Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173994 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Stephanie Shabanindita
"Nitrogen oksida NOx merupakan salah satu gas yang sangat berbahaya karena sifatnya yang beracun. Salah satu kandungannya, yaitu Dinitrogen Monoksida merupakan gas rumah kaca yang dengan potensi pemanasan global yang sangat besar. Untuk mengatasinya, telah muncul teknologi absorpsi menggunakan kontaktor membran. Kontaktor membran juga mempunyai keunggulan seperti rasio luas kontak dan volum peralatan yang tinggi. Proses absorpsi berlangsung dengan cara melarutkannya dalam absorben yang merupakan campuran oksidator, H2O2 dan HNO3. Variabel bebas yang diuji adalah laju alir absorben antara 100 ndash; 500 cm3/menit serta jumlah serat membrane 2000, 4000, dan 6000.
Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai koefisien perpindahan massa, fluks, jumlah N2O terserap, efisiensi penyerapan, dan penurunan tekanan semakin meningkat dengan meningkatnya laju alir pelarut. Sebaliknya, jumlah N2O loading akan semakin kecil. Selain itu, nilai koefisien dan fluks perpindahan massa menurun dengan bertambahnya jumlah serat membran. Sedangkan, jumlah N2O terserap, efisiensi penyerapan dan N2O loading malah akan meningkat.

Nitrogen oxide NOx is a dangerous gas due to its toxic nature. One of it, namely Dinitrogen Monoxide is a greenhouse gas with high global warming potential. Absorption using membrane contactros is develop to overcome these problems. Another advantages is the high ratio of contact area and equipment volume. The absorption process occurs by dissolving it in the absorbent which is a mixture of oxidizer, H2O2 and HNO3. The independent variables tested were absorbent flow rate between 100 500 cm3 min and number of membrane fibers 2000, 4000, and 6000.
In this research, is obtained that the mass transfer coefficient, flux, N2O absorb, absorption efficiency, and pressure decrease is increasing as solvent flow rate increasing. Conversely, N2O loading is decreasing. In addition, coefficient and mass transfer flux value is decreasing as the increasing number of membrane fibers. Meanwhile, the N2O absorb, absorption efficiency and N2O loading is increasing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alphasius Omegadixon
"N2O merupakan salah satu gas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil dan emisi limbah pertanian. Dalam upaya pengurangan emisi N2O, dapat dilakukan proses pemisahan dengan beberapa cara, salah satu cara yang paling umum adalah Gas Scrubbing menggunakan Packed Tower. Akan tetapi, kelemahan dari proses ini adalah kemungkinan terjadinya emulsion, flooding, unloading, dan foaming. Teknologi kontaktor membran merupakan salah satu metode pemisahan yang sedang berkembang dan dapat mengatasi kekurangan metode lainnya. Kontaktor membran yang digunakan dalam penelitian ini bersifat superhidrofobik. Sebagai pelarut, larutan H2O2 digunakan bersama HNO3.
Dalam penelitian ini, diamati pengaruh laju alir gas dan pelarut terhadap daya absorbsi N2O dengan teknologi kontaktor membran serat berongga super hidrofobik. Variasi laju alir gas yang digunakan adalah 0,1 ; 0,15 dan 0,2 L/menit dengan laju pelarut 100, 200, 300, 400 dan 500 mL/menit Adapun konsentrasi pelarut yang digunakan adalah 0,5 wt untuk H2O2 dan 0,5 M untuk HNO3.
Hasil variasi kenaikan laju alir gas menunjukan kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa, jumlah mol terserap dan N2O Loading. Untuk setiap kenaikan laju pelarut, terjadi kenaikan fluks, koefisien perpindahan massa dan jumlah mol terserap. Namun untuk N2O Loading, terjadi penurunan nilai. Persentase pemisahan N2O tertinggi didapat sebesar 84.

N2O is one of the gases produced from burning fossil fuels and crops waste. In attempt to reduce N2O emission, several ways can be done. One of the most common way is Gas Scrubbing using Packed Tower. However, the disadvantages of this process are the possibility of emulsion, flooding, unloading, and foaming. Membrane contactor technology is one of the developing methods of separation that can overcome the shortcomings of other methods. Membrane contactors used in this study are super hydrophobic membrane. As solvent, H2O2 is used with HNO3 in liquid scrubbing.
In this research, we will find the effect of gas and solvent flow rate on absorption effectivity of N2O with super hydrophobic hollow fibre membrane contactor technology. Variations of gas flow rate used are 0.1 0.15 and 0.2 L min. with solvent rate variations 100,200,300,400 and 500 ml min. The solvent concentration used is 0.5 wt for H2O2 and 0.5 M for HNO3.
The result of gas flow rate increases are equal to flux, mass transfer coefficient, absorbed mole and N2O Loading increases. For every solvent rate increases, the flux, mass transfer coefficient and absorbed mole are also increases. However, the trend of N2O Loading is decreasing in this variation. The highest percentage of N2O separation occurred is 84 removal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febiant Adi Rahmanto
"ABSTRAK
N2O merupakan gas salah satu gas yang termasuk golongan gas NOx dan berbahaya bagi ozon. Eliminasi N2O diteliti lebih lanjut dalam upaya menangani perubahan iklim global dan mencegah penipisan lapisan ozon. Teknologi membran kemudian lebih lanjut diteliti untuk absorpsi N2O dikarenakan rasio surface-to-volume yang tinggi dibanding teknologi konvensional dan kelebihan-kelebihan lainnya. Pada penelitian kali ini, dilakukan eliminasi N2O dengan metode absorpsi pada hollow fiber membrane contactor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pelarut peroksida 0,5 -wt dengan HNO3 0,5 M. Pada penelitian ini, digunakan variasi laju alir gas yaitu 100 mL/menit, 150 mL/menit, dan 200 mL/menit dan variasi jumlah serat membran yaitu 2000,4000, dan 6000. Setiap percobaan dilakukan pada laju alir pelarut yang sama yaitu 500 mL/menit. Uji hidrodinamika menghasilkan penurunan tekanan terbesar yaitu 0,066 bar dan rasio presure drop maksimum 2,285. Nilai maksimum untuk parameter perpindahan massa yang diperoleh ialah koefisien perpindahan massa 4,5467 x 10-6 m/s, fluks perpindahan massa 0,0001376 mol/m2s, N2O terserap 8,4923 x 10-5 mol/s, N2O loading 0,0693 mol N2O/mol H2O2, dan efisiensi penyerapan 74 .

ABSTRACT
N2O is a gas that belongs to NOx family and harmful for the ozone. The elimination of N2O is further investigated in an effort to tackle global climate change and prevent ozone layer depletion. Membrane technology is then further investigated in N2O absorption process, due to high surface to volume ratio compared to conventional contactor and other advantages. In this research, elimination of N2O is based on absorption method occuring in hollow fiber membrane contactor. This study was held using peroxide 0,5 wt and HNO3 0,5 M as the solvent for the study, variation of gas flow will be 100 mL min, 150 mL min, dan 200 mL min and variation in the number of membrane fibers are 2000,4000, dan 6000. Every experiment is held on the same solvent flow which is 500 mL min. Hydrodynamics results on maximum pressure drop at 0,066 bar and maximum pressure drop ratio 2,285. For maximum mass transfer parameters, mass transfer coefficient is 4,5467 x 10 6 m s, mass transfer flux 0,0001376 mol m2s, N2O absorbed 8,4923 x 10 5 mol s, N2O loading 0,0693 mol N2O mol H2O2, dan and absorption efficiency 74 ."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Radifan Sumarna
"In this study, the effectiveness of the absorption of CO2 using hollow fiber membrane contactors is evaluated based on variations in the gas flow rate, and the number of membrane. This study used membrane composed of 1000, 3000, 5000 fiber PVC and solvent PEG 300. The gas flow rate variation is 197, 300 and 380 mL min, while the rate of solvent used is 300 mL min. Variation in this research is gas flow rate, and membrane fibers. Based on the research mass transfer coefficient is 5,4 13,88 x 10 7 m s, flux is 1,99 ndash 9,11 x 10 5 mol m2.s, the amount of absorbed CO2 is 9,43 18,34 x 10 3 mmol s, dan absorption efficieny is 17,90 22,22.

Dalam studi ini, efektivitas penyerapan CO2 menggunakan kontaktor membran serat berongga dievaluasi berdasarkan variasi laju alir gas, dan dan jumlah membrane. Pada studi ini digunakan kontaktor membran yang terdiri dari 1000, 3000, dan 5000 serat PVC dan pelarut PEG-300. Laju alir gas yang digunakan adalah 197, 300, dan 380 mL/min, sedangkan laju pelarut yang digunakan adalah 300 mL/min. Gas yang digunakan pada penelitian ini adalah campuran CO2-CH4. Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 5,4-13,88 x 10-7 m/s, fluks 1,99 ndash;9,11 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 9,43-18,34 x 10-3 mmol/s, , dan efisieni penyerapan sebesar 17,90-22,22."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Syandika
"Karbon dioksida adalah senyawa yang banyak terdapat pada flue gas dan merupakan penyebab paling serius dari global warming. Teknologi alternatif baru yang potensial untuk pemisahan CO2 ini adalah kontaktor membran. Penelitian ini akan meninjau pengaruh laju alir gas terhadap kinerja penyerapan gas CO2 dari flue gas melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat super hidrofobik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persen penyerapan gas karbon dioksida dari pelarut DEA serta untuk mengetahui pengaruh laju alir gas umpan terhadap perpindahan massa yang terjadi pada membran. Dari perpindahan massa yang terjadi, didapatkan kinerja kontaktor membran serat berongga superhidrofobik dalam proses absorbsi gas karbon dioksida.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, jumlah gas karbon dioksida yang terserap sebesar 0,565 - 1,310 mmol/min untuk modul dengan jumlah serat 5000; untuk modul dengan jumlah serat 2000 menyerap gas CO2 sebesar 0,465 ? 1,167 mmol/min, dan 0,308 - 0,954 mmol/min untuk modul dengan jumlah serat 1000. Nilai koefisien perpindahan massa yang didapatkan untuk modul dengan jumlah serat 5000 adalah sebesar 6,278×10-5 - 0,000186 cm/s, modul dengan jumlah serat 2000 sebesar 9,45×10-5 - 0,00292 cm/s, dan modul dengan jumlah serat 1000 sebesar 9,45×10-5 - 0,000366 cm/s untuk variasi laju alir gas sebesar 120, 170, dan 260 cm3/min dengan laju alir pelarut DEA yang tetap sebesar 300 cm3/min.

Carbon dioxide is a compound that exist in large amount in flue gas and is the most serious cause of the global warming. A new potential alternative technology for this CO2 separation is the membrane contactor. This riset will reviewing the effects of the gas flowrate to the CO2 absorption performance from flue gas through hollow fiber membrane contactor with superhydophobic membrane material.
This riset aims to know the percent absorption of CO2 of the solvent DEA and to know the effects of feed gas flowrate to the mass transfer that occurs in the membrane. From the mass transfer that occurs, we will obtain the superhydophobic hollow fiber membrane contactor performance in the CO2 absorption process.
According to this riset, the rates of CO2 absorption are 0,565 - 1,310 mmol/min for module with amount of fiber of 5000; for module with amount of fiber 2000 absorps CO2 of 0,465 - 1,167 mmol/min, and 0,308 - 0,954 mmol/min for module with amount of fiber 1000. The values of mass transfer coefficient for module with amount of fiber 5000 are 6,278×10-5 - 0,000186 cm/s, module with amount of fiber 2000 are 9,45×10-5 - 0,00292 cm/s, and module with amount of fiber 1000 are 9,45×10-5 - 0,000366 cm/s for gas flowrate variation of 120, 170, and 260 cm3/min with constant solvent DEA flowrate of 300 cm3/min.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62652
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angeline Paramitha
"Teknologi alternatif yang potensial untuk pemisahan CO2 dari gas alam adalah kontaktor membran. Teknologi tersebut terus dikembangkan sampai sekarang karena kontaktor membran memiliki kekurangan seperti selektivitas yang semakin lama semakin menurun. Pada kali ini, pemisahan CO2 dari gas alam akan dilakukan dengan pelarut fisika, yaitu PEG. Pemisahan gas dengan pelarut fisika dapat memberikan keuntungan, dapat menghasilkan selektivitas yang cukup tinggi terhadap CO2 serta lebih tidak korosif dibandingkan dengan pelarut kimia. Ada tiga buah jumlah serat membran yang digunakan, yaitu 1000, 3000, 5000. Laju alir pelarut divariasikan dari 100-500 cm3/s. Konsentrasi pelarut divariasikan dari 5-20 b/v. Laju alir gas yang digunakan tetap yaitu sebesar 305 mL/menit. Penelitian dilakukan pada tekanan dan temperatur ambien. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas sintetik CO2 dan CH4 dengan komposisi masing-masing 30 dan 70.
Berdasarkan penelitian, didapatkan jumlah CO2 terabsorpsi mencapai 1,07 x 10-5 mol/s dan efisiensi penyerapan mencapai 12,44 . Koefisien dan fluks perpindahan massa masing-masing mencapai 4,47 x 10-7 m/s dan 2,05 x 10-5 mol/m2.s, serta acid loading mencapai 1,3 x 10-2 mol CO2/mol PEG untuk variasi laju alir dan jumlah serat membran. Sedangkan untuk variasi konsentrasi, kondisi optimumnya adalah PEG 10 b/v.

Alternative technology for CO2 separation is a membrane contactor. This technology continuous to be developed untul now to overcome the weaknesses of the membran itself such as the selectivity progressively decreased as the time goes by. The present study will be done with a physical solvent, PEG. Gas separation with physical solvent provides benefits such as it can produce sufficiently high selectivity towards CO2 and less corrosive than the chemical solvents. There are 3 total membrane fiber that we used, 1000, 3000, and 5000. The solvent flow rate varied from 100 500 cm3 s. Solvent concentration varied from 5 20 wt. The gas flow rate used remains at 305 mL min. The study was conducted at ambient pressure and temperature. The gas used in this study is a synthetic gas mixture of CO2 and CH4 with the composition of their respective 30 and 70.
Based on research, it was obtained the amount of CO2 absorbed reached 1.07 x 10 5 mol s and absorption efficiency reached 12.44 . Mass transfer coefficient and flux respectively reached 4.47 x 10 7 m s and 2.05 x 10 5 mol m2.s, as well as acid loading of 1.3 x 10 2 mol CO2 mol PEG for the variation of solvent flow rate and total membrane fiber. Whereas for the concentration variation, the optimum condition was PEG 10 wt.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rexy Darmawan
"Penyerapan gas CO2 memiliki peran yang vital dalam industri gas alam. Teknologi alternatif untuk proses penyerapan CO2 ialah kontaktor membran serat berongga. Teknologi kontaktor membran ini dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki kolom konvensional. Namun dalam prakteknya kontaktor membran masih memiliki kekurangan seperti permasalahan pembasahan membran oleh pelarut. Oleh karena itu penelitian ini akan menguji pengaruh laju alir pelarut dan jumlah serat membran dalam kinerja penyerapan gas CO2 murni melalui kontaktor membran serat berongga dengan bahan material membran bersifat superhidrofobik. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan DEA 5% volum. Variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini ialah laju pelarut dan jumlah serat membran. Laju pelarut yang digunakan antara 100-500 cm3/menit, sedangkan jumlah serat membran 2000, 4000 dan 6000. Setiap percobaan dilakukan pada laju gas CO2 sebesar 240 cm3/menit. Parameter kinerja perpindahan massa yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu efisiensi penyerapan 56%, laju CO2 terabsorpsi 9x10-2 mmol/s, koefisien perpindahan massa 6x10-4 cm/s, fluks CO2 1,85x--5 mmol/cm2.s, serta acid loading 9,5x10-2.

The absorption of CO2 gas has a vital role in the natural gas industry. A promising alternative technology that overcome the disadvantages of conventional gas absorption is hollow fiber membrane contactor. However, in practice, contactor membrane still has problem such as wetting membrane by the solvent. Therefore this study evaluates the effect of solvent flow rate and the number of fibers in pure CO2 gas absorption performance through superhydrofobic hollow fiber membrane contactor using DEA 5%-volume as solvent. The abosrbent that we used in this research is diethanolamine (DEA) with the concentration 5 %-v. Independent variables in this research are solvent flow rate and the number of fibers. Solvent flow rate that we used between 100-500 cm3/minute, and for the amount of fibers are 2000, 4000 and 6000. Each of the experiments that conducted at the CO2 flow rate 240 cm3/minute. Results show that CO2 removal efficiency is 56%, while the rate of CO2 absorption is 9x10-2 mmol/s with overall mass transfer coefficient 6x10-4 cm/s, flux of CO2 absorption is 1.85x10-5 mmol/cm2.s and the acid loading is 9.5x10-2."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62294
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Anggraeni Katili
"Kontaktor membran serat berongga dapat menutupi kerugian yang terjadi pada metode konvensional. Terdapat dua jenis konfigurasi aliran dari membran kontaktor serat berongga ini. Konfigurasi 1 ketika pelarut dialirkan ke bagian tube and gas di bagian shell, sedangkan konfigurasi 2 sebaliknya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis efektivitas antara dua konfigurasi tersebut dengan menggunakan larutan Triethanolamine 10% berat sebagai pelarut dan membran PVC. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa konfigurasi 1 menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam menyerap CO2 dibandingkan dengan konfigurasi 2. Penggunaan Triethanolamine sebagai pelarut menunjukkan kinerja yang kurang optimal, ditunjukkan dengan persentase CO2 yang terserap sekitar 1.98%.

The hollow fiber membrane contactor overcomes the disadvantages of the conventional method. There are two flow patterns: Case 1 operation where the liquid flows in tube and gas in shell. The case 2 operation where the liquid flows at shell side and gas at tube side. This study is conducted to analyze the effectiveness between both patterns using 10% weight of Triethanolamine as the solvent and PVC membrane. The result of this study: the case 1 provides more effective CO2 absorption performance rather than case 2. The use of triethanolamine shows suboptimal performance, because the maximum CO2 absorbed was 1.98%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45815
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meylin
"Gas N2O merupakan salah satu senyawa dari NOx. Senyawa ini satu dari beberapa gas yang dapat menyebabkan gas rumah kaca. Meskipun konsentrasi N2O sedikit diudara tetapi sangat sulit terdekomposisi diudara. Oleh karena itu diperlukan adanya pemisahan NOx dalam bentuk N2O. Kini telah dikembangkan teknologi membran dengan kontaktor serat berongga yang dapat mengatasi permasalahan pencemaran udara. Prinsip dari kontaktor membran ini menggunakan gaya penggerak berupa perbedaan konsentrasi. Pengaruh konsentrasi pelarut merupakan salah satu parameter dalam absorpsi NOx oleh karena itu penelitian ini menguji pengaruh konsentrasi pelarut larutan HNO3 dalam kinerja penyerapan gas NOx melalui kontaktor membran serat berongga superhidrofobik. Dari penelitian ini dilakukan uji perpindahan masa serta untuk analisis gas dilakukan dengan Gas Chromatography. Gas Chormatography digunakan untuk menganalisis kandungan gas NOx yang terserap setelah percobaan. Variabel bebas dari penelitian ini yaitu konsentrasi pelarut HNO3 sebesar 0,5; 1; 1,5; 2M dan serat membran yaitu 2000, 4000, 6000 sedangkan variabel tetap yaitu laju alir gas 0,1 L/menit ,dan konsentrasi H2O2 0,5 wt. Pada penelitian ini didapatkan persen penyerapan N2O, koefisien perpindahan massa fluks perpindahan massa, N2O loading terbesar secara berturut ndash; turut yaitu 89,6 , 4,95x10-6 m/s, 10,2x10-5 mol/m2s, 4,43 x10-2 mol N2O/mol pelarut. Semakin besar laju alir maka semakin besar penurunan tekanan dalam penelitian ini rasio penurunan tekanan berkisar antara 1, 107- 2,04. Kata kunci: absorpsi N2O, hollow fiber contactor membrane, jumlah serat, konsentrasi HNO3, superhidrofobik.

Dinitrogen oxide is one of compound NOx. N2O one of compound NOx which can to make effect global warming. Although concentration N20 is small in the atmosfer but N2O can rsquo t decomposed in air but solute in water. Therefore, we need separation N2O as NOx. Nowdays membran technology have been developed by people to overcome problem in air pollution. The main principle of membrane contactor use gradient concentration as a driving force. In this study to knowing influence concentrations of solvent HNO3 in absorp gas NOx through superhidrophobic hollow fiber membrane contactor. Gas Chromatography is used to analyse concentration gas NOx in sample after research. Independent variable in this study is concentration of HNO3 0,5 1 1.5 2 M and numerous of fibers 2000,4000,6000 meanwhile dependent variable are flow rates gas 0,1 L minute, and concentration of H2O2 0,5 wt. This study aims to see the effects of concentrations of HNO3 and number of fibers in the contactor on the mass transfer coefficient KL , efficiency of absorption R , flukx J , and NOx loading. In this study, the largest percentage of N2O absorption, coefficient of mass transfer, flukx of mass transfer, N2O loading are 89,6 , 4,95x10 6 m s, 10,2x10 5 mol m2s, 4,43 x10 2 moles of N2O mol of solvent. Increasing flow rate will be obtained pressure drop rise. In this research the ratio of pressure drops ranges from 1, 107 2.04. Key Words absorption N2O, amount of fiber, concentration of HNO3, hollow fiber contactor membrane, superhidrophobic "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Alexander
"Karbon dioksida merupakan senyawa pengotor pada gas alam yang dapat mengurangi nilai kalor dan bersifat korosif pada perpipaan. Salah satu metode pemisahan CO2 dari gas alam adalah dengan menggunakan kontaktor membran. Penggunaan kontaktor membran membran superhidrofobik digunakan sebagai media alternatif karena kemampuannya dalam memisahkan CO2 dengan area kontak yang besar pada ukuran yang compact dan mempunyai ketahanan yang baik akan pembahasan yang terjadi oleh larutan absorben.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja kontaktor membran superhidrofobik pada penyerapan gas CO2. Gas yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran gas CO2 dan CH4 sebagai pendekatan dari gas alam yang sesungguhnya. Pada penelitian ini, gas campuran CO2-CH4 dialirkan di bagian shell dan absorben PEG-300 di bagian lumen dalam membran kontaktor. Pengambilan sampel dilakukan setelah 15 menit dan kandungan CO2-CH4 yang tersisa dianalisis dengan Gas Chromatography. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah laju alir gas umpan, konsentrasi pelarut PEG-300, dan jumlah serat membran kontaktor.
Bedasarkan penelitian yang dilakukan nilai koefisien perpindahan massa sebesar 0,99-4.29 x 10-7 m/s, fluks 0,39 ndash; 1.05 x 10-5 mol/m2.s, CO2 terabsorpsi 1,94-5.33 x 10-3 mmol/s, CO2 Loading 2.33-6.40 x 10-3, dan efisieni penyerapan sebesar 3.39-7.98.

Carbon dioxide is pollutant in natural gas that could decrease heating value of gas and corrosive due to pipeline gas. One of the separataion method of CO2 from natural gas using membrane contactor. The usage of contactor membrane hidrofobic as alternative method because of a huge surface of contactor area in a compact size. Also it has good resistance from wetting that caused by solvent.
The purpose of this research is to know the performance super hidrofobic membrance contactor on absorbing carbon dioxide gas. Gas that used in this research is the mixed of CO2 and CH4 to approach on real natural gas composition. In this research CO2 CH4 is flown on shell side and the absorbent PEG 300 is in lument site of membrane. Sampling time is done in 15 minutes. After 15 minutes the gas will be analysed using Gas Chromatography. Variation in this research is gas flow rate, PEG 300 solvent concentration, and membrane fibre.
Based on the research mass transfer coefficient is 0,99 4.29 x 10 7 m s, flux is 0,39 ndash 1.05 x 10 5 mol m2.s, absorbed CO2 is 1,94 5.33 x 10 3 mmol s, CO2 Loading 2.33 6.40 x 10 3, dan absorption efficieny is 3.39 7.98.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>