Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosita
"Hakkō ichiu adalah ideologi yang digunakan Jepang untuk memperluas Kekaisarannya. Hakkō ichiu dipakai sebagai alasan untuk mengekspansi negara lain dengan dalih persaudaraan yang mengatasnamakan takdir absolut Kaisar. Kegigihan Jepang untuk mewujudkan wilayah Kekaisarannya terbukti dari banyaknya kuil Shinto yang dibangun di luar Jepang. Selain itu, barisan militer dan Kempeitai polisi militer juga dikerahkan Jepang untuk mengamankan internal Jepang serta memperluas Kekaisarannya di wilayah jajahan eksternal . Militer ditanamkan dengan nilai bushido untuk mengabdi kepada Kaisar agar berani berperang, begitu juga Kempeitai yang tugasnya menginvestigasi kaum anti-Jepang. Namun, praktek Hakkō ichiu dalam militer dan Kempeitai sangat bertolak belakang dengan asas persaudaraan yang telah dipropagandakan menjelang Perang Dunia II. Ketika Perang Dunia II, perlakuan Jepang semakin kejam terhadap para tawanannya, dan meninggalkan luka mendalam di negara-negara bekas jajahannya, khususnya di Cina. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui kesesuaian ideologi Hakkō ichiu berasas persaudaraan dengan praktek invasinya. Metode yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil dari penelitian diharapkan mampu mengisi kekurangan dari penelitian sebelumnya dan turut memperkaya ilmu pengetahuan di bidang studi Jepang.

Hakkō ichiu was Japanese ideology that used to expand its imperium. In the name of Lord, Hakkō ichiu was used as a tool to excuse for ldquo Old Brother rdquo propaganda to make expansion. Japan rsquo s ambition could be seen from plentiful Shinto shrines that built in abroad to create its imperium. Beside that, Japan mobilized military lines and Kempeitai military police to guard internal Japan and extended its imperium in occupied territories outside external Japan . In the service of the Lord, military was indoctrinated by bushido spirit for the sake of entering battleships and so did Kempeitai to investigate suspected persons who denied Japanese imperium. In fact, the using of Hakkō ichiu in military and Kempeitai did not run properly as they propagandized towards World War II. In World War II, Japanese atrocities against prisoners became ruthless more and more. It left horrible memories in occupied territories especially in China. The objective of this research is to acknowledge the conformity of Hakkō ichiu propaganda as ldquo Old Brother rdquo and its implementation in occupied territories towards and during World War II. The method used literature reviews. The research hopefully results new perspective than other perpectives used before and contributes the science for Japanese education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2007
940.3 LEG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Institute of Southeast Asian Studies, 2007
940.54 LEG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Prisma Astuti
"ABSTRACT
Penelitian ini membahas peran pemerintah Jepang dalam mengupayakan mobilisasi ekonomi untuk perang serta sektor-sektor ekonomi yang dikerahkan untuk menopang Perang Lima Belas Tahun 1931-1945. Penelitian ini berfokus pada analisis mobilisasi ekonomi terutama dalam bidang industri berat terkait kebutuhan militer. Wilayah yang menjadi perhatian utama dalam konteks bahasan ini adalah wilayah Jepang serta wilayah-wilayah di kawasan Asia Timur yang berada di bawah pengaruh Jepang seperti Manchuria dan Korea. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah Jepang berperan sebagai pengendali berbagai sektor ekonomi strategis terutama yang berhubungan dengan produksi militer selama masa perang. Sektor-sektor industri yang dikerahkan untuk perang mencakup industri berat seperti perkapalan, automobil, dan persenjataan. Untuk mencapai target produksi, pemerintah Jepang juga mengerahkan tenaga kerja dari wilayah-wilayah yang berada di bawah kekuasaannya seperti Korea.

ABSTRACT
This study discusses the role of the Japanese government in seeking economic mobilization for war as well as the economic sectors that are deployed to support the Fifteen Years War 1931 1945. This study focuses on the analysis of economic mobilization especially in the areas of heavy industry related to military needs. This study discusses the role of the Japanese government in seeking economic mobilization for war as well as the economic sectors that are deployed to support the Fifteen Years War 1931 1945. This study focuses on the analysis of economic mobilization especially in the areas of heavy industry related to military needs. Areas of major concern in this context are Japan and East Asia regions under Japanese influence such as Manchuria and Korea. The results of this study show that the Japanese government acted as the controlling of various strategic economic sectors especially those related to military production during wartime. The industrial sectors that are deployed for war include heavy industries such as shipping, automobiles, and weapons. To achieve production targets, the Japanese government also mobilized labor from areas under its control such as Korea"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Rismayanti
"Tesis ini merupakan hasil dari penelitian bidang kejepangan yang difokuskan pada penelitian bidang sosial dan sejarah, dengan sedikit menyinggung bidang politik dan hukum. Latar belakang tesis ini adalah Jepang pada masa perang Asia Pasifik 1931-1945 yang kental dengan semangat militerisme. Pada masa itu Jepang mulai mengobarkan perang atas Cina, dan atas dorongan dari kaum militer, perang dengan Cina terus berlangsung dan semakin meningkat., hingga akhirnya Jepang berhadapan dengan kekuatan AS dan Sekutu. Dunia politik dan pemerintahan, beserta seluruh implementasi dari kebijakan yang dihasilkan merupakan kepanjangan tangan dari pihak militer masa itu. Dengan demikian, kondisi kehidupan sosial masyarakat Jepang juga tak dapat terlepas dari militerisme. Bahkan, banyak pakar yang mengatakan bahwa Jepang adalah contoh negara yang berhasil mengembangkan militerisme ke seluruh lapisan masyarakat untuk memperoleh dukungan dalam melakukan ekspansi dan peperangan.
Akan tetapi, ditengah kentalnya militerisme Jepang pada masa itu, dalam teks Kike Wadatsumi no Koe penulis menemukan hal yang berbeda. Kike Wadatsumi no Koe adalah kumpulan tulisan berupa catatan harian, surat-surat pribadi, surat wasiat, maupun berupa puisi yang ditulis oleh para mahasiswa Jepang yang dikirim ke medan perang. Dalam tulisan tersebut didapati banyak pandangan yang tidak setuju terhadap sikap dan kebijakan militer Jepang, dan kelompok yang tidak setuju ini merupakan golongan yang dominan. Sementara itu, pandangan sebagian kecil dari mereka menyiratkan kesan "setuju" secara tidak langsung. Penulis menyebutnya secara tidak langsung karena mereka tidak berbicara mengenai substansi dari sikap dan kebijakan militer, melainkan hanya mengungkapkan rasa bangga dan terhormat untuk melakukan sesuatu bagi tanah air mereka tercinta."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munifah Sukma Zahara
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang film Kaze Tachinu dengan fokus kepada teknologi alat perang yang digunakan Jepang pada masa Perang Dunia II. Tujuan dari penelitian ini untuk menunjukkan bahwa film Kaze Tachinu sebagai media untuk mengkritik teknologi yang Jepang gunakan pada masa perang dunia II. Data yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari salah satu film animasi Studio Ghibli berjudul Kaze Tachinu (2013). Agar analisis data terlihat dengan jelas, dilakukan pendeskripsian berdasarkan dialog dan beberapa adegan, lalu dianalisis dengan mengategorikan bagian realita dan fantasi di dalam film. Analisis yang dilakukan dalam penelitian menggunakan konsep fantasi dalam kesusastraan Jepang modern milik Susan J. Napier. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa teknologi pesawat yang digunakan Jepang pada masa perang justru membawa Jepang pada kehancuran.
Sedangkan penggunaan fantasi di dalam karya ini adalah sebagai bentuk subversif terhadap teknologi pesawat yang menghancurkan. Dengan demikian, keberadaan film ini dapat dimaknai sebagai kritik teknologi pada masa Perang Dunia II di Jepang.

ABSTRACT
This paper discusses film Kaze Tachinu by focusing on technology used by Japan during World War II. The objectives of this paper was to show that Kaze Tachinu was used as a medium to criticize the technology that Japan used during World War II. The data for this paper was collected from one of the animated films made by Studio Ghibli entitled Kaze Tachinu which was released in 2013. In order
to obtain the objectives of this research, the data was analyzed by describing dialogues and scenes, then analyzed bycategorizing which parts is reality and fantasy in the film. The analysis of this research used Fantasy Theory in modern Japanese literatures from Susan J. Napier. The results of this analysis show that aircraft technology used by Japan during the war were actually brought Japan to destruction. While the fantasy part in this film used as a form of subversity towards its destructive technology. Thus, the existence of this film functioned as a criticism of technology during World War II in Japan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Halliday, Jon
Harmondsworth: Penguin Books, 1974
330.95 HAL j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ben Haryo Himawanto
"Tesis ini membahas mengenai kesetiaan warganegara Amerika keturunan Jepang (juga dikenal sebagai Japanese American) selama Perang Dunia Ke II. Pada saat terjadinya Perang Dunia II, Pemerintah Amerika sedang berperang dengan Kekaisaran Jepang. Fakta sejarah menunjukkan bahwa selama peperangan tersebut berlangsung, tidak ada warganegara Amerika keturunan Jepang yang terbukti di pengadilan telah melakukan pengkhianatan terhadap negara Amerika (Bailey 1978:27). Bahkan, Nisei Battalion, yaitu batalion tentara Amerika yang seluruhnya terdiri atas prajurit keturunan Jepang, bertempur secara berani di pihak Amerika, dan menjadi batalion yang paling banyak menerima tanda jasa dari pemerintah Amerika selama Perang Dunia Ke II. Padahal, di masa Perang Dunia Ke II berlangsung, pemerintah Amerika menginternir ratusan ribu warga Japanese American di kamp-kamp interniraa Dan kondisi masyarakat Amerika di masa itu masih sangat diskriminatif terhadap kaum imigran kulit berwama, termasuk para keturunan Jepang.
Sucheng Chan (1991: xis) mengatakan bahwa para imigran dari Asia membuat mekanisme survival untuk dapat mempertahankan hidup di Amerika. Untuk dapat menyesuaikan dengan masyarakat Amerika, mereka harus berusaha untuk berasimilasi kedalam masyarakat Amerika yang pada masa itu didominasi oleh golongan WASP (White Anglo Saxon Protestant). Jika dilihat dari teori asimilasi Milton M. Gordon, mama kaum kulit berwarna ini di masa itu tidak akan bisa terasimilasi secara sepenuhnya kedalam masyarakat Amerika, karena tatanan masyarakat di masa itu tidak memungkinkan asimilasi secara menyeluruh.
Dengan menggunakan metode perpustakaan, yaitu dengan meneliti fakta-fakta sejarah yang ada, make penulis berkesimpulan bahwa kesetiaan yang ditunjukkan oleh warganegara Amerika keturunan Jepang (juga dikenal dengan istilah Japanese American) di waktu itu adalah salah satu contoh dari mekanisme untuk survival sebagaimana yang telah dinyatakan oleh Chan diatas. Tekad ini, diwujudkan dalam usaha mereka untuk berasimilasi dengan masyarakat Amerika, yaitu dengan cara menjadi orang Amerika yang setia. Hal ini misalnya tercermin dalam pemyataan James Sakumoto, salah satu ketua JACL (Japanese American Citizens League) , bahwa kaum Nisei (warganegara Amerika Serikat keturunan Jepang generasi ke dua) harus berusaha untuk "make their contribution to the greatness of American life". (Takaki 1989:223). Mengingat tatanan masyarakat di masa itu yang tidak memungkinkan mereka untuk terasimilasi secara sepenuhnya, maka menurut penulis, bukan proses asimilasinya itu sendiri yang menyebabkan mereka bersetia kepada pemerintah Amerika. Yang terjadi adalah justru sebaliknya, bahwa kesetiaan yang mereka tunjukkan adalah bagian dari usaha mereka untuk berasimilasi dengan masyarakat Amerika, sebagai sebuah mekanisme survival yang mereka tempuh demi melestarikan kelangsungan hidup mereka di tanah Amerika.

This thesis investigates the loyalty of the Japanese-Americans during World War II, where the American Government is at war with the Empire of Japan. It is established as a historical fact that no Japanese-American was ever proven to be guilty of treason against the United States of America (Bailey 1978:27). In fact, the Nisei Battalion, a Battalion of US Soldiers which were composed entirely of Japanese-Americans, fought bravely at the side of the US, and went on to be the most decorated combat unit during World War II. Ironically, at the same time during World War II, the American Government interned hundreds of thousands of Japanese-Americans in concentration camps. And the American (WASP) society at that time behaves in a very discriminatory manner towards the colored minority, including the Japanese Americans.
Sucheng Chan (1991:xiv) said that the Asian immigrants who chose to stay in the USA had to fashion their own mechanism to ensure their own survival. To be accepted by the Americans, they must make a strong effort to be assimilated into the American society, which, at that time, are still dominated by the WASP community. However, if we use Milton M. Gordon's theories of assimilation in American life, we can conclude that the conditions of those days does not permit the colored minority to be fully assimilated into the American society.
By using the qualitative method, which is done by analyzing existing historical facts in the library, this writer concludes that the loyalty of the Japanese Americans at that time can be considered as one of the mechanism of survival as stated by Sucheng Chan. They tried hard to be accepted into the American society by showing their efforts to be recognized as loyal American citizens. These efforts can be seen from the statements of James Sakumoto, one of JACL (Japanese American Citizens League) leader at that time, that the Nisei (second generation American citizens) must strive to "make their contribution to the greatness of American life". (Takaki 1989:223). Therefore, This writer also concludes that it is not the process of assimilation itself which caused the Japanese-Americans to become loyal to the US government, but the loyalty that the Japanese-Americans were showing was a part of their efforts to become assimilated into the American society, and thus to ensure their survival in American soil.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Jandrio
"Artikel ini bertujuan untuk merekonstruksi pertempuran Kursk sebagai titik balik Perang Dunia II di front timur. Sumber diperoleh dari beberapa surat perintah pertempuran yang diambil dari arsip Uni Soviet dan buku-buku sejarah. Artikel ini menggunakan metode sejarah untuk menjelaskan unsur kekuatan pasukan Uni Soviet, kepemimpinan dan strategi mereka dalam pertempuran melawan pasukan Jerman. Artikel ini menyimpulkan bahwa dengan kekuatan pasukan Uni Soviet yang besar dan kepemimpinan yang baik, pasukan Uni Soviet mampu bertahan dan menyerang balik pasukan Jerman dalam pertempuran Kursk.

This article aimed to reconstruct the battle of the Kursk as a turning point of World War II on the eastern front. Sources obtained fromsome of the order of battles taken from Soviet Union`s archives and some history books.  This article uses historical methodology to explain the element of Soviet Union`s forces, leaderships and their strategy in the fight against German forces. This article concludes that the massive forces of the Soviet Union and good leaderships are able to defend and counter-attack the German Forces on the eastern front."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>