Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Annisa
"ABSTRAK
Penyakit infeksi erat kaitannya dengan masalah cairan dan elekrolit. Anak dengan masalah cairan dan elektrolit mayoritas akan diberikan terapi cairan dan elektrolit melalui terapi intravena. Pemberian cairan dan terapi melalui jalur intravena memiliki risiko komplikasi, salah satu komplikasi yang paling sering terjadi adalah flebitis. Model asuhan keperawatan konservasi Levine menawarkan konsep yang holistik yang mampu mengatasi masalah tersebut. Asuhan keperawatan model konservasi Levine bertujuan untuk mempertahankan keutuhan individu dengan cara beradaptasi melalui aspek konservasi energi, konservasi integritas struktur, integritas personal dan sosial. Pada masalah flebitis, residen menerapkan penyelesaian masalah dengan pendekatan PICO, menggunakan intervensi kompres air hangat pada anak yang mengalami flebitis. Hasil penerapan EBNP didapatkan bahwa kompres hangat mampu menurunkan derajat flebitis dengan efektif. Model asuhan keperawatan konservasi Levine mampu mengeksplorasi data yang diperlukan untuk masalah cairan dan elektrolit dan dapat diterapkan pada pasien anak di ruang infeksi.

ABSTRACT
Infectious diseases are closely related to fluid and electrolyte problems. Children with fluid and electrolyte problems will be given fluid and electrolyte therapy through intravenous therapy. Giving fluids and intravenous therapy have a risk of complications, one of the most common complications is phlebitis. Levine 39 s conservation nursing care model offers a holistic concept that addresses the problem. This model aimed to maintain the integrity of the individual by adaptation through the conservation of energy, structure, and personal and social integrity. In phlebitis problem, the resident used PICO method approach, using warm water compress in children with phlebitis. The results of EBNP implementation found warm compress can reduce the degree of phlebitis effectively. This model was able to explore the data needed for fluid and electrolyte problems and can be applied to pediatric patients in the infection ward."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Eni Lestari
"ABSTRAK
Ketidakseimbangan nutrisi dan penyakit infeksi merupakan faktor yang saling mempengaruhi. Ketidakseimbangan nutrisi akan menyebabkan penyakit infeksi, sebaliknya penyakit infeksi juga akan menyebabkan anak mengalami ketidakseimbangan nutrisi. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi melalui pendekatan model konservasi Levine serta mengetahui gambaran skrining malnutrisi menggunakan Paediatric Yorkhill Malnutrition Score PYMS . Model konservasi Levine diaplikasikan pada lima kasus kelolaan. Intervensi yang diberikan berdasarkan prinsip konservasi Levine untuk mengatasi masalah yang ditemukan. Hasil evaluasi akhir perawatan dari tropichognosis ketidakseimbangan nutrisi pada kelima kasus menunjukkan masalah dapat teratasi. Metode Evidence Based Nursing Practice menggunakan pendekaatan PICO. Hasil skrining PYMS menggambarkan nilai sensitivitas dan spesifisitas lebih tinggi yaitu 95,7 dan 66,7 . PYMS dapat disarankan untuk digunakan dalam melakukan skrining anak dengan ketidakseimbangan nutrisi.

ABSTRACT
Nutrition imbalances and infectious diseases are mutually influencing factors. Nutritional imbalances will lead to infectious diseases, otherwise infectious diseases will also cause the child to experience nutritional imbalances. This final study was to provide an illustration of nursing care in children with nutritional imbalances through the Levine conservation model approach and know the malnutrition screening using Paediatric Yorkhill Malnutrition Score PYMS . Levine 39 s conservation model was applied to five cases of management. Interventions are given based on Levine 39 s conservation principles to address the problems found. The final evaluation result of treatment of tropichognosis nutritional imbalances in the five cases indicates the problem can be resolved. The Evidence Based Nursing Practice method used the PICO approach. PYMS screening results illustrated a higher sensitivity and specificity of 95.7 and 66.7 . PYMS may be recommended for use in screening children with nutritional imbalances."
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Rayhani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26668
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resyana Yunita
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26589
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desyana Endarti Hendraswari
"Anak usia 0-23 tahun merupakan masa golden period namun sangat rentan mengalami kurang gizi yang akan mengganggu pertumbuhan baik fisik maupun otak anak. Gangguan pertumbuhan pada masa ini bersifat irreversible. Penyakit infeksi menjadi salah satu penyebab langsung anak mengalami kekurangan gizi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan penyakit infeksi (ISPA, diare, kecacingan, campak, TB paru, Pnemonia) dengan wasting dan underweight pada anak usia 0-23 bulan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan design studi cross sectional dengan menggunakan data SSGI 2021 dengan jumlah sampel 32.084 balita. Pada hasil penelitian proporsi underweight 14,32%, wasting 9,56% dan penyakit infeksi 31,54%. Anak dengan riwayat infeksi memiliki risiko 1,03 kali lebih tinggi untuk wasting dibandingkan anak tanpa riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol dengan variabel berat badan saat lahir serta IMD dan tidak bermakna secara statistik. Sedangkan anak dengan penyakit infeksi berisiko 1,1 kali (95% CI:1,00-1,14) lebih tinggi untuk underweight dibandingkan anak tanpa riwayat penyakit infeksi setelah dikontrol dengan variabel usia anak serta berat badan saat lahir dan bermakna secara statistik.

Children aged 0-23 years are the golden period but are very vulnerable to malnutrition which will interfere with the growth of both the physical and brain of the child. Growth disturbance at this time is irreversible. Infectious diseases are one of the direct causes of children experiencing malnutrition. The purpose of this study was to determine the relationship between infectious diseases (ARI, diarrhea, helminthiasis, measles, pulmonary tuberculosis, pneumonia) with wasting and underweight in children aged 0-23 months in Indonesia. This study used a cross-sectional study design using SSGI 2021 data with a total sample of 32,084 toddlers. In the results of the study the proportion of underweight was 14.32%, wasting was 9.56% and infectious disease was 31.54%. Children with a history of infection had a 1.03 times higher risk of wasting than children without a history of infectious disease after controlling for birth weight and IMD variables and were not statistically significant. Meanwhile, children with infectious diseases had a 1.1 times (95% CI: 1.00-1.14) higher risk of being underweight than children without a history of infectious diseases after controlling for the variables of child's age and birth weight and statistically significant."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Citay Lestari
"Leptospirosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Leptospira spp. yang terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Gejala penyakit ini mirip dengan penyakit menular lainnya, membuat diagnosis klinis sulit. Hasil diagnosis klinis didukung oleh serodiagnostik IgM MAT dan LFA, tetapi terbatas hanya pada beberapa layanan kesehatan sekunder. Serodiagnostik ini memiliki kelemahan karena kurang sensitif dan spesifik serta membutuhkan waktu analisis yang lama sehingga metode tersebut kurang tepat untuk deteksi dini leptospirosis. Salah satu metode molekuler seperti PCR dapat menjadi alternatif deteksi dini leptospirosis karena lebih akurat, sensitif dan spesifik. LipL32 dapat digunakan sebagai biomarker karena mampu mendeteksi bakteri patogen penyebab kematian. Deteksi leptospirosis melalui PCR konvensional menggunakan gen LipL32 menggunakan sampel serum darah telah banyak dilakukan di beberapa negara Asia, namun belum ada penelitian serupa di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi leptospirosis melalui metode PCR konvensional menggunakan gen LipL32 menggunakan 30 sampel serum darah pasien RSCM yang secara klinis diduga leptospirosis. Metode yang digunakan terdiri dari isolasi DNA, kuantifikasi konsentrasi dan kemurnian DNA, PCR dan elektroforesis. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 25 sampel positif leptospirosis dan setelah dibandingkan dengan MAT dan LFA IgM menunjukkan bahwa PCR konvensional memiliki sensitivitas yang lebih tinggi (83%) dibandingkan dengan MAT dan LFA IgM.
Leptospirosis is an infectious disease caused by the bacteria Leptospira spp. happening all over the world, including Indonesia. Symptoms of this disease are similar to those of other infectious diseases, making clinical diagnosis difficult. Clinical diagnosis results are supported by IgM MAT and LFA serodiagnostics, but are limited to a few secondary health services. This serodiagnostic has weaknesses because it is less sensitive and specific and requires a long analysis time so that the method is not appropriate for early detection of leptospirosis. One of the molecular methods such as PCR can be an alternative for early detection of leptospirosis because it is more accurate, sensitive and specific. LipL32 can be used as a biomarker because it is able to detect pathogenic bacteria that cause death. Detection of leptospirosis through conventional PCR using the LipL32 gene using blood serum samples has been widely carried out in several Asian countries, but there has been no similar study in Indonesia. This study aims to detect leptospirosis through conventional PCR methods using the LipL32 gene using 30 samples of blood serum from RSCM patients clinically suspected of leptospirosis. The method used consisted of DNA isolation, quantification of DNA concentration and purity, PCR and electrophoresis. The results showed that there were 25 positive samples of leptospirosis and after being compared with MAT and LFA IgM showed that conventional PCR had a higher sensitivity (83%) compared to MAT and LFA IgM."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Ramadhani Putri Wicaksana
"COVID-19 merupakah penyakit menular yang menjadi permasalahan baru di hampir seluruh dunia. COVID-19 telah menginfeksi jutaan orang dan menghilangkan jutaan nyawa di dunia, termasuk di Indonesia. DKI Jakarta yang merupakan ibukota Indonesia menduduki peringkat pertama kasus terkonfirmasi COVID-19 tertinggi dan peringkat kedua kasus kematian COVID-19 tertinggi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kejadian kematian pasien COVID-19 dari aspek demografi, komorbiditas, serta faktor risiko lain di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang dengan analisis univariat dan bivariat. Sumber data penelitian ini berasal dari formulir Penyelidikan Epidemiologi (PE) yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Populasi studi pada penelitian ini adalah seluruh pasien COVID-19 sejak bulan Agustus 2020 hingga bulan Februari 2021 di DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik (p<0,05) antara usia dengan kelompok usia 30-39 tahun (PR 3,318; 95% CI 1,922-5,726), usia 40-49 tahun (PR 6,510; 95% CI 3,848-11,013), usia 50-59 tahun (PR 18,782; 95% CI 11,431-30,862), dan usia ≥60 tahun (PR 50,412; 95% CI 30,965-82,071). Kemudian, pasien berjenis kelamin laki-laki lebih berisiko untuk meninggal dunia dibandingkan dengan pasien perempuan (PR 1,411; 95% CI 1,206-1,650). Lalu, berdasarkan komorbiditas, hipertensi (PR 3,900; 95% CI 2,994-5,081), diabetes mellitus (PR 3,003; 95% CI 1,816-4,967), dan penyakit jantung (PR 6,330; 95% CI 3,866-10,366) memiliki hubungan yang bermakna secara statistik terhadap kematian pasien COVID-19. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk mempelajari mekanisme lebih lanjut terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kematian COVID-19.

COVID-19 is an infectious disease which is becoming the new problem in almost all over the world. COVID-19 has infected millions of people and has killed millions of lives in the world, including in Indonesia. DKI Jakarta, which is the capital city of Indonesia, has the highest number of confirmed COVID-19 cases and placed second for the highest number of COVID-19 deaths in Indonesia. This study aims to determine the risk factors affecting the death in COVID-19 patients from the aspects of demographics, comorbidities, and other risk factors in DKI Jakarta. This study used a cross-sectional design with univariate and bivariate analysis. This study used the data from the Epidemiological Surveillance (ES) forms by the Provincial Health Office of DKI Jakarta. The study population was all patients with confirmed COVID-19 from August 2020 to February 2021 in DKI Jakarta. The results of this study showed that there was a statistically significant relationship (p<0.05) between the age group of 30-39 years (PR 3,318; 95% CI 1,922-5,726), age group of 40-49 years (PR 6,510; 95% CI 3,848-11,013), age group of 50-59 years (PR 18,782; 95% CI 11,431-30,862), and age group of ≥60 years (PR 50,412; 95% CI 30,965-82,071). Then, male patients were more likely to die from COVID-19 than female patients (PR 1.411; 95% CI 1.206-1.650). Then, based on comorbidity, hypertension (PR 3.900; 95% CI 2.994-5.081), diabetes mellitus (PR 3.003; 95% CI 1.816-4.967), and heart disease (PR 6.330; 95% CI 3.866-10.366) were associated with the mortality of COVID-19 patients. This research is expected to be the reference for studying the pathophysiology related to the factors affecting the death of COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: EGC, 1986
615.329 ANT t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Rana Indrayanti
"Tulisan ini menganalisis bagaimana Indonesia dan Washington menerapkan kebijakan AMDAL dan Persetujuan Lingkungan untuk mencegah Wabah dari laboratorium BSL 3. Tulisan ini disusun denganmenggunakan metode penelitian doktrinal. Pembangunan laboratorium BSL 3 dapat menimbulkan dampak signifikan seperti limbah B3 dan risiko penyebaran agen infeksius yang berakhir pada KLB/Wabah. Hal ini membutuhkan perhatian dari pemerintah dan pembuat kebijakan sehingga penting untuk diterapkan suatu instrumen hukum yang efektif dalam upaya pencegahannya, salah satunya adalah melalui AMDAL. AMDAL tidak hanya berfokus pada pencemaran lingkungan, tetapi juga pada kesehatan masyarakat dengan kajian mengenai pengelolaan limbah, baku mutu air dan udara, serta dampak terhadap kapasitas pelayanan kesehatan. Dengan demikian, AMDAL dapat mencegah potensi KLB/Wabah yang disebabkan agen infeksius yang menjadi objek penelitian pada laboratorium BSL 3. Saat ini Indonesia belum menerapkan kebijakan AMDAL untuk laboratorium BSL 3, hanya UKL-UPL untuk kegiatan yang tidak memiliki dampak penting bagi lingkungan. Tulisan ini akan membandingkan dengan Washington yang telah menerapkan EIS bagi pendirian dan operasi laboratorium BSL 3 sebab sudah diakui risiko lingkungan dan sosial yang dapat ditimbulkan. EIS di Washington memastikan bahwa kegiatan laboratorium BSL 3 mematuhi peraturan lingkungan dan standar keselamatan yang relevan. Hal ini mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam mengelola potensi risiko yang terkait dengan penanganan patogen berbahaya sehingga mendukung kesehatan masyarakat.

This paper analyzes how Indonesia and Washington have implemented the EIA and Environmental Approval policies to prevent outbreaks from BSL 3 laboratories. This paper is prepared using the doctrinal research method. The construction of BSL 3 laboratories can have significant impacts such as hazardous waste and the risk of spreading infectious agents that can end in an outbreak. This requires attention from the government and policy makers, so it it is important for an effective legal instrument to prevent it, one of which is through EIA. EIA does not only focus on environmental pollution the environment, but also on public health with studies on waste management, water and air quality standards, and impacts on health service capacity. Thus, EIA can prevent potential outbreaks caused by infectious agents that are the object of research on BSL 3 laboratory. Currently, Indonesia has not implemented an EIA policy for BSL 3 laboratories, only UKL-UPL for activities that do not have an important impact on the environment. This paper will compare with Washington, which has implemented an EIS policy for the establishment and operation of BSL 3 laboratories because of the recognized environmental and social risks. The EIS in Washington ensures that BSL 3 laboratory activities comply with relevant environmental regulations and safety standards. This promotes transparency and accountability in managing potential risks associated with handling dangerous pathogens, thereby supporting public health."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gillespie, Stephen
"This concise introduction to medical microbiology and infection strives to encapsulate the fundamental facts and principles of this rapidly growing and changing subject area. Written by experienced clinicians and teachers, the text covers the basic concepts of medical microbiology, the main human pathogens and the infectious syndromes in an accessible and lucid format. The text provides comprehensive coverage of both the most common and other important but rarer diseases."
Jakarta: Erlangga, 2009
616.904 1 GIL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>