Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferry Novindra Idroes, Author
"ABSTRAK
Hipotesa yang menyatakan bahwa forward rate merupakan alat prediksi yang tidak bias (unbiased predictor) darifuture spot rate merupakan bahasan yang sarat dengan teori serta literatur empiris. Namun demikian, pada umumnya basil dari penelitian tidak hanya menolak hipotesa, tapi juga berlawanan dengan kerangka pikir secara umum, dimana hubungan antara forward dan future spot rate adalah negati£ Selanjutnya, dalam hal kondisi pasar yang efisien tercapai maka forward rate akan merupakan spot rate pada waktu yang sesuai dengan transaksiforward yang menjadi underlying transaction. Dengan demikian, spot rate dan interest rate diffirential akan membentuk forward rate dan selanjutnyaforward rate akan merupakan spot rate masa depan.
Namun demikian, dalam kenyataannya siklus yang terjadi di pasar tidak dapat digambarkan secara sederhana sebagaimana tersebut di atas. Untuk itu, dengan menggunakan metoda kointegrasi yang diterapkan pada hipotesa ekspektasi (forward rate unbiased hypothesis) maka dilihat hubungan spot dan forward antara Rupiah terhadap US Dollar. selanjutnya forward rate akan menjadi spot rate masa yang akan datang.
Dalam menentukan forward rate, dasar perhitungan diperoleh dari spot rate yang berlaku pada saat tanggal transaksi ditambah atau dikurangi dengan suatu premium atau discount. Hal ini menggambarkan adanya interest diffirential antara dua mata uang yang terkait dan akan saling mempengaruhi dalam suatu transaksi. Untuk itu dapat dikatakan bahwa forward rate ditentukan oleh spot exchange rates dan interest diffirentials. Forward rate seringkali berkorelasi negatif dengan nilai yang akan datang spot rate, yang menunjukkan bahwa forward rate memprediksi perubahan pada spot rate dengan tanda yang salah (berbeda). Hal itu bertentangan dengan intuisi ekonomi dan mungkin menyimpang dari efisitmsi pasar. Penjelasan .yang rasional atas teka-teki itu mencakup time-varying risk premia, learning, peso problem dan kesalahan spesifikasi ekonometrik yang digunakan.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Digna Anggita
"Skripsi ini membahas mengenai pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia, khususnya terkait pengaturannya yang diatur melalui berbagai pengaturan serta permasalahan hukum yang ada terkait penerapan pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward ini sendiri. Berdasarkan hal tersebut, Penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu bagaimana pengaturan dan pelaksanaan transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia serta bagaimana permasalahan hukum yang ada terkait dengan penerapan pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward>di Indonesia. Bentuk penelitian ini bersifat yuridis normatif dan tipologi penelitian deskriptif-analitis. Kesimpulan yang didapatkan adalah 1) pengaturan mengenai transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia diatur melalui PBI No.20/10/PBI/2018 tentang Transaksi Domestic Non- Deliverable Forward yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Bank Indonesia No. 21/7/PBI/2019; 2) dalam penerapannya, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi fokus Bank Indonesia yaitu terkait supply dalam transaksi, adanya kekosongan hukum bagi bank yang terafiliasi dengan Amerika Serikat, serta seringnya terjadi ketidakselarasan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam mengeluarkan aturan. Saran yang diberikan adalah: 1) Bank Indonesia harus menghadirkan lembaga Central Counterparty untuk pendalaman pasar keuangan; 2) Harus dilakukan harmonisasi dalam membuat dan mengeluarkan peraturan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

This thesis discusses the regulation of  domestic non-deliverable forward transaction in Indonesia, specifically related to the arrangements that are regulated through various regulations as well as existing legal issues related to the application of domestic non-deliverable forward transaction arrangements themselves. Based on this, the author proposes the main issue regarding how are the regulation and implementation of domestic non-deliverable forward transaction. The method of this research is normative juridical and descriptive-analytical research typology supported by data collection tools in the form of literature and interviews. The conclusions obtained are 1) The arrangement regarding domestic non-deliverable forward transaction in Indonesia is regulated through PBI No. 20/10/PBI/2018 concerning Domestic Non-Deliverable Forward Transaction which are then refined through Bank Indonesia Regulation No. 21/7/PBI/2019; 2) in its implementation, there are several problems that is being Bank Indonesia’s focused, which are related to the supply in transactions, the existence of a legal vacuum for banks that are affiliated to the United States, as well as frequent discrepancies between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan in issuing regulations. Moreover, suggestions given are: 1) Bank Indonesia have to immediately present a Central Counterparty Institution for a financial market deepening ; 2) Harmonization must be applied in making and issuing regulations between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Perawati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rosaline Nindita Radyati
"ABSTRAK
Pada saat ini perekonomian dunia mengarah kepada perekonomian global sehingga muncul global financial market. Dengan demikian transaksi antar pelaku ekonomi negara-negara dengan mata uang, tingkat inflasi dan kebijakan moneter yang berbeda-beda perlu mengadakan penyesuaian-penyesuaian tertentu agar terjadi kondisi yang saling menguntungkan (win and win condition).
Perusahaan multinasional dalam melakukan perdagangannya selalu menggunakan mata uang asing. Perusahaan tersebut juga memiliki aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya yang nilainya sangat sensitif terhadap perubahan nilai tukar, tingkat bunga dan harga barang dan jasa. Dengan demikian jika nilai tukar berubah ke arah yang berlawanan dengan yang diharapkan, maka perusahaan dapat mengalami kerugian, jadi perusahaan menanggung resiko atas perubahan nilai tukar (currency exposure).
Banyak perusahaan-perusahaan mengatasi currency exposure dengan cara hedging. Tindakan hedging tujuannya adalah melindungi perusahaan dari penurunan nilai aktiva maupun pasiva dari kerugian akibat perubahan nilai tukar dengan cara memindahkan resiko dari satu individu atau perusahaan kepada individu atau perusahaan lain. Salah satu tindakan hedging yang paling umum dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional adalah dengan cara transaksi swap, khususnya currency swaps. Transaksi swap merupakan tindakan pembelian dan penjualan valuta asing pada waktu yang bersamaan, tetapi tanggal penyerahan yang berbeda. Sedangkan currency swap adalah persetujuan antara perusahaan dengan swap dealer atau bank untuk menukar dua jenis mata uang pada periode tertentu.
Transaksi swap sangat penting dalam interbank market dan transaksi ini makin berkembang dari tahun ke tahun. Menurut survey Bank of International Settlements, Switzerland, pada tahun 1992 transaksi swap mewakili 39% dari seluruh transaksi antar bank. Dalam melakukan transaksi swap, "harga' yang perlu diperhatikan adalah swap rate, yang merupakan selisih antara forward rate dan spot rate (forward rate - spot rate). Swap rate dapat berubah-ubah jika tingkat bunga berubah. Jika tingkat bunga suatu negara berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah relatif terhadap tingkat bunga negara lain, maka swap rate juga dapat berubah. Karena dengan adanya perubahan tingkat bunga, maka selisih antara forward dan spot rate juga dapat berubah.
Pada kondisi keseimbangan pasar menurut teori Interest Rate Parity, perbedaan tingkat bunga pada dua negara besarnya sama dengan persentase perbedaan antara forward dan spot rate, yang disebut dengan forward premium/discount. Jika forward rate lebih tinggi nilainya dari spot rate, maka mata uang dalam kondisi forward premium, sedangkan jika lebih rendah disebut forward discount.
Jika tidak terjadi keseimbangan pasar, maka dapat dilakukan covered interest arbitrage, yakni tindakan para pelaku pasar valuta asing untuk mengambil keuntungan dari perbedaan antara interest differential dengan forward premium/discount. Contoh tindakan covered interest arbitrage jika terjadi kondisi perbedaan tingkat bunga antara dua negara lebih tinggi dari forward discount, adalah : para trader dapat meminjam uang pada negara dengan tingkat bunga lebih rendah dan menginvestasikannya pada negara dengan tingkat bunga lebih tinggi, kemudian mengkompensasi di pasar valuta asing melalui transaksi forward. Maka pendapatan yang diperoleh dari selisih tingkat bunga akan lebih besar dari discount mata uang tersebut.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael
"Kegiatan ekspor dan impor mengakibatkan terjadinya transaksi valuta asing terhadap Rupiah atau sebaliknya, sehingga menimbulkan kebutuhan bagi para pelaku usaha untuk meng-hedge posisinya kepada Bank. Lindung nilai (hedging) tersebut dapat dilaksanakan dengan transaksi derivatif. Salah satu bentuk dari transaksi derivatif tersebut adalah transaksi forward. Transaksi forward tersebut wajib didasarkan kepada suatu kontrak yang sesuai dengan Pasal 4 ayat (4) Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/38/PBI/2008 tentang transaksi derivatif.
Penulisan skripsi ini dibuat untuk menjawab beberapa permasalahan di antaranya mengenai: (1) ketentuan hukum perbankan Indonesia dalam mengatur pelaksanaan transaksi forward antara Bank dan Nasabahnya untuk keperluan lindung nilai (hedging); (2) analisis pelaksanaan transaksi forward antara Bank T dan Nasabahnya untuk hedging; dan (3) perbandingan antara kontrak forward biasa dengan kontrak callable forward yang dimaksud dalam Putusan Mahkamah Agung No. 859K/Pdt.Sus/2013.
Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif, yang berarti bahwa Penulis melakukan analisa terhadap permasalahn di atas dengan menggunakan pasalpasal dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berbagai literatur seperti buku, jurnal, tesis, dan kamus sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini.
Akhir kata, Penulis menyimpulkan bahwa transaksi lindung nilai dapat dilaksanakan dengan kontrak forward selama tidak terdapat unsur spekulatif di dalamnya.

Export and import businesses are involved the transaction of foreign currency to Rupiah or the reverse, so they affect those businessmen to hedge their position to Bank. The hedging can be implemented by derivative transaction. One of the forms of derivative transaction is forward transaction. The forward transaction must be based on a contract in accordance with Article 4 paragraph (4) Regulation of Bank Indonesia Number 7/31/PBI/2005 as already amended by Regulation of Bank Indonesia Number 10/38/PBI/2008 regarding Derivative Transaction.
This essay writing is made in order to answer some issues about: (1) Indonesian banking legal rules on regulating the implementation of forward transaction between Bank and Its Client for hedging purpose; (2) analysis of the implementation of forward transaction between Bank T and Its Client for hedging purpose; and the ratio between standard forward contract and callable forward contract which is meant in Supreme Court Decision Number: 859K/Pdt.Sus/2013.
This essay writing uses a research method of juridical normative which means that The Writer conduct the analysis regarding the issues above by using the articles in applicable laws and regulations and various literatures e.g. books, journals, thesis, and dictionaries as the references in this essay writing.
For the last, The writer conclude that hedging transaction can be implemented by a contract forward if there is no speculative elements inside it.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S61879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The oil price has been increasing since the last few years. Since then the utilization of hydro power plant has also been increasing
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wushi Adilla Arsyi
"[ABSTRAK
Nilai tukar yang fluktuatif dapat mendatangkan risiko kerugian bagi bank syariah dan pelaku bisnis Instrumen lindung nilai atas nilai tukar berdasarkan prinsip syariah untuk memitigasi risiko ini sangat dibutuhkan Fatwa terkait instrument inipun dikeluarkan oleh DSN MUI dengan Fatwa No 96 DSN MUI IV 2015 tentang Transaksi Lindung Nilai Syariah al Tahawwuth al islam Islamic Hedging atas Nilai Tukar Dengan adanya fatwa ini dapat dilakukan simulasi penerapan hedging dengan skema forward agreement pada produk pembiayaan USD di bank syariah guna mencari hasil yang didapat acuan premi dan tenor yang tepat serta rekomendasi kebijakan yang dapat diberikan kepada regulator Metode yang digunakan pada penelitian yaitu metode simulasi dan komparasi antara outstanding pembiayaan valas dengan kombinasi acuan premi dan tenor forward Hasil penelitian ini menunjukan bahwa bank syariah akan mendapatkan keuntungan gain jika melakukan islamic forward agreement Namun penerapan transaksi islamic forward agreement dilakukan pada kondisi tertentu saja yaitu pada saat krisis dan pada saat nilai tukar berfluktuasi Acuan premi dan tenor yang direkomendasikan untuk meghitung rate forward pada transaksi islamic forward agreement berdasarkan pada hasil penelitian yaitu tingkat imbalan FASBIS dengan tenor 6 bulan dengan gain sebesar Rp 3 461 Triliun Jumlah ini merupakan potensi nominal gain terbesar jika dibandingkan dengan hasil simulasi lainnya Meskipun demikian penggunaan imbalan FASBIS tidak selalu direkomendasikan dan hanya digunakan secara temporary pada saat saat tertentu Namun jika dibandingkan dengan menggunakan acuan premi yang berbasis konvensional acuan premi tingkat imbalan FASBIS dapat menjadi option bagi bank syariah dan pelaku bisnis untuk menghitung rate forward pada transaksi islamic forward agreement.

ABSTRACT
The fluctuating exchange is so risky and can cause the loss to Islamic Banks and the businesses The hedging instrument on the exchange rate based on Islamic principles to manage this risk is needed Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN MUI has issued a fatwa related to it in fatwa No 96 DSN MUI IV 2015 about Islamic Hedging Transactions al Tahawwuth al Islam on exchange Given this fatwa hedging simulation with forward agreement scheme may be applied in USD financing product in Islamic Bank in order to obtain results the right reference premium and tenor as well as the policy recommendations that can be proposed to the regulator The research method used is simulation and comparison method between the outstanding of forex financing and premium and tenor of forward references The result of this study shows that Islamic banks will benefit if doing islamic forward agreement However the practice of Islamic forward agreement transactions is carried on certain conditions namely in times of crisis and when the exchange rate fluctuates The reference premium and tenor recommended for calculating this islamic forward agreement transactions based on the results of the research is the rate of return of FASBIS with a tenor of 6 months with a gain of 3 461 trillion rupiah This amount represents the highest potential nominal gain compared to other simulation results Nevertheless the use of FASBIS rewards are not always recommended and is only used temporarily in certain moments However when compared to conventional based reference premiums premium benchmark rate of FASBIS return may be an option for islamic banks and businesses to calculate the rate forward of islamic forward agreement transactions , The fluctuating exchange is so risky and can cause the loss to Islamic Banks and the businesses The hedging instrument on the exchange rate based on Islamic principles to manage this risk is needed Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia DSN MUI has issued a fatwa related to it in fatwa No 96 DSN MUI IV 2015 about Islamic Hedging Transactions al Tahawwuth al Islam on exchange Given this fatwa hedging simulation with forward agreement scheme may be applied in USD financing product in Islamic Bank in order to obtain results the right reference premium and tenor as well as the policy recommendations that can be proposed to the regulator The research method used is simulation and comparison method between the outstanding of forex financing and premium and tenor of forward references The result of this study shows that Islamic banks will benefit if doing islamic forward agreement However the practice of Islamic forward agreement transactions is carried on certain conditions namely in times of crisis and when the exchange rate fluctuates The reference premium and tenor recommended for calculating this islamic forward agreement transactions based on the results of the research is the rate of return of FASBIS with a tenor of 6 months with a gain of 3 461 trillion rupiah This amount represents the highest potential nominal gain compared to other simulation results Nevertheless the use of FASBIS rewards are not always recommended and is only used temporarily in certain moments However when compared to conventional based reference premiums premium benchmark rate of FASBIS return may be an option for islamic banks and businesses to calculate the rate forward of islamic forward agreement transactions ]"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yane Chandera
"Disertasi ini mempelajari hubungan antara posisi perusahaan di dalam piramida dan biaya utang perusahaan di pasar keuangan suatu negara berkembang di Asia dengan karakteristik pasar antara lain: terdapat banyak perusahaan piramida, sistem perlindungan hukum yang lemah, dan ketergantungan pada utang bank. Kami menganalisa topik ini dengan menggunakan sampel kontrak utang bank di Indonesia selama periode 2006-2016. Kami menemukan bahwa bank menetapkan suku bunga lebih rendah pada perusahaan yang berada pada lapisan bawah dalam rantai piramida, bahkan setelah kami mengontrol berbagai faktor termasuk expropriation risk. Penemuan ini mengindikasikan bahwa bank menganggap perusahaan di lapisan bawah menerima co-insurance effect yang lebih besar daripada perusahaan di lapisan atas karena terdapat lebih banyak group internal resources yang dapat diakses oleh perusahaan di lapisan bawah yang dapat digunakan untuk menurunkan credit risk.

This dissertation empirically tests the relationship between the position of a firm in a pyramidal business group and the firm rsquo;s bank loan spread, in an Asian emerging market with a high incidence of pyramidal firms, a weak legal system, and high corporate dependency on bank loans. We use a data set of bank loan contracts for Indonesian pyramidal firms from 2006 to 2016. We find that banks charge lower loan prices to firms that are located in lower layers of a pyramidal chain, even after we control for many factors including expropriation risk. The finding suggests that banks consider that lower-layer firms receive a greater co-insurance effect than upper-layer firms because more internal resources are available down the ownership chain to lower credit risk.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
D2490
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Astari Devianty
"Dengan tumbuh dan berkembangnya platform media sosial, komunikasi bisa menjadi lebih mudah dilakukan. Namun, hal tersebut dapat disalahgunakan, seperti penyebaran hate speech melalui media sosial yang semakin marak terjadi. Meski kebebasan berekspresi adalah hak setiap orang di Indonesia, namun karena dampak negatifnya konten kebencian harus dihilangkan. Salah satu solusinya adalah dengan membangun sebuah model yang dapat mendeteksi hate speech secara otomatis. Untuk membangun model pendeteksian hate speech yang baik, dibutuhkan data beranotasi dengan jumlah yang besar untuk melatih model. Selain itu perlu juga diperhatikan target dan kategori dari hate speech tersebut. Namun, saat ini hanya ada satu multi-label hate speech dataset Bahasa Indonesia yang tersedia dan memiliki kekurangan proposi data dari setiap label yang tidak seimbang. Untuk mengatasi masalah kekurangan data ini, penulis mengusulkan sebuah metode yaitu Forward-Backward Translation untuk menghasilkan data secara otomatis. Metode ini merupakan gabungan dari forward translation dan back-translation. Forward translation dilakukan pada dataset dari high-resource language dan back-translation dilakukan pada dataset dari low-resource language. Dengan digabungkannya kedua proses ini dataset yang dihasilkan akan memiliki jumlah yang besar dan memiliki kualitas terjemahan yang baik. Metode ini digunakan untuk menambahkan data pada deteksi multi-label hate speech Bahasa Indonesia dengan tambahan data dari Bahasa Inggris. Performa pendeteksian multi-label hate speech pada dataset baru hasil penelitian ini berhasil meningkat bila dibandingkan dengan pada dataset hate speech Bahasa Indonesia yang sudah ada. Dataset ini mendapatkan F1-score sebesar 0.76 saat melakukan multi-label classification dan F1-score sebesar 0.78 saat melakukan hierarchical classification.

The growth and development of social media platforms make communication easier. However, this can be misused. For example, the spread of hate speech via social media is increasing. Freedom of speech is everyone's right in Indonesia, but malicious content must be eliminated due to its negative impact. One solution is to build a model that can automatically detect hate speech. Building a good hate speech detection model requires a large amount of annotated data to train the model. It is also necessary to pay attention to the target, category, and level of hate speech. However, there is currently only one multi-label hate speech dataset in Bahasa Indonesia available and the proportion of data for each label is unequal. To overcome this data scarcity problem, we propose a forward-backward translation method to generate data automatically. This method combines forward and backward translation. A forward translation is performed for dataset in high-resource languages and a backward translation is performed for dataset in low-resource languages. By combining these two processes, the resulting dataset will have a large amount of data and good translation quality. This method will be used to add data on multi-label hate speech detection in Bahasa Indonesia with additional data from English. As a result of this study, the performance of multi-label hate speech detection in the new dataset improved compared to the existing Bahasa Indonesia hate speech dataset. This dataset gets an F1-score of 0.76 for multi-label classification and an F1-score of 0.78 for hierarchical classification."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surti Utami Sunanto
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses evaluasi pelanggaran ekspektasi komunikasi dalam negosiasi bisnis internasional di Indonesia. Dengan menggunakan Expectancy Violation Theory EVT oleh Judee K. Burgoon 1976 sebagai rujukan teoritis utama akan dieksplorasi bagaimana proses pembentukan ekspektasi komunikasi negosiator serta proses evaluasi yang dilakukan pada saat ekspektasi komunikasi tersebut dilanggar dalam konteks negosiasi bisnis internasional. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk memahami pembentukan ekspektasi dan proses evaluasi pelanggaran ekspektasi dalam konteks negosiasi melalui pengalaman para negosiator berkebangsaan Indonesia yang telah berpengalaman melakukan negosiasi bisnis internasional. Dengan strategi ini diharapkan dapat terungkap detail proses tersebut, sehingga dapat dipahami dan diindentifikasi faktor-faktor baru yang muncul ketika proses evaluasi pelanggaran ekspektasi dilakukan dalam konteks tersebut. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa dalam konteks negosiasi bisnis, tujuan negosiasi dan motivasi sosial negosiator menjadi moderator utama dalam proses evaluasi pelanggaran ekspektasi, baik pada saat terjadi prilaku komunikasi yang ambigu, maupun saat terjadi pelanggaran ekspektasi secara negatif. Hal ini berbeda dengan apa yang disebutkan dalam EVT bahwa kadar nilai komunikator menjadi moderator utama dalam proses evaluasi. Dari temuan hasil penelitian ini diajukan juga model evaluasi pelanggaran harapan dalam konteks negosiasi. Kata kunci: ekspektasi komunikasi, pelanggaran ekspektasi, komunikasi interpersonal, negosiasi, negosiasi bisnis internasional.

This study aims to understand the evaluation of communication expectancy violations in international business negotiations in Indonesia. By utilizing the Expectancy Violation Theory EVT coined by Judee K. Burgoon 1976 as the primary theoretical reference, this study will explore the forming of communication expectancy as well as the evaluation process undertaken when those communication expectancies are violated within the context of international business negotiations. This study was conducted using a qualitative approach to understand the formation of expectancies, the process of evaluating expectancy violations and interaction adaptation undertaken within the business negotiation context through the lenses of experiences of Indonesian negotiators of the same industry. This strategy is hoped to provide details of the aforementioned process so then this phenomenon can be understood and new arising factors can be identified. The findings of the research indicate that the goal of negotiation and the negotiator rsquo s social motives have become the main moderator in the evaluation of expectancy violations in the negotiation context, both in the event of ambiguous communication behaviors and when an expectation is negatively violated. This differs to EVT rsquo s proposition stating that communicator reward valence is the main moderator in the evaluation process. This study also proposed a model of expectancy violation evaluation within the negotiation context that was never discussed before in previous literature. Keywords communication expectancy, expectancy violations, interpersonal communication, negotiation, international business negotiations."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2285
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>