Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rozak Setiady
"Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk di Indonesia membuat kebutuhan terhadap tempat tinggal yang layak terus meningkat. Tempat tinggal yang layak harus ditunjang dengan infrastruktur permukiman agar menjadikan permukiman tersebut menjadi permukiman yang berkelanjutan. Indikator-indikator permukiman berkelanjutan yaitu indikator sosial, indikator lingkungan dan indikator ekonomi. Salah satu indikator sosial adalah interaksi sosial yang terjadi di permukiman tersebut.
Dalam penelitian ini akan melihat hubungan antara ldquo;dengan dibangunnya infrastruktur permukiman dapat membuat permukiman tersebut menjadi berkelanjutan dan membuat penghuninya lebih sejahtera rdquo;, dan ldquo;apakah dengan dibangunnya fasilitasi-fasililitas penunjang interaksi sosial akan membuat membuat masyarakat di permukiman tersebut berinteraksi rdquo; dan ldquo;dengan terbentuknya permukiman yang berkelanjutan dari segi sosial dapat membuat masyarakat permukiman tersebut menjadi sejatera rdquo;.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian yang telah didapatkan menunjukan semua nilai korelasi yang dihitung melebihi dari nilai korelasi tabel yaitu 0,1147 berarti hubungan diantara kedua variabel memiliki korelasi atau memiliki hubungan satu sama lain, berarti semua hipotesis dapat diterima, sehingga pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ada dapat terjawab dengan diterimanya hipotesis-hipotesis penelitian.
Kemudian dapat disimpulkan masyarakat yang tinggal di suatu permukiman dapat lebih sejahtera jika kebutuhan infrastruktur disekitar permukiman tercukupi serta interaksi sosial yang terjalin antar masyarakat sekitar permukiman tersebut.

Given the number of people in Indonesia, making the need for decent housing continues to rise. Adequate housing must be supported by the infrastructure of housing in order to make such housing into sustainable housing. Indicators of sustainable housing social indicators, environmental indicators and economic indicators. One indicator of the social is social interactions that occur in the housing.
In this study will look at the relationship between with the construction of housing infrastructure can make such housing would be sustainable , and whether with the construction of supporting facilities social interaction will make make public through the neighborhood interact and the establishment of housing sustainable in terms of social can make these settlements into prosperous society.
This research uses a correlational descriptive method with quantitative approach. The results of the research have shown that all correlation values calculated exceeds the value of the correlation table is 0.1147 means the relationship between the two variables have a correlation or have a relationship with each other, it means that all hypotheses can be accepted, so that the existing research questions can be answered with The acceptance of research hypotheses.
Then it can be concluded that people living in a settlement can be more prosperous if the infrastructure needs around the settlements are fulfilled and social interactions that exist between communities around the settlement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Bella Octoria
"Infrastruktur berkelanjutan merupakan kunci kesuksesan dari pembangunan. Pembangunan infrastruktur transportasi akan melibatkan kondisi sosial masyarakat dan kondisi lingkungan setempat. Penilaian dari ketersediaan infrastruktur transportasi ini merupakan salah satu solusi yang diadaptasi dari dampak sosial dan lingkungan. Dengan melakukan uji korelasi antar keduanya, bentuk keterkaitannya dan besar keterkaitan antara kehadiran infrastruktur transportasi dan kondisi sosial lingkungannya dapat terlihat. Selain uji korelasi juga dilakukan uji skoring dan uji beda untuk membandingkan kondisi sosial dari wilayah kota dan desa yang ada di KarawangHasil yang didapatkan adalah aksesibilitas, tingkat keamanan, dan tingkat kesetaraan memiliki korelasi terhadap keberlanjutan sosial dan lingkungan di Kabupaten Karawang. Dari segi lingkungan, ketersediaan infrastruktur transportasi tidak berkaian langsung terhadap dampak keberlanjutan lingkungan yang dirasakan. Dampak lingkungan yang dirasakan juga tidak berpengaruh terhadap perjalanan yang ditempuh. Hasil korelasi menunjukkan bahwa besar atau kecil waktu tempuh dan tingkat kemacetan dalam perjalanan tidak membuat dampak yang dirasakan menjadi lebih besar. Dampak lingkungan yang dirasakan lebih disebabkan karena moda yang digunakan masyarakat dengan pemakaian energi yang juga tinggi karena penggunaan kendaraan pribadi yang tinggi juga pada Kabupaten Karawang.

Sustainable infrastructure is the key to success from development. The development of transportation infrastructure will involve social conditions of society and local environmental conditions. Assessment of the availability of this transport infrastructure is one of the solutions adapted from social and environmental impacts. By conducting a correlation test between the two,the form of linkage and the strength of the linkage between the presence of transport infrastructure and the social conditions of the environment can be seen. The results obtained are the accessibility, the level of security, and the level of equality has a correlation to social and environmental sustainability in Karawang regency. In terms of environment, the availability of transportation infrastructure is not directly related to the impact of environmental sustainability. The impact of the perceived environment also has no effect on the journey. Correlation results indicate that the length of travel time and congestion level on the way do not make the perceived impact becomes greater. The impact of the perceived environment is more due to the mode used by society with the use of energy which is also high because of the use of private vehicles are also high in Karawang regency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Tirta Winata
"Desain infrastruktur transportasi harus mengikuti konsep keberlanjutan yang membutuhkan stabilitas di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan, kemudian berkelanjutan di masa depan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengidentifikasi indikator transportasi berkelanjutan yang paling tepat yang dapat diterapkan di Kabupaten Karawang sesuai dengan kesejahteraan masyarakat sebagai variabel tema sosial dalam indikator pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini juga menganalisis karakteristik perjalanan yang ada dan tolok ukur dari transportasi berkelanjutan yang signifikan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei untuk mengumpulkan data dari responden. Instrumen untuk memperoleh data di Kabupaten Karawang adalah formulir kuesioner, dan kemudian dikolaborasikan dengan wawancara struktural. Korelasi peringkat rsquo Spearman digunakan sebagai metode kuantitatif untuk melakukan uji hipotesis non-terarah dan terarah.
Kesimpulannya, perjalanan waktu, pengeluaran untuk transportasi, dan variabel tingkat tarif yang mewakili mobilitas, ekuitas, dan keterjangkauan memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengalami kesejahteraan, dan kemudian mereka memiliki korelasi negatif dengan kesejahteraan sosial juga. Karena alasan itu, perjalanan waktu dan tingkat tarif harus dikurangi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transportation infrastructure design must follow sustainability concept that requires stability in economic, social and environment, then sustains in the future. Therefore, this research wants to identify the most appropriate sustainable transportation indicators that could be applied in Karawang Regency correspond to society welfare as a social theme variable in sustainability development indicators. This research also analyzes existing commutes characteristics and benchmark of the significant sustainable transportation.
This research applies quantitative methods by conducting survey to collect data from respondents. The instruments to obtain data in Karawang Regency are questionnaire form, and then collaborated with structure interview. Spearman rsquo;s rank correlation is employed as the quantitative method in order to conduct non-directional and directional hypothesis test.
In conclusion, time travel, spending on transport, and fare level variables representing mobility, equity, and affordability have significant influence to experience wellbeing, and then they have negative correlation to social welfare as well. For that reason, time travel and fare level must be reduced to improve society wellbeing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zareeva Haiva Assegaf
"Pariwata merupakan sektor penting di Indonesia. Akan tetapi, pariwisata di Indonesia masih belum didukung oleh infrastruktur yang baik, sehingga pariwisata di Indonesia masih belum dapat dikatakan berkelanjutan. Pada penelitian ini, akan dilakukan analisis infrastruktur pariwisata dalam aspek sosial dan lingkungan di daerah Karawang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui infrastruktur apa yang baik untuk mendukung pariwisata di daerah Karawang menggunakan indikator-indikator infrastruktur pariwisata berkelanjutan dalam aspek sosial dan lingkungan. Metode yang akan digunakan adalah dengan melakukan tinjauan literatur dan studi kasus. Kata kunci: pariwisata, infrastruktur, indikator, berkelanjutan sosial, berkelanjutan lingkungan.

Tourism is an important sector in Indonesia. However, tourism in Indonesia is still not supported by decent infrastructures. Thus, tourism in Indonesia still can rsquo t be said sustainable. This research will analyze tourism infrastructure in the aspect of social and environment in Karawang.
The purpose of this research is to understand which infrastructure that is decent to support a tourism region using the indicators of sustainable tourism infrastructure. The methodologies used in this research are literature review and case study. Keywords tourim, infrastructure, indicator, Karawang, social sustainability, environment sustainability.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Olivia
"

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang di mana luas wilayahnya sebagian besar adalah laut sehingga membuat wilayah pesisir memiliki potensi perekonomian yang besar salah satunya adalah daerah pesisir di kabupatan Karawang. Hal tersebut juga harus didukung dengan perancangan infrastruktur yang baik .Seperti yang diketahui bahwa infrastruktur merupakan kunci utama untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi infrastruktur dan merancang infrastruktur yang dibutuhkan di kawasan pesisir karawang yang dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan dengan bantuan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan melakukan survey ke salah satu kecamatan di daerah pesisir karawang kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisa statistik deskriptif serta analisa silang, ditemukan infrastruktur seperti jalan, tempat pelelngan ikan, stasiun pengisian bahan bakar nelayan, sanitasi, sarana air bersih, telekomunikasi dan pasar dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir. Kondisi infrastruktur seperti jalan, stasiun pengisian bahan bakar nelayan dan tempat pelelangan ikan  di sana sudah baik akan tetapi terdapat beberapa fasilitas penunjang yang masih kurang pada daerah tersebut sehingga dibuat perencanaan pembangunan fasilitas tersebut serta ditemukan juga bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dibutuhkan oleh masyarakat pesisir dilihat dari cara mereka mendapatkan informasi sehari-hari melalui internet,telepon dan televisi.

 


Indonesia is known as an archipelagic country where most of its area is the sea, making coastal areas have large economic potential, one of which is the coastal area in Karawang regency. It must also be supported by good infrastructure design. As is known that infrastructure is the main key to advancing economic growth and improving the quality of human life. The purpose of this study is to identify infrastructure and design the infrastructure needed in the Karawang coastal area which can increase the income of fishermen and with the help of the development of information and communication technology. By conducting a survey to one of the sub-districts in the Karawang coastal area then proceeding to do descriptive statistical analysis and cross-analysis, found infrastructure such as roads, fish tanks, fisheries refueling stations, sanitation, clean water facilities, telecommunications and markets can help increase income coastal communities. Infrastructure conditions such as roads, fishermen refueling stations and fish auction sites there are already good but there are still some supporting facilities that are still lacking in the area so that the facility development plan is made and it is also found that information and communication technology development is needed by coastal communities from the way they get information everyday through the internet, telephone and television.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Erzal Syahreza
"Untuk meningkatkan daya saing Indonesia harus dimulai dengan meningkatkan daya saing daerah daerah di Indonesia. Dikenal sebagai kota industri internasional, Kabupaten Karawang sudah seharusnya memiliki daya saing yang tinggi. Dimana daya saing yang tinggi tidak hanya berorientasi pada indikator ekonomi saja, tetapi dapat meningkatkan kesejahteraan untuk seluruh masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kebutuhan infrastruktur berkelanjutan dalam upaya meningkatkan daya saing kawasan di Kabupaten Karawang. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan Metode Skoring dan Uji Mann Whitney.
Hasil yang didapatkan adalah dalam upaya meningkatkan daya saing kawasan Kabupaten Karawang, infrastruktur sosial (infrastruktur pendidikan dan infrastruktur kesehatan) lebih dibutuhkan daripada infrastruktur ekonomi (infrastruktur transportasi, infrastruktur telekomunikasi, infrastruktur ultilitas, dan pusat ekonomi baru). Hal ini dibuktikan dari hasil skoring yang menunjukan infrastruktur sosial memiliki nilai lebih besar daripada infrastruktur ekonomi.

To increase the Indonesia competitiveness should begin to improve the regional competitiveness in Indonesia. Karawang Regency as an Internastional Industrial City supposed to have high competitiveness. Where the high competitiveness is not only oriented to economic indicators, but it can improve the society will being. Furthermore, the aim of this research is to analyze the sustainability infrastructure needs to increase the regional competitiveness in Karawang. While, the research method used in this research is Scoring Method and Mann Whitney U Test. The data collection process done by spreading the questionnaire.
So, the results showed that to increase regional competitiveness in Karawang, the social infrastructure (education infrastructure and health infrastructure) is more needed than economic infrastructure (transportation infrastructure, telecommunication infrastructure, public utility infrastructure, and new economic center). This evidenced by the scoring result that show the social infrastructure has greater value than economic infrastructure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S70245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Tamara Rizky Fadhilah Iskandar
"Pembangunan infrastruktur sangat penting dalam pembangunan negara. Di Indonesia, kemajuan pesat tekanan urbanisasi untuk peningkatan jumlah transportasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, transportasi modern harus dikembangkan secara berkelanjutan untuk memastikan kesejahteraan dalam jangka panjang. Penelitian ini ditulis untuk menyelidiki skema pendanaan alternatif yang dapat diimplementasikan di Karawang, mengidentifikasi permintaan dan kondisi kritis mdash, untuk indikator transportasi berkelanjutan mdash; diminta oleh warga Karawang, serta pengukuran keberlanjutan perkotaan di Karawang sesudahnya. Metode survei kuesioner digunakan di mana ia diproses menggunakan kuantifikasi, di mana ia diproses menggunakan metode penilaian Skala Likert dan tes Mann-Whitney U untuk analisis lebih lanjut.
Dari analisis, ditarik kesimpulan. Skema pendanaan alternatif dengan pembiayaan kreatif melalui pengembangan infrastruktur berbasis masyarakat dapat digunakan, di mana ia dapat mengakomodasi proyek infrastruktur skala kecil berkelanjutan yang bermanfaat. Selain itu, empat mata pelajaran utama mdash; Keselamatan, Keamanan, Kenyamanan, dan Layanan Handal mdash, adalah tuntutan dan kebutuhan kritis untuk pengembangan transportasi di Karawang. Selain itu, Karawang hanya menggaruk permukaan pada subjek metrik keberlanjutan perkotaan untuk tindakan berkelanjutan, oleh karena itu elaborasi lebih lanjut dari set metrik untuk kontrol dan pengawasan pembangunan berkelanjutan di bawah lembaga yang sah perlu dikembangkan sesuai.

Infrastructure development is essential in a country rsquo s development. In Indonesia, the rapid progress of urbanization pressures for increased amount of transportation to fulfill society rsquo s needs. However, modern transportation must be developed sustainably to ensure wellbeing in the long term. This research is written to investigate alternative funding schemes that can be implemented in Karawang, identify critical demands and conditions mdash to sustainable transportation indicators mdash requested by the Karawang citizens, as well as the measurement of urban sustainability in Karawang afterwards. A questionnaire survey method was employed in which it was processed using quantification, where it was processed using Likert Scale scoring method and Mann Whitney U test for further analysis.
From the analysis, a conclusion was drawn. An alternative funding scheme by creative financing through a community based infrastructure development can be used, where it can accommodate useful sustainable small scaled infrastructure projects. Furthermore, four main subjects mdash Safety, Security, Comfort, and Reliable Service mdash were the critical demands and needs for transportation development in Karawang. Additionally, Karawang has only scratched the surface upon the subject of urban sustainability metrics for sustainable measures, therefore further elaboration of the set of metrics for sustainable development control and supervision under a lawful institution needs to be developed accordingly.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dary Ardian
"ABSTRACT
Kebutuhan akan listrik diprediksi akan terus meningkat setiap tahun. Akses listrik ini akan memberikan dampak positif, contohnya meningkatkan taraf hidup penduduk. Namun, banyak desa di Indonesia yang masih mengalami kemiskinan. Oleh karena itu, Pemerintah melaksanakan program pengadaan pembangkit 35.000 Mega Watt untuk mengatasi problema kemiskinan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis energi listrik yang disediakan terhadap kebutuhan masyarakat desa itu sendiri dengan cara bottom up, yakni menentukan beban puncak, konsumsi listrik, keandalan sistem distribusi listrik, karakteristik masyarakat, memprediksi kebutuhan listrik, hingga menentukan pembangkit energi terbarukan yang cocok dikembangkan di sana. Lokasi pengambilan sampel ialah di salah satu daerah pedesaan di Indonesia, yakni Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah pengolahan data survei menggunakan teori Skrotzki dan Keswani, metode SAIDI dan SAIFI, statistik inferensial dan deskriptif, penggunaan perangkat lunak minitab 18, dan LUEC. Hasil penelitian mengestimasi besarnya beban puncak di Kabupaten Batang sebesar 206,4 MW dengan total konsumsi per hari 1752 MWH. Beban dan total konsumsi ini akan terus meningkat hingga 233,21 MW dan 1982 MWH pada tahun 2028. Keandalan distribusi masih tergolong rendah, terutama pada daerah pesisir dengan SAIDI 114-1152 jam dan SAIFI >48 gangguan per tahunnya. Problema besar lain disana ialah masih rendahnya pendapatan per kapita dan banyaknya sampah, maka infrastruktur listrik yang cocok dikembangkan ialah PLTSa untuk mengatasi problema tersebut.

ABSTRACT
The need for electricity is predicted to increase every year. Access to electricity itself will have a positive impact, such as supporting activities, increasing competitiveness, and improving the economy. However, many villages in Indonesia are still experiencing poverty. Therefore, the Government implemented a procurement program of 35,000 Mega Watt generator to overcome that poverty problem. This study aims to analyze the energy reserved to the needs of the villagers themselves with bottom up methods, by determining peak loads, electricity consumption, reliability of power distribution systems, community characteristics, predicting electricity needs, and determine the appropriate renewable energy generation. The sampling location is in one of the rural areas of Indonesia, namely Batang District, Central Java. The method used in this research is the processing of survey data using Skrotzki and Keswani theory, SAIDI and SAIFI method, inferential and descriptive statistics, and the use of minitab 18 software. The result of this study estimate the peak load in Batang Regency is 206.4 MW with total consumption per day 1752 MWH. This load and total consumption will continue to increase until 233.21 MW and 1982 MWH by 2028. Distribution realibility is still relatively low, especially in coastal areas with SAIDI 114 1152 hours and SAIFI 48 annoyances per year. Another big problems are still low income per capita and the amount of waste, then the appropriate electricity infrastructure developed is PLTSa to overcome the problems. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meviradria Octovanya
"ABSTRAK
Salah satu hambatan dari perkembangan perkotaan adalah permukiman
kumuh. Permukiman kumuh tidak hanya terjadi dikota-kota besar, tetapi juga kota
sedang seperti Kota Tanjungpinang. Pemanfaatan wilayah pesisir khususnya
perairan pesisir untuk permukiman dan kegiatan ekonomi sudah menjadi budaya
masyarakat Melayu yang sudah berlangsung sejak dulu. Permasalahan pada
permukiman sepanjang pesisir tersebut adalah keterbatasan lahan yang tersedia di
daerah permukiman pelantar menyebabkan permukiman ke arah laut tidak dapat
dihindari dari permasalahan lingkungan dan keterbatasan infrastruktur.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi
ketersediaan dan pemenuhan infrastruktur dasar permukiman pada permukiman
kumuh di Kota Tanjungpinang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif menggunakan alat fishbone dan SWOT, dimana data-data yang telah
diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan observasi.
Tiga dari tujuh lokasi permukiman kumuh dijadikan sampel pada lokasi penelitian
ini.
Hasil penelitian menunjukkan prioritas permasalahan pada permukiman
kumuh di Kota Tanjungpinang adalah minimnya ketersediaan air bersih, tidak
tersedianya sarana dan prasarana persampahan dan saluran pembuangan air limbah
(sanitasi) yang kurang memadai. Sehingga pemenuhan infrastruktur dasar di
permukiman kumuh Kota Tanjungpinang adalah dengan pengembangan sistem
jaringan terpadu yang berupa penyediaan air bersih dan sistem persampahan.
Kedua, pengembangan kegiatan pendukung, sarana dan prasarana. Terakhir adalah
pelibatan masyarakat permukiman dalam penataan kawasan permukiman kumuh.

ABSTRACT
One of the obstacles of urban development is the slums. Slums are not only
happening in big cities, but also cities like Tanjungpinang. Tanjungpinang has
characteristic as coastal area. Utilization of coastal areas, especially coastal waters
for settlements and economic activities has become a culture of Malay society that
has been going on since the first. The problems with settlements along the coast are
the limitations of available land in abandoned settlement areas causing marine
settlements inevitably from environmental problems and infrastructure
constraints. Based on the Decree of the Mayor Number 337 of 2014 on slum
dwellings in Tanjungpinang City, 7 locations of slum settlements in Tanjungpinang
City with an area of 150.41 Ha.
This study aims to analyze and identify the availability and fulfillment of
basic infrastructure of settlements in slum settlements in Tanjungpinang City. The
research method used is descriptive method using Fishbone and SWOT tools, where
the data have been obtained by using questionnaire, in-depth interview and
observation. Three of the seven slum dwellings were sampled at the site of this
study.
The result of the research shows the priority of problems in slum settlements in
Tanjungpinang City is the lack of clean water supply, the unavailability of facilities
and infrastructure of waste and sewerage (sanitation). So that the fulfillment of
basic infrastructure in slums Tanjungpinang City is by developing an integrated
network system in the form of water supply and waste systems. Second, the
development of supporting activities, facilities and infrastructure. Last is the
involvement of settlement communities in the settlement of slum areas."
2017
T48622
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Suharto
"ABSTRAK
Masih banyak penduduk di Provinsi DKI Jakarta yang kekurangan air bersih. Potensi air yang berasal dari 13 sungai, waduk, situ dan air hujan di Provinsi DKI Jakarta dapat dimanfaatkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi pengembangan infrastruktur air bersih untuk meningkatkan ketersediaan air bersih pada masyarakat DKI Jakarta. Pemrograman linier digunakan untuk mengoptimasi pengembangan infrastruktur air bersih. Pemrograman linier menggunakan metode simpleks karena variabel terdiri dari empat variabel yaitu Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR), Microhydraulic. Hasil dari pemprograman linier menghasilkan biaya minimum sebesar Rp. 2.779.588.000.000 dengan kapasitas 3235 liter/detik.

ABSTRACT
There are still many people in Jakarta that lack of clean water . Clean water sources are limited but if the excess rain water , but not water . Potential water from 13 rivers, reservoirs , and ponds in Jakarta can be used as a source of raw water . The purpose of this study was to optimize the development of water infrastructure to improve the availability of clean water in Jakarta people . Linear programming is used to optimize the development of water infrastructure . Linear programming using the simplex method for variable consists of four variables: Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO) , Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) , Microhydraulic . Results of linear programming to produce a minimum fee of Rp . 2.779.588.000.000 with a capacity of 3235 liters / sec"
2016
T45912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>