Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 105189 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutagaol, Surya Dharma
"PT. Garuda Indonesia adalah perusahaan jasa penerbangan nasional milik Negara yang melayani jalur dalam negeri dan internasional dan berdiri sejak 26 Januari 1949 dengan nama Indonesian Airways. Sampai saat ini, Perusahaan telah memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu: PT. Aerowisata, PT. Abacus Distribution System Indonesia, PT. Garuda Maintenance Facilities Aero Asia dan PT. Gapura Angkasa. Dan memiliki tiga Strategic Business Unit (SBU), yaitu: Garuda Education Training Education, Garuda Sentra Medika dan Garuda Cargo.
Pada tahun 2004, industri penerbangan telah menunjukkan peningkatan permintaan seteiah setelah lama mengalami penurunan yang mengakibatkan kerugian yang dipicu oleh isu keamanan, wabah penyakit. Memasuki tahun 2005, industry penerbangan Indonesia khususnya mengalami goncangan yang cukup kuat, seiring dengan terus meningkatnya harga minyak dunia yang telah tembus U$ 60 per barrel. Dan telah membuat beberapa perusahaan penerbangan Indonesia mengalami kerugian yang cukup besar, beberapa bangkrut dan sebagian terpaksa menjual/ diakuisisi oleh perusahaan lain.
Rencana PT. Garuda Indonesia untuk go public ataupun private placement sebagai langkah memperoleh dana segar untuk meningkatkan daya saingnya adalah langkah strategis yang perlu untuk direalisasikan.
Penilaian PT. Garuda Indonesia dilakukan dengan pendekatan Free Cash Flow to the Firm. Untuk memperoleh nilai perusahaan, dilakukan proyeksi laporan keuangan perusahaan yang dibuat dengan memperhitungkan kondisi ekonomi makro: pertumbuhan ekonomi inflasi, nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga, perkembangan industri: menggunakan pendekatan jive forces, dan kinerja perusahaan. Yang dilakukan dalam analisa perusahaan, antara lain: analisa terhadap laporan keuangan, strategi perusahaan dan perhitungan nilai perusahaan.
Berdasarkan analisa fundamental yang dilakukan dengan pendekatan Free Cash Flow to the Firm, diperoleh nilai saham perusahaan sebesar Rp. 1.284.284,00 (Nilai Buku Rp. 1.000.000,00). Selanjutnya investor ataupun pihak lain yang berkepentingan dapat membandingkan nilai perusahaan lain yang dapat dijadikan benchmark, baik dari segi PE ratio ataupun PBV untuk dapat menentukan harga wajar yang layak apabila PT. Garuda Indonesia melakukan penawaran saham kepada publik (IPO) ataupun sebagai alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Tetapi dengan berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan ketidakpastian, dapat menyebabkan proyeksi yang telah dibuat perlu diperbarui karena tidak sesuai dengan yang terjadi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Susanta
"Era perdagangan bebas dunia yang dicanangkan akan dimulai tahun 2010 memberi implikasi yanngjelas pada semakin ketatnya persaingan dalam industri penerbangan dunia. Sebagai petunjuk awal terlihat dari berbagai upaya penciptaarl produk dan program pemasaran yang gencar dari seluruh maskapai penerbangan. Di kawasan Asia Pasifik posisi Gamda kurang menggembirakan dalam menghadapai maskapai utama seperti Singapore Airlines, Japan Airlines ataupun Cathay Pacific. Sementara itu di sektor domestik, Garuda menghadapi gencamya program pemasaran Sempati Air, Bouraq Airlines, Mandala Airlines maupun Merpati Nusantara. Garuda masih menguasai pangsa pasar dominan meskipun prosentasenya semakin menurun.
Sebagai mana sifat BUMN (Badan Usaha Milik Negara) secara umum, Garuda memiliki konsekuensi ganda sebagai pelaku ekonomi dan sekaligus pelayan kepentingan masyarakat dan negara. Disatu pihak perusahaan mendapatkan keuntungan dengan fasilitas serta dukungan dari pemerintah melalui berbagai kebijakan dan regulasinya. Tetapai struktur kepemilikan penusahaan yang 100 persen dimiliki oleh negara mengakibatkan keterkaitan yang sangat tinggi dengan birokrasi. Keputusan strategi bisnis yang diambil seningkali lebih banyak berdasarkan kepentingan politik, dimana kelompok birokrasi pemegang saham menyampaikan kepentingannya, dibanding pertimbangan bisnis. Sebenarnya hal tersebut tidak harus menjadi masalah apabila perusahaan dan pemenintah memiliki satu komitmen: kemajuan dan keuntungan perusaha an. Banyak fakta mengungkap hal tersebut. Tetapi tujuañ polilik hanya dapat dicapai denganpengorbanan ekonomis sering berlaku untuk BUMN.
Didalam tubuh Garuda sendiri, berkembang permasalahan signifikan yang hams segera mendapatkan penyelesaiannya. Tingginya nilai DER (debt equity ratio), tingkat profitabilitas yang kurang menggembirakan serta kebutuhan dana segar secepat mungkin untuk membiaya peremajaan armada adalah beberapa diantara permasalahan yang dihadapi perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia tersebut. Trgaedy of public utilities sering terjadi. Untuk itu Garuda perlu segera mengatasi permasalahannya sendiri untuk meningkatkan daya saingnya.
Akibat beban yang semakin berat, pemerintah Indonesia dewasa mi semakin memacu peningkatan kinerja BU]\ IN (Badan Usaha Milik Negara) melalui berbagai kebijakan dan regulasi yang mengarah pada proses privatisasi secara umum. Mulai dan perubahan .struktur organisasi, penjualan BUMN merugi hingga divesture atau pelepasan (sebagian atau seluruh) kepemilikan saham pemerintah melalui berbagai cara. Divesture dapat dilakukan dengan menjual sahani di pasar modal, pencarian pemodal strategis melalui sistem private placement ataupun penciptaan struktur usaha kompetitif.
Privatisasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi Garuda. Terdapat berbagai altematif yang meliputi management contract, pembentukan modal bersama (joint venture), perancangan sistem debt financing yang lebih kompetitif, pelaksanaan asset-based financing, ataupun pembentukan partnership tingkat taktis maupun strategis melalui aliansi.
Apabila Garuda beniiat mengambil privatisasi sebagai metode pemecahan masalah, karya tulis mi bertujuan menganalisa segala kemungkinan, keuntungan dan kerugian, kelemahan dan kekuatan organisasi, tantangan dan peluang serta penyusunan berbagai tahapan yang diperlukan untuk melaksanakan proses tersebut. Penulis menggunakan 4 (empat) tahapan proses yang dimulai dengan tahap pra-persiapan dimana perusahaan menyiapkan diii sebelum berupaya memenuhi kelengkapan persyaratan untuk melakukan penjualan saham perdana kepada publik (IPO - initial public offering). Tahapan mi memerlukan waktu yang panjang karena hams dilakukan pembenahan kepengelo!aan organisasi, pemberdayaan aset, pembangunan sistem akuntansi, keuangandan sistem informasi yang handal serta perencanaan sumber daya manusia. Garuda hams menetapakan komitmen yang tinggi untuk menjadi perusahaan publik dengan segala keuntungan dan konsekuensinya. Proses privatisasi tidak akan berhasil tanpa dukungan penuh dari manajemen dan karyawan. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat privatisasi sering memerlukan program pensiun dini atau rasionalisasi yang membawa dampak buruk bagi karyawan. Pelaksanaan rasionalisasi tersebut selain memerlukan biaya organisasi juga dana segar yang tidak sedikit. Penetapan sasaran dan kriteria sukses privatisasi melalui pasar modal dapat dilakukan pada tahap ini.
Didalam tahap ke dua yang merupakan tahap persiapan, Garuda hams memenuhi segala persyaratan yang ditetapkan oleh badan otorisasi penjualan saham di pasar modal domestik (BAPEPAM) ataupun di sektor internasional (SEC - Securities Exchange Comissiondi Amerika misalnya). Perusahaan dengan arahan Tim Pembinaan hams menetapkan tim rekanan dan konsultan (dalam aspek penjaminan emisi, akuntansi, hukum, keuangan, pemasaran dan perdagangan saham) sebagai pembantu dan penasehat dalam memenuhi persyaratan tersebut. Peruntukan dana yang diperoleh dari penjualan saham hams ditetapkan dan diusahakan untük komitmen dengan janji tersebut. Pada tahap mi Garuda hams menentukan secara tepat persentase saham lama milik pemerintah dan saham baru yang harus dikeluarkan setelah dilakukan penilaian (valuation) terlebih dahulu serta kebutuhan dana yang dikehendaki. Penentuan harga dan waktu menjadi dua komponen yang sangat vital dalam menentukan tingkat keberhasilan penjualan saham kepada publik disamping beberapa aspek penting Iainnya. Kesuksesan saham bukan karena harganya yang murah, tetapi lebih banyak k arena terpenuhinya keseimbangan permintaan dan pasokan. Timing is more lucky than skill mungkin menjadi fakta. Tetapi Garuda hams mempertimbangkan (1) kondisi IPO atau pasar modal, (2) kecenderungan ekonomi global, (3) opini pemodal terhadap industri angkutan udara, (4) kinerja PER (price earning ratio) saham yang telah tercatat terutama dari industni yang sama, (5) rerata volume IPO industri yang sama.
Pada tahap penjualan Garuda sudah menetapkan penjamin emisi global, tempat penjualan, harga saham di masing-masing pasar modal serta rentang waktu untuk mengajukan permohonan pemelian. Garuda hams lebih mengutamakan pemodal yang beronientasi jangka panjang disaminjtemodal spekulatif (risk lover). Hal tersebut akan membantu memperbaiki kineija saham puma jual serta menciptakan aflermarket overhang. Lokasi penjualan dipilih dimana pemodal mengetahui betul kondisi Garuda, peluang masa depan dan banyak berhubungan dengan jasa yang diberikan Garuda. Hal tersebut akan memperendah biaya pemasaran saham. Untuk menggairahkan sentimen pemodal di pasar modal domestik maka penlu didahului dengan penawaran di pasar internasional. Atau kalau tidak penjualan dapat dilakukan pada waktu lokal yang sama. Untuk menunjang keberhasilan IPO perlu disusun program pemasaran yang matang dan berkesinambungan.
Garuda dapat meningkatkan loyalitas karyawan dan para direksi melalui melakukan penjualan saham dengan diskon dalam program ESOP (employee stock ownership plan). Hal tersebut akan menanamkan rasa memiliki (sense of belonging) bagi karyawan dan direksi sehingga mereka lebih komitmen terhadap kepentingan perusahaan serta lebih balk kinerjanya. Lebih luas lagi Garuda dapat membentuk jaringan kepemilikan (stake holder) dengan menjual sahamnya kepada pemasok, konsumen loyal, dan kelompok lainnya yang berkai tan dengan Garuda.
Pada tahap purna-jual perlu dibentuk Bagian Hubungan Investor yang berfungsi (1) memenuhi dan mempertahankan terpenuhinya hukum dan aturan sekuritas (2) mempertahankan kinerja saham puma jual (3) menciptakan afiermarket overhang (4) menghindari perdagangan saham palsu atau insider trading. Inti dari ftingsi bagian mi adalah menjalin hubungan baik dengan pemodal dan menjamin keterbukaan informasi perusahaan sebag aimana layaknya perusahaan publik. Mereka akan menentukan langkah-langkah pelepasan saham tingkat lanjutan untuk memperoleb dana tambahan dengan biaya yang Iebih rendah dibanding pada saat IPO dilakukan. Saham harus dianggap sebagai produk utama selain produk industri jasa angkutan udara perusahaan. Untuk itu perlu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan puma jualdan komitmen yang benar-benar matang."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andria Febriany, Author
"Industri ban menjadi komoditi penting di Indonesia, karena itu dimasukkan dalam kategori industri strategis. Selain dibutuhkan modal yang besar untuk masuk industri ini juga dibutuhkan ketersediaan sumber energi yang tidak murah serta potensi pemasaran yang besar.
Industri ini memiliki skala ekonomi yang besar sehingga kestabilan bisnis dipengaruhi oleh adanya kepastian kondisi ekonomi, untuk memudahkan proyeksi produksi jangka panjang.
Perekonomian Indonesia pada tahun 2003 sudah menunjukkan kemajuan yang berarti. Sejumlah persoalan ekonomi dalam negeri masih berlanjut namun telah membawa dampak yang lebih baik Keberadaan industri komponen otomotif sebagai industri pendukung (supporting industry) memiliki kesempatan berkembang di tengah pasar kendaraan yang kian
tumbuh subur.
PT. Goodyear Indonesia. Yang menjadi objek penelitian dalam karya akhir ini adalah salah
satu perusahaan manufaktur yang memproduksi ban di Indonesia. Pada bulan Februari 1994,
PT. Goodyear Indonesia menjadi perusahaan ban pertama di Indonesia yang meraih pengakuan standar mutu internasional, ISO 9002. Perusahaan ini menawarkan 15% dari total
saham kepada masyarakat atau sebanyak 6.150.000 saham yang terdaftar di bursa saham
Jakarta dan Surabaya. Modal dasar perusahaan Rp 41 M dan modal disetor Rp 41 M. Pemegang saham terbesar adalah The Goodyear and Rubber Company, yang menguasai saham secara total betjumlah 85%.
Karya tulis ini dimaksudkan untuk menganalisis kinetja PT. Goodyear Indonesia. Analisis dilakukan pada laporan keuangan yang dihasilkan periode 1999 - 2003. Adapun tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang industri ban, menentukan nilai intrinsik saham yang wajar, serta memberikan kesimpulan dan saran, baik bagi investor dan
perusahaan. Anal isis yang dilakukan terdiri atas analisis industri (dengan menerapkan pendekatan five forces dari Porter), analisis laporan keuangan (yang meliputi analisis horisontal, analisis vertikal, dan analisis rasio), serta anal isis prospektif. Sedangkan metode evaluasi yang digunakan adalah metode Free Cash Flow to Equity (FCFE) dan Abnormal
Earning. Untuk laporan keuangan, dilakukan pengamatan untuk periode 1999-2003,
kemudian dibuat proyeksi laporan keuangan untuk 5 (lima) tahun ke depan, yaitu untuk
periode 2004-2008.
Berdasarkan analisis industri dengan pendekatan five forces dari Porter, dapat disimpulkan
untuk industri banbahwa: rivalry among competitive firms adalah high, threat of new entry adalah low, threat of subtituJe product cenderung low, bargaining power of buyer adalah high, bargaining power of supplier adalah high.
Dari hasil analisis rasio laporan keuangan dapat diketahui bahwa PT Goodyear Indonesia
mengalami stagnancy / kemandekan dalam kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan hasil penilaian dengan menggunakan metode Free Cash Flow to Equity (FCFE)
maka didapat nilai intrinsik saham PT Goodyear Indonesia sebesar Rp 11.883 per lembar
saham (undervalued) dan berdasarkan Abnonnal Earning didapatkan nilai intrinsik saham PT
Goodyear Indonesia sebesar Rp 10.597 per lembar saham (undervalued). Sehingga penulis
menyarankan bagi caJon investor untuk segera membeli (buy) saham perusahaan, sedangkan
untuk perusahaan agar lebih efesien dan memaksimalkan pendayagunaan sumber daya dan modal yang tersedia."
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elok Savitri Pusparini
"Penelitian ini melingkupi analisis sederhana namun cukup mendalam tentang bagaimana kondisi makro ekonomi negara Indonesia memberikan dampak terhadap hampir semua bisnis, baik secara positif, maupun negatif. Salah satu topik yang senantiasa menarik untuk diangkat adalah industri tembakau yang memberikan kontribusi terbesar dalam APBN Indoonesia. Beberapa temuan membuktikan bahwa ternyata industri tembakau yang secara signifikan dibatasi ruang geraknya melalui berbagai regulasi yang mengikat, ternyata tetap bertahan dan tetap mengalami pertumbuhan meski selama beberapa tahun terakhir tidaklah terlalu signifikan.
Tahun 2005 sekali lagi terbukti sebagai tahun penuh tantangan sebagai dampak dari perubahan kondisi pcrekonomian secara umum yang memberikan tekanan tersendiri terhadap industri tembakau sebagaimana halnya dengan industri lain di Indonesia. Industri tembakau terus mengalami pertumbuhan meski dengan angka yang tertekan secara signifikan di akhir kuartal kecmpat tahun 2005, seining dengan peningkatan harga jual Bahan Bakar Minyak yang menggerakkan laju inflasi, Industri juga harus menghadapi tantangan yang berasal dari peningkatan prosentase pajak yang dibebankan terhitung sejak bulan Juli 2005. Pemerintah mengumumkan kenaikan Harga Jual Eceran Rokok sebesar 15%, setelah dua tahun terakhir produsen mengupayakan untuk tetap menjaga stabilitas harga procluknya serta membatasi diri terhadap ekspansi pasar secara keseluruhan. Sehagai konsekuensinya, saat ini industri tembakau sedang dihadapkan pada prospek stagnasi yang potensial terjadi terhadap daya beli konsumen seiring dengan peningkatan laju inflasi.
Untuk menjadi lebih fokus dalam membahas topik tentang industri tembakau, penelitian ini akan mengambil sampel PT British Amarican Tobacco Indonesia, Tbk (PT BATI) sebagai objek yang akan diteliti.
PT BATI telah beroperasi selama lebih dari 88 tahun dan secara konstan dan konsisten mempertahankan sejarah dan nilai yang diyakininya yang diterjemahkan kedalam regulasi untuk memproduksi berbagai macam merek dalam lini produk rokok putih, dengan dilingkupi oleh standar rata kelola perusahaan yang tinggi. Di akhir tahun 2005, PT BATI telah berhasil mempertahankan pangsa pasar sebesar 31% dalam industri rokok putih di Indonesia.
Penelitian ini akan menyoroti lebih dalam tentang analisis fundamental saham PT BATI dengan menggunakan Discounted Cash Flow untuk mendapatkan nilai Free Cash Flow to the Firm (FCFF), sehingga di akhir perhitungan akan dapat ditemukan berapa sebenarnya nilai intrinsik dari saham BATI. Metode ini digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan proyeksi terhadap kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan biaya modal, akan digunakan Weighted Average Cost of Capital (WACC), sementara tingkat rcsiko saham dircpresentasikan oleh nilai Beta. Pengukuran yang dilakukan juga melibatkan beberapa asumsi makro seperti: Produk Domestik Bruto, Suku Bunga Bank Indonesia, tingkat inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika, serta prosentase Harga Jual Eceran (HJE) khusus untuk produk rokok.
Dalam melakukan proyeksi terhadap kondisi masa datang, penelitian ini menggunakan 3 skenario: Most Likely, Optimistic, dan Pessimistic. Dengan mengambil due date per tanggal 27 Desember 2005, ternyata saham BATI yang diperdagangkan di BEJ ditutup dalam kondisi Overvalue, di mana harga saham ditutup pada level RP 6.500,00 sementara nilai intrinsik dengan menggunakan skenario Most Likely adalah Rp 6.287,00.
Sebagai hasil akhir, penelitian ini memberikan rckomendasi bagi para Investor untuk melepas saham BATI karena nilainya saat ini sedang berada di atas nilai intrinsiknya. Sementara untuk PT BATI sendiri, Peneliti menyarankan agar perusahaan mencari alternatif strategi dalam upaya mempertahankan pangsa pasar yang ada, lebih jauh lagi, agar perusahaan dapat bertahan di dalam intensitas persaingan yang semakin tinggi.

This study covers simple analysis on how macroeconomics condition of Indonesia affects almost every kind of business in positive or negative way. One of interesting subject to discuss is tobacco industry, which contributes the highest percentage of APBN. The evidence founded that tobacco industry which is significantly affected with tight regulatory keep on surviving and reaches its business growth.
The Year 2005 proved once again to be a challenging year as the impact of general economic change placed pressure upon tobacco industry and almost all industries as well. The industry continued to grow although the rate of growth was significantly reduced in the fourth quarter of 2005 as fuel price increases drove up inflation. The Industry faced an additional challenge through an excise tax increase effective from July 2005. The Government announced at mid year a 15% increase in the Retail Price (HJE) after virtually two consecutive years of price stability and an expansion in the total market. As a consequence, the industry now faces the prospect of potential stagnation of consumer purchasing power if inflation continues to rise.
In order to be more focus in array of discussion, this study take PT British American Tobacco Indonesia, Tbk (PT BATI) as subject to he discussed. PT BATI has operated in Indonesia for 88 year and constantly continues their history and regulation to produce range of white cigarette products while operating with the highest standards of corporate governance. At the end of year 2005, PT BATI has succeeded to maintain 31% market share in white cigarette industry.
We will look closely to fundamental analysis of PT BATI?s stock with using Discounted Cash Flow to find Free Cash Flow to the Firm (FCFF) method as one of some ways to forecast cash flow of the company in the up-coming years. To support financial needs, Company uses both external and internal equity and liability. To measure Cost of capital, researcher uses Weighted Average Cost of Capital, and coefficient Beta represents the risk of individual equity (BATI's Stock). The measurement will also include some macroeconomics assumptions, such as: Gross National Product, Bank Indonesia commercial rate, inflation rate, currency rate (Indonesian Rupiah to American Dollar), and percentage of Retail Price (HJE) for cigarette products.
In forecasting the future condition, this study uses three possible scenarios: Most Likely, Optimistic, and Pessimistic. The result of measurement shows that as per December 27 2005, BATI's stock traded in Jakarta Stock Exchange (JSX) closed in overvalued condition. Using Most Likely scenario, intrinsic value per share was Rp 6.287, 00 and market stock price closed at Rp 6.500,00.
As a result, this study recommends Investors to sell BATI's stock to raise gain in their investment due to overvalued of BATI's Stock at closing price as per December 27, 2005. For PT BA TI, this study recommends company to search brand new strategy to gain higher percentage of market share in white cigarette industry, even more fly to create a new playground out of current industry's intensity of rivalry."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chyntia Selvi Anggraeni
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat analisis penerapan melalui sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai budaya organisasi Fly Hi di Garuda Indonesia. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah Bagaimana proses sosialisasi dan internalisasai Nilai Budaya Fly Hi di Garuda Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Untuk mendapatkan semua data dan informasi, peneliti menggunakan wawancara mendalam kepada beberapa narasumber, observasi lapangan dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sosialisasi dan internalisasi yang dilakukan oleh Garuda Indonesia telah berhasil, hal ini dapat dilihat dari pemahaman para pegawai yang sangat baik mengenai nilai-nilai budaya organisasi Fly Hi dan penerapan nilai-nilai budaya organisasi Fly Hi didalam setiap pekerjaan.

ABSTRACT
This Research aims to look the implementation of socialization and internalization of Fly Hi, Organization Culture of Garuda Indonesia. The question of this research is how the process of socialization & internalization of Fly Hi can be done in Garuda Indonesia. In this research, the researcher use qualitative approach and descriptive research. To get all the data and information, researcher use deep interview on multiple sources, field observation and librarial study. Reseaercher interviewed several sources. Based on the research result, show that socialization & internalization of Fly Hi in Garuda Indonesia has been successful, it can be seen from good understanding from employee regarding value of organization culture and implementation value of organization culture in their jobs."
2015
S59465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almanda Octaviani Alwie
"Pemerintah memiliki rangkaian kebijakan untuk penyehatan BUMN, salah satunya melalui program privatisasi. Rekstrukturisasi permodalan melalui privatisasi atau penjualan asset publik merupakan kebijakan publik yang mengarahkan bahwa tidak ada alternatif lain selain pasar yang dapat mengendalikan ekonomi secara efisien. Salah satu BUMN yang melakukan privatisasi melalui Initial Public Offering (IPO) adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang dinilai sehat dan termasuk industri yang masih akan berkembang.
Penelitian ini menganalisa mengenai dampak hukum dari Privatisasi yang dilakukan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, dimana PT Garuda Indonesia Tbk saat ini merupakan perusahaan maskapai penerbangan yang terdepan dan terpercaya milik pemerintah Indonesia (BUMN). Selain itu penelitian ini akan menganalisa apakah mekanisme yang dilakukan itu berdampak baik bagi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk atau malah berdampak yang kurang baik bagi kesehatan perusahaan.

The government had set policies for restructuring state owned enterprises (SOE), one of them through the privatization program. Capital restructuring through privatization or the sale of public asset is a public policy which directs that no alternative other than market that can control economy in an efficient way. One of SOE which conduct privatization through Initial Public Offering (IPO) is PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk which is assessed as a healthy company and included as an industry that will still developing.
This research analyzing about the impacts of the law of the privatization which conducted by PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, where PT Garuda Indonesia Tbk is currently the leading airline companies and trusted state owned enterprise of Indonesia. Moreover this research will analyze whether the mechanisms that was conducted have a good impact for PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk or instead have a bad impact for the company.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T35893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryka Eko Saputro
"ABSTRAK
Perkembangan industri jasa penunjang kepelabuhanan di Pulau Batam yang semakin kompetitif telah memberikan efek bagi pelaku industri jasa kepelabuhanan di Pulau Batam, sehingga diversifikasi usaha dalam bentuk kerja sama patungan merupakan salah satu strategi PT. Persero Batam untuk tetap going concern ketika merespon hal tersebut. Sebelum strategi tersebut dijalankan, maka dilakukan penilaian dengan menggunakan pendekatan top-down, dilanjutkan dengan analisis fundamental terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dan untuk mengetahui intrinsic value PT. Persero Batam. Hasil dari penilaian bahwa intrinsic value PT. Persero Batam adalah Rp. 1.470.504,16 per lembar saham.

ABSTRACT
The development of port supporting service industry in Batam which is competitive has caused the effect to this industry player in Batam, so that diversification in term of joint venture is one of company strategy to keep going concern when response to this condition. Before this strategy is applied, the valuation will be made with top-down approach, continuing with fundamental analysis toward the company to measure its financial performance and to know the intrinsic value of PT. Persero Batam. The result of valuation toward PT. Persero Batam that is intrinsic value of PT. Persero Batam is IDR. 1,470,504.16 Per share.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27270
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Poetra Indra Sakti, auhtor
"Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan diperlukan suatu perencanaan yang baik, terukur, dan dapat terealisasi. Demikian juga pada PT. Garuda Indonesia sebagai perusahaan jasa transportasi udara, telah melaksanakan hal tersebut dengan membuat Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) tahun 1998-2003. Perencanaan ini disusun dalam suasana krisis ekonomi dengan kondisi yang tidak menentu dan meliputi sasaran, strategi, dan kebijakan perusahaan dan selanjutnya penjabaran pada fungsi-fungsi yang ada seperti produksi, armada (fleet planning), pemasaran, manajemen keuangan dan organisasi.
Dengan visi menjadi world class airline Garuda Indonesia harus dapat meningkatkan citranya. Untuk itu rencana pemasaran menyebutkan bahwa Garuda Indonesia akan meluncurkan Frequent Flyer Program (FFP) yang merupakan produk airline dalam memberikan penghargaan lebih kepada penumpang yang sering bepergian. FFP ini merupakan alat pemasaran yang bersifat worldwide dan dapat digunakan dalam kerjasama dengan airline atau institusi jasa lainnya yang memberikan stimultan kepada anggotanya dalam membuat keputusan untuk selalu terbang bersama airline yang bersangkutan yang tentu saja akan meningkatkan jumlah penumpang. Sehingga dengan program ini selain akan meningkatkan citra juga akan meningkatkan pendapatan perusahaan.
Pada karya akhir ini akan dibahas Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan akan dilanjutkan dengan pembahasan pada strategi marketing terutama implementasi Frequent Flyer Program dimulai dari survey dan latar belakang pemikirannya sampai dengan pelaksanaannya yang disesuaikan dengan kondisi krisis ekonomi seperti sekarang ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Dwi Cahyono
"Valuasi dilakukan untuk menghitung nilai suatu perusahaan. Hasil dari valuasi yang tepat dapat digunakan dalam pengambilan keputusaninvestasi. Tesis ni membahas tentang analisis fundamental dan penilaian nilai saham yang dilakukan dengan dua metode yaitu FCFE dan Relative Valiation. Data makro ekonomi, data industri dan data perusahaan digunakan dalam tesis ini untuk mendapatkan asumsi berkaitan dengan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang yang akan digunakan dalam melakukan valuasi dengan menggunakan metode FCFE. Valuasi menggunakan metode relative valuation dilakukan dengan pendekatan price to earnings ratio yaitu dengan mengambil rata-rata PER industri. Dengan dilakukan hal tersebut di atas diharapkan diketahui nilai instrinsik saham PT Medco Energi Internasional, Tbk.

Valuation is the way to predict value of the company. The result can be used as a recommendation to make investment decision. This thesis analyzes the company value to its stock by using two methods, FCFE and Relative Valuation. Macro economic, industry data, and company data analysis are used in this thesis to get the proper assumptions regarding the growth potential of the company in the future, the number and ratio will be used in projection of the FCFE. In relative valuation, price to earnings approach will be used by determining the average PER of the industri. Finally, by using those two methods, we will estimate the value of the PT Medco Energi Internasional, Tbk.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Asriati
"ABSTRAK
Kondisi dan situasi pasar internasional pada saat ini diwarnai dengan situasi yang sangat kompetitif dengan tingkat persaingan yang tinggi terutama untuk rute-rute yang dianggap menguntungkan dan mulai berkembang seperti kawasan Asia Pasifik. Situasi dan kondisi lingkungan yang memberi peluang dan sekaligus ancaman ini menuntut perusahaan penerbangan melakukan suatu strategi yang efektif dan efisien sebagai usaha terobosan dan pembenahan diri agar memiliki kemampuan untuk unggui dalam bersaing.
Dalam keseluruhan proses penyusunan dan implementasi strategi, kemampuan sumber daya manusia sangat dituntut karena merupakan unsur pencetus dan penggerak. Hal lain yang tidak kalah pentingnya dalam membangkitkan keunggulan bersaing adalah memelihara keunikan artinya seberapa jauh perusahaan dapat menawarkan suatu produk atau jasa yang berbeda sehingga tidak mudah ditiru oleh pesamg. Dalam industri jasa penerbangan unsur sumber daya manusia ini telah diakui sebagai unsur keunikarr yang sangat diutamakan kaTena memiliki daya tahan yang tinggi terhadap peniruan. Keunggulan bersaing dalam hal sumber daya manusia inilah yang merupakan salah satu tujuan pembinaan pegawai di PT Garuda Indonesia.
Pertanyaan mendasar mengapa seseorang tertarik untuk bekerja atau tetap bertahan bekerja di suatu perusahaan dipengaruhi oleh seberapa jauh perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pegawainya dalam hal penghasilannya sebagai imbalan sumbang karyanya terhadap perusahaan. Dewasa ini imbalan merupakan komponen yang sangat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia. Imbalan bukan hanya diperlukan sebagai alat untuk memelihara, mempertahankan pegawai tetapi juga sebagai motor penggerak motivasi dan etos kerja pegawai dan sangat berperan dalam membentuk citra yang positif terhadap masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut diatas, pengetahuan tentang seberapa jauh PT Garuda Indonesia sudah memenuhi kebutuhan dan harapan karyawannya serta seberapa jauh persepsi karyawan terhadap imbalan yang diberikan dan bagaimana tingkat kesesuaian keadilan (equity) dalam pemberian imbalan dengan tingkat kebutuhan, keseimbangan antara imbalan kelompok pegawai yang satu dengan yang lain dan kondisi imbalan di pasar tenaga kerja, terutama perusahaan sejenis merupakan masukan yang berharga bagi PT Garuda Indonesia dalam hal pengelolaan sumber daya manusianya terutama untuk penyusunan strategi imbalan yang berlaku saat ini.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Direktorat Teknik PT Garuda Indonesia terhadap 139 responden dengan mempergunakan metode pengumpulan data kwesioner beberapa hal dapat ditemukan antara lain faktor-faktor keadilan yang dianggap kritikal, faktor-faktor yang menyangkut posisi imbaian yang diberikan PT Garuda Indonesia diatara perusahaan lain yang sejenis dan faktor-faktor imbalan yang telah memenuhi harapan karyawan.
Terdapat lima faktor kritikal keadilan yang dipandang paling menonjol yakni, gaji yang diterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan menabung; gaji yang diterima saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan rekreasi; gaji yang diterima saat ini tidak sesuai dengan tingkat gaji dari perusahaan lain yang sejenis; gaji yang diterima saat ini tidak sesuai untuk biaya menyekolahkan anak di sekolah yang baik dan gaji yang diterima saat ini tidak sesuai untuk memenuhi kebutuhan primer. Kelima faktor ini menunjukkan bahwa karyawan cenderung berpendapat gaji yang diberikan perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masing-masing individu dan bukan sebagai faktor-faktor yang berupa pengalaman kerja, prestasi kerja, tingkat jabatan, tingkat pendidikan, risiko kerja , keuntungan perusahaan dan kesesuaian dengan rekan di unit kerja lain dan di perusahaan lain yang sejenis. Seyogyanya dengan munculnya kelima faktor kritikal diatas, PT Garuda Indonesia perlu mengadakan peninjauan terhadap sistem imbalan dan menempatkan imbalan sebagai alat pemacu produktivitas dan prestasi kerja yang efektif.
Komponen imbalan berupa fasiiitas konsesi tiket dan hotel, fasilitas kesehatan dan tunjangan karya, berdasarkan urutannya merupakan komponen yang paling memenuhi harapan karyawan. Dengan munculnya komponen tersebut sebagai komponen yang paling memenuhr harapan maka seyogyanya PT Garuda Indonesia melakukan tindakan pemeliharaan agar tetap dapat menempatkannya sebagai salah satu competitive advantage perusahaan. Berbeda halnya dengan ketiga komponen diatas Tunjangan Hari Tua/Pensiun, Sumbangan Pendidikan, Gaji Pokok dan Fasilitas Olah raga dan sent, berdasarkan urutannya merupakan komponen yang paling belum memenuhi harapan karyawan. Tunjangan Hari Tua/Pensiun dan Gaji Pokok merupakan dua hal yang saling berkait dan tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu seyogyanya PT Garuda Indonesia memberi perhatian yang serius pada penetapan gaji pokok karyawannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan karyawan dan meninjau kembali formulasi perhitungan pensiun yang akan diterima.
Walaupun tidak terlepas adanya proses pembandingan dengan perusahaan penerbangan asing yang seringkali mengadakan kerjasama dengan Direktorat Teknik, dalam hal kesesuaian keadilan dengan kondisi pasar tenaga kerja di industri jasa penerbangan, hal yang menarik adalah munculnya tingkat ketidaksesuaian yang tinggi dari imbalan diantara perusahaan lain yang sejenis. Ketidaksesuaian ini memiliki keterkaitan yang cukup signifikan dengan tingkat pendidikan dan lamanya masa kerja dan akan merupakan masalah perusahaan di kemudian hari mengingat telah diselenggarakannya beberapa program pendidikan tinggi dengan beberapa pihak dalam rangka peningkatan kwalitas sumber daya manusianya. Seyogyanya PT Garuda Indonesia meninjau kembali struktur dan sistem imbalannya dan menetapkan sistem imbalan yang cukup kompetitif yang didasarkan pada harga yang berlaku di pasar tenaga kerja."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>