Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulastini
"Untuk dapat mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2010 maka diterapkan empat misi pembangunan kesehatan dan salah satunya adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit telah dikembangkan akreditasi dan di Puskesmas dikembangkan Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar atau Quality Assurance (QA).Dalam QA pelayan kesehatan dasar mengukur penampilan terhadap standarstandar, yang dapat dipantau dengan menggunakan daftar tilik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan petugas dc;.lam menerapkan standar yang telah ditetapkan.
Rendahnya kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal di 9 puskesmas Kabupeten Musi Banyuasin yang telah mendapat pelatihan QA mendorong peneliti untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal di 9 puskesmas Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan tahun 2001 dan faktor internal dan ekstemal yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal.
Penelitian ini dilakukan di 9 puskesmas Kalmpaten Musi Bayuasin Propinsi Sumatera Selatan pada bulan April s/d Juni 2001. Sampel penelitian adalah semua bidan yang bertugas di unit KIA puskesmas sejumlah 50 orang. Jenis penelitian adalah cross sectional.
Analisis yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi, bivariat dengan chi squere dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan bidan di 9 puskesmas masih rendah yaitu 54%.
Dari analisis bivariat didapatkan faktor internal yang berhubungan dengan kepatuhan bidan adalah sikap, motivasi, sedangkan faktor ekstemal adalah beban kerja dan supervisi. Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan adalah supervisi.
Disarankan terutama kepada kepala puskesmas agar melakukan supervisi internal kepada bidan secara terus menerus dalam rangka bimbingan teknis dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan sehingga dapat memberikan pelayanan antenatal yang lebih bermutu. Disamping itu juga agar sistem reward and punishment dilaksanakan dengan konsisten serta uraian tugas para bidan ditinjau kembali, sehingga tidak terjadi bidan mempunyai tugas rangkap. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten agar merubah cara pendekatan supervisi lebih kearah menasehati dan membimbing serta membantu pemecahan masalah."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Fadjar Harijanto
"Untuk dapat mencapai visi Indonesia sehat 2010, telah ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Strategi yang ditetapkan adalah melalui upaya-upaya promotif dan preventif sebagai kegiatan umum, tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Pada dasa warsa terakhir ini Angka Kematian Ibu (AKI) berdasarkan hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun l995, masih relatif tinggi yaitu sebesar 373/100.000 kelahiran hidup (KH), dan berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 1997 AKI di Indonesia sebesar 334/100.000 KH. AKI ini termasuk angka tertinggi sekitar 3-6 kali bila dibanding negara ASEAN lainnya. Upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu salah satunya adalah dengan meningkatkan pengelolaan pelayanan antenatal sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif sesuai dengan pedoman pelayanan antenatal di Tingkat Dasar (Depkes RI, 1998).
Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang proses pengelolaan program pelayanan antenatal di Puskesmas Gladag dan Genteng Kulon meliputi proses pengkajian, perencanaan, penggerakan dan pelaksanaan, serta pemantauan dan penilaiannya. Di samping itu ingin diketahui juga tentang komitmen pimpinan pada kedua Puskesmas terhadap pengelolaan pelayanan antenatal.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Gladag dan Genteng Kulon Kabupaten Banyuwangi mulai 19 April sampai dengan 22 Mei 2002. Informan penelitian adalah 2 orang Kepala Puskesmas dan peserta diskusi kelompok terarah (DKT) sebanyak 13 orang bidan dan bidan di desa yang bertugas di Puskesmas tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa proses pengelolaan program pelayanan antenatal di kedua Puskesmas sudah dilakukan dengan baik, tetapi belum dilakukan dengan optimal karena pengelolaannya tidak dilakukan secara menyeluruh dan hanya bersifat insidental yaitu hanya dilakukan pada tahun-tahun tertentu kalau mereka sedang ada kesempatan atau apabila ada instruksi khusus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi.
Pengelolaan pelayanan antenatal yang dilakukan secara teratur pada kedua Puskesmas tersebut baru pada tahap pengkajian dan pelaksanaan peIayanan antenatal yang bersifat rutinitas. Dalam pelaksanaannya pelayanan antenatal sudah mencakup pelayanan utama "5T" tetapi untuk pelayanan yang bersifat komprehensif belum dilaksanakan secara optimal, terutama dalam melakukan anamnesa, pemeriksaan umum (fisik dan psikologis), dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar pengelolaan pelayanan antenatal dilaksanakan menyeluruh dan terpadu yang dilakukan secara teratur setiap tahun. Pelaksanaan pelayanan antenatal sedapat mungkin dilakukan secara komprehensif sehingga deteksi dini ibu hamil resiko tinggi dapat dicapai.

Qualitative Study on Management Process of Antenatal Service Program at Gladag and Genteng Kulon Health Centers of Banyuwangi District, 2002To achieve the vision of healthy Indonesia in 2010 it has been decided four missions in health building. One of those missions is to maintain and improve the quality of health service and the coverage to commumcy at all levels. The strategy that decided was through promotive and preventive efforts as general activity, without put aside the curative and rehabilitative efforts.
On the recent years the Maternal Mortality Rate (MMR) based on the Household Health Survey, 1995 it was still high as 3731100.000 live births, and based on Indonesia Health Demographic Survey, I997 the MMR in Indonesia was 334/100.000 live births. It is the highest rate if compared with the ASEAN countries. One of the efforts in reducing the MNIR is by increasing the antenatal service management at he primary health care (MOH RI, 1998).
The objective of this study is to obtain the information on the process of management program on antenatal service at Gladag and Genteng KuIon Health Centers, it coverings the review process, planning, motivating and implementation, and also controlling and its assessment. Besides that, it also to know the commitments of those leaders of the Health Centers.
This study was conducted at Gladad and Genteng Kulon Health Centers of Banyuwangi District since April 19 - May 22, 2002. The informants of this study are two heads of those Health Centers and 13 midwives as the participant of the Focus Group Discussion, and the Village Midwives whose are giving service at those Health Centers. The type of study used qualitative.
Based on the result of this study, it can be concluded that the process of management program on antenatal service at two Health Centers has been conducted in good order, however it has not conducted in optimal yet, since their management are not conducted in entirely. It only conducted on the certain years, if there were opportunities or if there was special instruction from the Local Health Service, Banyuwangi District.
The management program on antenatal service that conducted regularly at those Health Centers, it only on the reviewing phases and implementation of antenatal service. On their implementation of antenatal service it covering the main service in "5T", however on service that comprehensively it has not conducted yet in optimal, especially in doing anarnnesa and general check-up (physic and psychology), and also education to the pregnant mothers.
Based on the result of this study, It is recommended that the management of antenatal service should be conducted in entirely and integrated in regularly and in each year. The implementation of antenatal service as could as possibly comprehensively, so early detection for pregnant mothers with high risk can be achieved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T2527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaneu Nuraineu
"Pelayanan Antenatal Care ANC yang berkualitas adalah pelayanan yang sesuaidengan standar, dalam penerapannya terdiri dari 10T. Tenaga kesehatan yangpaling berperan memberikan pelayanan kesehatan pada ibu hamil adalah bidan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap dan motivasi bidandesa terhadap kualitas pelayanan ANC di Kabupaten Lebak, penelitian inimenggunakan penelitian observasi analitik dengan rancangan ldquo;cross sectional rdquo;dengan jumlah sampel 164 bidan di desa. Terdapat 123 75,0 respondenmemiliki sikap baik terhadap kualitas pelayanan ANC K4 dengan nilai p=0,002 p< 0,05 dan OR=11,02 berarti ada hubungan yang kuat, sikap dengan kualitaspelayanan ANC K4, lebih dari separoh responden memiliki motivasi yang kurangterhadap kualitas pelayanan ANC yaitu 108 65,9 responden, diperoleh nilai?=0,012 dan OR=2,55 berarti ada hubungan motivasi dengan kualitas pelayananANC K4. Diharapkan Dinas Kesehatan bersama puskesmas mengoptimalkanprogram/kegiatan yang ada, melakukan pembinaan teknis dan monev yangterjadwal dan berkelanjutan, kemudian hasilnya dilakukan feedback.

A qualified Antenatal Care Service (ANC) is a service that complies with the standards, in its application consisting of 10T. The most important health worker providing health services to pregnant women is midwife. This study aims to find out the correlation between attitude and motivation of village midwife to ANC service quality in Lebak Regency. This research use analytic observation research with cross sectional design with 164 sample of midwives in the village. There are 123 (75,0%) respondents have good attitude toward service quality of ANC K4 with value p = 0,002 (p <0,05) and OR = 11,02 mean there is strong relation, attitude with service quality ANC K4, Half of respondents have less motivation to ANC service quality that is 108 (65,9%) responder, obtained value ρ = 0,012 and OR = 2,55 mean there is motivation correlation with service quality of ANC K4. It is expected that the Health Office together with the puskesmas optimize the existing programs / activities, conduct technical and monev training which is scheduled and sustainable, then the result is feedback.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48518
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H. Atang Tachyat A.R.
"Angka kematian ibu dan angka kematian bayi di masih tinggi yaitu 4,21 dan 60 per 1000 kelahiran hidup pada-tahun 1992. Berbagai faktor risiko telah diketahui sebagai penyebab langsung dan tidak langsung dari kematian ibu dan bayi. Pelayanan antenatal atau Antenatal Care yang baik diyakini merupakan salah satu upaya yang mempunyai daya ungkit besar dalam usaha menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Secara kuantitas cakupan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Sampai tahun 1991 sebanyak 81.9 % ibu hamil telah tercakup peiayanan antenatal Puskesmas, namun bam 55 % ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal 4 kali atau lebih (Depkes,1992).
Suatu penelitian cross-sectional dilaksanakan di Kabupaten Cianjur pada bulan Mei - Juni 1995, bertujuan unluk mengetahui faktor-faktor risiko kehamilan yang berhubungan dengan kualilas (adekuasi) pemanfaatan pelayanan antenatal serta faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut, dilihal dari sudut pengguna pelayanan yaitu ibu hamil pengunjung Puskesmas. Data diperoleh dari hasil wavvancara, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan kebidanan dan 1 fb ( mctoda Sahli) terhadap 210 orang rcsponden- Pemanfaatan pelayanan dikatakan adckuat bifa ibu memeriksakan kehamilannya kepada pclugas kesehatan pada umur kehamilan trimester pcrtama, paling scdtkil satu kali pada trimcsler-2 dan 2 kali pada trimcster-3.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 68.1 % responden memeriksakan kehamilannya pada umur kehamilan trimester pertama, namun hanya 45.2 % ibu yang tergolong memanfaatkan pelayanan secara adekuat. Dari 17 variabel yang diteliti rata-rata tiap ibu memiliki 3 jenis variabel risiko, 17.3 % ibu termasuk kelompok risiko tinggi. Anemia (Hb < 11 gr %) dijumpai pada 79 % responden.
Analisis label silang dan regresi logistik menyimpulkan adanya hubungan asosiasi bermakna antara risiko tinggi dengan adekuasi pemanfaatan antenatal (Rasio Odds = 3.06, nilai p = 0-0264). Tujuh variabel penting berhubungan secara bermakna dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal. Variabel risiko umur, jarak kehamilan, pengetahuan dan pendidikan berhubungan negatif dengan adekuasi pemanfaatan petayanan antenatal ( Rasio Odds = 0.34 - 0.44, nilai p = 0.0003 - 0.0230 ), sedangkan hubungan antara variabel persepsi kesehatan, Hb dan riwayat obstetrik jelek dengan adekuasi pemanfaatan antenatal merupakan hubungan asosiasi Rasio Odds berturut-turut = 2.52, 3.14, dan 3.49; nilai p = 0.0323, 0.0355, dan 0.0309).
Diantara empat variabe! kontrol, variabel jarak tidak terbukti secara bermakna mempengaruhi hubungan variabel risiko kehamilan dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal, sedang variabel jenis peiayanan, ongkos pelayanan serta rencana persalinan secara bermakna mempengaruhi hubungan tersebut terutama terhadap hubungan variabel pengetahuan dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal.
Guna meningkatkan kualitas pemanfaatan oleh ibu hamil, upaya-upaya yang perlu dilaksanakan anrata lain : inlensifikasi penyuluhan mengenai pelayanan antenatal dan risiko kehamilan, meningkatkan kemampuan tenaga bidan, dukun bayi dan kader dalam menentukan faktor risiko ibu pada ibu hamil yang berhubungan secara negatif dengan adekuasi pemanfaatan pelayanan antenatal. Pemantauan terhadap dislribusi tablet Fe, dan K.IE tentang manfaat Fe perlu lebih ditingkatkan dengan melibatkan pelugas gizi, bidan dan dukun serta kadcr. Penelitian ini mendukung upaya-upaya program KIA dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh bidan, supervisi terhadap pertoiongan persalinan olch dukun serta pengcmbangan dana sehat untuk ibu hamil.

Maternal and infant mortality rates are still high in Indonesia, i.e. 4.21 and 60 per 1000 livebirths respectively in 1992. Various risk factors are known as direct and indirect causes of maternal and infant deaths. A good antenatal care (ANC) is believed as one of the effort that has great impact in lowering both maternal and infant mortality rates. The coverage of ANC at the health centres in Indonesia tends to increase quantitatively. Until 1992 it was reported that 81.9 % of expecting mothers were covered by health centres, but only 55 % had had four times or more visits ( Ministry of Health, 1992 ).
A cross sectional study has been conducted in Cianjur Regency in May-June 1995, identifying the pregnancy risk factors which were related to the quality (adequacy) of utilization of ANC from the view of users, i.e. expecting mothers attending health centres, * and to find oui other factors which influence the relationship. Utilization of ANC is difined as adequate if the expecting mother had her first ANC visit to health personnel during the first trimester, at least once in the second trimester and two consecitive visits in the third trimester of her gestational age. The data were collected from 210 respondent through direct interviews, general physical and obstetric examinations, and Sahli's method for determination oi'hemogobin concentration.
The study revealed that 68.1 % of expecting mothers visited health personnel for the first ANC during the first trimester of gestational age, but only 45 % of them had utilized ANC adequately. Among the 17 variables of the risk factors included in this study, averagely every expecting mother possesed 3 kinds of risk variables and 17.3 % of the mothers were high risk group. Anemia (Hb < 11 gr %) was found in 79 % of respondents.
Cross-tables and logistic regresion analysis concluded that there was a significant association between high risk factors and the adequacy of ANC utilization ( Odds ratio = 3.06, p value = 0.0264 ). Seven important variables had been identified were significantly related to the adequacy of utilization of ANC. Age, length of spacing, knowledge and education variables were negatively related to utilization of ANC ( Odds ratios = 0.34-0.44 , p values = 0.0003-0.0230 ). In the other hands the variables of health perception, hemoglobin and history of previous delivery were proved having positive association with the adequacy of ANC ( Odds ratios = 2.52, 3.14 and 3.49 respectively, p values = 0.0323, 0.0355 and 0.0309 ). Amongs the four control variables, the distance between mother's homes and the location of ANC facilities was statistically not significant influencing the relationship between the risk factors and utilization of ANC, while the variables of antenatal service (known as 45T), service cost and planning of safe delivery were found affecting the relationship significantly, especially to the relationship between knowledge variable and the adequacy of ANC utilization.
To improve the quality of ANC utilization, health education dealings with ANC and risk factors of pregnancy should be intensified. Knowledge and capability of midwives, traditional midwives and voluntary cadres should be improved in identifying pregnancy risk factors especially those which arc related negatively lo the adequacy ofANC utilization. Monitoring of distribution of Ferrous tablets as well as its communication -information & educational aspects should be more intensified, involving the nutririon staff, midwives, traditional midwives and cadres. The study supports the efforts of MCH program in increasing the coverage of home-deliveries by midwives, supervision of high risk home-deliveries attended by traditional midwives and development of health insurance for expecting mothers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titien Irawati
"ABSTRAK
Dewasa ini pembangunan kesehatan yang memasuki periode Pembangunan Jangka Panjang II masih ditandai oleh tingginya angka kematian ibu (AKE) dan angka kematian bayi (AKB).
Salah satu mata rantai yang berhubungan dengan kematian ibu adalah pelayanan antenatal disamping mata rantai lain yang tidak kalah pentingnya adalah persalinan. Pelayanan antenatal di Kabupaten Cianjur masih belum sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal "5T ", masih ada ibu hamil yang tidak ditimbang, tidak diukur, tekanan darahnya, tinggi fundusnya, tidak diberi imunisasi TT lengkap, dan tablet tambah darah minimal 90 tablet.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kepatuhan bidan desa terhadap standar minimal pelayanan antenatal "5T" dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal "5T"di Kabupaten Cianjur tahun 1998, dengan menggunakan rancangan cross sectional serta analisis statistiknya menggunakan analisis chi- square. Sedangkan sampel penelitian ini adalah bidan desa yang bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa kepatuhan bidan desa terhadap standar pelayanan antenatal "5T " masih rendah (32,7 %). Dan dari analisa bivariat memperlihatkan adanya hubungan antara sikap dengan kepatuhan bidan terhadap standar pelayanan antenatal " 5T " (p < 0,05). Ada hubungan antara lama bekerja dengan kepatuhan bidan terhadap standar minimal pelayanan antenatal "5T" (p < 0,05).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kepatuhan bidan terhadap standar minimal antenatal "5T " masih rendah dan ada hubungan yang bermakna antara sikap, lama kerja dengan kepatuhan bidan terhadap standar minimal pelayanan antenatal 5T.
Saran, perlu adanya peningkatan sikap bidan melalui supervisi, motivasi dan kelengkapan sarana untuk pelayanan antenatal.
Daftar Pustaka : 41 (1980 - 1998).

ABSTRACT
Analysis of Village Midwife Compliance on Minimum Standard of Antenatal Care Services "5T" in District of Cianjur in 1998.Currently, the National health development which has entered the second long term development period is still marked by a high maternal mortality and infant mortality rate.
One of important related chains to maternal mortality rate is the antenatal care services besides the delivery. The antenatal services in District of Cianjur has not yet corresponded to minimal standard of antenatal services "5T", there still exists pregnant women who are not weighed, whose blood pressure and fundus uteri are not measured, some of them have not received yet TT immunization and minimum of 90 ferrous tablets.
The aim of this research is to obtain a description of village midwife compliance level on minimal standard of antenatal services "5T" in District of Cianjur and other factors which are related to it. A cross sectional study was used with statistical analysis using chi-square analysis. Samples of this study are midwives in Health Office in District of Cianjur. Samples are taken using simple random sampling.
This research shows that compliance of village midwife on the minimum standard of antenatal services is still low (37,7 %). The bivariate analysis shows relation between the attitude and compliance of midwife on the antenatal sevices standard "5T". There is also a relation between the length of work time and midwife compliance on the antenatal services standard "5T" (p < 0,05).
From this research it is concluded that compliance of the midwife on the antenatal care services standard is still low and there is a significant correlation between the attitude and the length of work with the compliance of village midwife on the antenatal care services standard "5T.
Improving the attitude of village midwife through supervision, increasing motivation and providing adequate facilities for the antenatal services are needed.
References : 41 (1980 - 1998)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfitrah Yuda
"Pelayanan antenatal merupakan salah satu intervensi kesehatan yang efektif untuk menurunkan angka kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas kerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal di Kabupaten Tanah Datar tahun 2010 dengan melihat selisih cakupan antara K1 dan K4. Dengan desain penelitian cross sectional dan metode penelitianya kuantitatif, dilaksanakan pada bulan Februari-April 2011. Besar sampel, seluruh bidan di desa dan di pustu sebanyak 220, yang bisa digunakan datanya 170 responden dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Hasilnya ditemukan 47,6% bidan di desa memiliki kualitas kerja baik dan 52,4 % bidan di desa memiliki kualitas kerja kurang.
Hasil analisis uji statistik dengan chi square menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kualitas kerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal adalah sekolah asal, pengalaman pelayanan ANC, lama kerja, status kepegawaian, motivasi yang diperkuat oleh kebutuhan fisiologi dan rasa aman, sedangkan yang tidak berhubungan adalah pendidikan, pengetahuan, pelatihan, status perkawinan, supervisi, kelengkapan alat, klasifikasi desa dan imbalan dengan kualitas kerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal. Perlu diberikan pelatihan khusus bagi bidan yang akan di tempatkan di desa guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan khususnya pelayanan natenatal dan pertolongan persalinan normal agar mempunyai bekal yang cukup untuk di turunkan dilapangan.

Antenatal care is one of effective health interventions to reduce maternal mortality. The purpose of this study was to determine the factors that affect the quality of work in the village midwives in antenatal care in Tanah Datar to see the difference in coverage between K1 and K4. With cross-sectional study design and quantitative methods penelitianya, conducted in February-April 2011. Large samples, the whole village midwives in health centers and as many as 220, which can use the data 170 respondents using a questionnaire as a research tool.
The results found 52.4% of midwives in the villages have been working less quality and 47.6% of midwives in the village has a good quality of work. The results of statistical analysis with chi square test showed a significant relationship with quality work in the village midwives in antenatal care is the school of origin, the ANC service experience, length of employment, employment status, motivation is reinforced by the physiological needs and security, while unrelated to education, knowledge, training, marital status, supervision, equipment is completed, the classification of the village and returned with the quality of work in the village midwives in antenatal care. Need to be given special training for midwives will be in place in the village in order to improve knowledge and skills in providing specialized assistance services natenatal and normal in order to have enough stock to be upgraded in the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Emawati
"Unicef ( 1996 ) menyatakan bahwa angka kematian ibu ( AKI ) di Indonesia tertinggi di negara Asean sebesar 450 per 100.00 kelahiran hidup.Upaya untuk menurunkan AKI adalah dengan melalui layanan antenatal terhadap ibu hamil yang sesuai dengan standard Iayanan antenatal Depkes RI yaitu 5 T ( timbang BB , ukur TB, ukur tekanan darah, ukur TF, vaksinasi TT dan pemberian tablet Fe ).
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kepatuhan Bidan terhadap SOP layanan antenatal di KIA Puskesmas Jakarta Pusat tahun 1998 dan faktor faktor yang mempengaruhinya. Desain penelitian adalah pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Pengamatan dilakukan di seluruh Puskesmas Jakarta Pusat sebesar 37 dengan 53 tenaga bidan yang berinteraksi dengan ibu hamil sebanyak 159 yang mempunyai kriteria hamil pertama dengan kunjungan pertama.Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan daftar isian terhadap pengamatan interaksi antara bidan dengan ibu hamil berikut sarana yang ada di Puskesmas kemudian wawancara terhadap bidan yang dilaksanakan setelah pengamatan.
Hasil analisis univariat terhadap 8 komponen kegiatan layanan antenatal , kepatuhan bidan terhadap SOP yang baik dengan nilai skoring 100 menunjukkan sebagai berikut , pelaksanaan cara anamnesis 37.7 % , penimbangan berat badan 37.7 % , pengukuran tinggi badan 30.2 % , pemeriksaan tekanan darah 60.4 % , pemeriksaan tinggi fundus 88.7 %, vaksinasi tetanus toxoid 52.8 % , pemberian tablet besi 49.1 % dan pemberian penyuluhan 22.6 %. Dan dari penjumlahan ke 8 kegiatan tersebut yang merupakan hasil kepatuhan Bidan terhadap SOP layanan antenatal dengan nilai skoring 800, menunjukkan kepatuhan baik sebesar L89 % sedangkan sisanya 98.11 % merupakan kepatuhan tidak baik. Pada struktur menunjukkan hasil sebagai berikut, jumlah Bidan dengan jenis pendidikan Perawat Bidan ( PPB - A) lebih banyak daripada jumlah Bidan dengan jenis pendidikan Bidan ( PPB - C ) , jumlah Bidan yang mempunyai masa kerja > 10 tahun lebih banyak daripada Bidan yang mempunyai masa kerja 5 10 tahun , Bidan yang mempunyai sarana tidak lengkap lebih banyak daripada Bidan yang mempunyai sarana lengkap , dan Bidan yang tidak pernah mendapatkan penghargaan lebih banyak daripada Bidan yang pernah mendapatkan penghargaan.
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja , pelatihan dan kelengkapan sarana dengan nilai p < 0.05 dengan kepatuhan Bidan terhadap SOP layanan antenatal. Nilai rata rata kepatuhan Bidan yang mempunyai masa kerja > 10 tahun ( 643.0415 ) lebih tinggi dibanding Bidan yang mempunyai masa kerja10 tahun ( 565.7233 ) , nilai rata rata kepatuhan Bidan yang mempunyai sarana lengkap ( 662.3225 ) lebih tinggi dibanding dengan nilai rata rata Bidan yang tidak mempunyai sarana lengkap ( 598.0596 ). Dan sernakin lama pelatihan semakin tinggi nilai kepatuhan bidan terhadap SOP layanan antenatal (r = 0.321 ).
Dari analisis multivariat menunjukkan adanya hubungan antara kepatuhan Bidan dengan masa kerja ( nilai B = 65.954) dan sarana ( nilai B = 79.182 ) dengan keeratan antara kepatuhan Bidan dengan keduanya yang tertinggi adalah sarana (ß = 0.385 ), kemudian masa kerja (ß = 0.321 ).

In 1996 'UNICEF stipulated that maternal mortality rate has the highest among Asean Countries which is 450 per 100.000 of live birth. Efforts to reduce the maternal mortality rate are done through antenatal services toward expected mothers according to standard of antenatal services of the Health Department of the Republic Indonesia such body weight measurement , height measurement , blood tension measurement , fundus height measurement , TT vaccination and administration of Fe tablets.
The purpose of this research is to examine the obedient of midwives in antenatal services SOP in KIA Puskesmas in central Jakarta 1998 and factors which affect them. The research design is a quantitative approach with Cross Sectional Method. The observation were done in 37 Puskesmas with 53 Midwives in interaction with pregnant Women as many as 159 which criteria of first pregnancy during their first visit. Data collection was done by using questioner on the observations of interaction between the midwives and pregnant women, Also the data about facilities available in the Puskesmas and followed by interview data towards the midwives that conducted the observation.
The proceeds of univariate analysis of 8 activity of the midwives components with the best score 100 points, shows as follows : anamnesis method implementation 37,7 %, weight measurements 37,7 %, blood pressure measurements 60,4 %, fundus height measurements 88,7 %, toxoid tetanus vaccination 52,8 %, feerum tablets administration 49,1 %, and consoling 22,6 %. Total score of the 8 activity is the obedient of midwives with 800 score which indicates good obedient 1,89 % , while the rest 98,11 % is not good obedient. The results show as follows : the number of midwives that have midwives nurse education is larger than the number of midwives education , the number of midwives that have worked > 10 years is larger than the those that have worked < 10 years , midwives that do not have complete facilities is larger than those that have complete facilities , and midwives never obtained certificates is larger than those that have obtained certificates.
Bivariate analysis indicates that there is significant correlation between years of work, training and facilities with p < 0,05 and the obedient of midwives. Average value of obedient of midwives that have worked > 10 years ( 643.0415 ) is higher compared to that have work 5 10 years ( 565.7233 ), average value of obedient of midwives that have complete facilities ( 662.3225 ),is higher compared to average value of obedient of midwives that do not have complete facilities ( 598.0596 ). The longer the midwives receive training the higher their obedient score (r= 0.321 ).
From the multivariate analysis it can be seen that there is a correlation between the obedient of midwives and the length of work ( B=65.954 ) and facilities ( B=79,1182) and closeness between the obedient of midwives with both factors : the highest one is with facilities (ß = 0.385), and then with length of work (ß = 0.321 ).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Sri Rahayu
"Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah dengan meningkatkan umur harapan hidup, dengan cam menurunkan Angka Kcmatian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dibanding ncgara- negara ASEAN, AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi, demikian juga kondisi AKI dan AKB di Jawa Barat, termasuk di Kabupatcn Karawang.
Pelayanan antenatal merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling cfektif untuk pencegahan kesakitan dan kematian ibu. Kematian ibu dapat dicegah bila komplikasi dan keadaan resiko tinggi kehamilan dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan antenatal sedini' mungkin. Hasil kegiatan yang dilakukan oleh bidan di desa Kabupaten Karawang dalam pelayanan antenatal (cakupan ANC KI dan K4}, menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi. Hal ini merupakan indikator bahwa kincda bidan di desa masih belum baik.
Tujuan peneiitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pengalaman, tempat tinggal, motivasi, kelengl-:apan alat, supervisi dan klasiiikasi desa dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan populasi semua bidan di desa sebanyak 305 respondcn. Sampel penelitian semua populasi, yang berhasil didata sebanyak 289 responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret-April 2008, di Kabupatcn Karawang, dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Analisis univariat dengan mcmbuat distribusi frekuensi masing-masing variabel, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan kriteria kemaknaan p<0,0S.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan di desa yang mempunyai kinerja kurang (49,8%),. sedikit Iebih rendah dibanding bidan di desa yang mempunyai kinerja baik (50,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang umur kehamilan dan fokus supervisi berhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel fokus supervisi bcrhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Bidan di desa dengan fokus supervisi kurang akan berpeluang mempunyai kineqja kurang, 1,7 kali lcbih besar dibanding bidan di desa dengan fokus supervisi baik.
Berdasarkan basil pcnelitian, penulis merekomendasikan saran sebagai berikut: Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan perlu meningkatkan supervisi dengan cara mcmbuat jndnval supervisi, cek list, kemudian didiskusikan, sampai terbentuk formulasi tentang masalah yang ada, menentukan penycbab masalah, prioritas dan membuat langkah- langkah perbaikan, membuat komitmen bersama untuk pcrbaikan, melakukan pelatihan bagi pctugas supervisi, kemudian melakukan uji coba, menilai hasi I yang dicapai dan menentukan tindak Ianj ut bcrikutnya.
Bagi bidan di desa perlu memahami kembali tentang tujuan, wewenang, lugas pokok dan fungsi sebagai bidan di desa, meningkatkan kerjasama, lebih proaktif dan meningkatkan .sq/T skiil. Bagi masyarakat perlu kexjasama dan partisipasinya dalam pelayanan antenatal. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian tentang fokus supervisi untuk meninkatkan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal dengan wawancara independen dan tentang kinerja bidan di desa secam komprehensif.

The level of public health is one of the indicators related to the wealth of society. One of the efforts being done in the health subject is to increase the age life expectancy by reducing the matemal mortality rate (MMR) and neonatal mortality rate (NMR). Comparing to the other ASEAN countries, Indonesia’s MMR and NMR are still high, and so docs for of West .lava’s MMR and NMR, including Karawang regcncy.
Antenatal care is one of the most effective health interver' veventing the matemal morbidity and mortality. Matemal mortality ca- vented, if complication and high risk conditions are detected early by anten. are. Activity result of village midwives on antenatal care in Karawang rcgency (including ANC KI dan K4) shows high discrepancy; which indicates that village midwives performances is not yet good.
The research objective is to tind out the link between knowledge, experience, residence, motivation, full-equipments, supervision and village classification with village midwives' performances in the antenatal care. This research of cross sectional program, uses a population of all the village midwives which are 305 respondents. The sample is using all ofthe population, 289 are successiiilly recorded as data. The data collection is started from March until April 2008, in Karawang regency, through interview and questionnaire fonns. Univariate analysis by making frequency distribution of such variable, bivariate analysis by chi square test and multivariate analysis by multiregression logistic test with p va1ue<0,05.
The research result shows that the proportion of the village midwives with low performance (49,8%) is almost the same as the village midwives with good performance (50,2%). The bivariate analysis shows variable knowledge of the age of pregnancy and supervision focus has significant relationship with the village midwives’ performance. The village midwives with less supervision focus have an opportunity to perfonn less by 1.7 times greater than the village midwives with good supervision focus.
According to research results, writer recommends advises as the following: For the Public Health Center and Official Health needs an improvement on supervision by making supervision schedule, check list and continued with discussions, in order to find the formulation ofthe existing problem, the cause of the problem, priorities and developing solving steps, making commitment together to improve, conducting training for supervision officers, then conducting testing which evaluate the result and decide the next steps.
For the village midwives, they need to understand the objectives, authority, the main function and responsibilities as village midwives, to improve teamwork, be more proactive and to improve soft skill. For the surrounding society, its teamwork and participation are importantly needed in the antenatal care. For other researchers, it is needed to carry on further researches about supervision focus to improve the village midwives performance in the antenatal care with independent interview and about comprehensive of the village midwives performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Husniyati Bastary
"Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1994. Penjaringan ibu hamil dengan risiko oleh tenaga kesehatan merupakan indikator untuk memperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh Program Pembinaan Kesehatan Keluarga dan diharapkan ibu hamil dengan risiko pendapat perhatian khusus, meskipun ibu hamil yang tidak termasuk risiko tidak boleh diabaikan Puskesmas se Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Penelitian yang dilakukan dengan metode Cross sectional pada bulan Desember 2000 Januari 2001 bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko kehamilan yang berhubungan dengan kualitas Pemanfaatan Pelayanan Antenatal serta faktor yang mempengaruhi tersebut, dilihat dari sudut pengguna yaitu ibu hamil pengunjung Puskesmas.
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan kebidanan dan kadar Haemoglobin (metode Sahli) terhadap 210 Responden. Pemanfaatan dikatakan adequat bila ibu memeriksakan kehamilannya kepada petugas Kesehatan, trimester pertama, paling sedikit satu kali, trimester kedua satu kali, dan pada trimester III dua kali.
Dari 17 variabel yang ditegakkan, ada 4 variabel yang terbukti bermakna secara statistik yaitu variabel Tekanan Darah, Kadar Haemoglobine, Hamil kembar dan jarak ke fasilitas kesehatan.
Dari keempat variabel tersebut, variabel hamil kembar dan jarak tak terbukti secara bermakna mempengaruhi hubungan variabel risiko kehamilan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal, sedangkan variabel Tekanan darah dan Kadar Haemoglobin secara bermakna mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Untuk meningkatkan kualitas pemanfaatan oleh ibu hamil, upaya-upaya yang perlu dilaksanakan antara lain, Intensifikasi Penyuluhan, mengenai Pelayanan Antenatal dan risiko kehamilan. Meningkatkan kemampuan bidan, dukun bayi dan leader dalam menentukan faktor risiko pada ibu hamil yang berhubungan secara negatif dengan adekuasi Pemanfaatan Pelayanan Antenatal.
Penelitian ini mendukung upaya-upaya Program Kesehatan ibu dan anak dalam meningkatkan Cakupan Persalinan oleh bidan, Superoisi terhadap persalinan oleh dukun serta pengembangan dana sehat untuk ibu hamil

Maternal Mortality rates are still high in Indonesia, i.e. 390 per 100.000,- live births respectively in 1994 one aspects of Antenatal care the Health Centers in indentifying at risk woman and refer them to the district hospital for further Treatment.
The Methodology of the study is cross sectional in Desember - Januari 2001, Health Centered in Regency of OKU. Identifying the pregnancy risk factors which were related to the quality (adequacy) of utilization of ANC from the view of users. i, e. expecting mothers attending health centres, and to fine out other factors which influence the relationship. Utilization of ANC is defined is adequate if the expecting mother had her first ANC visit to health personnel during the first trimester, at least once in the second and two consecitive visits in the third trimester of her gestational age. The data were collected from 210 respondents thought direct intervienes, general pyisical and obstetric examinations, and Sahli's method for determination of Hemoglobin concentration.
From 17 variable only the first four variables were found statistical sigmicant (Blood pressure, Content Hemoglobin, Double Pregnancy, Distance between house to Health facilities).
Among the four variable the Distance between mother's homes and Double Pregnancy was Statistically not significant influencing the relationship between the risk factor and utilization of ANC, while Hemoglobin of content were found affecting the relationship significantly of ANC utilization.
For Improve the quality of ANC utilization, health education dealing with ANC and risk factors of Pregnancy Should be intensified. Knowledge and capability of midwives, traditional midwives and voluntary cadres Should be inproved in identifying pregnancy risk factors especially those which are related negatively to the adequacy of ANC utilization.
The study support the efforts of MCH program in increasing the coverage of home deliveries by midwives, supervision of high risk home deliveries attended by traditional midwives and development of health insurance for expecting mothers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Hernawati
"Salah satu upaya untuk menurunkan tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang dapat terjangkau oleh masyarakat secara luas sampai ke tingkat desa yang terpencil. Untuk mempermudah upaya tersebut dilakukan penempatan bidan di desa. Penelitian ini dilakukan dengan desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitaif dan dianalisa secara deskriptif, Bivariar, Multivariat, Uji Intertaksi, perhitungan Dampak Potensi. Penelitian dilaksanakan di 34 puskesmas 118 bidan di desa di kabupaten Bekasi.
Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan Antenatal Care dan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan adalah; imbalan, kepemilikan motor, alat, dan motivasi. Faktor yang tidak berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah; umur, domisili, lama bekerja, kemampuan, status kepegawaian, status perkawinan, rencana kerja, supervisi, peran SPKDS, pelatihan, sikap, dan motivasi. Faktor yang paling bermakna berhubungan dengan kinerja bidan di desa adalah motivasi, sedangkan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap kinerja bidan di desa adalah imbalan. Perlu adanya peningkatan dedikasi oleh bidan di desa serta pembekalan alat bidan kit yang lengkap bagi peningkatan bidan di desa.

Highly Maternal Mortality Ratio (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) can be decreased by improving health service able to be reached by society widely until cloistered villages. This research was done by cross sectional method using a quantitative approach and descriptive analysis. Research executed in 34 public health centers, 118 village midwifes in sub-province of Bekasi.
Researches Result indicates that factors related to countryside midwife performance in Antenatal Care and Bearing Help by health officer are; reward ownership of motor, appliance, and motivation. Meanwhile, Factors which unrelated to countryside midwife performance are: age, domicile, old work, ability, officer status, marriage status, Job planning, supervision, SPKDS role, training, attitude, and motivation. Improving dedication by village midwife and providing midwifes complete kit are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T30818
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>