on microclimate modification and the level of thermal comfort in urban homes? What are the roles of the government, the private sector and the community in managing BCR and GBC in urban homes? Through climate modeling simulations (Envi-met), research instruments in the form of air temperature (T), humidity (RH), and wind speed (V) variables, to assess the microclimate and thermal comfort (MRT), will see the effectiveness of the BCR and GBC strategies in a balanced way on urban residential land, with a residential house case study in Limo, Depok. This research is expected to be the first step in creating a city's microclimate and thermal comfort that is responsive to climate change."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisgumantika Suha
"Pencahayaan adalah salah satu aspek yang paling mendukung arsitektur. Pencahayaan membuat efek visual tertentu yang mempengaruhi persepsi manusia. Ruang komersial memiliki tujuan utama untuk menjual, sehingga pencahayaan juga dimanfaatkan untuk mempersuasi calon pembeli. Supermarket adalah jenis retail yang menjual beragam jenis produk dan berukuran besar dengan berbagai bagian berdasarkan jenis barang yang dijual. Supermarket mendisplay barang-barang yang dijualnya dengan pencahayaan tertentu supaya bisa menarik pembeli. Supermarket menggunakan sistem self-service dan memiliki banyak bagian, sehingga pengunjung biasa menghabiskan waktu cukup lama di dalamnya. Selain display yang menarik, alur dan atmosfir ruang juga merupakan aspek penting untuk meningkatkan kenyamanan yang berdampak juga pada penjualan.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem tata cahaya supermarket dan pengaruhnya terhadap pengunjung untuk membeli dan berkeliling dalam supermarket. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur dan studi kasus. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari teori cahaya, persepsi visual, pencahayaan interior, pencahayaan ruang komersial, dan prilaku konsumen. Studi kasus dilakukan dengan mengamati tata cahaya artifisial secara umum dalam supermarket dari pintu masuk sampai keluar, dan secara khusus mengamati pengaruhnya pada pengunjung atau pembeli pada satu bagian supermarket yang memiliki tata cahaya tertentu.

Lighting is one of the most supporting aspect in architecture Lighting could give visual effect thaLighting is one of the most supporting aspect in architecture. Lighting could give visual effect that affect human perception. Commercial space has main objective to sell, therefore, lighting also used to persuade buyers. Supermarket is a kind of retail store that provide a wide range of products, usually with large space and several sections according to product variety. Supermarket display their products with spesific lighting to attract buyers. With the self-service system and the variety of sections, customers usually spend some time in supermarket. Beside the attractive display, the atmosphere of space is also important to increase comfortness that could affect sales.
This thesis aims to determine the lighting system in supermarket and how it affects customers. I use literature studies and case studies as a method in this thesis. Literature studies done by studying lighting theory, visual perception, interior lighting, lighting for commercial space, and consumer behavior. Case studies done by observing artificial lighting in general and the impact to customers in particural sections.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abrar Rizqullah
"Pertumbuhan dan pembangunan yang masif membawa dampak terhadap iklim pada suatu wilayah. Vegetasi yang menyusun ruang terbuka hijau di kota menjadi salah satu sarana dalam peningkatan kualitas dari atmosfir kota, tidak terkecuali efek kenyamanan termal. Keberadaan tutupan vegetasi di Kecamatan Serpong menjadi hal yang mengkhawatirkan karena upaya-upaya pembangungan yang mengakibatkan degradasi kuantitas dan kualitas nya. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh ketersediaan vegetasi terhadap suhu permukaan darat dan tingkat kenyamanan termal di Kecamatan Serpong. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data suhu permukaan darat, kerapatan vegetasi, suhu udara, dan kelembaban udara yang didapat dari citra Landsat 5, 7, 9, dan juga pengukuran langsung. Metode spasial yang digunakan adalah Land Surface Temperature, Normalized Difference Vegetation Index, dan metode statistik pearson correlation dan uji regresi sederhana untuk melihat bentuk pengaruh vegetasi terhadap iklim di Kecamatan Serpong. Hasil menunjukkan bahwa vegetasi memiliki pengaruh terhadap penurunan nilai suhu permukaan darat dan juga meningkatkan tingkat kenyamanan termal di Kecamatan Serpong. Sebagian besar wilayah di Kecamatan Serpong masuk kategori tidak nyaman dan hanya 1,68 km2 wilayah Kecamatan Serpong yang memiliki status kenyamanan termal “sebagian nyaman”.

Rapid growth and development cause a significant impact on the climate of a region. Vegetation that forms an urban green space plays a significance role in enhancing the quality of the urban atmosphere, including thermal comfort. Existance of urban vegetation in Serpong Subdistrict is becoming a concern due to development efforts that causing degradation in both its quantity and also quality. The purpose of this research is to see influence of vegetation on land surface temperature and thermal comfort Index levels in Serpong Subdistrict. The data used in this research include land surface temperature data, air temperature data, NDVI data, and air humidity data that obtained from Landsat 5, 7 and 9 imagery as well field recording. The spacial method that are utilized is land surface temperature, NDVI, and the statistical method using pearson correlation and simple regression analysis to examine the nature of the influence of vegetation existance on climate in Serpong Subdistrict. The results indicate that vegetation lowers land surface temperature and significantly improves thermal comfort levels in the region. However, the majority of the area in Serpong Subdistrict falls under the uncomfortable category, with only 1.68 km² of the subdistrict’s area having a partially comfortable thermal status."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherine Chairuna Arifayahya
"Eco house atau rumah ramah lingkungan merupakan salah satu usaha manusia untuk menyelamatkan dampak negatif pembangunan bangunan hunian terhadap bumi karena dengan semakin banyaknya manusia, semakin sedikit pula lahan untuk pembangunan sehingga harus terus mengorbankan lahan hijau yang ada untuk pembangunan hunian. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap ekosistem alam. Selain itu, material bangunan dapat memberikan dampak negatif pula jika dalam pembuatannya dapat menghasilkan karbon yang dapat memanaskan permukaan bumi. Naskah ringkas ini bertujuan untuk mengetahui kualitas Eco house terhadap kenyamanan termal didalam rumah. Penulisan ini menganalisis Rawhaus, sebuah rumah yang menggunakan styrofoam (EPS) daur ulang sebagai objek studi kasus dengan mengukur suhu udara di luar dan di dalam ruangan serta bagaimana suhu tersebut berhubungan dengan kenyamanan fisik dan mental manusia. Hasil studi kasus menunjukan bahwa Rawhaus merupakan Eco house yang memiliki kenyamanan termal yang baik pada wilayah sejuk, namun perlu adanya penyempurnaan desain jika akan dibangun di wilayah panas.

Eco house or eco-friendly house is one of the human efforts to save the negative impact of residential building construction on earth because with the increasing number of people, there is also less land for development so they must continue to sacrifice existing green land for residential development. This can give negative impacts on natural ecosystems. In addition, the building materials can also give negative impacts if they are producing carbon when manufactured which can rise the heat of the earth's surface. This journal aims to determine the quality of the Eco house on thermal comfort in the house. This paper analyzes Rawhaus, a house that uses recycled Styrofoam (EPS) as a case study object by measuring the air temperature outside and inside the room and how this temperature relates to human physical and mental comfort. The results of the case study show that Rawhaus is an Eco house that have good thermal comfort in cool location, but need to improve the design if it is to be built in hot location.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deyda Aminda Putri
"Keadaan lingkungan saat ini sudah semakin memburuk, salah satu penyumbang kerusakan lingkungan terbesar adalah bidang pembangunan. Green building merupakan salah satu jawaban atas kerusakan lingkungan yang mengancam kehidupan kita saat ini. Green building merupakan bangunan yang menimbulkan dampak negatif minimum pada lingkungan. Salah satu aspek green building yang memiliki pengaruh terhadap lingkungan dan penggunanya adalah kulit bangunan. Kulit bangunan dapat berperan sebagai penyaring dan akses elemen dari lingkungan luar serta berpengaruh terhadap kenyamanan visual, termal, dan auditori pada ruang dalam. Gedung South Quarter dipilih menjadi studi kasus untuk menilai kulit bangunan pada green building sesuai dengan sistem penilaian GREENSHIP yang dikeluarkan oleh Green Building Council Indonesia GBCI. Total penilaian GREENSHIP untuk kulit bangunan South Quarter cukup rendah; kenyamanan ruang pada gedung ini masih harus ditopang oleh sistem mekanik yang menggunakan energi listrik. Konsumsi energi untuk kenyamanan ruang dalam dapat dibantu dengan pemanfaatan energi terbarukan pada tapak.

One of the leading forces behind the deterioration of environment is irresponsible construction. Green building is one of the solutions devised to handle this life threatening situation. One of the aspects of green building which affects both environment and users is building skin. Building skin acts as filter and access to external elements building skin also significantly affects visual, thermal, and auditorial comfort inside the building. South Quarter building is inspected as case study to evaluate building skin on green building based on GREENSHIP rating system as stated by Green Building Council Indonesia GBCI. The total score of GREENSHIP of South Quarter building skin is deemed low room comfort within this building is maintained using mechanical system which wastes electrical energy. A decrease in energy consumption for room comfort is possible should cutting edge energy processing be implemented on site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Eleora
"Perubahan fisik yang terjadi oleh karena adanya perkembangan pembangunan sebuah wilayah mempengaruhi iklim mikro suatu kawasan dan juga terhadap kondisi termal kawasan tersebut. Peningkatan suhu udara dapat mempengaruhi kenyamanan termal. Kenyamanan termal inilah yang mempengaruhi inisiatif manusia dalam beraktivitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana variasi kenyamanan termal berdasarkan tipe penggunaan lahan dan untuk menganalisis persepsi penduduk terhadap kenyamanan termal dalam berjalan kaki di Kecamatan Cianjur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan melakukan penyebaran kuesioner. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan industri memiliki suhu udara tertinggi dan kelembaban udara paling rendah dibandingkan dengan tipe penggunaan lainnya. Hal ini dipengaruhi dari aktivitas industri yang menghasilkan panas dari kegiatan produksi dan asap pabrik. pada pagi dan siang hari mayoritas nilai THI termasuk pada kategori “Tidak Nyaman”, sedangkan pada sore hari kategori “Tidak Nyaman” dan “Sebagian Tidak Nyaman” cukup merata persebarannya. Secara temporal, persepsi penduduk di Kecamatan Cianjur terhadap kenyamanan termal cenderung merasa “Nyaman” di pagi dan sore hari, kemudian merasa “Sedikit Tidak Nyaman” di siang hari. Meskipun nilai THI cukup tinggi di suatu wilayah, namun persepsi seseorang terhadap kenyamanan termal dapat berbeda karena terdapat kondisi lain yang mempengaruhi adaptasi psikis seseorang dalam merasakan termal.

Physical changes that occur due to the development of an area affect the microclimate of an area and also the thermal conditions of the area. An increase in air temperature can affect thermal comfort. It is this thermal comfort that influences human initiative in activities. This study aims to find out how thermal comfort varies based on the type of land use and to analyze residents' perceptions of thermal comfort when walking in Cianjur District. The method used in this study is a quantitative method by distributing questionnaires. The analysis used is descriptive analysis and spatial analysis. The results showed that industrial land use had the highest air temperature and lowest air humidity compared to other types of land use. This is influenced by industrial activities that generate heat from production activities and factory smoke. in the morning and afternoon the majority of THI scores fall into the "Uncomfortable" category, while in the afternoon the "Uncomfortable" and "Mostly Uncomfortable" categories are fairly evenly distributed. Temporarily, the perception of residents in Cianjur Subdistrict towards thermal comfort tends to feel "Comfortable" in the morning and evening, then feel "Slightly Uncomfortable" during the day. Even though the THI value is quite high in an area, a person's perception of thermal comfort can be different because there are other conditions that affect a person's psychological adaptation to feeling thermal.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Paramastri Sarifah Al Khudri
"Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, merupakan wilayah yang padat penduduk sehingga hal ini menuntut adanya pembangunan tempat tinggal. Hal ini yang mengakibatkan adanya perubahan tutupan lahan yang terjadi setiap tahun. Perkembangan kota yang diiringi dengan meningkatnya lahan terbangun berpotensi meningkatkan suhu udara di sekitar lingkungan. Di samping itu, adanya hutan kota, turut membantu menurunkan degradasi lingkungan perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perubahan LST dan NDVI akibat perubahan tutupan lahan dan mengetahui tingkat kenyamanan termal menggunakan pengukuran Thermal Humidity Index (THI). Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu tahap pertama pra pengolahan citra dengan melakukan proses koreksi atmosferik dan cropping. Tahap kedua yaitu perhitungan algoritma LST, NDVI, maximum likelihood, kenyamanan termal, dan interpretasi citra digital. Tahap ketiga yaitu analisis peta LST, NDVI, tutupan lahan, dan pengukuran nilai THI. Hasil penelitian menunjukkan banyaknya perubahan luas tutupan dalam kurun waktu 10 tahun akibat perkembangan perkotaan, seperti berubahnya tutupan lahan vegetasi dan lahan terbuka menjadi permukiman. Berkurangnya lahan bervegetasi mempengaruhi turunnya indeks kerapatan vegetasi. Sementara itu, perubahan suhu permukaan daratan terjadi secara fluktuatif pada bulan kering dan bulan basah tahun 2013 dan 2023. Umumnya, LST yang tinggi terjadi di area permukiman dan lahan terbuka diakibatkan oleh tidak adanya atau kurangnya objek penghalang sinar matahari. Tipe tutupan lahan vegetasi (mangrove), badan air, dan vegetasi (non-mangrove) kurang lebih memiliki pengaruh yang berbeda terhadap perubahan suhu permukaan daratan. Adapun perhitungan statistik antara NDVI dan LST menunjukkan hubungan yang berkorelasi negatif tapi rendah. Selain itu, hasil pengukuran nilai THI terhadap data iklim mikro menunjukkan bahwa kenyamanan termal di wilayah penelitian termasuk didominasi kategori cukup nyaman.

Penjaringan District, North Jakarta, is a densely populated area that requires residential development. This results in changes in land cover that occur every year. City development, which begins with increasing built-up land, has the potential to increase the air temperature in the surrounding environment. On the other hand, the existence of urban forests also helps reduce urban environmental degradation. The aim of this research is to analyze changes in LST and NDVI due to changes in land cover and determine the level of thermal comfort using the Thermal Humidity Index (THI) measurement. This research was carried out in 4 stages, namely the first stage of image pre-processing by carrying out atmospheric correction and cropping processes. The second stage is the calculation of the LST algorithm, NDVI, maximum likelihood, thermal comfort, and digital image interpretation. The third stage is analysis of LST, NDVI, land cover maps and measuring THI values. The results of the research show that there have been many changes around cover over a period of 10 years due to urban development, such as changes in vegetation land cover and open land into organizations. The reduction in vegetated land affects the decline in the vegetation density index. Meanwhile, changes in land surface temperature fluctuate in the dry and wet months of 2013 and 2023. Generally, high LST occurs in organizational areas and open land due to the absence or reduction of objects blocking sunlight. Vegetation land cover types (mangroves), water bodies, and vegetation (non-mangroves) have different influence on changes in land surface temperature. Statistical calculations between NDVI and LST show a negative but low deteriorating relationship. In addition, the results of measuring THI values on microclimate data show that thermal comfort in the research area is dominated by the quite comfortable category."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>