Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas sistem kapitalisme pengusaha Tionghoa dalam kegiatan berdagang yang mendominasi sektor ekonomi di Indonesia. Berdasarkan penelitian, tokoh Hong Liang menjadi pemicu konflik karena dirinya tidak menerapkan asas-asas Siang Hwee dan Sariket Dagang Pertengahan sebagai perkumpulan dagang etnis Tionghoa. Hong Liang mengembangkan bisnis secara independen dan memanfaatkan berbagai cara untuk menguasai sektor ekonomi dan mengeruk laba sebesar-besarnya. Liem Khing Hoo sebagai pengarang cerita Masyarakat mencirikan minoritas Tionghoa melalui sebuah kisah yang merupakan cermin realitas kehidupan pada abad ke-20.

ABSTRACT
This thesis discusses capitalism system from a Chinese entrepreneur in trading activity that had dominated the economy aspect in Indonesia. According to the research, Hong Liang became the conflict trigger because he could not assign Siang Hwee and Sariket Dagang Pertengahan rsquo s principles to associate with Chinese commerce. Hong Liang developed a business independently and didsome ways to conquer economy aspect in Indonesia and get the highest profit. As the story teller, Liem Khing Hoo characterizes the minority of Chinese by a story that reflects the society in 20th century. "
2017
S69780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ashari
"Tesis ini membahas tentang jurnalis suratkabar dalam menghadapi perubahan lingkungan kerja sebagai akibat penerapan teknologi digital oleh perusahaannya. Adopsi teknologi digital oleh perusahaan media kerap menimbulkan tegangan antara jurnalis dengan manajemen. Tesis ini melihat perubahan lingkungan kerja yang dialami oleh jurnalis tidak terlepas dari posisinya di dalam arena jurnalistik yang tengah berada dalam dominasi kapitalisme digital. Jonathan Pace (2013) mendefinisikan kapitalisme digital sebagai persilangan antara kecenderungan struktur kapitalisme dengan proses-proses digital. Menurutnya, kapitalisme digital merupakan kumpulan proses, situs dan/atau momen, dimana teknologi digital memerantarai kecenderungan struktural kapitalisme, yakni akumulasi kapital. Dengan demikian, penelitian ini melihat jurnalis berada dalam dua relasi-sosial yang saling berlawanan, yakni jurnalis sebagai agen yang ditundukkan dalam relasi kuasa ekonomi, dimana ia sepenuhnya dipandang sebagai komoditi dan jurnalis sebagai agen yang menjalankan perannya, merealisasikan potensinya di arena jurnalistik, yakni arena yang sebenarnya memiliki nilai, prinsip, serta cara bermainnya tersendiri dan tidak sepenuhnya berdasarkan logika kuasa ekonomi. Penelitian ini menggunakan Teori Arena-Habitus-Kapital Pierre Bourdieu untuk menganalisis kontestasi jurnalis di arena jurnalistik yang didominasi oleh kapitalisme digital tersebut. Penelitian dilakukan terhadap empat subyek yang berprofesi jurnalis Pikiran Rakyat. Paradigma penelitian ini adalah paradigma kritis yang melihat ada hubungan kuasa di dalam praktik sosial agen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bila dominasi kapitalisme digital dalam media massa cetak, khususnya Pikiran Rakyat, berlangsung dari keterlibatannya dalam relasi pertukaran berbasis pasar komoditi media. Kompleksitas yang terjadi dari dominasi kapitalisme digital di “PR” mewujud ke dalam kontestasi jurnalisnya sebagaimana yang tecermin dalam subyek penelitian ini. Di tengah kontestasi subyek, kelas dominan memainkan peran yang menentukan melalui pendistribusian kuasanya ke dalam arena

This thesis discusses newspaper journalists in dealing with changes in the work environment as a result of the application of digital technology by their companies. The adoption of digital technology by media companies often creates tension between journalists and management. This thesis observes that the changes in the work environment experienced by journalists cannot be separated from their position in the journalistic arena which is currently dominated by digital capitalism. Jonathan Pace (2013) defines digital capitalism as a cross between the structural tendencies of capitalism and digital processes. According to him, digital capitalism is a collection of processes, sites and / or moments, where digital technology mediates the structural tendency of capitalism, namely capital accumulation. Thus, this research sees journalists in two opposing social relations, namely journalists as agents who are subject to economic power relations, where they are fully viewed as commodities and journalists as agents who carry out their roles, realizing their potential in the journalistic arena, the arena which has its own values, principles, and ways of playing and is not entirely based on the logic of economic power. This study uses Pierre Bourdieu's Arena-Habitus-Kapital Theory to analyze journalists' contestation in the journalistic arena which is dominated by digital capitalism. The study was conducted on four subjects who are journalists. This research paradigm is a critical paradigm that sees a power relationship in the agent's social practice. The research method used is the case study method. The results obtained are trajectory or a description of the life experience of the subject where the habitus and capital are recorded. The results showed that the domination of digital capitalism in newspaper, especially in Pikiran Rakyat, took place from its involvement in exchange relations of commodity markets. The complexity that occurs from the domination of digital capitalism in "PR" manifests in its journalists' contestation as reflected in the informant of this study. In the midst of journalist contestation, the dominant class plays a decisive role through the distribution of power into the arena"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurraisa Anjani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas Surat Perjanjian Kutai 11 Oktober 1844 yang dibuat pada tahun 1844 antara Kesultanan Kutai dengan Hindia Belanda. Naskah tersebut diteliti menggunakan kajian filologi untuk menghasilkan sebuah suntingan teks. Naskah disunting dengan menggunakan metode edisi kritis. Hal tersebut bertujuan agar naskah dapat dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Selanjutnya, naskah akan diklasifikasikan dan dipaparkan bagaimana struktur naskah pada bagian halaman muka, pembuka, isi, dan penutup surat. Selain itu, skripsi ini juga membahas bagaimana bentuk dominasi kekuasaan Belanda di Kesultanan Kutai pada tahun 1844 berdasarkan isi Surat Perjanjian Kutai 28 dan dampak perjanjian ini. Berdasarkan hasil penelitian, Belanda datang ke Kesultanan Kutai tidak hanya untuk menguasai perdagangan, melainkan juga melakukan penjajahan dalam aspek kesultanan lainnya, seperti politik, ekonomi, hingga sosial.

ABSTRACT
This thesis discusses the Surat Perjanjian Kutai 11 Oktober 1844 which was made in 1844 between the Sultante of Kutai with the Dutch East Indies. The manuscript was researched using philological studies to produce a text edits. The manuscript was edited using the critical edition method. It aims to be readable and easily understood by the readers. Moreover, the manuscript would be classified and the form of it cover, the opening, the contents, and the closing of the manuscript would be presented. Furthermore, this thesis also discusses the form of the Dutch East Indies rsquo s power domination in the Sultanate of Kutai in 1844 based on Surat Perjanjian Kutai 28 and the impact of this agreement. The result shows that the Dutch East Indies came to the Sultanate of Kutai was not only for trading purpose but also to dominate the sultanate from other perspectives such as politics, economy, to its people. "
2017
S69943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Sakti Bandini
"Skripsi ini membahas identitas dan pandangan tokoh Aku, sebagai orang Tionghoa, terhadap masyarakat Tionghoa dalam Indonesia Dalem Api dan Bara karya Tjamboek Berdoeri alias Kwee Thiam Tjing. Berdasarkan penelitian, tokoh Aku mengkritik sikap masyarakat Tionghoa yang tidak tegas sehingga berakibat buruk pada diri mereka sendiri. Akan tetapi, tokoh Aku membela sikap masyarakat Tionghoa yang lebih giat bekerja dan mampu beradaptasi dengan berbagai keadaan yang menyebabkan kedudukan ekonomi masyarakat Tionghoa lebih stabil dibandingkan dengan keadaan ekonomi pribumi. Pandangan tokoh Aku terhadap masyarakat Tionghoa tidak lepas dari pengaruh Tjamboek Berdoeri sebagai pengarang.

This study discusses the identity and the insight of the character Aku, as a Chinese, towards the Chinese society in Indonesia Dalem Api dan Bara by Tjamboek Berdoeri, as known as Kwee Thiam Thjing. Based on this study, Aku criticizes the Chinese society that is indecisive that could cause bad things to themselves. However, Aku defends the habit of the Chinese society that is more diligent in working and could adapt to many circumstances that make their economic position is more stable than the natives. The insight of Aku towards the Chinese society can not be separated from the influence of Tjamboek Berdoeri as the writer."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56319
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Sumaryanto
"Disertasi ini mengangkat permasalahan dominasi sistem terhadap lifeworld dan konsekuensinya. Tujuannya merunut pemikiran Habermas tentang lifeworld dan sistem dan melihat relevansinya pada permasalahan metodologis maupun praktis di bidang perpustakaan. Ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan historis-faktual menggunakan metode hermeneutika romantis-kritis. Melalui teori kritisnya Habermas mengupas keadaan masyarakat yang kelihatannya baik dan ideal, dan dia mampu menunjukan segi negatifnya yang muncul dalam bentuk represi, perendahan harkat dan martabat manusia, dan terkikisnya potensi manusia untuk berkomunikasi. Habermas memahami masyarakat sebagai lifeworld dan sistem, yang dalam prosesnya keadaannya menjadi tidak seimbang. Sistem dengan landasan rasionalitas instrumentalnya lambat laun mengolonisasi, bahkan mengambil alih fungsi lifeworld yang berlandaskan rasionalitas komunikatif. Akibatnya, masyarakat ditundukan pada suatu lingkaran administratif tertutup dan menindas. Logika efisiensi mengambil alih komunikasi dan menggantinya dengan medium uang dan administrasi-birokratis. Relevansinya dengan bidang perpustakaan, perpustakaan harus dipahami sebagai suatu masyarakat yang terorganisasi sebagai sistem sekaligus lifeworld tempat berlangsungnya relasi intersubjektivitas yang dilandasi saling pengakuan dan penerimaan pengetahuan. Dengan pemahaman bahwa perpustakaan merupakan sistem dan lifeworld yang seimbang dan non-selektif pada salah satunya, ia tidak hanya bersifat administratif, dan memenuhi kepentingan teknis instrumental, tetapi juga suatu lifeworld tempat berlangsungnya proses demokratisasi pengetahuan.

This desertation discusses the problem of system domination process on lifeworld and the consequences thereof. It aims at tracing Habermas rsquo thought especially on lfeworld and system and considers its practical relevance on illuminating methodological as well as practical problem in library field. It is a qualitative research with historical factual approach using romantic critical hermeneutics. Using Critical Theory perspective, Habermas analyzes fine and ideal looking society, for its negative sides. The negative sides emerge in the form of repression, reduction of human dignity and erosion as potentials in communication. Habermas envisages society as lifeworld and system, in which process it eventually becomes unbalanced. System in its instrumental rationality inclines to colonize and take over the function of lifeworld . As a result society is subject to administrative circle which is cloistered and repressive. That efficiency logic takes over the communication and replaces it through the money and birocratic administration media. In its relevance to library field, it should be understood as society organized as lifeworld and system in which an ongoing place of intersubjectivity relation based on mutual recognition and learning acceptance. By understanding that a library is a balanced system and lifeworld and non selective at either side, a library is not only administrative and fulfilling instrumental technical interests, but a lifeworld in which learning democratizing process is in progress.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2280
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vonny Hardiyanti
"[Pengangkatan anak (adopsi) di kalangan masyarakat adat Tionghoa merupakan suatu perbuatan yang lazim dilakukan bila tidak terdapat keturunan laki-laki dalam suatu perkawinan. Keberadaan keturunan laki-laki dalam masyarakat Tionghoa adalah sangat penting sebagai penerus marga (she) dan pemelihara abu leluhur. Dalam perkembangannya masyarakat adat Tionghoa mengalami perubahan sistem kekerabatan menjadi bercorak parental sehingga sekarang dikenal pula pengangkatan anak perempuan. Motif utama pengangkatan anak turut mengalami perubahan, tidak lagi demi melanjutkan keturunan semata tetapi demi kepentingan terbaik anak. Kedudukan anak angkat dalam keluarga angkat haruslah dalam posisi yang menjamin kesejahteraan anak tersebut, termasuk pula bila orang tua angkatnya meninggal kelak berkaitan dengan warisnya. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan pengangkatan anak pada masyarakat adat Tionghoa di Indonesia, bagaimana akibat hukum dari pengangkatan anak terhadap kedudukan anak angkat dalam hukum waris adat Tionghoa, bagaimanakah pelaksanaan pengangkatan anak (adopsi) yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa dalam penetapan Pengadilan
Negeri Jember Nomor 10/Pdt.P/2014/Pn.Jr. Metode penelitan yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif dengan tipologi penelitian eksplanatoris. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan dengan studi kepustakaan, selain itu dilakukan pula wawancara untuk mendukung fakta yang ditemukan dalam data sekunder. Dari penelitian diketahui bahwa masyarakat adat Tionghoa di Indonesia melakukan pengangkatan anak hanya secara adat karena pengangkatan anak melalui pengadilan dianggap rumit dan memakan banyak biaya. Akibat hukum dari pengangkatan anak terhadap kedudukan anak angkat dalam hukum waris adat Tionghoa adalah anak angkat menjadi ahli waris dari orang tua angkatnya. Pengangkatan anak yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa dalam penetapan Pengadilan Negeri Jember Nomor 10/Pdt.P/2014/Pn.Jr adalah pengangkatan seorang anak perempuan yang awalnya hanya dilakukan berdasarkan adat kebiasaan yang kemudian dapat disahkan oleh pengadilan negeri demi mendapat kepastian hukum dan mewujudkan kepentingan terbaik anak tersebut.

Adoption among Chinese Indonesians are a very common thing to do if there's no male descendant born in a marriage. Male descendants play a very important role as they are the successor whom continue the passage of family name (she) and the person in charge of preserving ancestor?s ash. Over the time Chinese Indonesian's descent system transforming into bilateral kinship system so that girls adoption are also recognized now. Adoption's main motives also started shifting, it was to
carry on the lineage but now it is for foster child's own benefit. Foster child?s should be placed in the proper position that guarantee his/her welfare being, including in the time of foster parents? death regarding the legacy. The subjects of this research are how is the practice of adoption among Chinese Indonesians, what
is the legal consequence of adoption in matter of foster's child's position in Chinese Indonesians customary inheritance law, how is the practice of adoption among Chinese Indonesians as stated in Jember district court order number 10/Pdt.P/2014/Pn.Jr. The research method are juridicial normative method with explanatory typology. Data used are secondary data which gathered through literature study, beside there's also interview performed to advocating facts found in secondary data. From the research we can tell that Chinese Indonesians conduct adoption solely based on their tradition because doing it through court considered complicated and will cost a lot of money. The legal consequence of adoption in Chinese Indonesians customary inheritance law is foster child becomes adoptive parent's heir. Adoption among Chinese Indonesians as stated in Jember district court order number 10/Pdt.P/2014/Pn.Jr is the adoption of a girl which at first only conducted based on tradition then authorized by district court for the sake of legal certainty and to actualize the child's best interest.;Adoption among Chinese Indonesians are a very common thing to do if there’s no male descendant born in a marriage. Male descendants play a very important role as they are the successor whom continue the passage of family name (she) and the person in charge of preserving ancestor’s ash. Over the time Chinese Indonesian’s descent system transforming into bilateral kinship system so that girls adoption are also recognized now. Adoption’s main motives also started shifting, it was to carry on the lineage but now it is for foster child’s own benefit. Foster child’s should be placed in the proper position that guarantee his/her welfare being, including in the time of foster parents’ death regarding the legacy. The subjects of this research are how is the practice of adoption among Chinese Indonesians, what is the legal consequence of adoption in matter of foster’s child’s position in Chinese Indonesians customary inheritance law, how is the practice of adoption among Chinese Indonesians as stated in Jember district court order number 10/Pdt.P/2014/Pn.Jr. The research method are juridicial normative method with explanatory typology. Data used are secondary data which gathered through
literature study, beside there’s also interview performed to advocating facts found in secondary data. From the research we can tell that Chinese Indonesians conduct adoption solely based on their tradition because doing it through court considered complicated and will cost a lot of money. The legal consequence of adoption in Chinese Indonesians customary inheritance law is foster child
becomes adoptive parents’ heir. Adoption among Chinese Indonesians as stated in Jember district court order number 10/Pdt.P/2014/Pn.Jr is the adoption of a girl which at first only conducted based on tradition then authorized by district court for the sake of legal certainty and to actualize the child’s best interest., Adoption among Chinese Indonesians are a very common thing to do if there’s no
male descendant born in a marriage. Male descendants play a very important role as they are the successor whom continue the passage of family name (she) and the
person in charge of preserving ancestor’s ash. Over the time Chinese Indonesian’s
descent system transforming into bilateral kinship system so that girls adoption
are also recognized now. Adoption’s main motives also started shifting, it was to
carry on the lineage but now it is for foster child’s own benefit. Foster child’s should be placed in the proper position that guarantee his/her welfare being, including in the time of foster parents’ death regarding the legacy. The subjects of
this research are how is the practice of adoption among Chinese Indonesians, what
is the legal consequence of adoption in matter of foster’s child’s position in
Chinese Indonesians customary inheritance law, how is the practice of adoption among Chinese Indonesians as stated in Jember district court order number 10/Pdt.P/2014/Pn.Jr. The research method are juridicial normative method with explanatory typology. Data used are secondary data which gathered through
literature study, beside there’s also interview performed to advocating facts found
in secondary data. From the research we can tell that Chinese Indonesians
conduct adoption solely based on their tradition because doing it through court
considered complicated and will cost a lot of money. The legal consequence of
adoption in Chinese Indonesians customary inheritance law is foster child
becomes adoptive parents’ heir. Adoption among Chinese Indonesians as stated in Jember district court order number 10/Pdt.P/2014/Pn.Jr is the adoption of a girl which at first only conducted based on tradition then authorized by district court for the sake of legal certainty and to actualize the child’s best interest.]
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
T44955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schermerhon, R.A.
Jakarta: Rajawali, 1987
303.34 Suk m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schermerhon, R.A.
Jakarta: Rajawali, 1987
303.34 Suk m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soerjono Soekanto
Jakarta: Rajawali, 1987
327.11 SOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Adimas Rachdiyanto
"ABSTRAK
Budidaya lele merupakan sebuah peluang usaha yang potensial karena masa panen yang cepat. Abah Nasrudin telah mengenalkan sebuah varietas baru dalam dunia lele yaitu jenis lele Sangkuriang dengan masa panen yang cepat dan kualitas daging yang bagus. Ia juga berperan sebagai guru yang mengajarkan ilmu budidaya lele Sangkuriang dan juga pemimpin dari organisasi lele yang berisikan pembudidaya alumni binaannya. Menjadi menarik ketika sesosok pemimpin mulai mendominasi jaringan distribusi dan pasar milik anggota organisasi yang ia pimpin. Skripsi ini akan melihat bagaimana dominasi pemimpin dalam sistem ekonomi, yang dalam hal ini adalah Abah, dalam jaringan produksi dan distribusi bibit lele terhadap para peternak kecil binaannya

ABSTRACT
Catfish cultivation is a potential business opportunity due to its fast harvest period. Abah Nasrudin has introduced a new variety in the catfish domain, which is the Sangkuriang catfish, which has fast harvesting period and good quality fish meat. He also acts as a mentor who teaches knowledge on Sangkuriang catfish cultivation, and leader of the catfish organization consisting of cultivator alumnis under his tutelage. It becomes interesting when a certain leader starts to dominate the distribution and market network owned by an organization member under his leadership. This paper will explore the domination of a leader within the economic system, in this case Abah, especially the production and distribution network of catfish seeds to small cultivators under his tutelage"
2015
S62635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>