Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103029 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Naufal Nadhif
"Kota Depok termasuk dalam model perwilayahan transportasi yang berarti wilayah ini mempunyai karakteristik sistem transportasi bersifat modern, berciri perkotaan yang dikaitkan dengan keterkaitan yang erat dengan sistem transportasi metropolitan Jakarta. Konsekuensi dari adanya pola komuter yang tinggi adalah dibutuhkannya sistem transportasi terpadu antara jalan rel dan jalan raya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan wilayah jangkauan pelayanan stasiun KRL Kereta Rel Listrik di kota Depok Stasiun Depok, Stasiun Depok Baru, Stasiun Pondok Cina dan Stasiun Universitas Indonesia.
Analisis data yang digunakan adalah analisis komparatif dan analisis data deskriptif secara spasial. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Stasiun dengan karakteristik sangat strategis-fasilitas sangat baik memiliki aksesibilitas tinggi dan fasilitas terlengkap terdapat pada stasiun Depok Baru. Perubahan wilayah jangkauan pelayanan stasiun di Kota Depok yang signifikan dari wilayah pelayanan dan jangkauan pekerjaan penumpang memiliki karakteristik stasiun strategis-fasilitas baik dan stasiun sangat strategis-fasilitas sangat baik yaitu stasiun Pondok Cina dan stasiun Depok Baru.

Depok become a part of transportation region model that means has transportation system characteristic that modern. This urban transport system link with Jakarta metropolitan transportation system. The consequence of commuter pattern that high is the need of integrated transportation system between rail and road. The purpose of this research is to know the change of service coverage area of KRL Railway Station in Depok city Depok Station, Depok Baru Station, Pondok Cina Station and University of Indonesia Station.
Data analysis that used are comparative analysis and spatial descriptive data analysis. The results of this study indicate that stations with very good strategic facility characteristic have high accessibility and the most complete facilities. That characteristic of station is in Depok Baru station. The change of service coverage area in Depok significantly from the service area and the range of passenger occupations that have the characteristics of strategic facility station is good and strategic facility is very good are Pondok China Station and Depok Baru Station.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69111
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatisya Ilani Yusuf
"Kebutuhan masyarakat untuk memperoleh pelayanan jasa bengkel untuk kendaraan pribadi seperti mobil semakin meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan pribadi. Pada umumnya, masyarakat memilih bengkel yang terpercaya dan terjamin kualitasnya, salah satunya adalah Toko Model Bridgestone. Fasilitas dan pelayanan yang baik mendorong seseorang untuk pergi lebih jauh untuk mendapatkan pelayanan. Hal ini akan menyebabkan jangkauan pelayanan yang dimiliki oleh bengkel melebihi daerah dimana bengkel itu berada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jangkauan pelayanan bengkel di Kota Depok berdasarkan karakteristik lokasi, karakteristik toko model, dan karakteristik konsumen.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan komparatif keruangan. Hasil menunjukkan bahwa toko model yang memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di jaringan jalan kolektor dan berada pada penggunaan tanah wilayah usaha yang besar dan juga karakteristik toko model yang berupa fasilitas yang lebih lengkap dan kapasitas mobil yang lebih banyak, memiliki jangkauan pelayanan yang lebih jauh dan jumlah konsumen yang lebih banyak. Sedangkan toko model yang memiliki karakteristik lokasi, yaitu berada di jalan lokal dan berada pada penggunaan tanah wilayah usaha kecil, dan juga memiliki fasilitas dan kapasitas mobil yang lebih sedikit, ternyata memiliki jangkauan pelayanan yang lebih dekat dan jumlah konsumen yang lebih sedikit.

Society's demand for motor vehicle repair service—such as car service station—increase simultaneously with the escalating number of private vehicle. Generally, people choose trustworthy service station with guaranteed quality, e.g. Bridgestone Authorized Outlet. Good facility and service pull a customer from a distance to come to the shop. This factor will cause the service station’s service reach to extend beyond the district it is located in. This research’s objective is to understand the car service station catchment area in Depok based on locational characteristic, authorized outlet characteristic, and consumer characteristic.
Descriptive and spatial comparative analyses were used in this research. The result has shown that authorized outlet with locational characteristic namely, situated in the collector roads network and use a bigger land for its business complex, and also with authorized outlet characteristic namely more complete facility and larger capacity for cars, had reach more consumers including those who live within considerably long distance. Meanwhile, authorized outlet with locational characteristic namely situated in the local street network and use smaller land with less facility and car capacity, had shorter reach and less consumer.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S53224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gebhy Bamba
"Kebutuhan akan pelayanan dasar kesehatan di Kota Depok terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya. Sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta, Depok mendapat tekanan migrasi penduduk cukup tinggi. Dibalik perkembangan kota yang begitu pesat, timbul permasalahan sosial seperti munculnya permasalahan kesehatan yaitu angka kematian ibu masih tinggi dan belum mencapai target. Faktor penyebab utama kematian ibu di Kota Depok adalah pendarahan saat melahirkan.
Melihat persoalan tersebut, pentingnya peran institusi pelayanan dasar kesehatan yakni rumah sakit swasta yang tersebar di Kota Depok untuk meminimalisir terjadinya kasus demikian. Sejalan dengan itu, RS Swasta Bunda Margonda dan Tugu Ibu berusaha menawarkan pelayanan dan fasilitas yang terbaik untuk menjangkau ibu hamil sehingga kebutuhan mereka untuk memperoleh pelayanan kesehatan persalinan dapat terpenuhi dengan baik.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pola spasial jangkauan pelayanan kesehatan persalinan RS Swasta Bunda Margonda dan Tugu Ibu di Kota Depok berdasarkan sisi penawaran pihak rumah sakit sebagai variabel meliputi aksesibilitas, fasilitas, dan harga kamar. Metode yang digunakan adalah analisis keruangan spasial diantaranya buffer dan overlay.
Hasil menunjukkan jangkauan pelayanan kesehatan persalinan RS Bunda Margonda lebih jauh dan luas dibandingkan RS Tugu Ibu. Jangkauan pelayanan Bunda Margonda sejauh 20,42 km dan diikuti dengan jumlah 228 pasien. Sedangkan jangkauan Tugu ibu sejauh 12,52 km dengan jumlah 130 pasien. Hal tersebut dikarenakan lokasi RS Bunda Margonda yang strategis berada di pusat kota serta aksesibilitas yang lebih baik dengan jumlah trayek angkutan umum lebih banyak kemudian memiliki fasilitas yang lebih memadai.

The need for basic health services in Depok City continues to increase along with increasing number of population annually. As the buffer zone of DKI Jakarta, Depok City has suffered from high population migration pressure. Behind the rapid development of the city, causing social problems that the maternal mortality rate is still high and has not reached the target. The main cause of maternal mortality in Depok City is bleeding during childbirth.
Seeing the issue, the importance of the role of basic health service institutions, namely private hospitals in Depok City to minimize the occurrence of such cases. In line with that, Bunda Margonda and Tugu Ibu as a private hospital trying to offer the best service and facilities to reach pregnant woment so that their need to get delivery health service can be fulfilled well.
The purpose of this research is to analyze the spatial pattern of coverage of delivery health service of Bunda Margonda and Tugu Ibu private hospital in Depok City based on hospital rsquo s supply side as variable include accessibility, facility, and room price. The method used is spatial analysis such as buffer and overlay.
The results indicate the coverage of health service delivery of Bunda Margonda Hospital is further and wider compared to Tugu Ibu. Bunda Margonda reaches 20.42 km with the amount of 228 patients. While the coverage of Tugu Ibu as far as 12.52 km with the amount of 130 patients. That rsquo s because location of Bunda Margonda Hospital is strategically located in the city center and has better accessibility with more number of public transport routes also has more adequate facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salman Parsi
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S33710
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizta Melia Andanusa
"Respon pemadam dalam waktu perjalanan sangat berpengaruh dalam lama nya pemadam untuk tiba di lokasi kejadian dengan tepat waktu. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis cakupan pelayanan pos pemadam berdasarkan standar waktu tanggap perjalanan dan menganalisis karakteristik wilayah jangkauan pos pemadam kebakaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jaringan. Hasil dari penelitian ini adalah wilayah yang dapat dijangkau oleh petugas pemadam kebakaran sesuai standar waktu perjalanan yaitu sebesar 94,54%, dimana 71,65% dapat dilayani oleh lebih dari 1 posko dan 22,89% lainnya dapat dilayani oleh 1 posko. Sementara itu, masih ada 5,46% daerah penelitian yang tidak memenuhi standar. Pada karakteristik wilayah jangkauan didapatkan bahwa pada karakteristik wilayah layanan yang overlap dan non-overlap didominasi pada penggunaan lahan kelas permukiman, pada wilayah layanan yang overlap kepadatan penduduk nya didominasi pada kelas 30-60 jiwa/piksel dengan kepadatan bangunan didominasi pada kelas rendah. Selain itu, pada wilayah layanan yang non-overlap kepadatan penduduknya didominasi pada kelas < 30 jiwa/piksel dengan kepadatan bangunan didominasi pada kelas rendah, dan kerapatan jaringan jalan didominasi pada kelas tinggi. Sedangkan, pada karakteristik wilayah layanan yang tidak memenuhi standar waktu tempuh didominasi pada penggunaan lahan kelas lahan kosong, hal demikian dapat diartikan bahwa wilayah tersebut didominasi pada kelaspenggunaan lahan yang tidak berisiko kebakaran, namun masih terdapat 27% wilayahnya berupa kelas permukiman yang merupakan penggunaan lahan berisiko, serta kepadatan penduduknya didominasi pada kelas < 30 jiwa/piksel dengan kepadatan bangunan rendah, dan kerapatan jaringan jalan didominasi pada kelas rendah.

The response of the firefighters in travel time is very influential in the length of time the firefighters arrive at the scene of the incident on time. Thus, this study aims to analyze the service coverage of the fire station based on the travel response time standard and to analyze the characteristics of the fire station coverage area. The method used in this study is to use network analysis. The results of this study are areas that can be reached by firefighters according to the standard travel time of 94.54%, of which 71.65% can be served by more than 1 post and the other 22.89% can be served by 1 post. Meanwhile, there are still 5.46% of research areas that do not meet the standards. In the characteristics of the coverage area, it is found that the characteristics of the overlapping and non-overlapping service areas are dominated by residential class land use, in overlapping service areas the population density is dominated in the 30-60 person/pixel class with building density dominated by the low class. In addition, in non-overlapping service areas the population density is dominated by the <30 person/pixel class with the building density being dominated by the low class, and the road network density being dominated by the high class. Meanwhile, the characteristics of service areas that do not meet travel time standards are dominated by vacant land class land use, this means that the area is dominated by land use classes that are not at risk of fire, but there is still 27% of the area in the form of residential class which is land use. at risk, and the population density is dominated by the class < 30 people/pixel with low building density, and the density of the road network is dominated by the low class."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Putri
"Tuberkulosis masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia sebagai negara ke-3 tertinggi penderita tuberkulosis di dunia. Sementara pada tingkat provinsi, Kota Depok berada pada urutan 11 dengan penyumbang kasus tuberkulosis terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rumah sehat, cakupan pengobatan TB, dan angka keberhasilan pengobatan TB dengan Incidence Rate (IR) tuberkulosis di Kota Depok tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat dengan populasi seluruh masyarakat yang tercatat di 11 kecamatan di Kota Depok yang terdiagnosis penyakit tuberkulosis. Hasil penelitian melalui uji korelasi menunjukkan variabel independen yang memiliki hubungan signifikan dengan Insidence Rate (IR) tuberkulosis adalah cakupan pengobatan di Kecamatan Bojongsari (p = 0.000). Sementara hasil uji korelasi cakupan rumah sehat, cakupan pengobatan TB, angka keberhasilan pengobatan TB di Kota Depok menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Hasil analisis lainnya, cakupan rumah sehat di Kota Depok memiliki keeratan hubungan lemah berpola negatif (r = -0.173), cakupan pengobatan TB memiliki keeratan hubungan lemah berpola positif (r = 0.184), dan angka keberhasilan pengobatan TB memiliki keeratan hubungan kuat berpola negatif (r = -0.584).

Tuberculosis is still the main cause of death worldwide, including Indonesia as the 3rd country with the highest number of tuberculosis sufferers in the world. Meanwhile, at the provincial level, Depok City is in 11th place with the largest contributor to tuberculosis cases in West Java Province. This study aims to determine the relationship between healthy homes, TB treatment coverage, and TB treatment success rates with the Incidence Rate (IR) tuberculosis in Depok City in 2021. This study uses an ecological study design based on place with a population of all communities recorded in 11 sub-districts in Depok. Depok City, which was diagnosed with tuberculosis. The results of the study through the correlation test showed that the independent variables that had a significant relationship with the Incidence Rate (IR) of tuberculosis is treatment coverage in Bojongsari District (p = 0.000). Meanwhile, the results of the correlation test between healthy home coverage, TB treatment coverage, and TB treatment success rates in Depok City showed an insignificant relationship. The results of other analyzes showed that the coverage of healthy homes in Depok City had a weak negative correlation (r = -0.173), TB treatment coverage had a weak positive correlation (r = 0.184), and the success rate of TB treatment had a strong negative correlation (r = -0.584)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiddyana Rizqi Kusumahayu
"ABSTRAK
Bertambahnya jumlah penduduk di Kota Depok menambah pula kebutuhan ruang untuk tempat tinggal. Townhouse merupakan bentuk hunian baru bagi masyarakat kota Depok. Adanya pembangunan hunian baru biasanya mendorong juga perubahan pemanfaatan tanah dan bangunan di sekitarnya. Hal ini juga terjadi di sekitar Townhouse di Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan fungsi bangunan di sekitar Townhouse di Kota Depok berdasarkan perubahan jumlah penduduk, jarak dari pusat kota, dan jarak dari jaringan jalan. Data sekunder yang didapat dari berbagai instansi serta data primer yang didapatkan melalui pengamatan, pengukuran dan wawancara dengan tokoh setempat, selanjutnya dianalisis dengan melakukan overlay peta. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan fungsi bangunan yang terjadi disekitar Townhouse dapat diklasifikasikan rendah, serta mengalami pola linier di sepanjang jalan utama. Overlay antar peta dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara perubahan fungsi bangunan dengan perubahan jumlah penduduk, jaringan jalan serta jarak terhadap pusat kota. Perubahan fungsi bangunan terjadi bukan karena variabel jumlah penduduk, jarak terhadap pusat kota, jarak dari jaringan jalan, namun dipengaruhi oleh jarak terhadap pusat pertumbuhan lain, seperti Universitas Indonesia. Jenis kegiatan ekonomi baru yang dilakukanpun adalah kegiatan yang tidak untuk mendukung kebutuhan penghuni Townhouse melainkan untuk mendukung kegiatan pusat pertumbuhan lain.

ABSTRAK
The increase of population in the city of Depok add to the need for residential space. Townhouse is a form of new housing for the city of Depok. The construction of new homes also typically encourage land use changes and the surrounding buildings. It is also going around Townhouse in Depok. The purpose of this study was to knowing a changes in the function of the building around Townhouse in Depok based on changes in population size, distance from the city center, and the distance of the road network. Secondary data were obtained from various agencies as well as primary data obtained through observations, measurements and interviews with local leaders, then analyzed by overlaying a map. The results obtained showed that, changes in the function of the building going on around Townhouse be classified low, and experiencing the linear pattern along the main road. Overlay between the map can be seen that there is no relationship between changes in the function of the building with the changes in population size, the road network as well as the distance to the city center. Building function changes occur not because a variable, but influenced by the distance to other growth centers, like the University of Indonesia. Kind of new economic activities that do are activities that do not support the needs of residents Townhouse but to support the activities of other growth centers."
2016
S65027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Faisal Abbas
"Sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor bersama dengan Kementerian BUMN merencanakan pembangunan Trem Bogor dalam kota agar dapat menghubungkan konektivitas antar moda transportasi lainnya. Salah satunya yaitu dapat menghubungkan dengan Kereta Rel Listrik (KRL) yang berada di Stasiun KRL Bogor. Namun hal tersebut juga dapat berpotensi menimbulkan masalah baru yang disebabkan oleh volume calon penumpang yang meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pemodelan rencana pergerakan dan fasilitas pejalan kaki di Stasiun KRL Bogor akibat Pembangunan Trem Bogor dan menemukan solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat pelayanan. Peneliti menggunakan aplikasi perangkat lunak PTV Vissim untuk mempermudah dalam pembuatan model searah penelitian. Sehingga didapat hasil yang menjadi validasi untuk membandingkan kondisi aktual di lapangan dengan hasil model yang telah dibuat. Sehingga tingkat pelayanan (Level of Service) Pejalan kaki yang akan menjadi standar acuan untuk menentukan kelayakan. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui LOS akibat adanya Trem Bogor berkisar dari LOS A sampai LOS C yang menunjukkan masih layak walaupun terdapat sedikit hambatan.  

As an effort to overcome traffic jams in the city of Bogor, the Bogor City Government together with the Ministry of BUMN is planning to build Bogor Inner City Tram so that it can connect connectivity between other modes of transportation. One of them can be connected to the Electric Rail Train (KRL) at the Bogor KRL Station. However, this also has the potential to create new problems caused by the increasing volume of prospective passengers. This study aims to analyze the modeling of movement plans and pedestrian facilities at the Bogor KRL Station as a result of the Bogor Tram Construction and find the best solution to improve service levels. Researchers use the PTV Vissim software application to facilitate model creation in the direction of research. So that the results become validation to compare the actual conditions in the field with the results of the model that has been made. So that the level of service for Pedestrians will become the reference standard for determining eligibility. Based on the results of the study, it is known that the LOS due to the Bogor Tram ranges from LOS A to LOS C which shows that it is still feasible even though there are few obstacles. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldeo Arifin
"Hak atas pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan termasuk sebagai salah satu komponen kesejahteraan sebagaimana diamanatkan dalam UUD Tahun 1945. Salah satu wujud perlindungan terhadap hak asasi manusia terhadap kesehatan diiwujudkan dengan menetapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Konsumsi rokok yang terus meningkat dari tahun ke tahun menjadi permasalahan yang mengancam kesehatan, terlebih Indonesia telah menduduki peringkat ketiga dengan jumlah perokok tertinggi setelah Tiongkok dan India. Sebagai bentuk pengendalian dampak konsumsi rokok, penetapan KTR oleh pemerintah daerah di wilayah masing-masing, baik tingkat provinsi maupun tingkat kota/kabupaten, dilakukan untuk tetap melindungi hak asasi terhadap kesehatan bagi masyarakat umum. Berangkat dari latar belakang berikut, skripsi ini berfokus pada pembahasan dari konsep KTR sebagai kebijakan pelayanan publik di bidang kesehatan dan pada pelaksanaan peraturan daerah di Kota Depok yang mengatur mengenai KTR. Metode penelitian yang digunakan pada skripsi ini adalah yuridis-normatif yang menekankan pada norma hukum tertulis dan hasil penelitian yang disajikan secara deskriptif. Berangkat dari tujuan ini, didapatkan suatu simpulan komprehensif bahwa Pemerintah Kota Depok telah menjalankan kewajibannya dalam melindungi hak asasi atas kesehatan di Kota Depok dengan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok. Lalu, terhadap pelaksanaan KTR di Kota Depok sendiri, Pemerintah Kota Depok telah menetapkan Tim Pembinaan dan Pengawasan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Depok. Namun, pada pelaksanaannya, Pemerintah Kota Depok masih membutuhkan anggaran yang lebih besar karena pengawasan yang dilakukan dalam mengimplementasikan KTR di Kota Depok masih terbilang kurang. Selain itu, tingkat kepatuhan KTR di Kota Depok masih tergolong rendah atau belum memenuhi target sehingga membutuhkan pengembangan aturan yang lebih tegas dan terukur dari segi kebijakan pelayanan publik.

Right to Health is a human right and is included as one of the components of welfare as mandated in the 1945 Constitution. One of the forms of protection of human rights to health is realized by establishing a Non-Smoking Area (KTR). Cigarette consumption, which continues to increase from year to year, is a problem that threatens health. Indonesia has been ranked third with the highest number of smokers after China and India. As a form of controlling the impact of cigarette consumption, the determination of KTR by local governments in their respective regions, both at the provincial and city/district levels, is carried out to continue to protect human rights to health for the general public. KTR as a public service policy in the health sector and in the implementation of regional regulations in Depok City which regulates KTR. The research method used in this thesis is juridical-normative which emphasizes written legal norms and the research results are presented descriptively. Departing from this goal, a comprehensive conclusion was obtained that the Depok City Government has carried out its obligations in protecting human rights to health in Depok City by stipulating Regional Regulation Number 3 of 2014 concerning Non-Smoking Areas as amended by Depok City Regional Regulation Number 2 of 2020 concerning Amendments to Regional Regulation Number 3 of 2014 concerning Non-Smoking Areas. Then, regarding the implementation of KTR in Depok City itself, the Depok City Government has established a Development and Supervision Team for Non-Smoking Areas in Depok City. However, in practice, the Depok City Government still requires a larger budget because the supervision carried out in implementing KTR in Depok City is still relatively lacking. In addition, the level of KTR compliance in Depok City is still relatively low or has not met the target so that it requires the development of regulations that are more firm and measurable in terms of public service policies."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Syafira Putrie
"Permukiman kumuh di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji menjadi permasalahan penataan ruang tidak terkecuali di Kota Depok. Wilayah kumuh di Kota Depok timbul pada lahan-lahan Negara yang dimanfaatkan untuk tempat tinggal secara illegal oleh para pendatang. Saat ini, teknologi UAV dan penginderaan jauh telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah deteksi permukiman kumuh. Di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji, karakteristik daerah kumuhnya di tandai oleh kondisi fisik rumah yang beratapkan seng dan kondisi tata letaknya yang tidak teratur.
Penelitian ini membahas tentang perubahan wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji dalam rentang waktu 10 tahun dengan batasan penelitian permukiman kumuh di bantaran badan air dan rel kereta api serta terbagi menjadi dua yaitu squatter dan non squatter. Seluruh data yang berada di penelitian ini didapatkan dari pemotretan foto udara format kecil tahun 2019 dan citra google earth tahun 2009. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan pendekatan keruangan (analisis spasial) untuk menjelaskan perbedaan yang terlihat pada daerah penelitian.
Hasil dari penelitian ini adalah perubahan wilayah permukiman kumuh di Kecamatan Pancoran Mas dan Kecamatan Beji tahun 2009 dan tahun 2019 mengalami peningkatan luas wilayah permukiman kumuh dan penggunaan tanah. Perubahan penggunaan tanah pada permukiman kumuh squatter didominasi oleh tanaman campuran sedangkan non squatter didominasi oleh permukiman kumuh.

Slums in Pancoran Mas and Beji Districts are a problem in spatial planning including Depok City. Slums in Depok City occur on State land that is used illegally by immigrants. Currently, UAV technology and remote sensing have been widely used in various fields, one of which is the detection of slums. In Pancoran Mas and Beji Subdistricts, the characteristics of the slums are marked by the physical condition of the house that is roofed with zinc and the conditions of the layout that are irregular.
This study discusses the change of slum areas in Pancoran Mas and Beji Districts within a span of 10 years with the limitation of slum settlements on the banks of water bodies and railroad tracks and is divided into two namely squatter and non squatter. All data in this study were obtained from 2019 small format aerial photography imagery in 2009. The analytical method used in this study is descriptive analysis and spatial approach (spatial analysis) to explain the differences seen in the study area.
The results of this study are changes in slum areas in Pancoran Mas and Beji Districts in 2009 and 2019 experienced an increase in slum areas and land use. Changes in land use in squatter slums are dominated by mixed plants while non squatter slums are dominated by slums.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>