Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36615 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wafa Sholihah
"ABSTRAK
Penting bagi konsumen untuk mengetahui apakah ikan itu segar atau tidak. Ikan yang segar dan busuk dapat dibedakan dengan cara mendeteksi gas yang dikeluarkan nya, salah satunya adalah Amonia. Kondisi ini mendorong perlunya penelitian untuk mendeteksi gas amonia sebagai simulasi untuk mendeteksi kebusukan ikan dengan metode sederhana dan mudah dalam praktik sehari-hari yaitu dilakukan melalui metode kolorimetri. Bertujuan untuk membuat label kolorimetri, ekstrak bunga Ruellia Simplex digunakan dalam penelitian ini sebagai indikator yang secara visual mendeteksi gas amonia. Ekstrak berfungsi sebagai bahan cerdas yang berubah warnanya sesuai dengan kondisi pH lingkungan ekstrak. Untuk mengembangkan indikator berbasis kertas, kertas selulosa 1cm x 6cm digunakan untuk substrat. Ujung kertas selulosa telah dilapisi dengan ekstrak yang dikondisikan pada pH 2, 7 dan 11. Dengan menggunakan gas amonia yang mempunyai konsentrasi antara 10 dan 104 ?L frasl;L, pengujian pada label kolorimetri dilakukan. Setelah itu, label kolorimetri diuji untuk menguji kesegaran ikan. Perubahan warna yang terjadi pada label kolorimetri diamati sebagai fungsi waktu deteksi dan kemudian dianalisis melalui penganalisis warna RGB. Apa yang terjadi sebagai hasil percobaan menunjukkan bahwa label kolorimetri mengalami perubahan warna pada deteksi gas amonia. Perubahan warna tergantung konsentrasi gas yang terdeteksi. Label kolorimetri dengan nilai pH 2 merupakan label yang paling baik untuk diaplikasikan pada pendeteksian ikan karena memiliki kontras paling optimum dalam perubahan warna. Label kolorimetri memperlihatkan perubahan warna dari pink keunguan menjadi kuning ketika mendeteksi gas amonia dengan konsentrasi yang bertambah besar. Secara umum, ada indikasi bahwa suhu pengukuran dapat mempengaruhi waktu untuk perubahan warna label indikator dalam memantau pembusukan ikan. Meningkatnya suhu kemudian memicu perubahan warna dari label kolorimetri menjadi lebih cepat. Secara keseluruhan, terbukti dengan penelitian bahwa pemantauan pembusukan ikan bisa dilakukan secara sederhana dan praktis dengan menggunakan label kolorimetri yang dikembangkan. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk tujuan mendeteksi kesegaran pangan lain nya.

ABSTRAK
It is important for consumers to know whether the fish is fresh or not. Fresh and decayed fish can be distinguished by detecting its released gases, one of which is Ammonia. This condition encourages the need for research to detect ammonia gas as a simulation to detect fish rot with simple and easy method in everyday practice that is done through colorimetric method. Aiming to create a colorimetric label, the Ruellia Simplex flower extract was used in this study as an indicator that visually detects ammonia gas. The extract serves as an intelligent material that changes its color according to the pH environment of the extract conditions. To develop paper based indicators, cellulose paper 1cm x 6cm is used for the substrate. The tip of the cellulose paper has been coated with an extract conditioned at pH 2, 7 and 11. Using an ammonia gas having concentrations between 10 and 104 L L, the test on the colorimetric label is performed. After that, the colorimetric label was tested to test the freshness of the fish. Color changes that occur on the colorimetric label are observed as a function of detection time and then analyzed through RGB color analyzer. What happens as a result of the experiment shows that colorimetric labels change color in ammonia gas detection. The color change depends on the concentration of the gas detected. Colorimetric label with pH value 2 is the best label to apply to the detection of fish because it has the most optimum contrast in color change. Colorimetric labels show the discoloration of pink purple to yellow when it detects an ammonia gas with increasing concentration. In general, there are indications that the measurement temperature may affect the time for the color change of the indicator label in monitoring the fish 39 s decay. Rising temperatures then trigger color change from colorimetric labels to faster. Overall, it was proved by research that monitoring of fish decay can be done simply and practically using colorimetric labels developed. This research can be further developed for the purpose of detecting the freshness of other foods."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Listyarini
"Pengemasan makanan cerdas modern yang dapat memantau kualitas dan keamanan makanan merupakan faktor penting dalam perdagangan komersial modern. Diperlukan penelitian tentang pembuatan label kolorimetri ramah lingkungan yang secara sederhana dapat menunjukkan kesegaran makanan melalui perubahan warna. Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan Rosela merupakan tanaman yang mudah ditumbuhkan dan banyak ditanam pada daerah tropis. Pada buah Syzygium oleana, bunga Ruelia simplex dan bunga rosela dijumpai sejumlah antosianin yang merupakan zat warna alami yang berubah warna sesuai dengan kondisi pH lingkungan. Ekstrak zat warna dari buah Syzygium oleana, bunga Ruelia dan bunga rosela didapatkan dengan metode maserasi atau perendaman yang kemudian dipekatkan. Pembuatan label kesegaran berbahan dasar kertas menggunakan metode imersi yaitu dengan mencelupkan kertas ke dalam larutan ekstrak kemudian dikeringkan. Sebagai matriks biodegradable polimer digunakan bahan dasar tapioka yang diperkuat dengan polivinil alkohol (PVA) dan nanoselulosa. Konsentrasi optimum masing-masing PVA dan nanoselulosa ditentukan sebesar 50% dan 3% dalam komposit masing-masing. Metode yang digunakan untuk mendapatkan label plastik dengan menggunakan metode casting atau evaporasi. Label dikarakterisasi sifat mekaniknya seperti tensile strength dan elongasi, sifat barriernya dan juga uji respon terhadap uap ammonia. Selanjutnya untuk aplikasi, label kertas maupun label dari biodegradable plastik digunakan untuk memonitor kesegaran udang/ikan. Ekstrak zat warna alam, label kertas ataupun label plastik memberikan perubahan warna yang serupa pada saat uji respon terahdap uap ammonia yaitu perubahan warna dari merah menjadi ungu, kemudian biru dan selanjutnya kuning. Label plastik dari ekstrak bunga Ruelia simplex memberikan nilai perubahan warna relatif yang lebih besar dari label-label lainnya yaitu sekitar 43% ketika mendeteksi ammonia konsentrasi 0,5% setelah 3 jam waktu paparan. Penggunaan label kertas dan plastik untuk kesegaran udang menghasilkan perubahan warna label yang awalnya berwarna merah akan menjadi ungu setelah udang tidak layak dikonsumsi dan kuning ketika udang sudah terlalu busuk. Nilai kebusukan udang divalidasi dengan nilai total volatile nitogen (TVBN). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa label kertas dan label plastic dari ketiga ekstrak zat warna alami yang digunakan dapat berfungsi sebagai indikator uap ammonia ataupun kesegaran udang.

Modern intelligent food packaging that can monitor food quality and safety is an important factor in modern commercial commerce. Research is needed on the manufacture of environmentally friendly colorimetric labels that can simply indicate the freshness of food through color changes. Syzygium oleana, Ruelia simplex and Rosella flowers are easy-to-grow plants and are widely grown in the tropics. In Syzygium oleana fruit, Ruelia simplex flower and roselle flower found a number of anthocyanins which are natural dyes that change color according to environmental pH conditions. The dye extract from Syzygium oleana fruit, Ruelia flower and roselle flower was obtained by maceration method which was then concentrated. By using a paper matrix and biodegradable polymer, the dye extract can be used as a food freshness label. The manufacture of paper-based freshness labels uses the immersion method, by dipping the paper into an extract solution and then drying it. The paper labels obtained were tested for the ability to bind the dye. As a biodegradable polymer matrix, tapioca base material is used which is reinforced with polyvinyl alcohol (PVA) and nanocellulose. Furthermore, for applications, paper labels and labels from biodegradable plastic are used to monitor the freshness of shrimp. Extracts of natural dyes, paper labels or plastic labels give a similar color change during the response test to ammonia vapor, a color change from red to purple, then blue and then yellow. Plastic labels from Ruelia simplex flower extract gave a higher relative color change value than other labels, which was around 43% when detecting 0.5% ammonia concentration after 3 hours of exposure. The use of paper and plastic labels for shrimp freshness results in a change in the color of the label from red to purple when the shrimp is unfit for consumption and yellow when the shrimp is too rotten. Shrimp spoilage value was validated by the value of total volatile nitrogen (TVBN). Based on the results of the study, it was concluded that paper labels and plastic labels from the three extracts of natural dyes used could function as indicators of ammonia vapor or shrimp freshness."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Fitriana
"Berbagai metode telah dikembangkan dalam mendeteksi kesegaran susu, metode kolorimetri berupa label indikator merupakan pengembangan metode terbaru yang sederhana. Label indikator ini didesain untuk merespon zat kimia uap asam yang dihasilkan oleh susu sebagai hasil dari pembusukan atau kerusakan akibat mikroorganisme yang dapat dilihat dari perubahan warna labelnya. Label terbuat dari ekstrak ubi ungu dan kertas saring whatman nomor 1. Pendeteksian kesegaran susu ini dilakukan dengan pengujian uap asam asetat dan pengujian langsung pada susu. Pada pengujian label dengan uap asam asetat dilihat pengaruh pH ekstrak pH 2, 7, dan 11 , konsentrasi 0 ?L/L, 100 ?L/L, 10.000 ?L/L, 100.000 ?L/L, dan 200.000 ?L/L , waktu deteksi 30 dan 90 menit , dan temperatur 4?C, 23?C, dan 40?C . Sedangkan uji label pada susu hanya dipengaruhi oleh pengaruh pH ekstrak dan suhu.
Hasil spektrum UV-Vis ekstrak ubi ungu pada pH 2-11 memperlihatkan perubahan warna dari merah muda ke hijau yakni dari puncak panjang gelombang 530 nm hingga 603 nm. Pada uji susu selama 48 jam, hasil menunjukkan bahwa label indikator pH=11 merupakan label yang paling baik dalam mendeteksi kesegaran susu dikarenakan perubahan warna yang dihasilkan signifikan yakni dari hijau menjadi krem kekuningan.
Maka kesimpulannya adalah semakin tinggi temperatur penyimpanan, maka semakin cepat susu menjadi basi ditandai dengan semakin asam susu tersebut pH semakin rendah , dan perubahan warna label yang semakin terang intensitas RGB total semakin tinggi . Hasil tersebut dapat diperkuat dengan pengukuran nilai pH susu setelah 48 jam diuji yakni pada suhu 4?C pH susu bernilai 6,60, pada suhu 23?C pH susu bernilai 6,00, dan pada suhu 40?C pH susu bernilai 5,28.

Various methods have been developed in detecting freshness of milk, the colorimetric method in the form of indicator label is the development of the newest simple method. This indicator label is designed to respond the chemicals acid gas produced by milk as a result of decay or damage caused by microorganisms growth that can be seen from the color change of the label. The label is made from purple sweet potato extract and whatman filter paper number 1. Detection freshness of milk is done by testing acetic acid gas and direct test on milk. In the label test with acetic acid gas, the effect of pH of extract pH 2, 7, and 11 , concentrations 0 L L, 100 L L, 10,000 L L, 100,000 L L and 200,000 L L , detection period 30 and 90 minutes , and temperature 4 C, 23 C, and 40 C are observed. While the label test on milk is only observed by the influence of pH of extract and temperature.
The UV Vis spectra of purple sweet potato extract in the pH range of 2 11 were studied and the color clearly change from pink to green that has wavelength peak from 530 nm to 603 nm. In the milk test for 48 hours, the results show that the indicator label pH 11 is the best label in detecting freshness of milk due to the significant color change from green to creamy yellowish.
Finally, the conclusion is that the higher the storage temperature, the faster the milk becomes spoilage, which is marked by the increasingly acidity level of milk the lower the pH and the lighter color changes of label the higher the total RGB intensity . That statement can be strengthened by measuring the pH value of milk after 48 hours tested at a temperature 4 C the pH of milk is 6.60, at temperature 23 C the pH of milk is 6.00, and at temperature 40 C the pH of milk is 5.28
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67716
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Romauli S.
"ABSTRAK
Kebutuhan senyawa-senyawa steroid pada saat ini sangat meningkat, sehingga a1ternati f perolehannya harus di cari dengan biaya dan khasiat produk yang seefisien mungkin. Proses biokonversi merupakan pemecahan yang amat tepat mengingat proses reaksi yang cukup singkat, aman, dan basil produksi yang cukup tinggi.
Senyawa ADD dapat diisolasi dengan melakukan pemisahan dari media biokonversi dan senyawa kompleks 1ainnya, menggunakan kromatografi 1 apis tipis dengan 1empeng si1ika gel F 254 teba1 0,2 mm dan fasa gerak sikloheksan-eti1 asetat-ai r (80;20:O,1) 1 a 1u d i t a r i k dengan kloroform serta kristalisasi dengan eti1 asetat. Sampe1 ADD basil isolasi menunjukkan titik 1 ebur 132^^0, spek trum infra merah dan spektrum massa yang .menun jukkan struk tur karakteristik senyawa ADD, sedangkan tR dan Rf yang dipero1eh dari hasi1 KCKT dan KLT menunjukkan harga yang sama dengan ADD baku."
1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harknett, Philippa
London: Thorsons , 1994
616.951 8 HAR h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Chrysna
"Temperatur merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan perubahan kualitas dan keamanan pengonsumsian produk. Hal ini mendorong untuk dibuatnya Time-Temperature Indicator yang dapat diaplikasikan saat pendistribusian dan penyimpanan produk. Pengaplikasiannya pada bidang pangan menjadi alasan untuk menjadikan bahan alami sebagai bahan dasar dalam indikator ini. Bahan alami yang dapat digunakan adalah kedelai hitam yang didalamnya mengandung antosianin. Antosianin ini memiliki kestabilan terhadap temperatur yang mana ketika terpapar suhu tinggi warna objek akan berubah menjadi tidak berwarna. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode simultan-casting. Dengan memanfaatkan kitosan sebagai matriks dan ekstrak kedelai hitam diharapkan label yang didapatkan mempunyai cakupan perubahan warna yang bisa terlihat dengan mudah. Label indikator diuji pada suhu 10, 25, dan 40 C. Hasilnya, didapatkan perubahan warna yang terjadi pada label dengan menggunakan matriks kitosan dan kitosan-gliserol dari warna merah keunguan menjadi biru dan akhirnya menjadi kuning dan label indikator dengan menggunakan matriks kitosan-glutaraldehida dari warna kuning transparan ke warna kuning kecoklatan. Label indikator yang terbuat dari matriks kitosan dan kitosan-gliserol memiliki cakupan warna yang baik untuk dijadikan Time-Temperature Indicator.

Temperature is one of the factors that could change quality and safety of consuming a product. This encourages the creation of a Time Temperature Indicator that could be applied when distributing and storing products. Foodstuffs are the reason for using the natural ingredients as the basic ingredients in this indicator. The natural ingredients are black soybeans which contain anthocyanin. Anthocyanin has a stability against temperature, the color will turn into colorless when placed at high temperature. The method in this research is the simultaneous casting method. By utilize chitosan as a matrix and black soybean extracted as a dye, it is expected that the label obtained range color that could be seen easily. The indicator label is tested at 10, 25, and 40 C. As a result, the color change from red purple to blue and finally become yellow using chitosan and chitosan glycerol matrix. On the other side, the color change from transparent yellow to brownish yellow using chitosan glutaraldehyde matrix. Results showed that label indicator using chitosan and chitosan glycerol matrix have a good color range to serve as Time Temperature Indicator."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Raihana Syam Rafifah
"Formaldehid merupakan bahan yang digunakan secara ilegal sebagai pengawet dan penguat warna serta bau pada makanan. Berbagai upaya dilakukan untuk menganalisis formaldehid dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography), kromatografi gas, elektrokimia dan fluorometri. Namun demikian, metode tersebut memiliki kelemahan spesifik dan kurang efektif digunakan pada pendeteksian on-site. Hal ini mendorong pengembangan sensor kolorimetri yang didasarkan pada perubahan warna akibat pergeseran panjang gelombang pada daerah cahaya tampak. Nanopartikel perak memiliki sifat optik unik yang diakibatkan oleh LSPR (Localized Surface Plasmon Resonance). Pada penelitian ini, nanopartikel perak akan dimodifikasi dengan menggunakan reagen Tollens Untuk melakukan pendeteksian formaldehid. Selain itu dilakukan investigasi variasi konsentrasi AgNO3 pada reagen Tollens, waktu inkubasi serta selektivitas dari nanopartikel perak termodifikasi reagen Tollens yang telah dibuat. Pada penelitian ini Material yang didapatkan melalui sintesis akan dikarakterisasi dengan menggunakan Transmission Electron Microscope (TEM), spektrofotometer UV-Vis. Metode pendeteksian ini dapat melakukan deteksi pada interval 100-350 μM dengan LOD 121.8 μM dan LOQ yang didapatkan adalah 150.68 μM

Formaldehyde is one of the ingredients that is used illegally as a preservative for  enhancing color and odor in food. Various attempts were made to analyze formaldehyde using HPLC (High Performance Liquid Chromatography), gas chromatography, electrochemistry and fluorometry. However, this method has specific weaknesses and is less effective for on-site detection. This prompted the development of colorimetric sensors based on changes in color due to shifts in wavelength in the visible light region. Silver nanoparticles have unique optical properties due to LSPR (Localized Surface Plasmon Resonance). In this study, silver nanoparticles will be modified using Tollens reagent for formaldehyde detection. In addition, incubation time, Variation of AgNO3 concentration in Tollens reagent and selectivity of silver nanoparticles modified Tollens reagent were investigated. The material obtained through the synthesis will be characterized using a Transmission Electron Microscope (TEM) and UV-Vis spectrophotometer. This method could detect formaldehyde in range 100-350 μM with LOD 121.8 μM and LO1 150.68 uM."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eugenia Mardanugraha
"Lemuru merupakan jenis ikan utama di Selat Bali. Sekitar 80% dari hasil tangkapan nelayan di Selat Bali adalah ikan Lemuru. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan perikanan mencapai sekitar 61%. Dengan demikian, analisis mengenai perekonomian di Selat Bali sangat erat kaitannya dengan analisis mengenai perekonomian Lemuru.
Analisis ekonomi dinamis dapat dilakukan dengan menghitung tangkapan optimum yang memaksimumkan keuntungan bersih dari pengusahaan Lemuru. Kondisi biologis ikan Lemuru yaitu sifat reproduksi dan pertumbuhan ikan Lemuru serta keterkaitan antara produksi Lemuru muda dan Lemuru dewasa menjadi kendala dalam persoalan maksimisasi di atas. Persoalan optimasi ini diselesaikan dengan menggunakan pengganda LAGRANGE dan kondisi KUHN TUCKER. Metode KUHN TUCKER merupakan salah satu teknik dalam menyelesaikan persoalan nonlinear programming.
Dalam menggambarkan kondisi biologisnya, Lemuru dibagi menjadi Lemuru muda dan Lemuru dewasa. Dalam satu tahun, Lemuru muda bertumbuh menjadi Lemuru dewasa dan Lemuru dewasa melakukan reproduksi menghasilkan Lemuru muda. Di pasar, Lemuru muda mempunyai harga jual lebih rendah- dibandingkan ikan Lemuru dewasa.
Populasi Lemuru diperkirakan mencapai keseimbangan pada tahun 2010 pada tingkat 245,634.395 ton untuk ikan Lemuru dewasa dan 110,070.564 ton untuk ikan Lemuru muda. Untuk mencapai kondisi keseimbangan, maka tingkat tangkapan yang harus dilakukan adalah 95,309.640 ton untuk ikan Lemuru dewasa dan 29,768.135 ton untuk ikan Lemuru muda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T20524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Hijratul Hasanah
"ABSTRACT
Kesegaran merupakan faktor penting penentu kualitas daging ayam. Peningkatan jumlah TVB-N Total Volatile Base-Nitrogen pada daging ayam selama penyimpanan menunjukkan penurunan mutu. Senyawa volatil seperti trimethylamine TMA , amonia NH3, dan dimethylamine DMA bertanggung jawab atas bau busuk dan perubahan warna daging. TVB-N bersifat mudah menguap dan sebagian besar terdiri atas amonia. Pada penelitian ini indikator gas amonia dikembangkan menggunakan PVA polyvinyl alcohol, kertas, dan zat warna alami dari ekstrak beras ketan hitam. PVA dan kertas digunakan sebagai matriks/substrat untuk meimobilisasi zat warna alami yang mengandung antosianin. Indikator ini menggunakan metode gasochromic yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi di dalamnya. Spektrum larutan ekstrak antosianin menunjukkan variasi warna untuk nilai pH yang berbeda pH 2-13 . Warna larutan ekstrak berubah dari warna merah pada pH asam menjadi kuning pada pH basa. Spektrum UV-vis larutan ekstrak terukur pada panjang gelombang 449-662 nm. Preparasi label dilakukan menggunakan metode simultan casting dan imersi. Label PVA, label kertas Whatman dan kertas Kalkir digunakan sebagai indikator gas amonia. Label diuji terhadap gas amonia dengan variasi konsentrasi 0,005 ; 0,025 ; 0,05 ; 0,1 ; dan 0,5. Perubahan warna label akibat interaksi dengan gas amonia dianalisis menggunakan Scanner dengan bantuan software imageJ. Stabilitas warna label diuji terhadap temperatur, kelembapan relatif RH , dan cahaya. Uji aplikasi dilakukan untuk melihat potensi label sebagai indikator untuk memonitor kesegaran daging ayam. Indikator gas amonia menunjukkan perubahan warna dari merah menuju ungu untuk pH 2 akibat pembusukan daging ayam. Sedangkan label pH 7 tidak menunjukkan perubahan warna yang dapat dilihat secara visual. Oleh karena itu label indikator ini dapat dikembangkan sebagai label gasochromic untuk memonitor kesegaran daging ayam.

ABSTRACT
Freshness is an important factor determining the quality of chicken meat. TVB N Total Volatile Base Nitrogen in chicken meat during storage showed a quality degradation. Volatiles amines, such as trimethylamine TMA, ammonia NH3, and dimethylamine DMA responsible for the chicken meat odour and discoloration. TVB N is volatile and mainly consist of ammonia. In this research, an ammonia gas indicator was developed using PVA polyvinyl alcohol, papers, and natural dyes from black glutinous rice extract. Both PVA and paper are solid matrices used to immobilize natural dyes, anthocyanin. This indicator uses a gasochromic method involving redox reaction. Spectrum of anthocyanin extract solutions showed color variations to different pH values pH 2 13 . Color change from red at acidic pH to yellow at basic pH. The UV vis spectrum of anthocyanin extract solutions measured at the maximum absorption peak 449 662 nm. Label preparations was conducted using simultaneous casting and immersion methods. PVA labels, Whatman, and Kalkir paper labels are used as ammonia gas indicator. Labels were tested to different ammonia exposure levels 0,005 0,025 0,05 0,1 dan 0,5. Color change of labels due to interaction with ammonia gas were analyzed using Scanner with imageJ software. Color stability were tested to temperature, relative humidity RH, and light. A test was conducted for potential use of ammonia gas indicator to monitor chicken meat freshness. The label indicator showed color change from red to violet at pH 2 due to chicken meat spoilage. While labels at pH 7 has no visible color changes. This indicator used a gasochromic label for chicken meat freshness monitoring."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha Shabirah Aulia
"Pencemaran lingkungan oleh logam berat timbal (Pb2+) telah menjadi perhatian serius karena dampaknya yang merugikan kesehatan manusia, seperti kerusakan ginjal dan neurotoksisitas pada anak-anak. Studi terbaru menunjukkan bahwa nanopartikel emas dapat digunakan sebagai sensor kolorimetri untuk mendeteksi timbal secara visual melalui sifat optik resonansi plasmon permukaan. Gugus tiol (-SH) dalam asam tioglikolat dapat digunakan sebagai konjugat karena memiliki ikatan S-Au yang kuat, sementara gugus karboksil (-COOH) digunakan sebagai reseptor spesifik untuk Pb2+, yang menyebabkan agregasi dan meningkatkan stabilitas nanopartikel emas. Penelitian ini bertujuan mengembangkan metode kolorimetri menggunakan asam tioglikolat dengan spektrofotometri UV-Visible yang terjangkau dan praktis. Karakterisasi hasil metode dilakukan dengan mikroskop transmisi elektron (TEM) dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Kondisi analisis optimum diperoleh dengan AuNPs volume 700 μL, asam tioglikolat 500 μM, pH 10,0 selama 10 menit. Hasil optimasi sintesis nanopartikel emas-tioglikolat dapat mendeteksi timbal hingga batas deteksi 9,5 ppm dengan serapan mencapai 0,3. Respon kolorimetri sensor cukup selektif terhadap Pb2+ setelah diuji bersama ion logam Ba2+, Mn2+, Cu2+, Mg2+, dan Hg2+. Aplikasi metode pada air di Danau Kenanga, FMIPA, dan Puspa Universitas Indonesia menunjukkan kadar timbal dalam sampel di bawah konsentrasi deteksi. Penelitian ini berhasil mengembangkan sensor kolorimetri TGA-AuNPs yang sederhana, cepat, mudah digunakan, dan murah untuk deteksi Pb2+ dalam air secara real-time.

Environmental pollution by heavy metal lead (Pb2+) had become a serious concern due to its detrimental effects on human health, such as kidney damage and neurotoxicity in children. Recent studies showed that gold nanoparticles could be used as a colorimetric sensor to detect lead visually through the optical properties of surface plasmon resonance. The thiol group (-SH) in thioglycolic acid was used as a conjugate due to its strong S-Au bond. The carboxyl group (-COOH) served as a specific receptor for Pb2+ causing aggregation and enhancing the stability of the gold nanoparticles. This study aimed to develop a colorimetric method using thioglycolic acid with affordable and practical UV-Visible spectrophotometry. The characterization of the method results was performed using transmission electron microscopy (TEM) and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). The optimal analysis conditions were obtained with 700¼L of AuNPs, 500 μM of thioglycolic acid, and pH 10.0 for 10 minutes. The optimized synthesis of gold-thioglycolic nanoparticles could detect lead with a detection limit of 9.5 ppm and an absorbance of 0.3. The colorimetric sensor response was sufficiently selective for Pb2+ after being tested with Ba2+, Mn2+, Cu2+, Mg2+, and Hg2+ metal ions. The method's application to water samples from Lake Kenanga, FMIPA, and Puspa at the University of Indonesia showed lead levels below the detectable concentration. Thus, this study successfully developed a simple, fast, easy-to-use, and inexpensive TGA-AuNPs colorimetric sensor for real-time Pb2+ detection in water."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>