Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Risdianto Yuli Hermansyah
"Pada tesis ini dibuat rancangan antena radar cuaca pada pita frekuensi X-Band dengan dua polarisasi. Antena dirancang berbasis slotted waveguide antenna array (SWAA) dengan rancangan struktur antena yang terdiri dari 2 lapisan, yaitu lapisan pertama terdiri dari 5 waveguide dengan 64 slot untuk masing-masing waveguide dan lapisan ke-dua berupa waveguide tunggal dengan 5 slot. Untuk menghubungkan proses eksitasi lapisan pertama dan ke-dua, di bagian bawah waveguide lapisan pertama dibentuk slot-slot yang letak geometri dan dimensinya sama dengan slot-slot waveguide lapisan ke-dua. Munculnya dua polarisasi dari antena ini disebabkan oleh penempatan slot-slot pada waveguide lapisan ke-dua yang orthogonal terhadap slot-slot pada waveguide lapisan pertama. Parameterparameter pada rancangan antena ini merujuk pada rekomendasi WMO (World Meteorological Organization) untuk spesifikasi umum sistem radar cuaca.
Hasil simulasi parameter-parameter antena meliputi frekuensi kerja = 9380 MHz, S11 = -22,56 dB, bandwidth = 51,40 MHz, 3dB-beamwidth untuk polarisasi horisontal = 1,20 derajat, 3dB-beamwidth untuk polarisasi vertikal = 1,00 derajat, side lobe level untuk polarisasi horisontal = -25,96 dB, side lobe level untuk polarisasi vertikal = -21,20 dB, co-polarization untuk polarisasi horisontal = 24,49 dB, co-polarization untuk polarisasi vertikal = 25,67 dB, cross-polarization untuk polarisasi horisontal = -67,22 dB, dan cross-polarization untuk polarisasi vertikal = - 41,08 dB. Dengan melengkapi rancangan antena ini menggunakan amplifier 100 watt untuk polarisasi horisontal dan 63 watt untuk polarisasi vertikal, maka rancangan antena yang diusulkan telah memenuhi rekomendasi WMO untuk spesifikasi umum sistem radar cuaca sehingga dapat digunakan sebagai antena radar cuaca.

This thesis has made design of weather radar antenna on X-Band frequency with two polarizations. The antenna is designed based on slotted waveguide antenna array (SWAA) with its antenna structure consists of 2 layers, first layer is composed of 5 waveguides in which each waveguide consists of 64 slots, while the second layer is a single waveguide with 5 slots. In order to link the excitation process of the first layer and the second, at the bottom of the first layer waveguide formed slots in which its geometry and dimensions is the same as slots at the top of the second layer waveguide. The emergence of two polarizations of this antenna is caused by the placement of slots in the second layer waveguide that is orthogonal to the slots on the first layer waveguide. The antenna parameters of this design refers to the recommendation of WMO (World Meteorological Organization) for typical specifications of weather radar system.
The simulation result of the designed antenna parameters includes: operating frequency = 9380 MHz, S11 = -22,56 dB, bandwidth = 51,40 MHz, 3dBbeamwidth for horizontal polarization = 1,20 degree, 3dB-beamwidth for vertical polarization = 1,00 degree, side lobe level for horizontal polarization = -25,96 dB, side lobe level for vertical polarization = -21,20 dB, co-polarization for horizontal polarization = 24,49 dB, co-polarization for vertical polarization = 25,67 dB, cross-polarization for horizontal polarization = -67,22 dB, and cross-polarization for vertical polarization = - 41,08 dB. By complementing the designed antenna with 100 watt amplifier for horizontal polarization and 63 watt amplifier for vertical polarization, the designed antenna meets the recommendation of WMO for typical specifications of weather radar system, therefore the designed antenna is suitable for use as a weather radar antenna.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirth, Wulf-Dieter
"This book gives an introduction to the possibilities of radar technology based on active array antennas, giving examples of modern practical systems, many of which were developed in Europe. In addition to coverage of antennas, array signal processing, adaptive digital beamforming, adaptive monopulse, superresolution, and sequential detection, several modern systems are described including space-time adaptive processing (STAP), moving target detection using synthetic aperture radar (SAR), and several other experimental phased array radar systems. There are many valuable lessons presented for designers of future high standard multifunction radar systems for military and civil applications."
2008: Institute of South East Asia Studies, 2008
e20452777
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fenn, Alan J.
Boston: Artech House, 2008
621.384 83 FEN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Karimah
"Dalam sistem Long Term Evolution, kapasitas penggunaan jaringan telekomunikasi akan sangat meningkat. Peningkatan kapasitas dapat dilakukan dengan memperkecil jarak antara transmitter dan receiver pada sistem LTE. Antena dengan sistem MIMO merupakan salah satu komponen penting dalam sistem LTE.
Pada tesis ini telah dirancang antena MIMO 2x2 pasif dan aktif. Antena MIMO 2x2 pasif bekerja disekitar frekuensi 2,1-2,45 GHz dan memiliki gain sebesar 6,2 dBi. Pada antena MIMO 2x2 aktif, Low Noise Amplifier diintegrasikan dengan antena 3 sedangkan Power Amplifier dihubungkan dengan antena 4.

In Long Term Evolution system, the capacity utilization of telecommunications network will be greatly increased. Increased capacity can be done by minimizing the distance between the transmitter and receiver in the LTE system. Antennas with MIMO system is one of the important components in the LTE system.
In this thesis, is designed a 2x2 MIMO antenna passive and active. 2x2 MIMO antennas passive work around frequency 2.1 to 2.45 GHz and has a gain of 6.2 dBi. In the active 2x2 MIMO antenna, Low Noise aplifier integrated with the antenna 3 while the Power Amplifier is connected to the antenna 4."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44534
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Try Putra Wibowo
" Inspeksi beton perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kegagalan struktur pada beton. Ground-penetrating radar (GPR) menjadi salah satu alat yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan tulangan baja di dalam beton, dimana GPR mampu mendeteksi dan mencitrakan obyek yang berada di dalam beton tanpa diperlukannya tindakan invasif. Pada skripsi ini telah dilakukan rancang bangun GPR untuk aplikasi inspeksi beton sedalam 1 meter. Sistem GPR dirancang menggunakan frequency modulated continuous wave (FMCW) dan bekerja pada pita frekuensi ISM 2,4 - 2,5 GHz. Sistem FMCW GPR yang dibuat menggunakan LimeSDR Mini sebagai modul transceiver, antena Vivaldi elemen tunggal sebagai antena TX, antena susun rectangular patch terintegrasi unequal Wilkinson power divider sebagai antena RX tipe pertama dan antena susun Vivaldi sebagai antena RX tipe kedua. Kedua antena susun menggunakan metode Dolph-Chebyshev weighting.
Pengujian dilakukan pada setiap komponen sistem FMCW GPR terlebih dahulu sebelum pengujian sistem seutuhnya. Pengukuran antena TX menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,4 – 2,5 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 105o, gain sebesar 5,12 dB. Pengukuran antena RX tipe pertama menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,356 – 2,589 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 26o, sidelobe level sebesar -17,451 dB, front-to-back ratio sebesar -20,22 dB, dan gain sebesar 5,12 dB. Pengukuran antena RX tipe kedua menunjukkan bahwa antena mampu bekerja pada frekuensi 2,4 – 2,5 GHz, memiliki H-plane beamwidth sebesar 25o, sidelobe level sebesar -13,939 dB, front-to-back ratio sebesar -8,208 dB, dan gain sebesar 10,096 dB. Pengukuran low noise amplifier menunjukkan bahwa LNA memiliki gain dengan rentang 11,85 – 13,1 dB pada frekuensi 2,3 – 2,7 GHz. Pengukuran kabel coaxial menunjukkan bahwa kabel memiliki loss dengan rentang -0,49 dB hingga -0,66 dB. Semua komponen dapat bekerja sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.
Pengujian sistem FMCW GPR dilakukan menggunakan beton bertulang ketebalan 30 cm. Target deteksi berupa besi dalam beton. Hasil pengujian diolah menggunakan perangkat lunak MATLAB untuk kemudian diperoleh citra melintang dari beton. Hasil citra yang diperoleh menunjukkan perbedaan permukaan dengan isi beton uji. Besarnya pantulan dibedakan dengan warna. Spektrum merah menandakan pantulan terbesar dengan nilai maksimum -650 dB, sedangkan spektrum biru menandakan pantulan daya terkecil dengan nilai maksimum -690 dB.

Concrete structure needs inspection to prevent structural failures. In concrete inspection activity, ground-penetrating radar (GPR) is one of the tools used to detect the location of steel reinforcement in concrete without the need for invasive action. In this research, GPR was designed for concrete inspection applications with concrete thickness of 1 meter. GPR for concrete inspection application is designed using frequency modulated continuous wave (FMCW) and works on ISM bands with a frequency range of 2.4 – 2.5 GHz. FMCW GPR system is designed using LimeSDR Mini as transceiver module, rectangular patch antenna array integrated with unequal Wilkinson power divider as first type RX antenna, Vivaldi antenna array as second type RX antenna, and single element Vivaldi antenna as TX antenna.
Tests are performed on each component of the FMCW GPR. Measurement of TX antenna shows the antenna works at a frequency range of 2.4 – 2.5 GHz, has a H-plane beamwidth of 105o and a gain of 5.12 dB. Measurement of first type RX antenna shows the antenna works at frequency range of 2.356 – 2.589 GHz, has a H-plane beamwidth of 26o, sidelobe level of -17.451 dB, front-to-back ratio of -20.22, and gain of 5.12 dB. Measurement of second type RX antenna shows the antenna works at frequency range of 2.4 – 2.52 GHz, has a H-plane beamwidth of 25o, sidelobe level of –13.939 dB, front-to- back ratio of -8.208, and gain of 10.096 dB. Measurement of low noise amplifier shows that the LNA has a gain range of 11.85 – 13.1 dB in the frequency range of 2.3 – 2.7 GHz. Measurement of coaxial cable shows that the cable has loss range of 0.49 – 0.66 dB. All components can be used according to predetermined specifications.
FMCW GPR system test were conducted using reinforced concrete with 30 cm thickness and steel bar inside the concrete as target. The test results were processed using MATLAB software to get transection image of the concrete. Image results show that it can differentiate between the concrete surface and inner concrete. The magnitude of radar wave reflection is distinguished by color. The red spectrum indicates the largest reflection with a maximum value of -650 dB, while the blue spectrum indicates the smallest reflection of power with a maximum value of -690 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Sukarno
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S39030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cholik Kurniawan
"Quasi-Zenith Satellite System merupakan konstelasi satelit dimana satelit ditempatkan pada posisi geo-synchronous yang diletakkan pada 139°47'32"BT-35°39'59"LU dengan lintasan yang berbentuk angka "8". Posisi atau letak yang berada di BT memerlukan arah pola radiasi untuk dapat digunakan didaerah tertentu. Untuk di P. Jawa diperlukan antena ground/mobile station yang mempunyai sudut elevasi 45°. Sehingga diperlukan antena array yang mempunyai pola radiasi yang mengarah pada sudut elevasi tersebut. Metoda sintesa antena digunakan untuk mendapatkan pola radiasi antena dengan arah yang diinginkan. Metoda sintesa Woodward-Lawson merupakan salah satu metoda sintesa yang digunakan untuk model antena array dengan jumlah elemen yang banyak dengan cara memisalkan elemen-elemen antena array sebagai titik-titik sample yang masing-masing mempunyai amplitude dan phase. Pola radiasi antena dapat dicari dengan mengubah-ubah nilai-amplitude dan phase tiap elemen antena array sehingga diperoleh arah yang diinginkan. Dalam penelitian ini algoritma genetika digunakan untuk mencari nilai terbaik amplitude dan phase elemen antena array. Sebagai elemen antena array digunakan antena mikrostrip segitiga array. Bentuk pola radiasi yang diinginkan didefinisikan sebagai nilai fungsi fitness (fitness function) dari algoritma genetika. Evaluasi perfomasi dilakukan terhadap directivity dari pola radiasi yang dihasilkan. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa dengan algoritma genetika menghasilkan antena array yang mempunyai elevasi 45°."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar Fitri
"Makalah ini menguraikan hasil rancang bangun antena untuk meningkatkan bandwidth patch antena dengan teknik proximity-coupling. Susunan antena tersebut terdiri dari dua lapis substrat dimana lapisan atas berfungsi sebagai elemen radiasi dan lapisan bawah digunakan sebagai sistem pencatuan. Saluran pencatu yang ditambah stub berfungsi untuk mengendalikan bagian riil impedansi antenna agar sesuai dengan karakteristik impedansi saluran pencatu. Antena dicatu dengan saluran mikrostrip berbentuk seperti garpu untuk meningkatkan bandwidth yang lebih lebar. Dari hasil pengukuran menunjukan bahwa bandwidth dengan VSWR < 2 adalah 0.98 GHz dan gain sebesar 9.3 dB. Pola radiasi antena adalah 70° pada bidang E dan 80 ° pada bidang H.

This paper describes design of antenna for increasing bandwidth of patch antenna by proximity coupling. The antenna structures had two layer substrates where the top layer is used as radiator element and the bottom layer is used for feeding system. The feeding system composed a stub is used to control real impedance antenna for matching to impedance characteristic feeding line. The antenna is fed by microstripline with a fork-like tuning stub for increasing much wider bandwidth. From measurement, obtained bandwidth with VSWR < 2 is 0.98 GHz and the antenna gain is 9.3 dB. The Radiation pattern antenna is 70° for E plane and 80° for H plane.
Key Words : electromagnetic coupled, feeding system, fork-like tuning
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
JUTE-XVIII-4-Des2004-284
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>