Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gitta Reno Cempako
"ABSTRAK
Latar belakang: Anak dengan gizi buruk tak hanya rentan terhadap infeksi, keparahan infeksi dan angka kematian akibat infeksi juga meningkat. Sefotaksim merupakan antibiotik empiris yang paling sering digunakan pada anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM tanpa melihat status gizi. Hingga saat ini data mengenai rsepon terhadap sefotaksim pada anak gizi buruk di RSCM serta fokus infeksi dan etiologinya masih terbatas. Tujuan: Mengetahui respon pemberian antibiotik sefotaksim sebagai terapi empiris pada anak gizi buruk yang dirawat inap berikut karakteristik, fokus infeksi, profil kuman dan sensitifitasnya terhadap sefotaksim. Metode: Penelitian prospektif observasional pada anak gizi buruk usia 10 ?g/L dan juga semua subyek dengan HIV positif yang mengalami sepsis tidak berespon dengan terapi sefotaksim. Simpulan: Enam puluh lima persen infeksi pada anak gizi buruk tidak memberikan respon terhadap terapi empiris sefotaksim. Antibiotik sefotaksim sebaiknya tidak digunakan sebagai terapi empiris pada anak gizi buruk dengan sepsis berat atau HIV positif yang mengalami sepsis.
ABSTRACT Background Children with severe malnutrition is vulnerable to infection, increase in its severity and death rate. Cefotaxime has been widely used as empirical antibiotic for children in Cipto Mangunkusumo General Hospital, regardless their nutritional status. However there is little data about etiology of infection in our population and the response to empirical antibiotic cefotaxime. Aim To evaluate the response to empirical antibiotic cefotaxime in children with severe malnutrition, its characteristic, diagnosis of infection, and antibiotic susceptibility profile. Method Children 18 year old hospitalized from October to December 2016 with severe malnutrition and received cefotaxime as empirical antibiotic were included and followed for 5 days. A clinical examination, complete blood count, urinalysis, procalcitonin PCT , c reactive peptide CRP , blood and urine culture were performed systematically on admission. Stool and sputum culture were also done as indicated. Repeated PCT and CRP were done between day 3 to 5. Result Among 40 children included in the study, 50 has more than one infection. The most frequent infection is urinary tract infection 50 , followed by pneumonia 47,5 and acute diarrhea 32,5 . Blood culture was positive only in 4 subjects, 4 5 isolates were gram positive bacteria. Escherecia coli was the most common pathogen in urine 30 . Only 9,5 of all isolated bacteria were sensitive to cefotaxime. Overall, only 35 responded to antibiotic cefotaxime. All patient with PCT 10 g L on admission, and those with HIV positive and sepsis did not respond. Conclusion Sixty five children with severe malnutrition and infection did not respond to empirical antibiotic cefotaxime. Clinician must reconsider giving cefotaxime as empirical antibiotic in severely malnourished children, especially those with severe sepsis and HIV with sepsis. "
2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Fitriansyah
"Obat Antibiotik merupakan obat yang digunakan pada kasus penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Obat antibiotik harus digunakan secara rasional seperti yang telah ditentukan dengan tujuan agar dapat mencegah terjadinya resistensi. Negara Indonesia yang memiliki kepadatan populasi yang tinggi disertai berbagai resiko penyakit infeksi bakteri menyebabkan angka kebutuhan obat antibiotik yang tinggi. Kebutuhan akan obat antibiotik yang tinggi meningkatkan resiko penggunaan obat antibiotik yang tidak rasional. Dengan begitu, peran seorang apoteker diperluka untuk melakukan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

Antibiotics are drugs used in cases of infectious diseases caused by bacteria. Antibiotic drugs must be used rationally as prescribed with the aim of preventing resistance. The country of Indonesia which has a high population density accompanied by various risks of bacterial infection causes a high number of needs for antibiotics. The high need for antibiotics increases the risk of irrational use of antibiotics. That way, the role of a pharmacist is needed to carry out a Drug Use Evaluation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Echa Aisyah
"Pemberian antibiotik profilaksis pada operasi seksio sesarea sangat dianjurkan.Menurut pedoman umum penggunaan antibiotik obat dipilih atas dasar keamanan danefektivitas biaya. Evaluasi ekonomi ini menggunakan metode alongside observationalstudy, data dikumpulkan selama bulan April ndash;Mei 2017 secara prospektif mencakup 60pasien dengan operasi seksio sesarea yang mendapatkan antibiotik profilaksis,membandingkan efektivitas biaya antara Cefotaxime dan Ceftriaxone. Hasil ujistatistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik pada 60 pasien tersebut.Analisis menggunakan perspektif rumah sakit, dilaksanakan di rumah sakit milikPemerintah di Jawa Barat.
Hasil Systematic Review menunjukkan bahwa tidak adaperbedaan efikasi pada penggunaan kedua obat tersebut. Hasil penelitian inimenkonfirmasi bahwa tidak ada perbedaan outcome klinis berupa infeksi luka operasibaik pada pasien yang mendapatkan antibiotik profilaksis Ceftriaxone maupunCefotaxime. Komponen biaya terbesar adalah biaya operasional 84,79, diikutibiaya alokasi dari unit penunjang 13,68, lalu biaya investasi 1,2 dan biayapemeliharaan 0,32. Analisis memberikan hasil biaya inkremental sebesar Rp.342.535,00 pada satu episode rawat inap. Rumah sakit memiliki potensi untukmenghemat sebesar Rp. 317.529.945,00 setahun dengan memilih antibiotik profilaksisCefotaxime pada pasien operasi seksio sesarea.

Prophylactic antibiotic for patients with caesarean section surgery is highlyrecommended in the clinical guideline. The use of antibiotics is selected by usingcriteria safety and cost effectiveness. This economic evaluation was using alongsideobservational study method, prospective data was collected from April to May 2017covering 60 patients with cesarean section surgery who received prophylaxisantibiotics, comparing cost effectiveness between Cefotaxime and Ceftriaxone. Thestatistical test showed that there was no differences of characteristics in the 60 patients. The analysis based on hospital perspective, carried out in a public hospital in WestJava.
The Systematic Review showed that there were no difference in the efficacy ofthe drugs. This study confirmed that there was no difference in clinical outcome onsurgical wound infections either in patient who received Ceftriaxone prophylaxis orCefotaxime. The greatest component of the cost was the operational cost 84,79 ,followed by the indirect cost 13,68 , investment cost 1,2 , and maintenance cost 0,32 . The analysis suggested the incremental cost was IDR 342.535 in one episodeof treatment. Hospital would save cost of IDR 317.529.945 a year by choosingCefotaxime prophylactic antibiotics for patients with cesarean section surgery.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Andini Putri
"Latar belakang: PPAB (Pedoman Penggunaan Antibiotik) merupakan panduan pemberian antibiotik empiris yang dibuat sesuai pola kuman dan resistensi antibiotik setempat. Pemberian antibiotik yang rasional untuk infeksi saluran kemih (ISK) mendukung proses kesembuhan, mencegah komplikasi, dan mencegah resistensi antibiotik.
Tujuan: Mengetahui apakah terapi yang direkomendasikan PPAB memberikan kesembuhan yang tinggi, mengevaluasi penggunaan antibiotik dengan alur Gyssens, dan mengetahui faktor risiko yang memengaruhi kesembuhan ISK.
Metode: Penelitian deskriptif dengan desain potong lintang yang dilakukan secara retrospektif pada pasien anak dengan ISK yang dirawat di RSCM.
Hasil: Sebanyak 196 subyek memiliki karakteristik sebagian besar berusia balita (32%), berstatus gizi malnutrisi (53%), memiliki komorbiditas (77%), menderita ISK simpleks (80%), berupa ISK simtomatik (88%), dan memiliki proporsi yang seimbang antara jenis kelamin lelaki dan perempuan. Antibiotik yang paling sering diberikan adalah sefotaksim, seftazidim, dan seftriakson. Alur Gyssens menunjukkan antibiotik diberikan rasional pada 53% pasien. Etiologi bakteri tersering adalah Escherichia coli, Enterococcus faecalis, dan Klebsiella pneumonia. Kesembuhan ISK berhubungan dengan pemberian antibiotik sesuai rekomendasi PPAB dibandingkan dengan pasien yang diberikan antibiotik lain (88% vs 74%, p = 0,05). Faktor risiko yang terbukti memengaruhi kesembuhan ISK adalah jenis kelamin laki-laki (p=0,04, adjusted OR 2,1 (IK 95% 1,03-4,30)) dan kondisi pasien tanpa komorbiditas (p<0,01, adjusted OR 5,7 (IK 95% 1,64-20,05)).
Kesimpulan: Terapi yang direkomendasikan PPAB memberikan angka kesembuhan yang lebih tinggi dibanding terapi antibiotik lain, evaluasi Gyssens menunjukkan pemberian antibiotik rasional hanya diberikan pada 53% pasien, dan faktor yang meningkatkan peluang kesembuhan ISK yaitu jenis kelamin lelaki dan kondisi tanpa komorbiditas

Background: Standard treatment guideline used to guide empirical antibiotic use based on local microorganism patterns and antibiotic susceptibility. Rational use of antibiotic for urinary tract infection (UTI) promotes disease recovery, prevents complications, and prevent antibiotic resistance.
Objectives: To know whether patients treated with standard treatment guidelines gives better recovery rates, to evaluate rational use of antibiotic using Gyssens flowchart, and to know factors related to disease recovery.
Method: Descriptive study with cross-sectional design that conducted retrospectively on UTI pediatric patients hospitalized in RSCM.
Results: This study included 196 children, mostly toddlers (32%), malnourished (53%), having comorbidities (77%), uncomplicated UTI (80%), symptomatic UTI (88%), and has a balanced proportion between sexes. The antibiotics mostly prescribed were cefotaxime, ceftazidime, and ceftriaxone. Gyssens plot showed antibiotics were administered rationally in 53% of patients. The most common bacterial etiology is Escherichia coli, Enterococcus faecalis, and Klebsiella pneumonia. UTI recovery was significantly associated with antibiotics according to guideline recommendations compared with other antibiotics (88% vs 74%, p = 0.05). Risk factors associated with UTI recovery were male gender (p=0.04, adjusted OR 2.1 (95% CI 1.03-4.30)) and condition without comorbidities (p<0.01, adjusted OR 5.7 (95% CI 1.64-20.05)).
Conclusion: Patients treated according to standard treatment guidelines had better recovery rates, Gyssens flowchart showed antibiotic were rationally used in 53% patients, and factors that proved to increase recovery rates were male gender and conditions without comorbidities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Setyowati
"ABSTRAK
Memenuhi nutrisi anak merupakan tantangan bagi ibu. Masalah dalam pemenuhan nutrisi menyebabkan anak mengalami gizi buruk. Tujuan penelitian ini mengeksplorasi pengalaman ibu merawat anak balita gizi buruk. Penelitian menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Jumlah partisipan delapan orang. Tema yang ditemukan adalah: anak segalanya bagi ibu, ibu tidak menyadari bahwa anak mengalami gizi buruk sehingga gizi buruk bukan menjadi prioritas ibu untuk konsultasi kesehatan, ibu mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari petugas kesehatan selama merawat anak dan diperlukan berbagai dukungan yang adekuat agar ibu mampu memperbaiki status gizi anak. Petugas kesehatan perlu mengembangkan kemampuan konseling dan pendampingan bagi ibu.

ABSTRACT
Fulfilling adequate nutrition for children is a challenge for mothers. This study aimed to explore of mother's experiences in caring for malnourished children. This study involved eight mothers of malnourished child aged at under five years. Themes identified were: children are everything for the mothers; mothers did not realize that children suffering severe under nutrition, so that malnorish was not priority for consulting their children?s health; mother experienced unpleasant treatment from health workers; various supports were required by mothers to improve children?s health status. Health workers need to develop their skills to provide counseling and assistance to the mothers.
"
2015
T43588
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Khaerunnisa
"Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri yang timbul sebagai respon tubuh terhadap stimulasi sistem imun. Salah satu obat yang banyak digunakan untuk mengatasi penyakit tersebut adalah antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik yang tidak bijak akan mengakibatkan resistensi.
Penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) di RSAB Harapan Kita merupakan salah satu infeksi utama maupun komorbid pada pasien anak yang tatalaksana pengobatannya menggunakan antibiotik. Namun, RSAB Harapan Kita belum menerapkan evaluasi kualitatif penggunaan antibiotik secara rutin. Tujuan dari tugas khusus ini adalah mengetahui ketepatan penggunaan antibiotik pada pasien anak rawat inap dengan ISK dan mengetahui peran apoteker dalam mengevaluasi penggunaan antibiotik di RSAB Harapan Kita.
Penggunaan antibiotik di RSAB Harapan Kita dievaluasi berdasarkan diagram alir Gyssens meliputi indikasi antibiotik, spektrum, dosis dan interval antibiotik, lama pemberian antibiotik harga, efektivitas dan keamanan antibiotik.
Berdasarkan hasil evaluasi, penggunaan antibiotik pada pasien anak rawat inap dengan ISK di RSAB Harapan Kita masih ada yang tidak tepat. Peran apoteker dalam mengevaluasi penggunaan antibiotik di RSAB Harapan Kita yaitu evaluasi kuantitatif penggunaan antibiotik menggunakan metode ATC/DDD, sedangkan evaluasi kualitatif belum dilaksanakan sepenuhnya di RSAB Harapan Kita dan masih terbatas pada antibiotik profilaksis bedah yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.

Infectious diseases are diseases caused by microorganisms such as bacteria that arise as the body's response to immune system stimulation (Ministry of Health RI, 2021). One of the drugs that are widely used to treat the disease is antibiotics. However, unwise use of antibiotics will result in resistance.
Urinary Tract Infection (UTI) at RSAB Harapan Kita is one of the main and comorbid infections in pediatric patients whose treatment uses antibiotics. However, RSAB Harapan Kita has not implemented a qualitative evaluation of routine antibiotic use. The purpose of this special task is to determine the accuracy of antibiotic use in hospitalized pediatric patients with UTIs and to know the role of pharmacists in evaluating the use of antibiotics at RSAB Harapan Kita.
The use of antibiotics at RSAB Harapan Kita is evaluated based on the Gyssens flow chart including antibiotic indications, spectrum, dose and interval of antibiotics, duration of antibiotic administration price, effectiveness and safety of antibiotics.
Based on the evaluation results, the use of antibiotics in inpatient pediatric patients with UTIs at RSAB Harapan Kita is still inappropriate. The role of pharmacists in evaluating the use of antibiotics at RSAB Harapan Kita is quantitative evaluation of antibiotic use using the ATC / DDD method, while qualitative evaluation has not been fully implemented at RSAB Harapan Kita and is still limited to surgical prophylactic antibiotics carried out by other health workers.
"
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fetri Kristiani
"Peresepan antibiotika yang tidak tepat akan meningkatkan kejadian resistensi. Resistensi antimikroba telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dengan dampak meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan biaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas penggunaan antibiotik pada pasien pediatri dan pengaruh rekomedasi apoteker dalam meningkatkan kualitas penggunaan antibiotik, menurunkan lama rawat, serta biaya pengobatan. Penelitian ini menggunakan studi pra eksperimen dengan pendekatan prospektif. Data penelitian dikumpulkan dari rekam medik pasien dan dianalis dengan uji chi square serta uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rekomendasi apoteker dapat menurunkan masalah ketidaktepatan dosis (29,73%) menjadi 0%), ketidaktepatan lama pemberian (51,35% menjadi 5,41%), dan ketidaktepatan pemilihan obat (18,92% menjadi 5,41%). Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) terhadap lama rawat kelompok rekomendasi (R) adalah Rp 2.481.456 lebih rendah dibandingkan kelompok non rekomendasi (NR) adalah Rp 2.640.703, sedangkan ACER terhadap hasil terapi (sembuh) kelompok rekomendasi (R) Rp 9.369.404 lebih rendah dibandingkan kelompok non rekomendasi (NR) Rp 17.985.054. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di RSUP Fatmawati tepat dan bijak, rekomendasi apoteker dapat meningkatkan kualitas penggunaan antibiotik, menurunkan lama rawat dan biaya pengobatan.

Inaccurate prescribing of antibiotic will increase the incidence of resitance. Antimicrobial resistance has became a worldwide health problem with the impact of increasing morbidity, mortality and health cost. This study aims to know the the quality of antibiotic use on pediatric and the influence of pharmacist recommendation in improving the quality of antibiotic use, reducing the length of stay and cost. This study used pra eksperiment with prospective approach. Data was collected from medical records, it was analyzed by chi square and correlation test. The results showed that pharmacist recommendation could reduce dosing inaccuracy problems (29,73% to 0%), inaccuracy of duration (51,35% to 5,41%), and drug selection (18,92% to 5,41%). Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) to length of stay in recommendation group (R) was IDR 2.481.456 lower than the non recommendation group (NR) was IDR 2.640.703, while ACER to therapeutic results in recommendation group (R) was IDR 9.369.404 lower than non recommendation group (NR) was IDR 17.985.054. Based on the results it can be conculded that antibiotic use at RSUP Fatmawati is accurate and wise, pharmacist recommendation can improve the quality of antibiotic use, to reduce length of stay, and cost of treatment."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Fakhrunnisa
"Resistensi antibiotik merupakan ancaman terbesar di dunia kesehatan. Penyebab resistensi diantaranya yaitu penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas dan kuantitas penggunaan antibiotik di beberapa Puskesmas Kabupaten Tegal sebelum dan sesudah dilakukan intervensi edukasi. Desain penelitian pre eksperimental (pre - post intervension design) menggunakan data peresepan pasien rawat jalan periode 1 Juni 2018 - 31 Januari 2019 dan Laporan Penggunaan dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di lima Puskesmas Kabupaten Tegal. Intervensi edukasi diberikan kepada seluruh penulis resep. Kualitas peresepan dinilai dengan membandingkan pemilihan obat, dosis pemberian, frekuensi pemberian dan durasi pemberian antara yang tertulis pada resep dan Panduan Praktik Klinis Fasilitas Kesehatan Primer 2014. Kuantitas penggunaan obat dihitung dalam satuan DDD / 1000 Kunjungan Pasien Rawat Jalan (KPRJ)/ hari. Diperoleh sampel kualitas peresepan sebanyak 1204 resep pada pre intervensi dan 1254 resep pada post intervensi. Ketidaksesuaian dalam durasi terapi memiliki proporsi kejadian yang paling tinggi (56,72%). Secara keseluruhan terjadi penurunan yang bermakna pada ketidaksesuaian peresepan antibiotik dari 98.08% pada pre intervensi menjadi 81.26% post intervensi (p value : 0.012). Faktor yang mempengaruhi peresepan antibiotik diantaranya kualifikasi penulis resep dan pengalaman penulis resep. Kuantitas penggunaan Antibiotik mengalami penurunan dari 14, 960 DDD / 1000 KPRJ/ hari pada pre intervensi menjadi 9, 375 DDD / 1000 KPRJ / hari pada post intervensi. Namun, penurunan bersifat tidak signifikan (p value : 0, 062).

Antibiotic resistance has posed a serious threat to global health, and one of the reasons for such resistance is the inappropriate use of antibiotics as well as antibiotic overuse. This study aimed to evaluate the quantity and quality of antibiotic use in a number of primary healthcare centers in the District of Tegal prior to and after a health education intervention was provided. This pre-experimental research (pre-post intervention design) employed the outpatient prescribing data over the period of 1 June 2018 through 31 January 2019 and Drug Use Report and Request Form (LPLPO) in five (5) primary healthcare centers in the District of Tegal. A health education intervention was provided for each prescriber. The prescribing quality was assessed by drawing a comparison between the drug selection, dosage of administration, frequency of administration, and duration of administration in the prescriptions and those advised in the Clinical Practice Guidelines for Primary Healthcare Facilities 2014. The quantity of drug use was calculated in a unit of DDD/1000 of Outpatient/day. For the prescribing quality analysis, 1204 prescriptions in the pre-intervention phase and 1254 prescriptions in the post-intervention phase were obtained. Inappropriate duration of administration reached the highest percentage (56.72%). Overall, the inappropriateness of antibiotic prescribing decreased significantly from 98.08% during the pre-intervention phase to 81.26% in the post-intervention phase (p value : 0.012). The contributing factors of antibiotic prescribing included the qualification of prescribers and their experience in prescribing. There was a decrease in the quantity of antibiotic use from 14,960 DDD/1000 of KPRJ/day in pre-intervention to 9,375 DDD/1000 of KPRJ/day in post-intervention. However, the reduction was unsignificant (p value: 0.062)."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fachmi Adi Pratama
"Penatagunaan antibiotik merupakan salah satu strategi penting dalam mengurangi resistensi antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan kebijakan penggunaan antibiotik di RSUD Tarakan Jakarta berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2021. Studi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan berbagai pemangku kepentingan di rumah sakit, observasi, dan telaah dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penggunaan antibiotik di RSUD Tarakan Jakarta masih menghadapi beberapa tantangan. Meskipun struktur dan proses kebijakan telah diimplementasikan, kepatuhan terhadap pedoman penggunaan antibiotik masih perlu ditingkatkan. Faktor-faktor seperti kurangnya sosialisasi dan partisipasi dalam sosialisasi, serta kebutuhan untuk meningkatkan wewenang apoteker dalam memberikan rekomendasi terkait pemakaian antibiotik, menjadi kendala utama dalam penerapan kebijakan ini. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun penerapan kebijakan penggunaan antibiotik di RSUD Tarakan Jakarta sudah berjalan, masih diperlukan upaya peningkatan dalam hal sosialisasi dan perluasan kewenangan. Rekomendasi dari penelitian ini adalah meningkatkan pelatihan dan sosialisasi mengenai kebijakan penggunaan antibiotik, memperkuat peran apoteker klinis, dan memperbaiki sistem insentif bagi tenaga medis.

Antibiotic stewardship is an important strategy in reducing antimicrobial resistance. This research aims to implement the antibiotic use policy at the Tarakan Hospital, Jakarta, based on Minister of Health Regulation Number 28 of 2021. This study uses a qualitative descriptive method with a case study approach. Data was obtained through in-depth interviews with various stakeholders in the hospital, observations, and review of related documents. The research results show that the implementation of the antibiotic use policy at the Tarakan Hospital, Jakarta, still faces several challenges. Although policy structures and processes have been implemented, compliance with antibiotic use guidelines still needs to be improved. Factors such as lack of outreach and participation in outreach, as well as the need to increase official pharmacists in providing recommendations regarding antibiotic use, are the main obstacles in implementing this policy. This research concludes that although the antibiotic use policy at the Tarakan District Hospital in Jakarta is already in progress, there is still a need for increased efforts in terms of socialization and expansion of permits. Recommendations from this research are to increase training and outreach regarding antibiotic use policies, strengthen the role of clinical pharmacists, and improve the incentive system for medical personnel."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Suci
"Penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia terus meningkat seiring dengan tingginya angka kejadian serta mempengaruhi pola penggunaan antibiotik difasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotika golongan beta laktam pada pasien pneumonia di rumah sakit anak dan bunda harapan kita tahun 2016 yang dilakukan untuk mencapai penggunaan antibiotik yang rasional. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari rekam medik pasien. Sampel merupakan resep pasien pneumonia periode Januari hingga Desember 2016. Studi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif dengan metode Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose ATC/DDD . Antibiotik yang digunakan adalah ampisilin; amoksisilin; ampisilin-sulbaktam; seftriakson; sefiksim; sefotaksim; seftazidim; sefoperazone dan seftizoksim. DDD dengan antibiotik terbanyak yang digunakan adalah ampisilin 80,5 sedangkan DDD/100bed/hari dengan antibiotik terbanyak yang digunakan adalah amoksisilin 34,62 DDD/100bed/hari . Secara kualitatif, antibiotik yang menyusun segmen DU90 ada lima yaitu ampisilin; seftriakson; sefotaksim; sefixim; ampisilin-sulbaktam. Kesesuaian penggunaan antibiotik golongan beta laktam di rumah sakit anak dan bunda harapan kita tahun 2016 dengan Formularium Nasional sebesar 99,55.

The use of antibiotics increases as well as number of events and affect the pattern of antibiotic uses in health facilities. This study aimed to evaluate the use of beta lactam antibiotics in patients with pneumonia in Harapan Kita Mother and Children rsquo s Hospital in 2016 which is done to achieve rational drug uses. The design of the study was descriptive with retrospective data collection from patients rsquo medical records. Samples were patients rsquo prescriptions from January to December 2016. The analysis was done using Anatomical Therapeutic Chemical Defined Daily Dose ATC DDD qualitatively and quantitatively. The antibiotics were ampicillin amoxicillin ampicillin sulbactam ceftriaxone cefixime cefotaxime ceftazidime cefoperazone and ceftizoxime. DDD with most antibiotics used is ampicillin 80,5 , while DDD 100bed day with most antibiotics used is amoxicillin 34.62 DDD 100bed day . Five antibiotics which are in segment DU90 are ampicillin ceftriaxone cefotaxime cefixime ampicilin sulbactam. Compatibility of the use of pneumonia drugs with National Formulary are 99.55.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S67554
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>