Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samadi
"
ABSTRAK
Pesisir merupakan kawasan paling produktif dan relatif pesat
perkembangannya, dimana tingkat kebutuhan dan pemakaian
air bersih dalam jumlah besar dan kontinyu baik dari pasokan
air PAM maupun air tanah penting diperhatikan. Karenanya,
apabila dilakukan pengambilan air tanah secara berlebihan,
akan menyebabkan muka air tanah turun hingga terjadinya
kemungkinan penurunan permukaan tanah serta memberi
kesempatan bagi masuknya air permukaan termasuk air laut
ke dalam lingkungan air tanah.
Masalah di atas terjadi karena belum tercukupinya
pemenuhan kebutuhan publik akan air bersih selain karena
beragamnya latar belakang masyarakat khususnya konsumen -
air PAM, keinginan serta kemampuan membayar harga air,
kebocoran, dan atau pencurian air maupun tindakan skala
prioritas perusahaan air dalam melayani konsumen. Sub
masalah ini akhirnya berdampak terhadap kesungguhan
perusahaan air PAM untuk memperhatikan aspek-aspek
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas distribusi air bersih
kepada penduduk termasuk kelompok rumah tangga
(domestik) di DKI Jakarta.
Perhatian terhadap aspek kualitas air tanah terutama
kandungan klorida (Chloride atau Cl-) dalam tiap liter air
yang dikonsumsi menjadi bagian penting untuk diketahui
.seberapa besar nisbah pemakaian air PAM pada lokasi yang
sama. Unsur klorida biasanya akan berhubungan dengan rasa
atau taste masyarakat pengguna air. Tentunya akan berbeda
rasa yang dialami warga masyarakat yang bermukim di
wilayah pantai dengan masyarakat yang tinggalnya jauh dari
pantai terhadap kandungan klorida dalam air yang
dikonsumsinya. Bisa jadi, tingginya kadar klorida dalam air
yang dikonsumsi masyarakat yang tinggal di dekat pantai
bukanlah masalah. Namun, akan berbeda masalahnya jika ini
terjadi pada lingkungan permukiman penduduk yang tinggal
jauh dari pantai dan sudah terbiasa dengan konsumsi air yang
relatif tawar dan segar.
Berdasarkan permasalahan yang dijumpai di lokasi penelitian,perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) aspek aspek kuantitas, kualitas, dan kontinuitas distribusi aliran air PAM tidak sebanding dengan tingkat permintaannya, dan (2) mutu pelayanan air PAM masih jauh dari harapan pelanggan.
Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah (1) aspek-aspek kuantitas, kualitas, dan kontinuitas distribusi aliran air PAM
masih rendah, dan (2) mutu pelayanan air PAM masih rendah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) kuantitas,kualitas, dan kontinuitas distribusi aliran air PAM, dan (2)persepsi dan harapan penduduk pelanggan air PAM terhadap
mutu pelayanan perusahaan.
Dengan melakukan pendekatan survei dan pengambilan data
secara purpossive sampling, proses analisis data
menggunakan analisis Korelasi Matriks terhadap sampel
terpilih yang seluruhnya adalah rumah tangga pelanggan air
PAM (konsumen domestik) serta masih memiliki dan
menggunakan air tanah di rumah tangganya; penelitian ini
menyimpulkan (1) sebagian besar responden rumah tangga
(domestik) cukup puas terhadap jumlah meter kubik air yang
diperoleh disamping terdapat hubungan yang relatif lemah
negatif antara kandungan klorida dalam air tanah dengan
tingkat pemakaian air PAM, serta adanya keyakinan
responden terhadap jaminan ketersediaan dan -
keberlangsungan distribusi aliran air PAM, dan (2) tingkat
pelayanan air bersih dari perusahaan air PAM masih rendah.
"
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singapore: Pablo Publishing Pte Ltd, 2002
551 WWA
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
McWhorter, David B.
Colorado : Water Resources Publications , 2010
551.49 MCW g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Kusratmoko
"Pengamatan hidrologi di kawasan hutan kota kampus Ul Depok telah dilakukan selama bulan September 2000 sampai Februari 2001, dalam upaya untuk mengidentifikasi pengaruh tutupan lahan terhadap pembentukan aliran air. Untuk keperluan itu telah dibangun tujuh stasiun pengamatan yang dikarakteristikkan dengan tutupan lahan yang berbeda.
Hasil analisis data menunjukkan, bahwa tutupan vegetasi bawah berupa rumput dan semak pads penggunaan lahan hutan kota di kampus UI memainkan peranan yang penting sebagai faktor pengontrol pembentukan aliran permukaan dan bawah tanah, terutama signifikan selama kejadian-kejadian hujan konvektif. Proporsi air hujan lolos pada lokasi-lokasi tersebut, yang menghasilkan aliran permukaan dan bawah tanah, bervariasi antara 5,3-7,2%. Sementara pada lokasi pengamatan tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah dihasilkan angka proporsi aliran sebesar 12,5-18,9%. Tingginya proporsi aliran permukaan pada lokasi bervegetasi bawah selama bulan Desember-Februari diduga akibat meningkatnya kejenuhan dan muka air tanah, yang selanjutnya menghasilkan aliran permukaan yang meluas (widespread saturation overland flow). Secara keseluruhan, antara air hujan lolos dengan volume aliran permukaan, menunjukkan korelasi positif yang linear. Namun pada lokasi tanpa vegetasi bawah dan lapisan seresah diperlihatkan korelasi yang kuat (koef. Determinasi >80%).
Pengaruh faktor kelembaban tanah terhadap tingginya aliran permukaan yang terjadi terlihat secara nyata pada lokasi dengan vegetasi bawah dan lokasi tanah pertanian kering dan ini terutama signifikan pada kejadian-kejadian dengan air hujan lolos >40 mm.

During September 2000 - February 2001 hydrological measurement of urban forest in Campus area of the Indonesia University, Depok were carried out to identify the effect of land cover on the runoff generation processes. Seven-observation station which are characterized by differenced land cover were build to measure overland and sub surface flow.
The result of data analysis showed that the grass and litter cover in urban forest floor played an important role as a control factor of overland flow and through flow production, especially significant during the convective rains. During this events, the proportion of through fall on this area which produced overland flow, varied between 5,3-7,2%, while on the area without the grass and litter cover, its about 12,5-18,9%. During the rain season (December-February) the overland flow was very high. This is probably closely related to the absence of the widespread saturation overland flow.
The effect of antecedent precipitation index on the overland and through flow production was identified on the location with grass cover and cultivated area and particularly significant on the events with through fall >40 mm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Paris: Unesco, 1978
R 553.7 WOR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Walesh, Stuart G.
New York : John Wiley & Sons, 1989
628.21 WAL u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mays, Larry W.
Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, 2011
627 MAY w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Taniguchi, Makoto, editor
"Recent findings on the interaction of water from land, oceans, and the atmosphere encourage researchers to undertake collaborative work that goes beyond the boundaries of each discipline, be it oceanography, surface and subsurface hydrology, climatology, or glaciology. Drawing on all these fields, the book focuses on two major boundaries, that between surface water and ground water, and that between terrestrial water and ocean water. "
Tokyo : Springer, 2012
e20405673
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Wido Cepaka Warih
"Daerah Tangkapan Air Rawapening dengan luas 27.434,393 ha merupakan bagian dari DAS Tuntang dengan luas 130.036,886 ha (Sriyana, 2011) dengan hulu di Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo dan Gunung Ungaran. Perubahan penggunaan tanah mengakibatkan terjadinya run off (limpasan), sehingga mempercepat terjadinya erosi. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi potensi erosi di DTA Rawapening menggunakan model SWAT. SWAT (Soil and Water Assessment Tool) merupakan model hidrologi yang dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh penggunaan lahan terhadap aliran air, sedimen, erosi dan zat kimia lainnya yang masuk ke sungai atau badan air pada suatu DAS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Hydrologic Response Unit (HRU) yang terbentuk di DTA Rawapening didominasi oleh unit lahan berupa kebun/tegalan dengan tekstur tanah loam/lempung (L) dan lereng 15-25% (AGRR/L/15-25). Potensi erosi rata-rata tahunan yang terjadi di DTA Rawapening sebesar 167,201 ton/ha. Kontribusi erosi paling tinggi berasal dari SubDTA Galeh sebesar 2.820,9099 ton/ha/tahun karena kondisi unit lahan didominasi oleh kebun/tegalan pada lereng yang antara 15-40 % disertai dengan curah hujan tahunan yang cukup tinggi yaitu 2750-3250 mm/tahun dan kontribusi paling rendah terjadi pada SubDTA Kedungsringin sebesar 1,3762 ton/ha/tahun. Hasil kalibrasi antara debit model dengan debit observasi yaitu R= 0,8018 menunjukkan bahwa model dapat diterima dan layak diaplikasikan di DTA Rawapening.

Rawapening water catchment area with 27.434,393 ha, is part of the Tuntang watershed with 130.036,886 ha (Sriyana, 2011), which has headwaters in Mount Merbabu, Telomoyo Mountain and Mount Ungaran. Changes in land use resulting in run off, thereby accelerating erosion. This study aims to predict the potential for erosion in the Rawapening water catchment area with SWAT model. SWAT (Soil and Water Assessment Tool) is a hydrological model that can be used to predict the effects of land use on water flow, sediment, erosion and other chemicals into streams or bodies of water in a watershed. The research concludes that the Hydrologic Response Unit (HRU) that form in the watershed are dominated by land unit Rawapening a garden/dry with loam (L) soil texture and 15-25% slope (AGRR/L/15- 25). Potential average annual erosion that occurred in the Rawapening water catchment area of 167,201 tons/ ha/year. The highest erosion contribution comes from the SubDTA Galeh of 2.820,9099 tons/ha/year, because condition of the land unit dominated by garden/dry on slopes between 15-40% along with annual rainfall is 2750-3250 mm and the contribution of the lowest occurred in SubDTA Kedungsringin of 1,3762 ton/ha/year. Calibration results between models debit with observation debit that R = 0,8018 indicate that SWAT model can be accepted and applied in the Rawapening Water Catchment Area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S54389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titiek Ujianti Karunia
"Neraca air baku DKI Jakarta terdiri dari kebutuhan dan ketersedian air baku yang ada di DKI Jakarta. Jumlah penduduk yang semakin bertambah dan perubahan tata guna lahan hingga tahun 2030 menyebabkan kebutuhan air bertambah setiap tahunnya. Strategi potensi sungai Cisadane dan Citarum, panen hujan dan reverse osmosis menjadi sumber daya alternatif untuk menambah ketersediaan air baku. Jumlah defisit air baku setelah diaplikasikannya strategi ini berkurang 37.3% dari tahun 2010 sebesar 9661.536 l/det menjadi 3604.931 l/det pada tahun 2030. Untuk menghilangkan defisit air baku diperlukan tambahan altenatif sumber daya air lainnya berupa Waduk Ciawi dan IPA Buaran III

DKI Jakarta water balance consists of the demaind and supply water in DKI Jakarta. Number of gowing population and the changes in landuse through 2030 led the demaind of water grow every year. Strategy of potential Cisadane and Citarum river; rain harvesting; and reverse osmosis are the alternative to increase the supply of water. The amount of water deficit after this strategy apllied was reduced 37.3% from 2010 amounted 9661.536 l/s to 3604.931 l/s in 2030. To eliminate the deficit of water required additional alternative from other water resources such as Ciawi reservoir and IPA Buaran III"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46602
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>