Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149098 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Lazuardi
"Manggis merupakan buah-buahan yang telah dikenal mempunyai banyak manfaat salah satunya adalah sebagai antioksidan. Kulit manggis mengandung senyawa ?-mangostin yang berperan dalam aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan formulasi mikropartikel kitosan-alginat dengan ekstrak kulit manggis yang mengandung mangostin yang digunakan sebagai sediaan suplemen antioksidan dan mendapatkan hasil pengamatan uji disolusi serta uji kekerasan dan keregasannya. Ekstrak kulit manggis didapat dengan metode ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol. Kandungan ?-mangostin dalam ekstrak diperoleh sebesar 90,04 . Ekstrak kulit manggis dibuat mikropartikel menggunakan kitosan-alginat untuk melindungi senyawa ?-mangostin yang sensitif terhadap lingkungan. Mikropartikel ?-mangostin yang didapat memiliki efisiensi enkapsulasi sebesar 99,925 dan loading sebesar 6,234 . Formulasi sediaan suplemen dalam bentuk tablet dengan menambahkan bahan eksipien berupa diluent mannitol dan laktosa, binder Na CMC dan lubricant magnesium stearat dan talk dengan dua variasi yang berbeda. Hasil uji disolusi menunjukkan rilis mangostin terjadi secara burst rilis dalam larutan sintetik pencernaan.

Mangosteen is a fruit which has been known to have many benefits which one of them is as an antioxidant. Mangosteen skin contains mangostin compounds that play a role in antioxidant activity. The purpose of this research is to get chitosan alginat microparticle formulation with mangostin skin extract containing mangostin which is used as antioxidant supplement preparation and get the result of dissolution test and hardness and rigidity test. The extract of mangosteen peel was obtained by the method of maceration extraction with ethanol solvent. The content of mangostin in the extract was obtained at 90.04 . The mangosteen peel extracts were made microparticles using chitosan alginat to protect environmentally sensitive mangostin compounds. The mangostin microparticles obtained had encapsulation efisiency of 99.925 and loading of 6.234 . Formulation of supplement preparations in tablet form by adding excipient materials such as diluent mannitol and lactose , binder Na CMC and lubricant magnesium stearate and talc with two different variations. The dissolution test results show that mangostin rilis occurs by burst rilis in a synthetic digestion solution.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unik Yuliantina Risqi
"Jahe merah merupakan tanaman herbal yang mengandung banyak senyawa fenolik yang mempunyai manfaat sebagai antioksidan dengan senyawa utamnya 6-gingerol. Namun, senyawa ini dan senyawa fenolik lainnya rentan terhadap suhu tinggi, cahaya, dan oksigen sehingga perlu dilakukan enkapsulasi dengan menggunakan polimer kitosan untuk melindungi senyawa bioaktif dari kerusakan dan juga sebagai pelepasan obat terkendali. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan formulasi kapsul suplemen antioksidan mikropartikel kitosan - oleoresin jahe merah yang ditambahkan bahan eksipien agar dapt rilis di usus halus. Ekstrak oleoresin didapat dengan metode ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 96 dan didapatkan rendemen sebesar 6,06 , kadar 6-gingerol sebesar 5,997 mg/g, kandungan total senyawa fenolik sebesar 40,576 mg GAE/gr. Aktivitas antioksidan ekstrak oleoresin jahe merah ditunjukkan dengan parameter nilai IC50 DPPH sebesar 17 ppm. Ekstrak oleoresin dienkapsulasi dengan kitosan dengan efisiensi enkapsulasi sebesar 95,81 dan pemuatan obat sebesar 4,95. Mikropartikel yang terbentuk diisi ke dalam kapsul dengan penambahan eksipien berupa starch sebagai disintegrant dan magnesium stearat sebagai lubricant. Profil rilis kapsul dengan menggunakan alat disolusi metode keranjang menghasilkan burst release pada menit ke-30 di setiap medium gastrointestinal. Kapsul gelatin keras suplemen antioksidan formula 2 dengan komposisi 89,5 mikropartikel kitosan ndash;oleoresin, 10 starch, dan 0,5 magnesium stearat menunjukkan rilis yang paling rendah di dalam medium simulasi lambung SGF tetapi paling besar pada usus halus, sehingga formula 2 secara bioavailabilitas dapat rilis di dalam usus halus.

Ginger is one of spices that well known for the health benefit. Ginger containing 6 gingerol and other phenolic compounds that act as antioxidant activity. Bioactive compounds in ginger is sensitive to high temperature, pH, and light so encapsulation is needed for protecting the bioactive compounds from degradation and for controlling the drug release in gastrointestinal tract. The aim of this study is to get the formulation of antioxidant supplement capsule containing microparticle chitosan oleoresin extract from red ginger with addition of excipients and to get the release profile of the capsules in gastrointestinal simulated fluid. Oleoresin extract was obtained by macerasion extraction with the yield 6.06. 6 gingerol content is 5.997 mg gr DW, total phenolic content is 40.576 mgGAE gr DW and the IC50 DPPH of the oleoresin is 17.35 ppm. Oleoresin extract then was encapsulated using chitosan with the encapsulation efficiency is 95.81 and the loading capacity is 4.95. Hard gelatin capsule was filled with chitosan oleoresin microparticle, starch as disintegrant, and magnesium stearate as lubricant. Dissolution test was done by dissolution tester basket method. The release profile shown the burst release in each gastrointestinal simulated fluid. Antioxidant supplement hard gelatin capsule in formula 2 with the composition consisted of 89,5 chitosan oleoresin microparticle, 10 starch, and 0,5 magnesium stearatate show the lowest release in SGF but the highest release in SIF. the bioavailability of formula 2 can be released in the small intestine.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Marsya Naziha
"Anemia gizi besi ADB merupakan permasalahan umum terutama untuk ibu hamil, menyusui, dan perempuan usia subur. Fortifikasi pangan dianggap merupakan cara yang paling sesuai untuk mengurangi ADB. Namun, fortifikasi besi secara langsung dapat menurunkan kualitas organoleptis dan memperpendek masa simpan karena besi mudah mengalami oksidasi pada kondisi pH tertentu. Metode mikroenkapsulasi dipandang sebagai metode yang tepat untuk melindungi besi pada kondisi fluida tubuh, seperti lambung dan usus halus. Untuk mendapatkan mikropartikel yang efektif dalam mengkapsulasi besi II, perlu adanya modifikasi pada polimer yang digunakan.
Pada penelitian ini akan digunakan kitosan tersalut alginat sebagai polimer dan besi II fumarat sebagai inti mikropartikel. Pembuatan mikropartikel dilakukan dengan menggunakan metode taut silang antara kitosan - sodium tripolipospat STPP 1 - besi II dengan perbandingan antara besi II dengan kitosan adalah 1:10. Kemudian mikropartikel disalut kembali dengan alginat. Metode yang digunakan adalah gelasi ionotropik antara alginat-CaCl2 sebagai penyalut kitosan, dengan variasi konsentrasi alginat adalah 0 ; 1 ; 1,5 ; dan 2.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi enkapsulasi terbesar terdapat pada mikropartikel tanpa alginat yaitu 75,6 dan pemuatan obat terbesar pada mikropartikel dengan alginat 1 sebesar 3,1. Penyalutan oleh alginat pada mikropartikel menyebabkan pelepasan besi lebih sedikit dibandingkan dengan mikropartikel tanpa alginat. Mikropartikel tanpa alginat menghasilkan pelepasan kumulatif yang tinggi yaitu 100 dengan pola pelepasan cepat di media pH 1,2. Seluruh mikropartikel dengan alginat menghasilkan pola pelepasan cepat dengan pelepasan kumulatif terendah pada konsentrasi alginat 1 yaitu 47,5. Hasil pengamatan pada uji pelepasan in vitro senyawa besi menunjukkan potensi formula ini digunakan sebagai obat atau suplemen dengan target sistem pencernaan.

Iron Deficiency Anemia IDA is a common problem, especially for people in groups of pregnant women, nursing woman, and women at their productive age. Food fortification is considered the most suitable way to reduce IDA. However, iron fortification can directly decrease organoleptic quality and shorten the shelf life because iron is susceptible to oxidation under certain pH conditions. The microencapsulation method is seen as an appropriate method for protecting iron in the fluid conditions of the body, such as the stomach and small intestine. To obtain an effective microparticle in encapsulating iron II, modification of polymer used is needed.
In this research chitosan coated alginate will be used as polymer and iron II fumarate as microparticle core. Microparticle preparation was performed using crosslink method between chitosan sodium tripolipospat STPP 1 iron II with ratio between iron II and chitosan was 1 10. Then the microparticles are re coated with alginate. The method used is ionotropic gelation between alginate CaCl2 as chitosan coating, with variation of alginate concentration is 0 1 1.5 and 2.
The results showed that the largest encapsulation efficiency was found in microparticles without alginate of 75.6 and the largest drug loading on microparticles with 1 alginate of 3.1. Coating microparticle with alginate causes less iron release than microparticles without alginate. Microparticle without alginate produces a high cumulative release of 100 with a rapid release pattern in pH 1.2 media. All microparticles with alginate produced a rapid release pattern with the lowest cumulative release at a 1 alginate concentration of 47.5. Observations on in vitro release test of iron compounds indicate the potential of this formula used as a drug or supplement with a target digestive system.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Hasanah
"Senyawa bioaktif dari kulit manggis yaitu mangostin berpotensi pencegah kanker, mangostin mampu menghambat pembentukan senyawa pencetus kanker usus besar. Masyarakat Indonesia telah banyak mengolah kulit manggis ini secara langsung yaitu menjadi minuman segar dengan cara di jus atau diseduh. Namun untuk mendapatkan kandungan senyawa mangostin yang lebih tinggi perlu dilakukan ekstraksi. Fraksinasi menggunakan etil asetat telah diteliti merupakan fraksi yang mengandung mangostin tertinggi disbanding pelarut etanol dan butanol.
Fraksi etil-asetat ekstrak kulit manggis (F002) ini nantinya akan menjadi bahan aktif obat kanker kolon yang di enkapsulasi menggunakan biopolimer kitosan-alginat. Kegunaan ekstrak yang terjerap dalam sediaan mikropartikel biopolimer kitosan-alginat adalah untuk meningkatkan kerja senyawa bioaktif yaitu dengan sistem pelepasan obat yang terkendali. Pelepasan ekstrak bioaktif mangostin terjerap dalam sediaan mikropartikel dilakukan pada dalam media fluida sintetik yang meniru cairan dalam sistem pencernaan.
Hasil analisa kandungan senyawa mangostin menggunakan spektrofotometer UV dan analisa aktivitas sitotoksistas menggunakan uji Brine Shrimp Test (BST). Dari hasil berbagai olahan jus kulit manggis didapat metode terbaik pengolahan dimana menghasilkan kandungan senyawa mangostin tertinggi dan aktivitas sitotoksistas terbaik yaitu dengan cara direbus dan kemudian di blender. Untuk senyawa mangostin dari fraksi F002 dibandingkan antara sebelum dan setelah enkapsulasi dari hasil rilis dalam media fluida sintetik. Dari hasil rilis didapatkan bahwa enkapsulasi tidak berpengaruh terhadap kandungan dan sitotoksisitas senyawa mangostin sehingga sediaan dalam mikropartikel dapat dikembangkan menjadi sistem pelepasan obat yang terkendali.

Bioactive compound from mangosteen pericarp namely mangostin can be obtained from various kind of process such as juice or tea. The main purpose of this research is to observe antiproliferative (inhibition of cancer cell growth) of mangostin bioactive compound from mangosteen pericarp in chitosan-alginate preparation. Extract in chitosan-alginate preparation improve performance of bioactive compound by controlling the drug release in gastrointestinal tract, until reaching colon.
Mangostin bioactive compound in chitosan-alginate preparation will be observed and tested in synthetic fluid, which is made alike gastrointestinal tract fluid. In vitro cytotoxicity test of mangostin bioactive compound in synthetic gastrointestinal tract fluid is using Brine Shrimp Test (BST). The best method of processing fresh mangostin pericarp is by boiling and blend it.
It result the highest mangostin bioactive. Result of comparison between mangostin compound before and after in microparticle chitosan-alginate is there is no effect to cytotoxity activity. So Sequential in vitro release study demonstrated that controlled release of mangostin-loaded microparticles were achievable which lead to potential application in gastrointestinal delivery for anticancer therapy purpose.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Ekasari
"Nutrasetika merupakan produk yang sedang berkembang pesat dalam segmen industri farmasi saat ini. Kulit manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki potensi sebagai salah satu produk nutrasetika karena memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan, namun penggunaannya masih kurang optimal. Oleh karena itu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh formula tablet hisap dengan bahan berkhasiat ekstrak kulit manggis yang berfungsi sebagai antioksidan dan antikariogenik. Tablet hisap dibuat dari serbuk kering ekstrak kulit manggis dengan metode granulasi basah yang dibuat dalam berbagai variasi konsentrasi pregelatinisasi pati singkong (PPS) sebagai pengikat. Berdasarkan hasil evaluasi dari ketiga formula yang dibuat, formula B dengan konsentrasi PPS 2% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet hisap ekstrak kulit manggis. Formula B memiliki kekerasan 5,20 kp, keregasan 0,096%, waktu larut 7 menit 40 detik, kandungan obat 101,36% dan terdisolusi sebesar 97,48% selama 20 menit. Dari hasil penelitian ini diharapkan tablet hisap ekstrak kulit manggis dapat menjadi produk nutrasetika yang dapat dipasarkan dan diterima oleh konsumen.
Nowdays, nutraceutical is a rapidly growing product in pharmaceutical industry. The pericarp of mangosteen (Garcinia mangostana L.) has a potential to be a nutraceutical product since it provides medical or health benefit which are as antioxidant and anticariogenic. Therefore, the aim of this research was to formulate and evaluate the lozenges tablets containing dry powder of mangosteen pericarp extract. The lozenges tablets were prepared in various concentrations of pregelatinized cassava starch (PCS) as a binder by wet granulation method. The result of the evaluation showed that formula B with 2% of PCS has a good criteria as mangosteen pericarp extract lozenges. Formula B exhibited 5.20 kp of hardness, 0.096% of friability, 7 minutes and 40 seconds of solubility time, 101.36% of drug content and 97.48% of extract dissoluted from the tablets during 20 minutes. Based on the result, mangosteen pericarp extract lozenges could be a marketable and acceptable nutraceutical product."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42727
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalia Mita Ayu Ramadhan
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memformulasikan dan mengamati karakteristik dari hidrogel yang terbuat dari nanoemulsi ekstrak manggis. Sifat hidrofobik dari bioaktif yang terkandung dalam manggis, yaitu alfa-mangostin, membuatnya tidak cocok untuk diformulasikan langsung menjadi gel. Maka, bioaktif ini diformulasikan menjadi nanoemulsi terlebih dahulu. Kemudian, nanoemulsi O/W yang stabil digabungkan dengan gel base; atau disebut juga dengan hidrogel, yang diperoleh dengan melarutkan xanthan gum ke dalam air, membentuk nanoemulgel. Nanoemulgel diketahui memiliki sifat yang lebih baik dalam aplikasi kulit, penetrasi, dan stabilitas; dan dikonfirmasi melalui penelitian ini. Formulasi nanoemulgel yang mengandung xanthan gum, nanoemulsion, dan phenoxyethanol didapati memiliki warna putih susu, homogen, dan stabil pada kondisi akselerasi; 5 jam sentrifugasi pada 3750 rpm dan siklus suhu pada -10?C dan 25?C, yang setara dengan stabilitas selama satu tahun. Nanoemulgel terbukti memiliki sifat penetrasi ke dalam kulit yang lebih baik dibandingkan dengan nanoemulsi. Dari 3 formulasi, formulasi 1 dengan jumlah xanthan gum yang paling sedikit 1.0 w/w memiliki kemampuan penetrasi yang lebih baik. Aktivitas antibakteri dan antioksidan dari formulasi juga di evaluasi.

ABSTRACT
The objective of this study is to formulate and characterize hydrogel of mangosteen extract nanoemulsion. The hydrophobic nature of the bioactive, namely alpha mangostin, make it unable to be directly formulated into a gel. Thus, it was first formulated into nanoemulsion. This stable O W nanoemulsion was then incorporated with the gel base, which was obtained by dissolving xanthan gum into water, to form a nanoemulgel. Nanomulgel claims to provide better skin application property, penetration, and stability, and was confirmed through this study. The gel formulations containing xanthan gum, nanoemulsion, and phenoxyethanol were white, homogeneous and stable under accelerated conditions 5 hours of centrifugation at 3750 rpm and temperature cycling at 10 C and 25 C, which equals to 1 year stability. Better skin penetration was attained from nanoemulgel formulations compared to nanoemulsion. Out of the three, formulation 1 with the least amount of xanthan gum 1.0 w w , has better penetration ability. Antibacterial and antioxidant activity of the formulation was also evaluated."
Lengkap +
2017
S66052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicki Rachman
"Metode pengeringan beku atau liofilisasi, digunakan dalam preparasi matriks kitosan-alginat yang dimuati oleh ekstrak kulit manggis untuk sediaan oral. Metode ini tidak melibatkan proses pencucian dan pemanasan. Oleh karena itu, cocok untuk enkapsulasi senyawa bioaktif sensitif sejenis xanthone. Metode pengeringan beku juga dapat menghasilkan matriks dengan pemuatan yang cukup tinggi, serta dengan komposisi yang tepat dari biopolimer dapat mencapai pelepasan yang ditargetkan, misalnya di usus besar. Beberapa variasi komposisi kitosan dan alginat telah digunakan dalam preparasi sistem sediaan obat secara oral. Mangostin, yang merupakan senyawa turunan xanthone dalam ekstrak manggis, dikenal karena aktivitas antioksidan yang tinggi dan dapat menghambat proliferasi kanker usus besar. Scanning electron microscopy, spektroskopi inframerah, dan spektroskopi ultra violet, telah digunakan untuk mengkarakterisasi matriks dan mangostin yang dilepaskan. Pelepasan mangostin dari matriks dalam cairan sintetis gastrointestinal diteliti untuk menetapkan pengaruh komposisi alginat chitosan pada profil pelepasan mangostin. Pengurangan rasio berat kitosan terhadap alginat meningkatkan interaksi matriks-mangostin, yang ditunjukkan dengan rendahnya akumulasi pelepasan mangostin dalam simulasi cairan asam lambung. Pengamatan uji pelepasan in-vitro menggunakan cairan gastrointestinal menunjukkan bahwa matriks kitosan-alginat dapat digunakan untuk menghantarkan pelepasan mangostin ke target. Dengan demikian, metode pengeringan beku memungkinkan pemuatan mangostin yang tinggi dalam matriks kitosan-alginat.

Lyophilisation method was selected for preparing chitosan alginate matrices loaded with the extract of mangosteen pericarp for oral administration. This method does not involve washing and heating processes, and therefore, suitable for the encapsulation of sensitive bioactives such as xanthones. Freeze drying also facilitates a high bioactives loading, and with a proper composition of biopolymers could achieve targeted release in the colon. Various composition of chitosan and alginate have been used in the preparation of the oral delivery system. Mangostins, xanthones in the mangosteen pericarp extract, are known for their high antioxidant activity and that can inhibit the proliferation of colon cancer. Scanning electron microscopy, infrared spectroscopy, and ultra violet spectroscopy, have been used to characterize the matrices and the mangostins released. The release of mangostins from the matrices in the simulated gastrointestinal fluids was studied in order to establish the influence of chitosan alginate composition on the mangostins profile release. Decreasing chitosan to alginate weight ratio increased the matrix mangostins interactions, which is shown with the low accumulated release of mangostins in acidic simulated gastric fluids. The in vitro release study using gastrointestinal fluids indicated that the matrices of chitosan alginate can be used to facilitate the targeted release of mangostins. Furthermore, freeze drying method allows the high loading of mangostins in the matrices of chitosan alginate."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Lestin Bintari
"Ekstrak mangostin sebagai biomaterial baru yang ditambahkan pada scaffold karbonat apatit / alginat / kitosan diharapkan dapat membunuh sisa sel kanker pada tulang setelah dilakukan tindakan pembedahan. Semua material yang akan digunakan pada tubuh harus memenuhi syarat untuk dapat diterima jaringan dan tidak menimbulkan reaksi toksik pada tubuh. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai viabilitas sel terhadap scaffold komposit karbonat apatit / alginat / kitosan dengan ekstrak mangostin. Scaffold dibuat dari bahan serbuk karbonat apatit / alginat / kitosan dengan ekstrak mangostin menggunakan metode freeze drying. Karakterisasi dilakukan dengan XRD, FTIR, SEM dan dilanjutkan dengan viabilitas sel menggunakan MTT assay pada konsentrasi 10%, 7.5%, 5%, 2.5%, 1% atau 0.5%. Hasil penelitian diperoleh porositas scaffold komposit karbonat apatit / alginat / kitosan dengan ekstrak mangostin berkisar 50 ? 300 μm. Diperoleh viabilitas tertinggi dari scaffold komposit karbonat apatit / alginat / kitosan dengan ekstrak mangostin pada konsentrasi 0.5 %. Terdapat perbedaan bermakna antara viabilitas sel dari sampel scaffold karbonat apatit / alginat / kitosan dibandingkan terhadap viabilitas sel dari sampel scaffold karbonat apatit / alginat / kitosan dengan ekstrak mangostin pada konsentrasi 10 % dan 7.5 % (P<0.05) tetapi tidak memberikan perbedaan bemakna pada konsentrasi 5%, 2.5%, 1% dan 0.5% (P>0.05). Dapat disimpulkan scaffold komposit karbonat apatit / alginat / kitosan dengan ekstrak mangostin mempengaruhi viabilitas sel sehingga bersifat sitotoksik.

Mangosteen Extract as a new biomaterial to be added to carbonate apatite scaffold / alginate / chitosan is expected to remove any remaining cancer cells in the bones after surgery. All materials which will used on the body must eligible to be accepted by system and does not cause toxic reactions in the body. The purpose of this study was obtaining information on cell viability against carbonate apatite composite scaffold / alginate / chitosan with mangosteen extract. The scaffold is made of carbonate apatite powder / alginate / chitosan with extract mangosteen using freeze drying method. Characterization are performed by XRD, FTIR, SEM and followed by cell viability using MTT assay at concentrations of 10%, 7.5%, 5%, 2.5%, 1% or 0.5%. The results were obtained composite scaffold porosity carbonate apatite / alginate / chitosan mangosteen extract range 50-300 lm. Obtained the highest viability of carbonate apatite composite scaffold / alginate / chitosan with mangosteen extract at a concentration of 0.5%. There is a significant difference between the cells viability of composite of scaffold carbonate apatite / alginate / chitosan samples compared to the cells viability of composite of scaffold carbonate apatite / alginate / chitosan with mangostin extract samples at concentrations of 10% and 7.5% (p<0.05), but no difference significant in the concentration 5%, 2.5%, 1% and 0.5% (p>0:05). It can be concluded composite of scaffold carbonate apatite / alginate / chitosan with mangostin extract affect the viability of cells that are cytotoxic.
"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisi Wilanda Syamsi
"ABSTRAK
Senyawa α-mangostin yang terkandung dalam ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) diketahui memiliki sifat sitotoksik terhadap sel kanker. Isolasi senyawa mangostin dilakukan dengan pelarut etil asetat dan dihasilkan fraksi kaya mangostin sebagai bahan aktif untuk pelepasan terkendali pada sistem pencernaan. Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan berbagai variasi polimer. Dari penelitian tersebut, didapatkan bahwa penggunaan kitosan sebagai polimer penghantar α-mangostin dengan kombinasi sodium tripolifosfat menghasilkan efek penjeratan obat yang baik. Alginat sebagai agen penyalut mikropartikel berfungsi memperlambat proses pelepasan obat dari mikropartikel hingga mencapai organ target kolon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh pengaruh rasio α-mangostin dan alginat dari mikropartikel kitosan terhadap efisiensi pemuatan obat dan profil rilis. Variasi yang dilakukan adalah konsentrasi α-mangostin dan alginat dalam mikropartikel kitosan. Perbandingan kitosan dan α-mangostin yaitu 1:0,1, 1:0,2 dan 1:0,3. Sedangkan rasio alginat yang divariasikan yaitu 0,1, 0,25, 0,5 dan 0,75. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa efisiensi pemuatan obat dan rilis terbaik terdapat pada sediaan mikropartikel dengan rasio α-mangostin 0,1 dan alginat 0,25.

ABSTRACT
Alpha-mangostin compounds in mangosteen peel extract (Garcinia mangostana Linn.) are known has antitumour properties and cytotoxic against cancer cells. Isolation of mangostin compound was using ethyl acetate solvent and resulting the fraction of α-mangostin as an active compound for controlled release in the gastrointestinal system. Previous studies have been conducted with a variety of polymers. From these studies, it was found that the use of chitosan as a conductive polymer α-mangostin in combination with sodium tripolyphosphate produces a good effect of drug entrapment. Alginate microparticles as a coating agent has function to slow down the process of drug release from microparticles until achieve the targeted organ. This study aims to determine the further effect of of α-mangostin and alginate ratio loaded onto chitosan microparticles in efficiency of drug loading and release profiles. Variation is done by concentration of α-mangostin and alginate in chitosan microparticles. Comparison of chitosan and α-mangostin is 1:0,1, 1:0,2 and 1:0,3. Whereas concentration of alginate is 1:0,1, 1:0,25, 1:0,5 and 1:0,75. The results show that the optimum efficiency of drug loading and drug release is in the preparation of microparticles with α-mangostin ratio of 0,1 and 0,25 alginate.
"
Lengkap +
2015
S58726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisi Wilanda Syamsi
"Senyawa α-mangostin yang terkandung dalam ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn.) diketahui memiliki sifat sitotoksik terhadap sel kanker. Isolasi senyawa mangostin dilakukan dengan pelarut etil asetat dan dihasilkan fraksi kaya mangostin sebagai bahan aktif untuk pelepasan terkendali pada sistem pencernaan. Sebelumnya telah dilakukan penelitian dengan berbagai variasi polimer. Dari penelitian tersebut, didapatkan bahwa penggunaan kitosan sebagai polimer penghantar α-mangostin dengan kombinasi sodium tripolifosfat menghasilkan efek penjeratan obat yang baik. Alginat sebagai agen penyalut mikropartikel berfungsi memperlambat proses pelepasan obat dari mikropartikel hingga mencapai organ target kolon.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh pengaruh rasio α-mangostin dan alginat dari mikropartikel kitosan terhadap efisiensi pemuatan obat dan profil rilis. Variasi yang dilakukan adalah konsentrasi α-mangostin dan alginat dalam mikropartikel kitosan. Perbandingan kitosan dan α-mangostin yaitu 1:0,1, 1:0,2 dan 1:0,3. Sedangkan rasio alginat yang divariasikan yaitu 0,1, 0,25, 0,5 dan 0,75. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa efisiensi pemuatan obat dan rilis terbaik terdapat pada sediaan mikropartikel dengan rasio α-mangostin 0,1 dan alginat 0,25.

Alpha-mangostin compounds in mangosteen peel extract (Garcinia mangostana Linn.) are known has antitumour properties and cytotoxic against cancer cells. Isolation of mangostin compound was using ethyl acetate solvent and resulting the fraction of α-mangostin as an active compound for controlled release in the gastrointestinal system. Previous studies have been conducted with a variety of polymers. From these studies, it was found that the use of chitosan as a conductive polymer α-mangostin in combination with sodium tripolyphosphate produces a good effect of drug entrapment. Alginate microparticles as a coating agent has function to slow down the process of drug release from microparticles until achieve the targeted organ.
This study aims to determine the further effect of of α-mangostin and alginate ratio loaded onto chitosan microparticles in efficiency of drug loading and release profiles. Variation is done by concentration of α-mangostin and alginate in chitosan microparticles. Comparison of chitosan and α-mangostin is 1:0,1, 1:0,2 and 1:0,3. Whereas concentration of alginate is 1:0,1, 1:0,25, 1:0,5 and 1:0,75. The results show that the optimum efficiency of drug loading and drug release is in the preparation of microparticles with α-mangostin ratio of 0,1 and 0,25 alginate.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>