Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94594 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Hannaa
"Pada penelitian ini dilakukan studi in vitro pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2 'deoksiguanosin 8-OHdG sebagai biomarker kerusakan DNA, dengan mereaksikan 2 'deoksiguanosin dengan BHT-Quinon melalui reaksi Fenton-like Cr III dan H2O2. Reaksi dilakukan dengan variasi pH 7,4 dan pH 8,4, suhu 37 C dan 60 C, serta waktu inkubasi 7 dan 12 jam. 8-OHdG yang dihasilkan dianalisis menggunakan HPLC fasa terbalik dengan detektor UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi DNA adduct 8-OHdG yang paling tinggi diperoleh dari reaksi Fenton-like. Kesimpulan yang didapatkan ialah reaksi 2 'dG, BHT-Q, Cr III, dan H2O2 dihasilkan lebih besar dibanding reaksi 2 'dG, BHT-Q, dan Cr III serta 2 'dG, BHT-Q, dan Cr III dihasilkan lebih besar dibanding reaksi 2 '-dG, BHT-Q dan H2O2 serta reaksi 2 'dG BHT-Q. Pembentukan DNA adduct 8-OHdG pada pH 8,4 lebih tinggi dibandingkan pH 7,4. Selain itu pembentukan DNA adduct 8-OHdG pada suhu 60 C juga lebih tinggi dibandingkan suhu 37 C dan pembentukan DNA adduct 8-OHdG dengan waktu inkubasi 12 jam lebih tinggi dibanding waktu inkubasi 7 jam.

In this research, in vitro study of DNA adduct 8 hidroxy 2 'deoxyguanosine 8 OHdG formation as biomarkers of DNA damage was conducted by reacting 2 'deoxyguanosine 2 'dG with BHT Q through Fenton like reaction Cr III dan H2O2. The conditions of reactions were variated in pH 7,4 and pH 8,4, temperature 37 C and 60 C and incubation time 7 and 12 hours. The 8 OHdG produce were analyzed by using reverse phase HPLC with UV Vis detector. The result showed that 8 OHdG produced from reaction between 2 'dG, BHT Q, Cr III, and H2O2 was higher than reaction between 2 'dG, BHT Q, and Cr III. It also showed that reaction between 2 'dG, BHT Q, and Cr III produced 8 OHdG higher than reaction between 2 'dG, BHT Q dan H2O2 also reaction of 2 'dG with BHT Q. The highest 8 OHdG formation obtained from Fenton like reaction. The formation of DNA Adduct 8 OHdG at pH 8.4 was higher than pH 7.4. Meanwhile DNA adduct 8 OHdG formation at the temperature of 60 C was also higher than 37 C and DNA adduct formation of 8 OHdG at 12 hours incubation time is higher than 7 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S69871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nuria Rodhiani
"Pada penelitian ini dilakukan studi pembentukan DNA adduct 8-Hidroksi-2';-Deoksiguanosin 8-OHdG sebagai biomarker kerusakan DNA dengan mereaksikan basa DNA 2';-deoksiguanosin dengan t-BHQ melalui Fenton Like Reaction Cr III dan H2O2 pada variasi suhu 37°C dan 60°C, pH 7,4 dan pH 8,4, dengan waktu inkubasi 7 jam dan 12 jam. Hasil adduct dianalisis menggunakan instrumen HPLC reversed phase dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Pembentukan DNA Adduct 8-OHdG dari senyawa t-BHQ terdeteksi pada reaksi 2'dG dan t-BHQ pada suhu 60°C waktu inkubasi 12 jam, reaksi antara 2'dG, Cr III terdeteksi pada waktu inkubasi 7 jam, pH 8,4, 37°C, pada suhu 60°C pH 7,4 dan 8,4 serta waktu inkubasi 12 jam pada suhu 37°C dan 60°C. Reaksi antara 2'dG, t-BHQ, H2O2 hanya terdeteksi pada suhu 60°C waktu inkubasi 12 jam, dan reaksi antara 2'dG, Cr III, H2O2, dan 2'dG, t-BHQ, Cr III, serta 2'dG dengan reaksi Fenton terdeteksi baik pada waktu inkubasi 7 dan 12 jam.

ChemistryTitle In Vitro Study of DNA Adduct 8 Hydroxy 2' Deoxyguanosine 8 OHdG Formation with Tert Butyl Hydroquinone t BHQ Through Fenton Like Reaction In this research, DNA adduct formation of 8 hydroxy 2 39 Deoksiguanosin 8 OHdG as biomarkers of DNA damage which conducted by reacting the DNA bases 2'-deoxyguanosine base DNA with t BHQ through the Fenton Like Reaction Cr III and H2O2 with variation of temperature 37°C and 60°C, pH pH 7,4 and pH 8,4, and incubation time 7 hours, and 12 hours studied. The adduct results were analyzed using instruments reversed phase HPLC with UV detector at a wavelength of 254 nm. The formation of DNA Adduct 8 OHdG of t BHQ compound is detected in the reaction of 2'dG, t BHQ at the temperature of 60°C with incubation time at 12 hours, reaction of 2'dG, Cr III is detected when incubation time at 7 hours, pH 8,4 and temperature at 37°C, when the temperature at 60°C with pH 7,4 and 8,4 and when incubation time is at 12 hours with the temperature at 37°C and 60°C. Reaction of 2' dG, t BHQ, H2O2 only detected at the temperature of 60 C with incubation time at 12 hours, and the reaction of 2'dG, Cr III, H2O2, and 2'dG, t BHQ, Cr III, also 2'dG with Fenton reaction are detected either when incubation time at 7 and 12 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S66825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filia Stephanie
"Pada penelitian ini dilakukan studi pembentukan 8-OHdG akibat paparan Kromium III Dan Benzo[a]piren terhadap senyawa 2 rsquo;-deoksiguanosin. Studi pembentukan 8-OHdG dilakukan dengan mereaksikan basa DNA 2 rsquo;-deoksiguanosin dengan xenobiotika berupa Benzo[a]piren dengan variasi pH 7,4 dan 8,4, waktu inkubasi 7 dan 12 jam, dan variasi suhu inkubasi 37oC dan 60oC. Pada campuran ini kemudian di tambahkan logam Kromium III dan H2O2 sebagai reagen reaksi Fenton-like. DNA Adduct 8-OHdG yang terbentuk dianalisis menggunakan High Performance Liquid Chromatography HPLC fasa terbalik dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Eluen yang digunakan pada pengukuran 8-OHdG adalah campuran Buffer Fosfat pH 6,7 10mM dan LC-Grade metanol dengan rasio 85:15 dengan laju alir 1 mL/menit. Hasil penelitian didapatkan bahwa pada semua campuran di semua variasi waktu, suhu, dan pH terdeteksi 8-OHdG, akan tetapi tidak dapat terkuantifikasi. Penambahan reagen Fenton juga meningkatkan hasil 8-OHdG yang terbentuk. Waktu inkubasi yang lebih lama serta suhu yang lebih tinggi menghasilkan 8-OHdG dengan konsentrasi yang lebih banyak, sedangkan variasi pH antara 7,4 dan 8,4 tidak berpengaruh secara signifikan pada pembentukan 8-OHdG.

In this research, study of 8 hydroxy 2 rsquo deoxyguanosine 8 OHdG caused by exposure of Chromium III and Benzo a pyrene was conducted. This study was done by reacting 2 rsquo deoxyguanosine as DNA base with xenobiotic like Benzo a pyrene with variation of pH 7.4 and 8.4, incubation time 7 and 12 hours, and incubation temperature 37oC and 60oC. On this mixture, another observation was conducted with addition of Chromium III and H2O2 as the Fenton like reaction reagent. 8 OHdG DNA Adduct was then analyzed with High Performance Liquid Chromatography HPLC reversed phase with UV detector on 245 nm wavelength. The mixture of pH 6.7 Phospate Buffer 10mM and LC grade methanol with ratio of 85 15 and 1 mL minute flow rate were used in the measurement of 8 OHdG. On every mixture in all pH, time, and temperature variation, 8 OHdG was detected with the concentration below the Limit of Quantification, thus the concentration can not be quantified. Addition of the Fenton like reaction reagent also impacted on higher 8 OHdG concentration in result. Longer incubation time and higher incubation temperature were proved to generate more 8 OHdG, meanwhile the variation of pH did not significantly affect the concentration of generated 8 OHdG in the mixture.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Octaviani Putri
"Rokok merupakan salah satu meningkatnya angka kematian manusia. Hal ini dikarenakan rokok mengdanung banyak zat berbahaya seperti benzo[a]piren dan logam berat seperti Cr VI. Salah satu akibat yang disebabkan dari kedua zat tersebut adalah menyebabkan kerusakan DNA dan menghasilkan DNA adduct. Salah satu DNA adduct yang terbentuk adalah 8-Hidroksi-2 rsquo;-Deoksiguanosin 8-OHdG. DNA adduct tersebut merupakan biomarker dari adanya risiko kanker. Oleh karena itu, dengan adanya proses terbentuknya 8-OHdG diharapkan dapat memberi informasi cara mendeteksi dini risiko kanker sebagai upaya mengurangi atau mencegah terjadinya penyakit kanker karsinogenesis. Penelitian ini melakukan analisis terbentuknya DNA adduct berupa 8-OHdG yang merupakan biomarker resiko karsinogenis dari pengujian secara in vitro dengan senyawa benzo[a]piren dan adanya reaksi Fentpada-like. Pengujian ini dilakukan dengan berbagai variasi. Variasi yang dilakukan adalah pH 7,4 dan 8,4, suhu 37?C dan 60?C, serta waktu inkubasi 5 dan 7 jam. DNA adduct 8-OHdG dianalisis menggunakan HPLC kromatografi fasa terbalik dengan detector UV/vis pada panjang gelombang 254 nm. Kpadadisi optimum untuk menganalisis 8-OHdG menggunakan eluen dengan campuran buffer fosfat pH 6,7 10 mM dan metanol pada rasio 85:15. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kpadasentrasi 8-OHdG akibat adanya paparan B[a]P dan adanya reaksi Fentpada-like telah melebihi LOD. Bertambahnya waktu dan suhu mengakibatkan efek sinergis kenaikan kpadasentrasi 8-OHdG. Akan tetapi, pada kenaikan pH[sh1] tidak memberikan efek sinergis kenaikan kpadasentrasi 8-OHdG apabila dipengaruhi oleh adanya reaksi Fentpada-like.

Cigarettes are padae of the factors in increasing numbers of human deaths. This is because cigarettes cpadatain many harmful substances such as benzo a pyren dan heavy metals such as Cr VI. Padae of the cpadasequences caused by both substances is DNA damage dan DNA adducts productipada. Padae of the DNA adducts that formed is 8 hydroxy 2 39 deoxyguanosine 8 OHdG. DNA adduct is the biomarker of cancer risk. Therefore, with the formatipada process of 8 OHdG is expected to provide informatipada pada how to detect early risks of cancer as an effort to reduce or prevent the occurrence of cancer carcinogenesis. This study analyzes the formatipada of a carcinogenic risk biomarker DNA adduct of 8 OHdG from in vitro assay with benzene a pyene dan Fentpada like reactipada. The test is performed with great variety. The variatipadas were pH 7,4 dan 8,4, Suhu 37 C dan 60 C, dan Waktu Inkubasi 5 dan 7 Jam. The 8 OHdG DNA adduct was analyzed using reverse phase HPLC chromatography with UV vis detector at the wavelength of 254 nm. The optimum cpadaditipadas for analyzing 8 OhdG are using eluent with phosphate buffer mixture pH 6.7 10 mM dan methanol at 85 15 ratio. The results show that the 8 OHdG cpadacentratipada due to exposure to B a P dan the presence of Fentpada like reactipada has exceeded the LOD. Increasing time dan Suhu resulted in a synergistic effect of 8 OHdG cpadacentratipada increase. However, the pH increase does not provide a synergistic effect of 8 OHdG cpadacentratipada increase when influenced by Fentpada like reactipada.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswanto Adi Wijanarko
"Polusi lingkungan yang semakin parah disertai merebaknya pola hidup yang tidak sehat di masyarakat dapat meningkatkan sumber paparan bahan karsinogenik yang dapat menyebabkan penyakit kanker. Benzo[a]pirena dan Kobalt II adalah beberapa contoh bahan karsinogenik yang umum ditemukan di lingkungan. Kedua bahan ini dapat secara bersamaan masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau udara tercemar dan merusak DNA. Pada penelitian ini dipelajari bagaimana pengaruh paparan BaP dan Co II secara in vitro pada 2'-deoksiguanosin terhadap pembentuka senyawa 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin 8-OHdG. Peningkatan jumlah senyawa 8-OHdG dipakai sebagai indikator terjadinya kerusakan DNA sekaligus digunakan sebagai biomarker risiko kanker. Ditemukan bahwa kombinasi BaP dan Co II tidak memberikan efek sinergis dalam pembentukan 8-OHdG. Jumlah 8-OHdG yang terbentuk tidak berbeda jauh dengan jumlah yang dihasilkan dari paparan BaP saja. Paparan Co II melalui reaksi Fenton-Like memberikan hasil pembentukan 8-OHdG yang paling tinggi. Diikuti dengan BaP dan Co II , kemudian BaP dan H2O2.

Increasingly severe environmental pollution with an unhealthy pattern of life in the community can increase the source of exposure of carcinogenic substances that can cause cancer. Benzo a pirena and Cobalt II are some examples of carcinogenic substances commonly found in the environment. Both of these materials can simultaneously enter the body through food or polluted air and damage DNA. In this study we studied how the effect of BaP and Co II exposure in vitro on 2'-deoxyguanosine. An increase in the amount of the 8 hydroxy 2'-deoxyguanosin compound is used as an indicator of the occurrence of DNA damage as well as being used as a cancer risk biomarker. It was found that the combination of BaP and Co II did not provide a synergistic effect in the formation of 8 OHdG. The amount 8 OHdG formed does not vary much with the amount that resulted from BaP exposure alone. Exposure Co II through Fenton Like reaction gives the highest yield of 8 OHdG formation. Followed by BaP and Co II, then BaP and H2O2.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Klarisa Rizkyana
"Butylated Hydroxyanisol (BHA) dan Asam Askorbat merupakan antioksidan yang biasa digunakan sebagai BTP (Bahan Tambahan Pangan). Antioksidan ini dapat berubah menjadi pro-oksidan yang dapat menghasilkan radikal bebas seperti radikal hidroksil (HO●). Radikal hidroksil (HO●) dapat menyerang basa-basa DNA dan membentuk DNA adduct 8-OHdG. Pada penelitian ini, DNA 2?-deoksiguanosin 5?-monofosfat (dGMP) direaksikan dengan BHA dan Asam Askorbat melalui reaksi Fenton (Fe(II) dan H2O2) dengan variasi pH (7,4 dan 8,4) dan suhu (37oC dan 60 oC) menggunakan HPLC-UV pada panjang gelombang 254 nm. Konsentrasi adduct keseluruhan yang terdeteksi hanya mencapai nilai batas deteksi namun tidak dapat terkuantifikasi. Pembentukan DNA Adduct 8-OHdG dari senyawa BHA terdeteksi pada reaksi dGMP, BHA dan Fe(II) pada pH 7,4 dan 8,4 baik suhu 37 oC maupun 60oC. Selain itu, terdeteksi pada reaksi dGMP, BHA, Fe(II), dan penambahan H2O2 pada pH 7,4 dan 8,4, suhu 60 oC. Di sisi lain, pembentukan DNA Adduct 8-OHdG dari senyawa Asam Askorbat hanya terdeteksi pada reaksi dGMP, Asam Askorbat, Fe(II), dan penambahan H2O2 pada pH 8,4, baik suhu 37 oC maupun 60 oC. Pembentukan DNA adduct 8-OHdG pada pH 8,4 lebih tinggi dibandingkan pH 7,4 dan pembentukan DNA adduct 8-OHdG pada suhu 37°C juga lebih tinggi dibandingkan suhu 60°C.

Butylated Hydroxyanisol (BHA) and Ascorbic Acid are antioxidants that are commonly used as food additives. These antioxidants can be turned into pro-oxidants which can generate free radicals, such as hydroxyl radical (HO●). Hydroxyl radical (HO●) can attack the bases of DNA and forming DNA adduct 8-OHdG. This research was conducted by reacting DNA 2'-deoxyguanosine 5'-monophosphate (dGMP) with BHA and ascorbic acid through Fenton reaction (Fe(II) and H2O2) with variation of pH (7,4 and 8,4) and temperature (37°C and 60°C) using HPLC-UV at wavelength of 254 nm. Overall, the concentration of adduct was detected only attaining the limit of detection value, but it cannot be quantified. The formation of DNA adduct 8-OHdG of BHA compound was detected in the reaction of dGMP, BHA and Fe (II) at pH 7,4 and 8,4 either 37°C or 60°C. Additionally, it was also detected in the reaction of dGMP, BHA, Fe(II) and H2O2 at pH 7,4 and 8,4, at the temperature of 60°C. On the other side, the formation of DNA adduct 8-OHdG of ascorbic acid compound was only detected in the reaction of dGMP, ascorbic acid, Fe (II) and H2O2 at pH 8.4 either 37°C or 60°C. DNA adduct 8-OHdG formation at pH 8.4 is higher than pH 7.4. DNA adduct 8-OHdG formation at the temperature of 37°C is also higher than 60°C."
2016
S64246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Juniarti
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bisphenol A sebagai prooksidan. Pembentukan DNA adduct 8-OHdG dilakukan dengan mereaksikan dG dengan bisphenol A serta penambahan reagen Fenton. DNA adduct 8-OHdG dianalisis menggunakan HPLC kromatografi fasa terbalik dengan detector UV/vis pada panjang gelombang 254 nm. Kondisi optimum untuk menganalisis 8-OHdG menggunakan eluen dengan campuran buffer fosfat pH 6,7 10 mM dan metanol pada rasio 85:15. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bisphenol A bersifat sebagai prooksidan ditandai dengan peningkatan hasil 8-OHdG yang terbentuk pada reaksi dengan penambahan bisphenol A. Penambahan reagen Fenton juga meningkatkan hasil 8-OHdG.Variasi pada penelitian kali ini meliputi variasi suhu, pH, dan waktu inkubasi. Variasi pH 7,4 dan 8,4, suhu 37⁰C dan 60⁰C, serta waktu inkubasi 5 dan 7 jam. Sebagian besar konsentrasi 8-OHdG akan meningkat dengan meningkatnya pH, suhu, dan dengan waktu inkubasi yang lebih lama.

This reseach was conducted to study the ability of bisphenol A as a prooxidant. The formation of DNA adduct 8-OHdG was being done by reacting dG with bisphenol A with addition of Fenton reagent. DNA adduct 8-OHdG were analyzed by using reversed phase HPLC with UV/vis detector at 254 nm. The optimum condition to analyze 8-OHdG obtained by using eluent with a mixture of phosphate buffer pH 6,7 10 mM and methanol at ratio 85:15. The results of this study indicate that bisphenol A act as prooxidant because of the increased yield of 8-OHdG formed in the reaction by the addition of bisphenol A. The addition of Fenton reagent also increased the yield of 8-OHdG.Variations in this present study include the variations of temperature, pH, and incubation time. Variations of pH 7.4 and 8.4, temperature 37⁰C and 60⁰C, also the incubation time 5 and 7 hours. Mostly the concentration of 8-OHdG will increased with the increasing of pH, temperature, and with longer incubation time.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikko Haidar Farozy
"Asap gas buang dari mesin diesel diketahui mempunyai potensi menimbulkan kanker dikarenakan adanya senyawa benzo[a]pirena yang bersifat karsinogen. Sementara itu, manusia juga sering terpapar logam Ni II pada kehidupan sehari-hari, baik dari risiko pekerjaan dan sumber lain seperti aloi pada operasi tulang. Kedua senyawa ini diketahui dapat menimbulkan kerusakan DNA dengan pembentukan DNA adduct, yang salah satunya adalah senyawa 8-Hidroksi-2-Deoksiguanosin 8-OHdG yang merupakan penanda biologis biomarker risiko kanker pada manusia. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti proses pembentukan 8-OHdG untuk membantu deteksi kanker pada manusia dengan studi in-vitro. Studi ini dilakukan dengan menggunakan senyawa benzo[a]pirena dan Ni II serta reaksi Fenton-like pada suhu 370C dan variasi pH 7,4 dan 8,4 dengan waktu inkubasi 18 jam. Hasil reaksi dianalisis dengan menggunakan perangkat HPLC fasa terbalik Hitachi Primaide dengan detektor UV-Vis dengan eluen buffer fosfat dan metanol dengan komposisi 90:10. Diperoleh hasil pembentukan 8-OHdG yang lebih tinggi pada pH 7,4 dan sangat dipengaruhi efek sinergis senyawa Ni II dan benzo[a]pirena pada reaksi Fenton-like.

Diesel engine exhaust is known to have cancer causing potency due to the presence of benzo a pyrene compound that is carcinogenic. Meanwhile, humans are also often exposed to Ni II metals in daily activities, be it from occupational risks and also other sources such as alloys from bone surgery. These two compounds are known to cause DNA damage from the formation of DNA adducts, one of which is 8 Hydroxy 2-Deoxiguanosine 8 OhdG compound which serves as a biomarker of human cancer risk. This research is done to study the process of 8 OhdG formation to help detect cancer in humans by in vitro study. The study is done with using benzo a pyrene and Ni II compounds and also Fenton like reaction at 370C temperature and pH variations of 7,4 and 8,4 with incubation time of 18 hours. The reaction results are then analyzed by Hitachi Primaide reverse phase HPLC with UV Vis detector and eluents phosphate buffer and methanol with composition of 90 10. It is determined that 8 OhdG formation is higher at pH 7,4 and is very affected by synergetic effects of Ni II and benzo a pyrene compounds in Fenton like reaction.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Silva Putri Hindarsyah
"ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pembentukan DNA Adduct 8-OHdG akibat kerusakan oksidatif DNA yang disebabkan oleh paparan formaldehida dan logam Cu (II). Studi in vivo dilakukan dengan menggunakan kelompok tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi paparan formaldehida (82 mg/kg BB) dan Cu (II) (10 mg/kg BB) selama 28 hari. Sampel urin diambil setiap minggunya. Studi in vitro dilakukan dengan mereaksikan 2-deoksiguanosin dengan formaldehida, logam Cu (II), dan H2O2 melalui reaksi Fenton-like. Reaksi dilakukan pada suhu 37°C dengan variasi pH (7,4 dan pH 8,4) serta waktu inkubasi (7 dan 12 jam). Analisis pembentukan 8-OHdG secara in vivo dan in vitro dilakukan menggunakan instrumen LC-MS/MS dengan kromatogafi fasa terbalik. Fasa gerak yang digunakan adalah campuran amonium asetat 20 mM pH 4 dan asetonitril dengan gadien elusi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa paparan formaldehida dan logam Cu (II) dapat menyebabkan terbentuknya DNA Adduct 8-OHdG. Pada studi in vivo, ditemukan kadar 8-OHdG tertinggi pada kelompok paparan formaldehida dengan Cu (II). Pada studi in vitro, terbentuk 8-OHdG dengan konsentrasi paling tinggi pada kelompok variasi formaldehida, Cu (II) dan H2O2.

ABSTRACT
This research was conducted to analyze the formation of DNA Adduct 8-OHdG due to oxidative DNA damage caused by exposure formaldehyde and Cu (II). In vivo studies were conducted using a group of rat (Rattus norvegicus) which were exposed to formaldehyde (82 mg/kg BW) and Cu (II) (10 mg/kg BW) for 28 days. Urin samples were taken every week. In vitro studies were carried out by reacting 2-deoxyguanosine with formaldehyde, Cu (II) and H2O2 through a Fenton-like reaction. The reaction was carried out at 37°C with variation in pH (7,4 and 8,4) and incubation time (7 and 12 hours). Analysis of the formation DNA Adduct 8-OHdG with in vivo and in vitro studies using LC-MS/MS with reverse phase chromatogaphy. The mobile phase used was a mixture of 20 mM ammonium acetate pH 4 and acetonitrile with elution gadient. The results of the study show that exposure of formaldehyde and Cu (II) can cause the formation of a DNA Adduct 8-OHdG. In vivo study showed that the highest levels of 8-OHdG were found in the group that exposed to formaldehyde with Cu (II). In vitro study showed that 8-OHdG was formed with the highest concentration in the formaldehyde, Cu (II) and H2O2 variation groups."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairani Adinda Putri
"ABSTRAK
Pada penelitian ini dilakukan studi pembentukan DNA adduct 8-hidroksi-2'-deoksiguanosin (8-OhdG) sebagai biomarker kerusakan DNA akibat oksidatif stress, dengan mereaksikan basa DNA 2?-deoksiguanosin 5?-monofosfat dengan senyawa-senyawa yang dapat berkontribusi menghasilkan radikal yaitu Benzo[a]Piren, hidrogen peroksida (H2O2) dan Fe(II). Reaksi pembentukan 8-OHdG dilakukan pada suhu 37°C dan 60°C, pH 7,4 dan pH 8,4, dengan waktu inkubasi 5 jam. Hasil adduct dianalisis menggunakan HPLC fase terbalik dengan detektor UV pada panjang gelombang 254 nm. Eluen yang digunakan adalah campuran Buffer fosfat pH 6,7 10 mM dan Metanol dengan perbandingan 85:15. Waktu retensi dGMP standar yang diperoleh yaitu 7,3 menit dan 8-OHdG pada 9,0 menit. Hasil analisis yang diperoleh menunjukan bahwa 8-OHdG terbentuk akibat reaksi deoksiguanosin monofosfat dengan hidroksi radikal yang dihasilkan oleh benzo[a]piren. Penambahan Fe(II) meningkatkan hasil 8-OHdG yang terbentuk, sedangkan penambahan H2O2 meningkatkan konsentrasi 8-OHdG yang terbentuk jika pada reaksi terdapat Fe(II). Adanya reaksi fenton pada reaksi dengan b[a]p menyebabkan hasil 8-OHdG yang terbentuk lebih tinggi dibandingkan tanpa reaksi fenton. Pada suhu dan pH yang lebih tingi didapatkan hasil 8-OHdG dengan konsentrasi yang lebih tinggi.

ABSTRACT
This research was carried out to study the formation of DNA adduct 8-OHdG as biomarkers of DNA damage due to oxidative stress, by reacting the nucleotide 2?deoxyguanosine-5'-monophosphate with compounds that can contribute to generate radicals such as benzo[a]pyrene, hydrogen peroxide, and Iron(II). Formation of 8-OHdG was performed at 37 ° C and 60 ° C, pH 7,4 and pH 8,4 for 5 hour incubation time. The adduc tobtained from these reactions were analyzed using reversed phase HPLC with UV detector at a wavelength of 254 nm. Eluent was used in this study was a mixture of phosphate buffer pH 6,7 10 mM and methanol at ratio 85:15 The retention time of dGMP and 8-OHdG obtanied at 7,3 minute and at 9,0 minute respectively. The HPLCanalysis showed that 8-OHdG was successfully formed by reaction of deoxyguanosine monophosphate with hydroxy radical generated by benzo[a]pyrene. The addition of Fe=(II) increase the yield of 8-OHdG were formed, while the addition of H2O2 increased the concentration of 8-OHdG is formed if the reactions are contain Fe(II). Fenton reaction upon reaction with B [a] P causes the result of 8-OHdG formed higher than without the Fenton reaction. At higher temperatures and pH obtained 8-OHdG at higher concentrations."
2016
S69962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>