Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187551 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karima Rakhma Putri
"Skripsi ini secara khusus membahas dan menganalisis tanda-tanda akan Jepang dalam film animasi era Perang Dunia II yang berjudul The Ducktator 1942 dan Tokio Jokio 1943 yang diproduksi oleh Looney Tunes. Tanda yang dianalisis dibagi menjadi tanda verbal dan tanda visual. Kerangka teori yang digunakan adalah teori semiotik Peirce dengan proses semiosisnya.
Analisis juga tidak terbatas dengan mengetahui makna dari tiap tanda yang muncul saja, tetapi juga mengaitkannya dengan konteks historis, sosial, dan budaya yang menyebabkan tanda tersebut muncul, yaitu Perang Dunia II, yang di dalamnya termasuk perang ras dan perang propaganda.
Hasil analisis keseluruhan dari tanda Jepang dalam kedua data film adalah meskipun berdasarkan pada latar belakang yang riil, karena konteks besar dibuatnya kedua data film adalah Perang Dunia II yang sedang berkecamuk, tanda Jepang yang muncul merupakan pesan propaganda Amerika Serikat mengenai gambaran Jepang, membentuk persepsi akan Jepang, dan mendorong untuk membenci Jepang kepada masyarakatnya pada saat itu.

This thesis is focusing to discuss and analyze the signs of Japan in the US World War II animation movies, The Ducktator 1942 and Tokio Jokio 1943 by Looney Tunes. The signs of Japan are divided into two categories there are verbal signs and visual signs. The frame of theories in this thesis is Peircean Semiotics with its semiosis process.
The analysis process in this thesis is not limited by only knowing the meaning of each signs, furthermore connect it within the historical, social, and cultural context of which those sign are arose. These contexts are the World War II with its race war and propaganda war included in it.
The whole result of the analysis process in the data movies is all the signs of Japan in the movies contains propaganda messages which gave the image of Japan, created perception of Japan, and encourage the US people at that time to hate Japan as the enemy, regardless all the real backgrounds because the war is the main event at that time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67505
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dika Nurul Hikmah
"Skripsi ini membahas propaganda yang terdapat di dalam film animasi Momotaro no Umiwashi 1943 dan Momotaro Umi no Shinpei 1945 melalui analisis aspek naratif dan sinematografis. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pesan propaganda dirumuskan ke dalam film. Analisis didukung latar belakang produksi film dan latar belakang Jepang memulai Perang Pasifik pada tahun 1941. Hasil analisis menunjukkan adanya pesan propaganda yang disampaikan oleh Angkatan Laut Jepang melalui simbol. Propaganda tersebut bertujuan membuat penonton film percaya bahwa Jepang adalah bangsa superior dan mengajak penonton untuk membenci Barat yang saat itu menjadi musuh Jepang dalam Perang Pasifik.

This study focuses on Pacific War Propaganda in Animated Film Momotaro no Umiwashi 1943 and Momotaro Umi no Shinpei 1945. This study aims to analyze how propaganda messages are encoded into the films through narrative and cinematographic aspects. The analysis is supported by the film production rsquo s background and the reasons why Japan started Pacific War in 1941. The results of this study showed that the propaganda messages are conveyed through symbols. The contain of the propaganda is to make audiences believe that Japan is a superior nation and make them hate the enemy of Japan during the Pacific War."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Nurul Izza
"Animasi secara umum digunakan sebagai media hiburan. Akan tetapi, Uni Soviet menggunakan animasi sebagai media propaganda yang memadukan produksi citra visual, narasi, dan suara untuk membangun framing musuh dan menggiring persepsi publik terhadap Amerika Serikat pada era Perang Dingin. Penelitian ini membahas representasi Amerika Serikat dalam film animasi ?????????/Millioner/Jutawan yang dibuat oleh Uni Soviet sebagai bentuk propaganda. Artikel ini bertujuan menunjukkan cara Uni Soviet merepresentasikan Amerika Serikat sebagai hal yang negatif dalam upaya melakukan propaganda. Teori representasi Stuart Hall menunjukkan bahwa makna diproduksi oleh bahasa. Berdasarkan pemaparan representasi Amerika Serikat dalam animasi/Millioner/Jutawan diketahui bahwa animasi tersebut memiliki peran sebagai alat propaganda Uni Soviet untuk mengkritik imperialisme Amerika Serikat dan membentuk opini publik terhadap penggambaran Amerika ke arah yang lebih negatif. Amerika Serikat digambarkan sebagai negara kaum borjuis yang antagonis, kapitalis, industrialis, ceroboh, dan serakah.

Animation is generally used as a medium of entertainment. However, the Soviet Union used animation as a propaganda medium that combined the production of visual images, narration, and sound to build enemy framing and lead public perception of the United States during the Cold War era. This research discusses the representation of the United States in the animated film /Millioner/The Millionaire made by the Soviet Union as a form of propaganda. This article aims to show how the Soviet Union represented the United States as negative things in an effort to carry out propaganda. Stuart Hall’s representational theory suggests that meaning is produced by language. Based on the presentation of the representation of the United States in the animation ?????????/Millioner/The Millionaire it is known that the animation has a role as a propaganda tool for the Soviet Union to criticize US imperialism and shape public opinion towards a more negative depiction of America. The United States is portrayed as a country of antagonistic, capitalist, industrialist, careless, and greedy bourgeoisie."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Kartika
"Tesis ini membahas penggunaan media sandiwara sebagai salah satu alat penyebaran propaganda pemerintah pendudukan militer Jepang di Indonesia khususnya di Jawa 1943-1945. Departemen propaganda mendapatkan naskah untuk dipentaskan lewat penyelenggaraan sayembara untuk melibatkan seniman Indonesia dalam kegiatan propaganda, maupun dengan melibatkan seniman Jepang yang dikirim ke Indonesia sebagai bagian dari Pasukan Propaganda. Cara lainnya adalah dengan mengadakan pertunjukan besar yang diiklankan di surat kabar. Tema propaganda yang diangkat lewat sandiwara pada awal pendudukan berisi konsep abstrak tentang Kawasan Persemakmuran Asia Timur Raya, namun sejak pertengahan 1944 tema propaganda menjadi lebih bersifat teknis menyesuaikan kondisi Jepang yang hampir kalah melawan Sekutu.

This study analyzed the use of drama as one of the propaganda tools of the Japanese military occupation government in Indonesia, especially in Java 1943-1945. The Propaganda Department acquired the scripts for drama by conducting writing competition to let the Indonesian writers engaged in the propaganda activities, also from the Japanese writers sent to Indonesia as part of the Propaganda Legion. Other ways were to carry a performance advertised in the newspaper. The propaganda theme in the drama at the early occupation period was the concept of Greater East Asia Co-Prosperity Sphere. However, since the middle 1944 the theme turned more concrete according to the nearly defeated Japan situation in the war against the Allied."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid M L Pietersz
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang propaganda patriotisme dan nasionalisme Amerika Serikat AS dalam film American Sniper 2014 . Penelitian memanfaatkan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis konten dimana Film American Sniper 2014 berfungsi sebagai teks. Proses pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menemukan bahwa patriotisme dan nasionalisme Amerika Serikat yang direpresentasikan dalam film American Sniper 2014 adalah patriotisme dan nasionalisme yang ditanamkan oleh orang tua kepada anak sejak usia dini, berakar dari nilai-nilai Protestantisme, tak kunjung padam , mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi. Patriotisme dan nasionalisme sangat penting bagi Amerika Serikat terlebih di masa kini untuk menjaga keutuhan dan persatuan warga Amerika Serikat yang majemuk dan untuk membangun kesadaran warga AS agar ikut aktif memerangi terorisme yang mengancam negara dan mempropaganda negara-negara di dunia untuk mendukung perang terhadap terorisme. Kata kunci:Propaganda, Patriotisme, Nasionalisme, Film, American Sniper 2014

ABSTRACT
This thesis examines the propaganda of patriotism and nationalism of the United States of America in the American Sniper 2014 film. The research utilizes a qualitative research approach with content analysis methods in which the American Sniper 2014 film serves as text. The process of collecting data is done through literature study. The results of the study found that the patriotism and nationalism of the United States represented in the American Sniper 2014 film are patriotism and nationalism instilled by parents to children from an early age, rooted in the values of Protestantism, unflagging and prioritizing the interests of the state above personal interests. Patriotism and nationalism are so important to the United States especially nowadays to preserve the integrity and unity of the plural American citizens and to build awareness of US citizens to actively engage in the fight against terrorism that threatens the state and propagandize countries in the world to support the war on terrorism. Keywords Propaganda, Patriotism, Nationalism, Film, American Sniper 2014 "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Ima Purbasari
"ABSTRAK
Studi ini mencoba membahas penggambaran trend pesan propaganda yang disampaikan Amerika Serikat terhadap negara-negara lain melalui media hiburan, yaitu film layar lebar Hollywood. Sebagai industri produk jasa yang memberi masukan negara Amerika Serikat kedua terbesar setelah bidang ruang angkasa, perfilman Hollywood hingga saat ini memang masih merajai pasaran film internasional. Dijadikannya Hollywood sebagai bangunan industri mengkondisikan perfilman Amerika Serikat dalam iklim kompetisi, baik dalam hal teknologi maupun content (isi), yang salah satunya adalah kreativitas tema cerita film. Salah satu tema cerita film Amerika Serikat yang masih mendominasi adalah mengenai penanaman iklim musuh Amerika Serikat yang ditemui dalam realitas sosial kehidupan politiknya. Penciptaan tokoh heroistik atau kepahlawanan Amerika Serikat yang mengiringi perkembangan perfi1man Hollywood mulai periode detente pertama (1971-1980), berlanjut ke perang dingin kedua (1981-1987) hingga saat ini. Penciptaan tokoh kepahlawanan oleh insan film Hollywood masih dijadikan tema cerita yang banyak dijual, walau dengan warna yang sedikit berbeda. Sosok tokoh Amerika Serikat digambarkan sebagai seorang yang demokratis, memi1iki loyalitas tinggi terhadap profesi kerja, polisi dunia yang menegakkan keadilan dan keamanan baik di dalam negerinya sendiri maupun negara lain, dan sebagainya. Sementara profil sosok negara lain digambarkan dalam cerita film cenderung disudutkan pada posisi sebaliknya. Pesan ideologi yang disampaikan melalui media hiburan tersebut memberi kesan dan tanda bahwa aplikasi propaganda di saat ini tidak dapat lagi diartikan sebagai penanaman nilai politik yang murni, karena pada dasarnya dapat pula disampaikan secara tersirat dalam arus budaya pop dimana penonton pun terkadang tidak menyadarinya. Film yang diteliti meliputi True Lies, Die Hard with a vengance, dan Crimson Tide. Ketiga film ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi secara kualitatif. Dari hasi 1 penelitian yang diperoleh berdasarkan kategorisasi name calling dan glit tering generalities, baik secara verbal maupun non-verba1, penggambaran pesan propaganda Amerika Serikat dalam realitas kamera yang ditujukan pada negara lain cenderung merefleksikan bias pandangan dengan melakukan penamaan buruk."
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Nadine Kuswardono
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana ayah direpresentasikan dalam film animasi Jepang Mirai (2018) dan makna yang hendak disampaikan melalui representasi tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi oleh Stuart Hall (1997) sebagai teori dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam film ini adalah metode analisis film oleh Petrie dan Boggs (2012) yang menganalisis suatu tokoh melalui teknik karakterisasi. Adapun karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: karakterisasi penampilan tokoh, karakterisasi penamaan tokoh, karakterisasi tindakan tokoh, karakterisasi dialog dan karakterisasi hubungan antar tokoh. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa tokoh ayah dalam film ini digambarkan sebagai sosok ayah rumah tangga yang penyayang dan dapat diandalkan. Film ini juga merepresentasikan fenomena ayah rumah tangga dalam masyarakat Jepang yang dapat dilihat sebagai bentuk perubahan peran gender dalam keluarga Jepang.

This study aims to see how fathers are represented in the Japanese animation film Mirai (2018) and the meaning to be conveyed through the representation. The theory used in this research is the representation theory by Stuart Hall (1997) as the basic theory. The research method used in this film is the film analysis by Petrie and Boggs (2012) which analyzes a character through characterization techniques. The characterizations carried out in this study include: characterization of character appearances, characterization of character names, characterization of character actions, characterization of dialogue and characterization of relationships with other characters. Based on the analysis that has been done, the researcher found that the father character in this film is described as a loving and reliable househusband. This film also represents the phenomenon of househusband in Japanese society which can be seen as a form of changing gender roles in Japanese families."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Setiowati
"Skripsi ini membahas dampak perubahan ideologi dan globalisasi di era Federasi Rusia terhadap perkembangan film animasi Cheburashka di Jepang. Skripsi ini menggunakan metode deskriptif-analistis dan dianalisis dengan teori globalisasi dan semiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan ideologi dan globalisasi yang terjadi di Era Federasi Rusia berdampak pada perkembangan film animasi Cheburashka yang diadaptasi di Jepang.

This thesis discussed the impact of changes in ideology and globalization in the Era of the Russian Federation on the expansion of animated film Cheburashka in Japan. This thesis uses descriptive-analytical method and analyzed by globalization and semiotic theory. The results shows that the change in ideology and globalization which occurred in the Era of the Russian Federation have an impact on the expansion of the animated film Cheburashka adapted in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vionisa Retmalita
"Kehadiran para pengungsi ke wilayah Eropa pada tahun 2015 telah menciptakan perhatian yang beragam dari masyarakat Eropa, baik yang mendukung maupun tidak. Film Je Suis Karl karya Christian Schwochow adalah salah satu film yang membahas gerakan dengan sentimen anti-pengungsi dan bentuk propagandanya. Film ini menjadi salah satu bentuk kritik terhadap gerakan anti-pengungsi di Eropa, khususnya Jerman. Berbagai tindakan yang dilakukan oleh gerakan Re/Generation Europe dalam film Je Suis Karl menampilkan secara jelas kepada penonton bagaimana gerakan tersebut merencanakan dan melakukan aksi penyebaran propaganda anti-pengungsi kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana penggambaran bentuk-bentuk propaganda anti-pengungsi ditampilkan dalam film Je Suis Karl. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan didukung oleh teori teknik propaganda dari Alfred McClung Lee & Elizabeth Briant Lee. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk propaganda anti-pengungsi yang ditampilkan dalam film Je Suis Karl melalui gerakan Re/Generation Europe berisikan tuduhan tak berdasar mengenai pengungsi yang direncanakan dengan penuh manipulasi untuk melancarkan penyebaran sentimen anti-pengungsi yang merupakan kepentingan mereka sebenarnya.

The presence of refugees to the European region in 2015 has created mixed attention from the European community, both supportive and non-supportive. Christian Schwochow's film, Je Suis Karl, is one of the films that discusses the movement of anti-refugee sentiment and its forms of propaganda. This film became a form of criticism of the anti-refugee movement in Europe, especially Germany. The various actions taken by the Re/Generation Europe movement in the film Je Suis Karl clearly show the audience how the movement plans and carries out actions to spread anti-refugee propaganda to the public. This study aims to show how the depiction of forms of anti-refugee propaganda as shown in the Je Suis Karl film. The research method used is the descriptive qualitative, supported by the theory of propaganda techniques from Alfred McClung Lee & Elizabeth Briant Lee. The results of this study indicate that the form of anti-refugee propaganda shown in the film Je Suis Karl through the Re/Generation Europe movement contains baseless accusations about refugees that are planned with full of manipulation to launch the spread of anti-refugee sentiment which is their real interest."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Des Chandra
"Penilitian ini membahas tentanp propaganda yang dilakukan oleh Jepang melalui media kepada masyarakatnya sendiri. Perang Dunia Kedua adalah perang terdahsyat sepanjang sejarah modern. Perang tersebut lebih mematikan dari Perang Dunia Pertama karena melibatkan banyak warga sipil yang menjadi korban. Perang, tidak dapat dijauhkan dari propaganda. Propaganda adalah sebuah cara untuk memanipulasi fakta agar menimbulkan sebuah reaksi dari penerimanya untuk melakukan apa yang propagandis inginkan. Penerima dari propaganda tersebut biasanya adalah masyarakat luas. Karena propaganda memengaruhi banyak orang, propaganda dibutuhkan untuk memulai, melangsungkan, maupun mengakhiri perang. Selaras dengan hal tersebut, media cetak sebagai media informasi dan penyebaran juga tidak terlepas dari propaganda. Di Jepang, media cetak berpengaruh membentuk pandangan masyarakat Jepang terhadap perang pada masa Perang Dunia Kedua.
skripsi ini bertujuan menjelaskan tentang bagaimana media cetak mempengaruhi pandangan masyarakat Jepang pada masa Perang Dunia Kedua dan pada masa kapitulasi dengan menggunakan teori sejarah yaitu heuristik, verifikasi, eksplanasi dan historiografi. Dari pembahasan tentang propaganda dan media cetak di dalam skripsi ini, akan didapatkan sebuah kesimpulan bahwa propaganda di Jepang pada masa PD II dan masa kapitulasi mengalami perubahan-perubahan, dan media cetaknya pun ikut berubah, baik dari segi penyajian informasi, penggunaan kata, maupun teknik propaganda yang digunakan.

This research discusses the propaganda carried out by the Japanese through the media to its own people. The Second World War was the most devastating war in modern history. The war was more deadly than the First World War because it involved many civilians. War, can not be kept away from propaganda. Propaganda is a way of manipulating facts in order to generate a reaction from the recipient to do what the propagandist wants. The recipients of the propaganda are usually the wider community. Because propaganda affects many people, propaganda is needed to start, establish, or end the war. In harmony with this, the print media as a medium of information and dissemination is also inseparable from the propaganda. In Japan, print media shaped the Japanese society 39 s view of war in the Second World War.
This thesis aims to explain how the print media influenced the views of Japanese society during World War II and during the capitulation period with history research method, that is heuristic, verification, explanation, and historiography. From the discussion of propaganda and print media in this thesis, we can conclude that propaganda in Japan during World War II and capitulation period experienced changes, and the print media also changed, both in terms of information presentation, word usage, and technique propaganda used.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>