Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83809 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pius Vepa Puntoadji
"Laju penguapan semprotan bahan bakar pada motor pembakaran dalam mempunyai peran yang sangat penting dalam kesempurnaan pembakaran. Semprotan ini berbentuk seperti tetesan-tetesan bahan bakar yang sangat kecil. Tevfik Gemci et. al. telah melakukan simulasi semprotan cairan dengan perangkat lunak KIVA-3V. Beberapa perangkat lunak simulasi pembakaran, seperti KIVA-3V dan Fluent, menggunakan model analogi Ranz-Marshall dan stagnan film untuk menghitung laju perpindahan massa dan panas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian kombinasi kedua model tersebut yang diterapkan pada tetesan metanol (Le=1,5) dengan data eksperimen. Analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa besar Sh dan Nu model stagnan film memiliki korelasi yang lemah terhadap model analogi Ranz-Marshall.

Fuel spray evaporation rate in inner combustion engine has an important role in the perfection of combustion. The spray consists of small dropplets of fuel. Tevfik Gemci et. al. had worked on simulation of spray with KIVA-3V software. Some combustion simulation software, such as KIVA-3V and Fluent, use Ranz-Marshall analog model and stagnant film model to calculate heat and mass transfer rate. This study is aimed to show the correlation between the two models on methanol droplet evaporation (Le=1,5) using experimental data. Besides, this study is also intended to compare stagnan film and Ranz-Marshall analog model to the combination of the two models (modified stagnan film) which Kosasih E.A and Alhamid M.I had proposed. After it was analysed, it was found that the result of Sh dan Nu using Ranz-Marshall analog model has a bad correlation to stagnan film."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pius Vepa Puntoadji
"Laju penguapan semprotan bahan bakar pada motor pembakaran dalam mempunyai peran yang sangat penting dalam kesempurnaan pembakaran. Semprotan ini berbentuk seperti tetesan-tetesan bahan bakar yang sangat kecil. Tevfik Gemci et. al. telah melakukan simulasi semprotan cairan dengan perangkat lunak KIVA-3V. Beberapa perangkat lunak simulasi pembakaran, seperti KIVA-3V dan Fluent, menggunakan model analogi Ranz-Marshall dan stagnan film untuk menghitung laju perpindahan massa dan panas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian kombinasi kedua model tersebut yang diterapkan pada tetesan metanol (𝐿𝑒=1,5) dengan data eksperimen. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk membandingkan model Ranz-Marshall dan stagnan film dengan kombinasi model yang diusulkan oleh Kosasih E.A. dan Alhamid M.I (modifikasi stagnan film). Setelah dianalis, besar Sh dan Nu yang dihasilkan model Ranz-Marshall memiliki korelasi yang buruk dengan yang dihasilkan model stagnan film dan modifikasi. Oleh karena itu, makalah ini juga membahas koreksi terhadap koefisien C1 dan C2 yang digunakan dalam model modifikasi stagnan film.

Fuel spray evaporation rate in inner combustion engine has an important role in the perfection of combustion. The spray consists of small dropplets of fuel. Tevfik Gemci et. al. had worked on simulation of spray with KIVA-3V software. Some combustion simulation software, such as KIVA-3V and Fluent, use Ranz-Marshall analog model and stagnant film model to calculate heat and mass transfer rate. This study is aimed to show the correlation between the two models on methanol droplet evaporation (𝐿𝑒=1,5) using experimental data. Besides, this study is also intended to compare stagnan film and Ranz-Marshall analog model to the combination of the two models (modified stagnan film) which Kosasih E.A and Alhamid M.I had proposed. After it was analysed, it was found that the result of Sh dan Nu using Ranz-Marshall analog model has a bad correlation to stagnan film and modification model. Thus, this paper also discusses a correction on C1 and C2 coefficient which is used in modification model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Imaduddin Azmi
"Analisis tekno-ekonomi dilakukan untuk proses ko-elektrolisis menggunakan sel elektroliser oksida padat di dalam pembangkit Power-to-Methanol di Indonesia. Proses yang diusulkan disimulasikan menggunakan Unisim dan Microsoft Excel. Perangkat lunak Unisim digunakan untuk simulasi Power-to-Methanol termasuk ko-elektrolisis dan sintesis metanol. Sedangkan excel digunakan untuk menghitung variabel penting lainnya yang tidak dapat dihitung di Unisim. Kapasitas produksi metanol 3764 MT/tahun dan Rasio SN 2.15 pertama-tama ditentukan, diikuti dengan pembuatan simulasi dan integrasi. Selanjutnya, hasil perhitungan kondisi operasi Ko-elektrolisis jika diterapkan di pabrik PtM dievaluasi. Langkah terakhir dilakukan dengan menganalisis dan mengevaluasi pengaruh harga jual metanol terhadap beberapa variabel dan skenario. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi operasi ko-elektrolisis ideal untuk aplikasi PtM dengan daya elektrolisis dan panas proses masing-masing 3700 kW dan 7073 kW. Aplikasi ko-elektrolisis SOEC di PtM juga mampu mencapai kondisi tegangan termal-netral yang diinginkan. Penilaian ekonomi menunjukkan bahwa CAPEX dan OPEX dalam penelitian ini adalah 3 kali dan 2 kali lebih tinggi dari benchmark pabrik e-metanol lainnya. Harga produksi e-metanol dalam penelitian ini adalah $1094/MT. Skenario yang paling mungkin terjadi yaitu skenario realistis (2 dan 3), menunjukkan bahwa harga jual e-metanol yang menguntungkan untuk mencapai payback period tidak lebih dari 10 tahun adalah $1200-1400/MT.

Techno-economic analysis was performed for a co-electrolysis process using solid oxide electrolyzer cell inside a power-to-methanol plant in Indonesia. The proposed process was simulated using Unisim and Microsoft Excel. Unisim software is used for the power to methanol plant simulation including co-electrolysis and methanol synthesis. While the excel is used to calculate other important variables that can’t be calculated in Unisim. The methanol production capacity of 3764 MT/year and SN Ratio of 2.15 is first to be determined, followed with the simulation modelling and integration. Subsequently, the co-electrolysis operating condition calculation result if applied in PtM plant is evaluated. The last step is done by analysing and evaluating methanol selling price effect upon several variables and scenarios. The result shows that the co-electrolysis operating condition is ideal for PtM application with the electrolysis power and process heat of 3700 kW and 7073 kW correspondingly. The SOEC co-electrolysis application in PtM is also able to achieve the desired thermal-neutral voltage condition. The economic assessment shows that the CAPEX and OPEX in this research is 3 times and 2 times higher than the other e-methanol plant benchmarks. The e-methanol production price in this research is $1094/MT. The most possible occurring scenario which is the realistic scenario (2 and 3) shows that the profitable e-methanol selling price to achieve not more than 10 years payback period is at $1200-1400/MT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan studi kinetika reaksi hidrogenasi CO2 menjadi metanol menggunakan katalis CuO ZnO AlOCrO dengan pendekatan analisis kinetika makro (hukum pangkat sederhana dan hukum pangkat kompleks). Analisis kinetika makro menghasilkan model kinetika ;hukum pangkat sederhana (SPL) dan hukum pangkat kompleks CPL seperti pada persamaan-persamaan berikut.
Hasil studi kinetika makro tersebut menunjukkan bahwa model kinetika hukum pangkat kompleks dapat memperbaikan model kinetika hukum pangkat sederhana. Secara statistik model CPL lebih baik (akurat) dari pada model SPL dan secara kinetika model CPL dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dibandingkandengan model SPL"
Jurnal Teknologi, 1998
JUTE-XII-1-Mar1998-39
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Eritropoietin (EPO) adalah hormon glikoprotein yang terdiri dari 165 asam amino dan memiliki berat molekul sebesar 30.400 Daltons. Sebagian besar kebutuhan EPO didapatkan dari hasil sintesis pada sel
mamalia Chinese hamster ovary (CHO). Pichia pastoris adalah sejenis khamir yang populer digunakan untuk menggantikan sistem ekspresi pada sel mamalia. P. pastoris dapat menggunakan metanol sebagai satu-satunya sumber energi karbon. Pada studi ini, protein rekombinan EPO (rhEPO) disintesis dengan cara mengekspresikan gen hEPO pada khamir metilotropik P. pastoris strain X33. Studi ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi metanol dan waktu
inkubasi yang optimal untuk mensintesis rhEPO. Pada studi ini konsentrasi metanol yang digunakan adalah 0%, 0.5%, 1%, 2.5%, 5%, 10%, dan 20%. Sedangkan waktu inkubasi yang digunakan adalah 0 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam, 120 jam, and 144 jam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspresi protein yang tertinggi terjadi pada
konsentrasi metanol sebesar 2.5% dan waktu inkubasi selama 48 jam.

Abstract
Erythropoietin (EPO) is a glycoprotein hormone consists of 165 amino acids and has molecular mass of 30,400 Daltons. The large quantities of these hormone required to satisfy clinical demand are currently met by recombinant expression in mammalian cell, namely chinese hamster ovary (CHO). Pichia pastoris has become popular yeast based protein
production systems to substitute mammalian expression systems.
P. pastoris is capable to use methanol as sole carbon and energy source. In this study, recombinant human EPO (rhEPO) protein obtained by expressing the hEPO gene in methylotropic yeast
P. pastoris, strain X33. The present work was carried out to study the optimal methanol concentration for induction and the incubation time to obtain rhEPO protein. To perform this study, the transformed
P. pastoris was induced with various concentrations of methanol (0%, 0.5%, 1%, 2.5%, 5%, 10%, and 20%) and incubation times (0 hours, 24 hours, 48 hours, 72 hours, 96 hours, 120 hours, and 144 hours). The results demonstrate that the highest protein expression level occurred at concentration of 2.5% methanol induction, while the optimal incubation time was at 48 hrs. "
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pusat Penelitian Bioteknologi], 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hussein
"Mesin pada kendaraan umumnya menggunakan bahan bakar cair. Bahan bakar cair yang akan dimasukkan ke dalam ruang bakar disemprotkan menjadi bulir-bulir tetesan. Laju penguapan dari tetesan merupakan elemen utama untuk mengetahui karakteristik nya. Para peneliti menggunakan model analogi Ranz-Marshall dan pendekatan model stagnan film untuk meneliti laju perpindahan kalor dan massa pada tetesan hingga sekarang. Penelitian ini akan menggunakan kedua model tersebut untuk melihat kesesuaian model terhadap tetesan Butanol. Penelitian juga dilakukan untuk membandingkan model analogi Ranz-Marshall-Stagnant Film dan model modifikasi stagnan film yang telah diusulkan oleh E.A. Kosasih dan Alhamid M.I. Penelitian dilakukan dengan melihat laju penguapan tetesan yang dibentuk pada termokopel tipe K berukuran 0.1 mm dengan memvariasikan suhu udara dan kecepatan udara yang mengalir di sekitar tetesan. Data yang telah diolah menghasilkan bilangan tak berdimensi Reynold (Re), Prandtl (Pr), Schmidt (Sc), Nusselt (Nu), dan Sherwood (Sh). Hubungan antara bilangan tak berdimensi tersebut menunjukkan bahwa model stagnan film memiliki korelasi data yang lebih baik dibandingkan dengan model modifikasi stagnan film.

Most of the vehicle engines use liquid fuel. The injected fuel transform into droplets as it going through the combustion chamber. Rate of evaporation of droplets is the main element to know its characteristic. Until now researcher use the Ranz-Marshall analogy and stagnant film approach to calculate the rate of heat and mass transfer. This study is going to use both of the approach to look at the suitablity model to Butanol. The study also comparing Ranz-Marshall analogy-Stagnant Film model to modificated stagnant film approach which was has been proposed by E.A. Kosasih and Alhamid M.I. This study look into the rate of droplet evaporation which is formed at the tip of 0.1 mm type K thermocouple. The air flowing around droplet is varied by its temperature and velocity. From the data, it can obtain Reynolds number (Re), Prandtl (Pr), Schmidt (Sc), Nusselt (Nu), and Sherwood (Sh). The correlation between these dimensionless number show that stagnant film approach have better data correlation than modificated stagnant film."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiki Prasetyo
"Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang kian pesat saat ini menuntut setiap individu untuk terus berkarya. Berbagai institusi juga berlomba-lomba untuk melakukan riset yang dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Salah satu fenomena yang sering dijumpai dalam menunjang keseharian kita adalah fenomena penguapan. Suatu proses penguapan yang terjadi pada bahan bakar cair, yang saat ini masih menjadi sumber energi utama di dunia. Pengujian tetesan merupakan salah satu langkah yang dapat dipergunakan untuk mengetahui karakteristik yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan kinerja yang efektif dan juga efisien. Salah satu parameter utama dari analogi perpindahan panas dan massa yang dimiliki pada pengujian tetesan adalah nilai dari bilangan Lewis yang dimiliki adalah sama dengan satu. Berbagai model telah dirumuskan guna memperoleh kesesuaian perhitungan perpindahan panas dan massa suatu zat.
Berbagai peneliti juga telah melakukan percobaan menggunakan cairan yang berbeda. Permasalahan yang ditemukan adalah cairan yang memiliki nilai Lewis tidak sama dengan satu akan menunjukkan korelasi yang kurang baik. Pada penelitian kali ini, dilakukan analisis lebih mendalam mengenai fenomena yang dapat menyebabkan korelasi kurang baik tersebut. Didapatkan hasil bahwa korelasi yang kurang baik tersebut timbul karena pengaruh dari stagnan film model yang digunakan. Konsentrasi cairan pada stagnan film menuju lingkungan tampak patah dan hal tersebut dirasa tidak natural.

The development of science and technology which is rapidly increasing now requires each individual to continue working. Various institutions are also competing to conduct research that can benefit human life. One phenomenon that is often found in supporting our daily life is the phenomenon of evaporation. An evaporation process that occurs in liquid fuels, which is still the main energy source in the world. Drop test is one step that can be used to determine the characteristics possessed so as to improve effective and efficient performance. One of the main parameters of the analogy of heat and mass transfer in the droplet test is that the value of the Lewis number is equal to one. Various models have been formulated in order to obtain a suitable calculation of the heat transfer and mass of a substance.
Various researchers have also conducted experiments using different liquids. The problem found is a liquid that has a Lewis value not equal to one will show a bad correlation. In this study, a more in-depth analysis of the phenomena that can cause such unfavorable correlations. The results show that the unfavorable correlation arises because of the influence of the stagnant film model used. The concentration of fluid in the stagnant film into the environment seems broken and this is not natural.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Syafiq Zaahir Zaidan Hartono
"Penelitian ini mengkaji beberapa jalur sintesis metanol yang menggunakan syngas hasil co-elektrolisis oksida padat suhu tinggi. Hasil simulasi menunjukkan kebutuhan spesifik untuk tiap jalur sintesis, meliputi arus, jumlah sel, luas area sel, dan total daya. Pada Jalur Sintesis 1, yang melibatkan proses sintesis metanol melalui co-elektrolisis dan elektrolisis CO2, modul SOEC co-elektrolisis memiliki arus 10,822 MA dengan total daya 16,04 MW dan Modul elektrolisis dengan arus dan 0,784 MA daya total 1,14 MW. Jalur Sintesis 2, yang melibatkan proses sintesis melalui co-elektrolisis, membutuhkan arus 10,078 MA dengan total daya 14,94 MW. Jalur Sintesis 3, yang melibatkan proses sintesis metanol melalui elektrolisis CO2 dan Reaktor WGS, menunjukkan kebutuhan arus 25,155 MA dengan total daya 36,48 MW. Kebutuhan bahan baku juga dianalisis dengan hasil sebagai berikut: Jalur Sintesis 1 membutuhkan 4024,26 kg/jam H2O dan 3548,47 kg/jam CO2, Jalur Sintesis 2 membutuhkan 3291,39 kg/jam H2O dan 3780,44 kg/jam CO2, dan Jalur Sintesis 3 membutuhkan 8159,12 kg/jam H2O dan 8008,46 kg/jam CO2. Analisis kelayakan ekonomi dilakukan menggunakan empat skenario dengan parameter pengurangan biaya investasi stack SOEC dan peningkatan insentif pajak karbon. Analisis ekonomi dari keempat skenario menunjukkan variasi harga jual metanol yang signifikan. Pada skenario 1, harga metanol untuk Jalur Sintesis 1 adalah $3,399.48, Jalur Sintesis 2 sebesar $3,928.64, dan Jalur Sintesis 3 sebesar $4,838.67. Pada skenario 2, harga meningkat menjadi $3,928.64, $4,029.30, dan $5,540.74 untuk masing-masing jalur. Skenario 3 dan 4 menunjukkan harga yang lebih rendah dengan harga metanol pada Jalur Sintesis 1 sebesar $3,277.08 dan $3,188.49, Jalur Sintesis 2 sebesar $3,602.53 dan $3,504.78, serta Jalur Sintesis 3 sebesar $4,609.59 dan $4,433.86.

This study examines several methanol synthesis pathways using syngas from high-temperature solid oxide co-electrolysis. The simulation results show the specific requirements for each synthesis pathway, including current, number of cells, cell area, and total power. In Synthesis Path 1, which involves the methanol synthesis process through co-electrolysis and CO2 electrolysis, the co-electrolysis SOEC module has a current of 10.822 MA with a total power of 16.04 MW and the electrolysis module with a current and 0.784 MA total power of 1.14 MW. Synthesis Pathway 2, which involves the synthesis process through co-electrolysis, requires a current of 10.078 MA with a total power of 14.94 MW. Synthesis Path 3, which involves the methanol synthesis process via CO2 electrolysis and the WGS Reactor, shows a current requirement of 25.155 MA with a total power of 36.48 MW. Feedstock requirements were also analyzed with the following results: Synthesis Line 1 requires 4024.26 kg/h H2O and 3548.47 kg/h CO2, Synthesis Line 2 requires 3291.39 kg/h H2O and 3780.44 kg/h CO2 and Synthesis Line 3 requires 8159.12 kg/h H2O and 8008.46 kg/h CO2. An economic feasibility analysis was conducted using four scenarios with parameters of reduced SOEC stack investment costs and increased carbon tax incentives. The economic analysis of the four scenarios shows significant variations in the selling price of methanol. In scenario 1, the methanol price for Synthesis Path 1 is $3,399.48, Synthesis Path 2 is $3,928.64, and Synthesis Path 3 is $4,838.67. In scenario 2, the price increases to $3,928.64, $4,029.30, and $5,540.74 for each pathway. Scenarios 3 and 4 show lower prices with methanol prices in Synthesis Path 1 at $3,277.08 and $3,188.49, Synthesis Path 2 at $3,602.53 and $3,504.78, and Synthesis Path 3 at $4,609.59 and $4,433.86."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alan Jose
"Model reaktor pembentukan metanol merupakan faktor yang penting untuk menentukan parameter kinetika reaksi pembentukan metanol. Walaupun demikian, model yang digunakan dalam riset-riset mengenai kinetika metanol yang ada masih menggunakan model yang disederhanakan. Graaf et.al (1982) mengevaluasi kinetika percobaanya dengan model CSTRsatu dimensi, sementara Froment dan Bussche (1996) mengevaluasi parameter kinetikanya dengan model reaktor homogen-semu satu dimensi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan reaksi pembentukan metanol dalam sebuah reaktor unggun diam multitubular tiga dimensidengan menggunakan Computational Fluid Dynamics (CFD) yang dikoplingdengan efek perpindahan panas dan perpindahan massa dalam reaktor multitubular. Evaluasi model berupa karakterisasi pola aliran dalam tube dan shell, karakterisasi temperatur tube dan shell, distribusi konsentrasi dalam tube. Kondisi operasi reaktor suhu inlet tube sebesar 230°C, tekanan 76.89 bar, dan komposisi inlet seperti yang ditentukan darivalidasi penelitian oleh Samimi et.al (2018). Dari hasil simulasi didapat nilai optimal kecepatan aliran pendinginan sebesar 3 m/s dan parameter faktor tumbukkan laju reaksi A1 dan A7 sebesar 1.685 dan 1.6, dengan kesalahan parameter terbesar adalah konsentrasi CO sebesar 33% error.

The methanol formation reactor model is an important factor for determining the kinetics parameters of the methanol formation reaction. Nonetheless, the model used on existing research in methanol kinetics still uses a simplified model. Graaf et.al (1982) evaluated the experimental kinetics with the one dimensional CSTR model, while Froment and Bussche (1996) evaluated the kinetic parameters with the model of one dimensional pseudo homogeneous reactor. This study aims to model the reaction of methanol formation in a three-dimensional multitubular fixed bed reactor using Computational Fluid Dynamics (CFD) coupled with the effects of heat transfer and mass transfer in multitubular reactors. Evaluation of the model in the form of characterization of flow patterns in the tube and shell, characterization of tube and shell temperature, and characterization of concentration distribution in the tube. The operating conditions of the reactor inlet tube temperature are 230 ℃, pressure 76.89 bar, and the composition of the inlet as determined from the validation of research by Samimi et.al (2018). The simulation results obtained an optimal value of flow velocity 3 m/s and the collision factor of A1 and A7 is 1.6685 and 1.6 respectively, with the biggest error being the CO concentration of 33% error."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raudhatur Rahmah
"Inhibitor tirosinase telah dikenal sebagai agen terapeutik untuk menghambat pembentukan melanin. Umumnya, inhibitor tirosinase didapat dari bahan kimia dan dari bahan alam. Di Kepulauan Seribu Jakarta terdapat beranekaragam biota laut seperti makroalga dengan jenis Caulerpa racemosa, Halimeda opuntia, Halimeda makroloba, Padina sp. dan Turbinaria sp. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penghambatan tirosinase dari lima jenis ekstrak metanol makroalga tersebut dan fraksi yang paling aktif serta mengidentifikasi golongan senyawa dari fraksi teraktif.
Hasil uji menunjukkan bahwa Halimeda macroloba memiliki aktivitas inhibisi tertinggi dengan IC50 = 407,25 μg/ml. Ekstrak metanol Halimeda macroloba dipartisi dengan pelarut nheksana, etil asetat, n-butanol dan air. Hasil uji menunjukkan bahwa fraksi nheksana memiliki aktivitas penghambatan tertinggi dengan IC50 265,57 μg/ml . Hasil identifikasi golongan senyawa menunjukkan bahwa fraksi n-heksana Halimeda macroloba mengandung senyawa steroid dan terpen.

Tyrosinase inhibitors as therapeutic agents is known to inhibit the formation of melanin. Generally, tyrosinase inhibitors derived from chemicals substance and natural materials. “Pulau Seribu” Jakarta has diverse marine such as the type of Caulerpa racemosa macroalgae, Halimeda Opuntia, Halimeda macroloba, Padina sp., and Turbinaria sp. This research aims to determine the tyrosine activity of methanol extract of five types macroalga, the most active fraction, and identifying the compound of active fraction.
The result showed that Halimeda macroloba has the highest inhibitory activity with IC50 = 407,25 μg/ml. Methanol extract of Halimeda macroloba was partitioned by n-hexane, ethyl acetat, n-butanol, and water. Obtained result showed that n-hexane fraction has the highest inhibitory activity with IC50 = 265,57 μg/ml. The identification of compound result showed that the fraction of n-hexane of Halimeda macroloba containing steroid and terpene compound.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>