Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168087 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizqa Fadilla Hikmah
"ABSTRAK
Program preservasi adalah kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan, dan perbaikan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi optimal melayani lalu lintas, dilakukan setiap setahun sekali di semester awal. Skripsi ini bertujuan untuk menentukan prioritas preservasi jalan nasional di DKI Jakarta. Ruas jalan nasional yang dipilih adalah Jalan Daan Mogot, Jalan Ciputat Raya, Jalan Kartini, dan Jalan TB.Simatupang sebagai studi kasus. Menggunakan data sekunder yaitu nilai IRI, volume lalu lintas, dan jenis preservasi jalan. Data diolah menggunakan program SPSS 23 dengan uji asumsi klasik regresi yaitu uji normalitas residual, uji multikolinieritas, uji heteroskedasitas, uji korelasi pearson, dan analisis regresi linier berganda. Diperoleh persamaan keterkaitan antara nilai IRI dengan volume lalu lintas dan jenis preservasi jalan untuk setiap ruas jalan. Prioritas preservasi jalan nasional tersebut berdasarkan nilai IRI dari yang besar ke yang kecil yaitu Jalan TB.Simatupang prioritas pertama, Jalan Ciputat Raya prioritas kedua, Jalan Kartini prioritas ketiga, dan Jalan Daan Mogot prioritas keempat.

ABSTRACT
Preservation program is activity of prevention, maintenance, and repair needed to preservation road condition to keep functioning optimally to serve the traffic and conducted once a year in early semester. The final report aims to determine the priority of national road preservation. The selected national roads are Daan Mogot Street, Ciputat Raya Street, Kartini Street, and TB.Simatupang Street as case study. Using secondary data that is the value of IRI, traffic volume, and type of road preservation. Data processed using SPSS 23 program with classical regression assumption test such as residual normality test, multicolliniearity test, heteroskedasitas test, pearson correlation test, and multiple linier regression analysis. Model is obtained between the value of IRI with traffic volume and type of road preservation for each road segment. The priority of the national road preservation is based on the value of IRI from the big to the small one, namely TB.Simatupang Street first priority, Ciputat Raya Street second priority, Kartini Street third priority, and Daan Mogot Street fourth priority."
2017
S69427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabilla Putri
"ABSTRAK
Trip development dan urban sprawl telah lama menjadi masalah perkotaan. Seringkali bentuk perkembangan memusat (nodal development) dipilih untuk menjadi solusi penyelesaian masalah tersebut. Koridor T.B. Simatupang ? Kartini saat ini sedang mengantisipasi perubahan yang dapat terjadi setelah Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta rampung dan Transit Oriented Development (TOD) diimplementasikan. Namun, apabila melihat kondisi lapangan saat ini, apakah mungkin Koridor T.B. Simatupang ? Kartini dikembangkan sebagai kawasan Transit Oriented Development? Apakah akan terdapat perbedaan antara kondisi nyata dan konsep teoritikal? Dengan pentingnya konteks pada masing-masing ruang kota, tentunya akan terdapat banyak perbedaan dalam proses penerapan TOD pada koridor T.B. Simatupang - Kartini, baik pada transformasi fisik maupun non-fisik (liveliness). Hingga saat ini, koridor tersebut mengalami perkembangan secara linear, namun kedepannya akan dikembangkan secara memusat untuk menjadi kawasan yang compact dan memiliki berbagai fungsi (mixed-use). Skripsi ini akan membahas kondisi jalan menjelang selesainya proyek MRT Jakarta berdasarkan teori mengenai jalan dan Transit Oriented Development. Temuan dari skripsi ini ialah; untuk mendorong transformasi yang baik dan menghadirkan liveliness, diperlukan beberapa evaluasi mengenai elemen fisik dan persyaratan tambahan.

ABSTRAK
Strip development and urban sprawl have been urban problems for a long time. So many times nodal development is chosen to be the solution. T.B. Simatupang-Kartini Corridor is currently anticipating the change that could happen after the Jakarta Mass Rapid Transit (MRT) Project is finished and the Transit Oriented Development (TOD) is implemented. But if we look at today conditions on site; is it possible for T.B.Simatupang ? Kartini Corridor to be a Transit Oriented Development? Are there any possible differences from the theoretical concept of it? Of course, since the context does matter, many differences emerge from the implementation process of TOD. The transformation and the changes in liveliness will surely occur in T.B. Simatupang ? Kartini Corridor; as it is an area developed without particular planning. It is experiencing the linear growth, which today is expected to be a compact, mixed-use neighborhood. The thesis will examine the current street performance prior to the MRT Jakarta Project based on theories regarding streets and Transit Oriented Development. The findings suggest that; in order to encourage a good transformation and provide liveliness, there are some evaluations regarding physical elements and additional requirements needed.
"
2016
S63164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqamah
"Peningkatan jumlah kendaraan di Kota Bekasi, menyebabkan pencemaran PM10. Hal ini diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk yang berdampak pada alih fungsi lahan seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH). Jumlah RTH Kota Bekasi tahun 2012 sekitar 10,95%.. Keberadaan RTH dapat menurunkan PM10 di udara melalui fungsi daun yang dapat menyerap dan mengendapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh RTH terhadap konsentrasi PM10 dan risikonya terhadap kesehatan. Metode yang digunakan yaitu analisis risiko kesehatan lingkungan, mengestimasi risiko kesehatan non karsinogenik pajanan PM10. Dipilih dua lokasi jalan raya yang berbeda berdasarkan cakupan ruang terbuka hijau tertinggi (Jati Kramat, Kecamatan Jati Asih) dan terendah (Kaliabang, Kecamatan Medan Satria). Sampel lingkungan dan populasi diambil sebanyak 3 titik di Jalan Raya Jati Kramat dan 3 titik di Jalan Raya Kaliabang. Setiap titik diukur pada jarak 1 dan 100 meter dari jalan raya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi PM10 di Jati Kramat lebih rendah dan di bawah baku mutu, penurunan PM10 di Jalan Raya Jati Kramat lebih besar dibandingkan Jalan Raya Kaliabang. Risiko kesehatan non-karsinogenik daerah Jati Kramat baik real time maupun life span lebih besar, hal ini dikarenakan lebih besarnya nilai asupan pajanan. Manajeman risiko yang dipilih adalah dengan menambah ruang terbuka hijau untuk menurunkan konsentrasi PM10.

Increasing vehicle in Bekasi caused PM10 pollution. In addition, increasing of population can impact the land function like green space. Percentage of green space in 2012 about 10,95%. The existence green space can reduce PM10 because leaf will absorbs and precipitates. This study aims to determine the effect of green space to the concentrastion of PM10 and health risk of population. Method study uses enviromental health risk analysis for estimating health risk non-carcinogenic of PM10 exposure. Choosed the different location based on percentage of green space highest (Jati Kramat, Jati Asih) and lowest (Kaliabang, Medan Satria). The environment and population sample was selected 3 points on Jati Kramat Highway and 3 points on Kaliabang Highway. All points was observed at 1 meter and 100 meters from street. The Result refers that concentration PM10 on Jati Kramat is lower and still under standart, in additional PM10 decrease on Jati Kramat more significant (p-value 0,007) than Kaliabang (P-value 0,024). Health risk non-carcinogenic on Jati Kramat in real time or life span is higher, it caused the value exposure intake is high. Risk management was choosed is reduce the exposure PM10 by adding green space on this location."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Esther Grace Thina
"Kebisingan merupakan salah satu dampak negatif dari penggunaan kendaraan bermotor. Semakin tinggi jumlah kendaraan bermotor, maka dampak kebisingan akan semakin besar. Oleh karena itu, pemodelan dibutuhkan untuk memprediksi peningkatan nilai kebisingan di suatu lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan nilai koreksi kebisingan berdasarkan volume kendaraan dengan mempertimbangkan gradien jalan. Variabel bebas yang akan digunakan adalah volume kendaraaan dan gradien jalan, sedangkan variabel terikat adalah nilai koreksi kebisingan. Pemodelan pada penelitian ini, akan berpacu pada buku Calculation of Road Traffic Noise dan analisis kesesuaian baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan KEP-48/MENLH/11/1996. Pemodelan nilai koreksi tingkat kebisingan berdasarkan volume kendaraan pada gradien jalan -0,9 sampai 5,6 adalah y = 5.4167ln(x) - 41.618, dan pada gradien 1,5 sampai 2,1 adalah y = 2,7865ln(x) – 20,545. Pemodelan nilai koreksi kebisingan berdasarkan gradien jalan -0,9 sampai -5,6 adalah y = -0,2113x-0,3047 dan gradien jalan 1,5 sampai 2,1 adalah y = 0,5387 x – 0,1462.

Noise pollution is one of the negative impacts of motor vehicle use. The higher the number of motor vehicles, the greater the noise pollution. Therefore, modeling is needed to predict the increase in noise levels at a particular location. This study aims to model the noise correction value based on vehicle volume by considering the road gradient. The independent variables to be used are vehicle volume and road gradient, while the dependent variable is the noise correction value. The modeling in this study will be based on the book "Calculation of Road Traffic Noise" and the analysis of the conformity of noise level quality standards based on KEP-48/MENLH/11/1996. The noise correction value modeling based on vehicle volume on a road gradient from -0.9 to 5.6 is y = 5.4167ln(x) - 41.618, and on a gradient from 1.5 to 2.1 is y = 2.7865ln(x) - 20.545. The noise correction value modeling based on road gradient from -0.9 to -5.6 is y = -0.2113x - 0.3047, and on a road gradient from 1.5 to 2.1 is y = 0.5387x - 0.1462."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Alvin Faiz Bara Mentari
"Jalan Raya Daan Mogot-Pesing Kota Jakarta Barat merupakan jalan raya yang memiliki fungsi vital karena dikelilingi perumahan, industri, pasar, menghubungkan dua kota besar (Jakarta Barat dan Tanggerang), serta merupakan jalan raya yang memiliki titik konsentrasi PM2.5 tertinggi dengan 298 µg/m3 berdasarkan data IQair. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang dapat menganalisis risiko kesehatan terhadap masyarakat yang tinggal disekitarnya akibat pajanan PM2.5. Penelitian ini menggunakan metode ARKL dengan sampel udara pada 4 titik pengukuran dan sampel subjek sebanyak 96 responden. Pengambilan sampel udara menggunakan alat Dusttrak sedangkan pengambilan data sampel subjek dilakukan dengan wawancara. Berdasarkan hasil pengukuran PM2.5 pada 4 titik pengukuran, terdapat 3 titik yang konsentrasinya telah berada diatas baku mutu PP No.22 tahun 2021 pada titik 2 dengan 73,8 µg/m3, titik 3 dengan 57,2 µg/m3, dan titik 4 dengan 155,4 µg/m3. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan data rerata berat badan responden 59,5 kg, umur 44,5 tahun, waktu pajanan 24 jam/hari, frekuensi pajanan 350 hari/tahun, dan durasi pajanan 20 tahun. Intake realtime dan lifetime tertinggi berada pada titik 4 pengukuran dengan konsentrasi maksimum 0,03 mg/kg/hari dan 0,05 mg/kg/hari. RQ realtime dan lifetime tertinggi berada pada titik 4 dengan nilai maksimum 1,74 dan 2,61. Dibutuhkan manajemen risiko yang dapat menanggulangi titik dengan kategori berisiko diantaranya edukasi penggunaan masker, menanam tanaman penyaring debu dalam rumah, peningkatan gizi, serta penghijauan jalan raya.

Daan Mogot-Pesing road of West Jakarta is a highway that has a vital function because it is surrounded by housing, industry, markets, connects two big cities (West Jakarta and Tangerang), and is a highway that has the highest PM2.5 concentration point with 298 µg/m3 based on IQair data. Therefore, a study is needed that can analyze the health risks to the people who live around them due to PM2.5 exposure. This study used the EHRA method with air samples at 4 measurement points and a sample of 96 respondents. Air samples were taken using the Dusttrak tool while the subject sample data was collected by interview. Based on the results of PM2.5 measurements at 4 measurement points, there are 3 points whose concentrations are above the PP No. 22 of 2021 quality standards at point 2 with 73.8 µg/m3, point 3 with 57.2 µg/m3, and point 4 with 155.4 µg/m3. Based on the interview results, the average respondent's body weight was 59.5 kg, age 44.5 years, exposure time 24 hours/day, exposure frequency 350 days/year, and exposure duration 20 years. The highest realtime and lifetime intakes were at point 4 of measurement with a maximum concentration of 0.03 mg/kg/day and 0.05 mg/kg/day. The highest realtime and lifetime RQ is at point 4 with a maximum value of 1.74 and 2.61. Risk management is needed that can address points with risk categories including education on using masks, planting dust filter plants in the house, improving nutrition, and planting plants around the road."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Namirah Zahra
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas bagaimana kajian spasial pejalan kaki terhadap kontestasi maknajalan dan fungsi ruang jalan dengan melihat konteks ruang jalan di Tanah Abang.Memahami realita kota Jakarta, khususnya Tanah Abang dengan pendekatan messyurbanism, bahwa kondisi kota dan masyarakatnya tidak jauh berbeda dengan kota GlobalSouth dimana salahsatu kararkteristiknya ruang jalan tidak hanya digunakan untukkendaraan tetapi juga fungsi lain yang melibatkan aktor informal. Jalan Jatibaru menjadiruang pertemuan beragam aktor/kepentingan/pengguna diantaranya; pejalan kaki dari/keStasiun Transit Tanah Abang; PKL; mikrolet. Pergerakan barang, orang dan kendaraanmemberikan kontestasi pemaknaan dan fungsi jalan antar pengguna didukung denganmelihat sejarah jalan sebagai ruang sosial dengan beragam aktor menggunakan ruangjalan. Pembahasan mencakup tentang ruang sosial, messy urbanism, traffic evaporation,jalan sebagai ruang publik, persaingan pejalan kaki dan automobile terhadap ruang jalanpublik. Metode yang digunakan diantaranya etnografi spasial, metode pendekatan emik,dan pemetaan ruang dan waktu serta foto untuk menelusuri praktik spasial penggunaterhadap kontestasi makna dan fungsi ruang Jalan Jatibaru melalui pemetaan penggunadan narasi spasial pejalan kaki. Kepentingan/pengguna yang menjadi fokus pemetaanadalah pejalan kaki, mikrolet, PKL, dan pemerintah.

ABSTRACT
This thesis discusses how pedestrian defines contestation meaning of street and itspurpose by experiencing it in Tanah Abang. Understanding the realities of Jakarta,particularly Tanah Abang by using messy urbanism approach, that city and its people arenot distant from Global South cities where one of the characteristics is street space notonly used for the automobile but also another function involve informal actor. Jatibarustreet becomes a meeting space by diverse actors user pedestrian from to Tanah Abangtransit station hawkers mikrolet. The movement of goods, people, and vehicle give themeaning and purpose between street user supported by seeing street history as socialspace with diverse actors are using its space. The discussion over social space, messyurbanism, traffic evaporation, street as public space, contestation between pedestrian andautomobile to a public street. Methods are used through spatial ethnography, emicapproach, space time mapping also taking photos for investigating user rsquo s spatial practiceof contesting meaning and function of Jatibaru street through user mapping andpedestrian rsquo s spatial narrative. The interest of objective observation is pedestrian, mikrolet,hawkers, and government authority."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Djati Suryo Prameswari
"Arsitektur dapat hadir secara permanen maupun temporer. Arsitektur temporer sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari lewat berbagai macam bentuk, mulai dari arsitektur portabel pasca bencana, panggung hiburan, pameran maupun dalam festival. Kehadiran suatu bentuk arsitektur temporer mengubah pengalaman ruang di suatu ruang yang telah ada sebelumnya. Melalui arsitektur temporer, suatu tempat kembali didefinisikan dalam kurun waktu yang terbatas dan tidak tetap. Pengadaannya hanya dalam durasi tertentu karena pertimbangan siklus dan manajemen waktu.
Arsitektur temporer ini, dapat diadakan di mana saja, salah satunya di jalan. Bentuk dari arsitektur temporer di jalan bisa berupa benda-benda dekoratif saja ataupun struktur yang melibatkan aktivitas di dalamnya. Ruang jalan kembali dimaknai dan dialami secara berbeda saat arsitektur temporer diadakan di dalamnya. Makna jalan pun berubah, dari ruang sirkulasi kota menjadi suatu ruang dan tempat warga kota bersosialisasi.

Architecture can be presented permanently and temporarily. Temporary architectures are often encountered in everyday life through a variety of forms, ranging from post-disaster portable architecture, performance stage, exhibitions as well as in the festival. The presence of temporary architecture changed the experience of space that has already existed before. Through temporary architecture, a place is re-defined in the limited time period and not permanently. The procurement is only in specific duration due to the time cycle and time management.
These temporary architectures can be held anywhere including on street. Forms of temporary architecture on the street can be just decorative objects or structures that involve activities in it. Street space is re-interpreted and experienced differently when temporary architecture is created there. The meaning of the street is transformed, from the circulation space of the city into a space and place where people gather and socialize.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43558
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rany Nasir
"Shopping Sfree! merupakan suatu bentuk daerah komersil yang cukup scring dilcmukan. Menipakan sualu hal yang menarik jika keheradaannya juslru menimbulkan masalah. Untuk memperbaikinya dibutuhkan pengcrtian dari semua pihak.
Pemerintah tentu menginginkan suatu penataan kota yang baik_ Mereka melakukan berbagai usaha untuk mcwujudkannya. Demikian juga halnya dengan pcnataan sualu Slmpping Street, contohnya adalah Shopping Sn-ee: di Jalan Dewi Sartika, Depok, yang tetap saja bertahan walaupun selalu digusur untuk dipindahkan kc lokasi lain.
Sebenamya Shopping Street tersebut muncul karena lokasi Jalan Dewi Sartika yang sangat dekat dengan permukiman penduduk dan pcnduduk yang tinggal di sisi Jalan Dewi Sartika mencoba membuka usah berupa warung-warung kecil yang mendukung semakin ramainya Jalan Dewi Sartika oleh wanmg-warung yang kemudian berkembang menjadi kios. Jurnlah kios tersebut semakin larna semakin banyak. Hal ini mcngundang pedagang lain untuk turut serta menjual dagangannya di sisi Jalan Dewi sartika. Para pedagang tcrsebut adalah pedagang kaki lima yang menggelar barang dagangannya di tempat-tempat yang masih kosong dan mereka amggap paling slrategis untuk berjualan.
Dengan semakin banyaknya pedagang kaki lima yang bezjualan di sisi Jalan Dewi Sartika maka scmakin banyak ruang yang dibutuhlcan olch para pedagang tersebut untuk berjualan Lama kelamaan jalan yang tadinya bertimgsi sebagai jalur kendaraan bermotor terpakai oleh para pedagang kaki lima tersebut untuk berjualan.
Pihak pemerintah mengambil tindakan dengan menertibl-:an para pedagang tersebut dan melarangnya berjualan di lokasi yang dilalui oleh kendaraan. Bahkan mereka menyediakan suatu lokasi baru yang dianggap cukup cocok untuk para pedagang tersebut. Hanya Saja pihak pemerintah tidak mempertimbangkan hal-hal yang
mendukung para pedagang kaki lima unluk tetap berjualan di sepanjangjalan Dewi Sartika.
Mereka hanya menyediakan suatu lokasi baru yang diangap tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas di kota Depok dengain tidal-c mempertimbangkan kerugiari yang diderita oleh para pedagang akibat lokasi baru yang jauh dari pcrmukiman penduduk dan kurang cocok di gunakan sebagai lcmpal hcrdagang"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Purwitasari
"Latar Belakang: Asma merupakan penyakit respirasi kronik yang terjadi sebesar 1-18 pada seluruh populasi di berbagai negara. Pada beberapa dekade terakhir ini prevalens asma meningkat di dunia. Penyebab peningkatan prevalens asma tidak terlepas dari faktor pencetus yang mendasari. Risiko asma pada petugas kebersihan telah banyak dilaporkan pada beberapa penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalens asma pada penyapu jalan raya di Jakarta. Metode: Desain penelitian ini yaitu potong lintang pada penyapu jalan raya di 5 wilayah kota Jakarta. Pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dengan melakukan pemeriksaan spirometri berdasarkan Pneumobile Project Indonesia, uji bronkodilator, uji variabilitas, wawancara menggunakan kuesioner Asthma Screening Questionnaire ASQ dan Asthma Control Test ACT . Kriteria inklusi adalah laki-laki dan perempuan berumur 15-60 tahun, mengisi inform consent dan masa kerja ge; 2 tahun.Hasil: Hasil dari penelitian ini terdapat 5 orang yang terdiagnosis asma. Prevalens asma pada penyapu jalan raya di Jakarta yaitu 3,2 .Kelompok terbanyak dengan status asma yaitu perempuan 4 orang 80 , umur > 40 tahun 80 , masa kerja le; 10 tahun sebanyak 4 orang 80 , status gizi lebih banyak dengan IMT ge; 25 gizi lebih sampai obesitas 4 orang 80 , bukan perokok sebanyak 4 orang 80 , tidak memakai APD 80 , mempunyai riwayat asma pada keluarga 3 orang 60 dan tidak mempunyai riwayat atopi 3 orang 60 . Riwayat asma pada keluarga merupakan faktor yang bermakna secara statistik terhadap status asma pada penyapu jalan di Jakarta p=0,00 .Kesimpulan: Riwayat asma pada keluarga merupakan faktor yang bermakna secara statistik terhadap status asma pada penyapu jalan di Jakarta p=0,00 . Prevalens asma pada penyapu jalan raya di Jakarta yaitu 3,2 .Kata Kunci: Penyapu jalan, prevalens, asma

Background Asthma is a common, chronic respiratory disease affecting 1 18 of the population in different country. In the last decades, a continuous increase in the prevalence of asthma has been observed worldwide. An increase prevalence of asthma depends on the underlying factors. Excess risk of asthma among cleaning workers has been reported in a number of general population studies. The aim of this study was to determine the prevalence of asthma among street sweepers in Jakarta.Method This research design is cross sectional with the subject are street sweepers in Jakarta Indonesia. Sample collection using a cluster sampling through spirometry examination based on Pneumobile Project Indonesia, bronchodilator test, variability test, questionnaire of Asthma Screening Questionnaire ASQ and Asthma Control Test ACT . The inclusion criteria are male and female, signed an inform consent, 15 60 years old and work period ge 2 years.Results The result of this study that there are 5 subjecs being diagnosed of asthma. The prevalence of asthma among street sweepers in Jakarta is 3,2 . The largest group with status asthma are female 80 , age 40 years old 80 , working time le 10 years 80 , BMI ge 25 80 , non smoker 80 , work without mask 80 , family history of asthma 60 and without history of atopy 60 . There was a statistically significant relationship between family history of asthma and asthma status in this study p 0,00 .Conclusion There was a statistically significant relationship between family history of asthma and asthma status in this study p 0,00 . The prevalence of asthma among street sweepers in Jakarta is 3,2 .Keyword asthma, prevalence, street sweeper"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T57634
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Hidayatullah
"ABSTRAK
Keselamatan lalu lintas merupakan salah satu dampak akibat transportasi. Defisiensi ketersediaan infrastruktur jalan dan fasilitas keselamatannya dan tingginya kompleksitas lalu lintas pada suatu simpang menimbulkan tingginya potensi terjadinya kecelakaan. Studi ini dilakukan pada simpang tidak bersinyal yang memiliki kompleksitas cukup tinggi, pada Jalan Raya Lenteng Agung. Lokasi penelitian dilakukan di Jalan Raya Lenteng Agung dengan persimpangan tak bersinyal asimetris. Metode yang akan digunakan untuk meningkatkan keselamatan adalah TCT Traffic Conflict Technique Swedish. Metode ini dikembangkan oleh Universitas Lund, Swedia dan telah diterapkan pada negara-negara berkembang. Penerapan metode ini dengan menganalisa jumlah kecelakaan yang diperkiraan akan terjadi preventive bukan berdasarkan pada kecelakaan yang telah terjadi curative . Metode TCT ini mengklasifikasikan jenis konflik menjadi dua yaitu serious conflict dan non-serious conflict. Berdasarkan analisis didapatkan jenis konflik memotong paling banyak terjadi yaitu 63,8 dari total konflik 152 konflik. Untuk mengurangi konflik yang terjadi diperlukan solusi, yaitu penambahan zebra cross, pembuatan pulau-pulau, pembuatan garis ganda menerus ndash; putus-putus , pembuatan separator, dan marka tanda.

ABSTRACT
Factors issues in developing countries is transportation safety about the infrastructure that is always developed. And the infrastructure is compounded by their intersection is not signalized asymmetrical coupled to a railway line which is parallel to the road conditions thus causing potential conflicts that can lead to accidents. The purpose of this study to analyze the pattern of movement of intermodal transport and types types of conflicts as well as the solutions that will be given to improving safety at asymmetric not signalized intersections. The location of this research is done on Highway Lenteng General with intersection is not signalized asymmetrical. The method that will be used to improve safety are TCT Traffic Conflict Technique Swedish. This method was developed by the University of Lund, Sweden and has been applied to developing countries. This method is analyzing the number of accidents that estimated will occur preventive but doesn rsquo t based on accidents that have occurred curative . In TCT method classified the type of conflict into two, serious conflic and non serious conflict conflict. Based on the analysis we found the type of conflict most common in 63.8 of the total conflict 152 conflict . To reduce the conflict required a solution, such as the addition of a zebra crossing, the manufacture of the islands, the manufacture of double lines continuous dashed , the manufacture of the separator, and marks the sign."
2016
S66750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>