Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanny Riana
"Jumlah industri di Indonesia ditargetkan akan terus-menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara, dalam menjalankan aktivitas bisnisnya setiap industri menghasilkan limbah. Oleh karena itu, pemerintah mengambil peran dengan memberlakukan Standar Industri Hijau SIH sebagai sebuah kewajiban bagi seluruh perusahaan di Indonesia, di mana salah satunya adalah dengan melakukan pengelolaan limbah. Di sisi lain, Perusahaan katering penerbangan sebagai obyek penelitian ini sudah memiliki program pengelolaan limbah yang dilaksanakan dengan berdasarkan ISO 9001 dan ISO 22000. Akan tetapi, setelah dilakukan perhitungan kinerja terhadap divisi HSE perusahaan dalam melakukan pengelolaan limbah, diketahui bahwa limbah di perusahaan belum dikelola dengan baik, di mana limbah makanan merupakan penyebab utama terbentuknya keseluruhan limbah di perusahaan pada tahun 2016. Penelitian ini terfokus pada akar masalah dari segi metode, yaitu tidak efektifnya penggunaan ISO 9001 dan ISO 22000 sebagai acuan perusahaan dalam membuat program pengelolaan limbah. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan saran kepada perusahaan untuk membuat program pengelolaan limbah, khususnya limbah makanan, dengan menggunakan Food Waste Management FWM , tanpa menghiraukan ISO 9001 dan ISO 22000 yang telah dimiliki perusahaan. Analytical Hierarchy Process AHP digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan prioritas program pengelolaan limbah makanan, di mana model AHP ini terdiri atas level 1 yaitu 4 kriteria utama yang berdasarkan aspek keberlanjutan , level 2 yaitu 13 sub kriteria yang berdasarkan ISO 9001:2015, ISO 22000:2009, dan Food Waste Management , dan level 3 yaitu 5 alternatif program yang berdasarkan Food Waste Management . Hasil dari penelitian ini adalah prioritas program pengelolaan limbah makanan yang harus dilakukan perusahaan, yaitu menjual limbah makanan ke pendaur ulang limbah.

The number of industries in Indonesia is targeted to increase from year to year. Meanwhile, in carrying out its business activities every industry produces waste. Therefore, the government takes a role by enacting the Green Industry Standard as an obligation for all companies in Indonesia, one of which is to manage waste. On the other hand, the airline catering company as the object of this research already has a waste management program implemented under ISO 9001 and ISO 22000. However, after the performance calculation of the company 39 s HSE division in waste management, it is known that the waste in the company has not been managed well, where food waste is the main cause of overall waste generation in the company in 2016. This study focuses on the problem root cause in terms of methods, which is the ineffectiveness of the use of ISO 9001 and ISO 22000 as the company 39 s reference in making waste management programs. Therefore, this study advises companies to create waste management programs, especially food waste, by using Food Waste Management FWM , regardless of ISO 9001 and ISO 22000 that the company has had. Analytical Hierarchy Process AHP is used in this study to prioritize the food waste management program, where the AHP model consists of level 1 that is 4 main criteria based on sustainability aspect , level 2 that is 13 sub criteria based on ISO 9001 2015, ISO 22000 2009, and Food Waste Management , and level 3 that is 5 alternative programs based on Food Waste Management . The result of this research is the priority of food waste management program which must be done by company, which is selling food waste to recycling waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umniah Hanesti
"Sampah makanan merupakan jenis sampah yang banyak dihasilkan dari berbagai sektor, seperti rumah tangga, restoran, dll. Hal ini menyebabkan timbulan sampah di Kota Jambi cukup besar yaitu 433,17 ton/hari. Penelitian ini bertujuan menganalisis timbulan dan komposisi sampah makanan restoran, potensi ekonomi, pengetahuan, sikap dan perilaku konsumen serta pengelola restoran dalam mengurangi sampah makanan, merekomendasikan konsep pengelolaan sampah makanan berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah SNI 1903964-1994, analisis nilai ekonomi dan deskriptif, regresi linear berganda, dan SWOT. Hasil penelitian menunjukkan timbulan & komposisi sampah restoran didominasi sampah makanan 88%, memiliki nilai ekonomi ketika diolah menjadi larva BSF dan kompos. Pengetahuan dan sikap pengunjung berpengaruh positif dan signifikansi dalam mempengaruhi perilaku pengunjung, sedangkan pengelola hanya pengetahuan saja yang berpengaruh pofitif. Rekomendasi konsep pengelolaan sampah makanan restoran yaitu pemerintah menetapkan aturan kepada restoran untuk bekerjasama dengan TPS3R dan Bank Sampah, dan adanya kolaborasi oleh setiap stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan sampah makanan restoran.

Food waste is a type of waste that is often generated from various sectors, such as households, restaurants, etc. This causes waste generation in Jambi City to be quite large, namely 433.17 tons/day. This research aims to analyze the generation and composition of restaurant food waste, economic potential, knowledge, attitudes and behavior of consumers and restaurant managers in reducing food waste, recommending the concept of sustainable food waste management. The methods used are SNI 1903964-1994, economic value and descriptive analysis, multiple linear regression, and SWOT. The research results show that the generation & composition of restaurant waste is dominated by 88% food waste, and has economic value when processed into BSF larvae and compost. Consumers knowledge and attitudes have a positive and significant to influence consumers behavior, while the restaurant managers knowledge just has a positive influence. The recommended concept for managing restaurant food waste is that the government sets rules for restaurants to collaborate with TPS3R and the Waste Bank, and there is collaboration by every stakeholder involved in managing restaurant food waste."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranda Mulya Putra Garniwa
"Permasalahan sampah di perkotaan merupakan permasalahan yang kerap terjadi karena ketersediaan tempat pembuangan sampah selalu bertautan dengan ketersediaan lahan, penggunaan tanah, dan biaya operasional-non operasional yang harus dikeluarkan. Kota Tangerang Selatan merupakan kota yang baru memisahkan diri dari kota pusat, yaitu Kota Tangerang. Sebagai kota yang baru, Tangerang Selatan belum siap menghadapi masalah pengelolaan sampah. Ada 3 sumber penghasil sampah utama di Tangerang Selatan, yaitu permukiman, kawasan komersial, dan industri. Industri merupakan sumber penghasil sampah yang memiliki jenis sampah yang lebih bervariasi dibanding kedua sumber yang lain.
Penelitian ini ingin mengkaji bagaimana pengelolaan sampah padat industri di Kota Tangerang Selatan ditinjau dari aspek spasial dengan menggunakan variabel lokasi industri, jenis industri, produksi sampah, sebaran tempat pembuangan sampah, dan tipe pengelolaan sampah. Dengan menggunakan analisis spatial maka variabel tersebut dapat dikategorikan berdasarkan jalur pembuangan, arah, dan tahap pengelolaan sampahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri Kota Tangerang Selatan memiliki dua tipe pengelolaan yaitu Pola Langsung Buang (sumber à Tempat Pembuangan) Akhir dan Pola Reuse (sumber à Agen Penerima Sampah (reuser)à Tempat Pembuangan Akhir). Industri makanan hanya memiliki pola Langsung Buang , industri garmen dan industri furnitur kayu memiliki 2 pola yaitu Langsung Buang dan Pola Reuse. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jarak TPA dengan industri tidak mempengaruhi pengelolaan sampah padat. Jenis sampah sangat mempengaruhi pola pengelolaan sampah padat industri Kota Tangerang Selatan.

Waste problems have always been a problem because of the availability of the disposal sites is always linked with the availability of land, land use, and operating-non operating costs incurred. South Tangerang city is a new separating city from the main city, Kota Tangerang. As a new city, Tangerang Selatan is not ready yet to face waste management problem. There are 3 main waste producers, they are settlements, commercial areas, and industry. Industri is main waste producer whose more varied types of waste than other two sources.
The purpose of this research is to review how industrial solid waste management in Tangerang Selatan City in terms of spatial aspects using variables such as location of the industries, types of industri, waste production, distribution of disposal site, and types of waste management. By using spatial analysist, Those variables can be categorized based on route, direction and waste management steps.
The research result shows that there are only two types of waste management in South Tangerang city, they are type Direct Disposing (Source à Final Disposal Sites) and Type Reuse (Source à Waste Receiver Agent/reuser à Final Disposal Sites). Food industry only has one type of waste management, Direct Disposing. Garment Industry and Wood Furniture Industry have 2 types of waste management, they are Direct Disposing type and Reuse type. The research result also shows that distance between Final Disposal Sites and Industry don't effect solid waste management, but the types of waste do effect to industrial solid waste management in South Tangerang City.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Chairany
"Industri Pertanian menjadi leading sector program sustainable development goals (SDGs) yaitu pada produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. Salah satu indikator program produksi dan konsumsi yang berkelanjutan adalah  Food Loss dan Food Waste (FLFW). Produk pertanian yang memiliki potensi yang sangat luas yaitu cabai rawit. Tetapi cabai rawit merupakan produk yang mudah rusak. Tantangan yang dihadapi para pemegang kepentingan di sektor pertanian dalam mewujudkan program SDGs adalah bagaimana memenuhi permintaan pasar dalam menyediakan cabai rawit yang berkualitas sehingga potensi FLFW bisa dihindari. Sehingga penelitian ini dibuat untuk pemegang kepentingan rantai pasok cabai rawit dalam memodelkan permasalahan tersebut. Penelitian ini melakukan prioritasi aksi pengurangan FLFW dengan menggunakan manajemen risiko, lean supply chain, dan system dynamics. Peneliti memberikan rekomendasi tiga alternatif strategi yaitu contract led by collector, contract led by cooperative, dan contract between farmer and Retailer. Hasil dari simulasi model menunjukkan bahwa strategi contract led by collector menghasilkan penurunan FLFW tertinggi. Sedangkan contract between Farmer and Retailer merupakan strategi yang paling tidak signifikan dalam berkontribusi terhadap penurunan FLFW. Model pada penelitian dapat dijadikan sebagai model dasar untuk kasus yang serupa pada produk pertanian lainnya dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

The agricultural industry is the leading sector for the sustainable development goals (SDGs) program: sustainable production and consumption which one indicator of it is Food Loss and Food Waste (FLFW), especially in agricultural products. One agricultural product with vast potential to reduce its FLFW impact in Indonesia is cayenne pepper, a perishable product. The challenge faced by stakeholders in the agricultural sector in realizing the SDGs program is how to meet market demand by providing quality products in an efficient and effective supply chain system to avoid the potential for FLFW. This research aims to find the best strategy to establish this system. This research prioritizes the strategy for FLFW reduction using a combination of three perspectives: risk management, lean supply chain, and system dynamics. The findings recommend three alternative strategies: a contract led by collectors, a contract led by cooperatives, and a contract between farmer and retailer. The model simulation results show that the led-by-collector contract strategy produces the highest FLFW reduction. In comparison, the contract between Farmer and the Retailer is the least contributing strategy. Furthermore, the model in this study can be used as a basic model for similar cases in other agricultural products and further development."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waode Dea Astria
"Menawarkan produk pangan dengan harga lebih murah mendekati tanggal kadaluarsa disebut sebagai produk pangan suboptimal dinilai dapat mendorong pertimbangan pembelian oleh masyarakat. Hal ini didasarkan pada pengetahuan tentang pembelian produk makanan yang dikurangi harga oleh masyarakat dan potensi sampah di masyarakat terfokus. Studi ini bertujuan untuk berkontribusi pada evaluasi apakah menawarkan makanan suboptimal dengan harga lebih rendah akan mengurangi limbah makanan dalam rantai pasokan. Penelitian ini menganalisis pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap penawaran harga produk yang kurang optimal di toko eceran. Penelitian dilakukan di tiga toko eceran di Kota Depok dengan menggali pertanyaan penelitian yang melibatkan 274 pelanggan toko eceran yang dianalisis berdasarkan kuesioner. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode analisis linier berganda menggunakan software SPSS. Hasil temuan menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat mempengaruhi penawaran harga produk yang kurang optimal di toko eceran. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi kelebihan pangan yang berujung pada food waste di tingkat eceran dalam pengelolaan pangan berkelanjutan.

Offering food products at lower prices approaching the expiration date, referred to as suboptimal food products, is considered to be able to encourage purchasing considerations by the public. It is based on knowledge of purchasing price-reduced food products by the public and the potential waste in the community focused. The study aims to contribute to the evaluation of whether offering suboptimal foods at a lower price will reduce food waste in the supply chain. This study analyzes public knowledge, attitudes, and behavior toward suboptimal product price offers in eceran stores. The research was conducted in three eceran stores in Depok City by exploring research questions involving 274 eceran store customers who were analyzed based on a questionnaire. The approach used is a quantitative approach with multiple linear analysis methods using SPSS software. The findings show that public knowledge, attitudes, and behaviors influence suboptimal product price offers in eceran stores. This research is expected to be an effective solution to overcome excess food, which leads to food waste at the eceran level in sustainable food management."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Evasari
"Masih minimnya penelitian tentang analisis risiko food safety, terutama di industri jasaboga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dalam setiap proses pengelolaan makanan pada catering X. Proses pengelolaan makanan di catering X meliputi proses penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi/masak, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan. Setiap tahapan proses ini mengandung bahaya dan risiko yang dapat mengontaminasi makanan. Penelitian mengacu pada standar Food Safety Risk Analysis FAO/WHO (2006) dengan menggunakan analisis kualitatif. Hasil penelitian adalah gambaran penerapan food safety dan tingkat risiko berdasarkan proses pengelolaan makanan.

There is still a lack of studies on food safety risk analysis, especially in the catering industry. This research aims to obtain rating risk level in each process of the food management. The food management processes at catering CV. X include groceries reception, groceries storage, preparation, food processing, food storage, food transporting, and food serving. Each stage of these processes contains hazards and risks that can contaminate food. This research is conducted based on FAO/WHO (2006) Food Safety Risk Analysis and uses qualitative risk analysis. The results of this study show an overview of the implementation of food safety and rating risk level based on the food management processes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrien Mufidah
"Makanan menjadi salah satu media perkembangan bagi bakteri dan dapat menimbulkan penyakit. Salah satu populasi berisiko terjadinya penyakit bawaan makanan adalah anak-anak yang masih dalam proses pendidikan, sehingga penatalaksanaan makanan bagi sekolah harus diperhatikan untuk mencegah terjadinya penyakit. Penelitian ini berfokus pada analisis higiene sanitasi dan Hazard Analysis Critical Control Point proses pengelolaan makanan di katering X tahun 2016. Penelitian ini mengacu pada persyaratan jasaboga yang tercantum pada Permenkes RI No 1096 Tahun 2011 tentang higiene sanitasi jasaboga. Desain penelitian yang digunakan adalah studi dekriptif dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode observasi dengan checklist, wawancara dengan kuesioner dan pengujian mikrobiologis. Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa katering X sudah memenuhi persyaratan jasaboga golongan 2A, pengetahuan dan perilaku pejamah tergolong baik dan bobot uji kelaikan fisik mencapai 94.5%.

Food becomes a media for bacterial growth and can cause disease. One of the population at risk of foodborne illness are children who are still in the education process, food management for school must be taken to prevent the disease. This study focuses on the analysis of hygiene and sanitation and Hazard Analysis Critical Control Point food management processes in catering X 2016. This study refers to the requirements listed in Permenkes RI No. 1096 of 2011 on jasaboga hygiene sanitation. This study uses descriptive study with primary data and secondary data. Data is collected using the method of observation with checklist, interviews with questionnaires and microbiological testing. The results of this study found that the catering X is compliant jasaboga class 2A requirement, knowledge and behavior of food handler classified as good and result for physical test reached 94.5%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nuraini Kurnia Mahesa
"ABSTRACT
Makanan adalah unsur lingkungan yang terpenting dalam meningkatkan derajat kesehatan karena selain dapat memenuhi kebutuhan hidup dapat pula menjadi sumber penularan penyakit, bila makanan tersebut tidak dikelola secara higienis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, pengetahuan dan perilaku seorang penjamah makanan pada proses pengolahan makanan di usaha jasaboga Katering “X” tahun 2014.
Rancangan penelitian menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 96 orang. Populasi penelitian adalah seluruh penjamah makanan yang bekerja di katering “X”. Data primer didapat dengan melakukan wawancara dan menggunakan kuesioner dengan 11 butir pertanyaan tentang pengetahuan serta 15 butir pertanyaan mengenai perilaku penjamah makanan. Data diolah menggunakan perangkat lunak komputer.
Hasil analisis univariat diketahui bahwa 64.6% penjamah makanan memiliki pengetahuan higiene baik, dan 53.1% memiliki perilaku higiene yang baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan higiene penjamah makanan dengan perilaku higiene penjamah makanan (p = 0.092).

ABSTRACT
Food is the most important element in improving the environmental health status because can fulfill a need of life and also can be a source of disease transmission, if the food is not maintained in a hygienic manner.
This study aims to determine the characteristics, knowledge and behavior of food handlers in the food processing business in catering "X" in 2014. Draft study using crosssectional design with a sample of 96 people. Population of the research was the whole foodhandler who work in catering "X". Data obtained by doing primary interviews and using a questionnaire with 11 grains questions about knowledge and 15 grains questions about behavior of foodhandler. Data processed using computer software.
The result analysis univariat known that 64.6 % foodhandler having knowledge higiene good. and 53.1 % having higiene good behavior. Research showed that no relation between knowledge of foodhandler and behavior higiene of foodhandler (p = 0.092)."
2014
S55272
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufika Nurani Fajri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fenomena food loss dan food waste pada Warung Tegal di Kota Bekasi dimana dominasi food loss dan food waste di Tempat Pembuangan Akhir menyebabkan overload capacity. Warteg sebagai bisnis makanan belum mengetahui potensinya menyebabkan food loss dan food waste diabaikan. Analisa potensi timbulan food loss dan food waste menggunakan material flow cost accounting (MFCA) dari 3 (tiga) unit Warung yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini menggunakan neutralization dan nudge theory guna melihat perilaku Warung Tegal. Strategi penelitian berupa studi kasus dengan metode kualitatif, menggunakan instrumen penelitian berupa observasi dan wawancara. Analisis dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif, konten, tematik, dan konstan komparatif. Hasil penelitian menunjukkan Warteg A menghasilkan food loss dan food waste sebesar 10,57% setara dengan Rp 568.855, Warteg B sebesar 11,68% setara Rp178.857, dan Warteg C sebesar 11,05% setara Rp 192.814. Hasil temuan penelitian menyimpulkan Warteg melakukan 3 (tiga) teknik netralisasi antara lain: denial of responsibility, denial of injury, dan appear to higher loyalty. Warteg berupaya mitigasi minimal atas food loss dan food waste melalui upaya nugding yang dilakukan pada hulu dan hilir melalui kebijakan pemasok dengan mendorong penyediaan bahan sesuai dengan standar, intervensi porsi, dorongan untuk membungkus dan evaluasi pada pelanggan.

This study aims to analyze the phenomenon of food loss and food waste at Warung Tegal in Bekasi City where the dominance of food loss and food waste in landfills causes overload capacity. Warteg as a food business does not yet know its potential to cause food loss and food waste to be ignored. Analysis of potential food loss and food waste generation using material flow cost accounting (MFCA) from 3 (three) Warung units which are the object of research. This research uses neutralization and nudge theory to see the behavior of Warung Tegal. The research strategy is in the form of case studies with qualitative methods, using research instruments in the form of observation and interviews. The analysis in this study is descriptive quantitative, content, thematic, and comparative constant. The results showed Warteg A produced food loss and food waste of 10.57%, equivalent to Rp. 568,855, Warteg B was 11.68%, equivalent to Rp. 178,857, and Warteg C was 11.05%, equivalent to Rp. 192,814. The research findings concluded that Warteg carried out 3 (three) neutralization techniques, including: denial of responsibility, denial of injury, and appear to higher loyalty. Warteg seeks to minimize minimal food loss and food waste through nudging efforts carried out upstream and downstream through supplier policies by encouraging the provision of materials according to standards, portion interventions, encouragement to package, and evaluation to customers."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allendra Amala Haqqi
"Permasalahan limbah makanan rumah tangga yang menyumbang 61% dari total limbah makanan global memerlukan penanganan serius. Di Indonesia sendiri menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu sekitar 40,8%, pada tahun 2023. Selanjutnya, mayoritas sampah makanan tersebut atau 44,7% berasal dari aktivitas rumah tangga. Maka dari itu diperlukan sebuah penanganan dengan menerapkan food waste management di rumah tangga. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor pendorong dan penghambat penerapan manajemen limbah makanan di lingkungan rumah tangga dengan mengadopsi pendekatan hibrida DEMATEL dan ANP. DEMATEL digunakan untuk menstrukturkan hubungan saling ketergantungan antar faktor, sementara ANP memungkinkan pembobotan dan peringkat faktor-faktor tersebut. Pada tahap awal, penelitian ini mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat melalui studi literatur. Kemudian, faktor tersebut divalidasi dan dinilai oleh lima ahli yang telah memenuhi kualifikasi. Hasil penilaian tersebut diolah menggunakan Content Validity Index (CVI) dan Modified Kappa. Selanjutnya, faktor yang tervalidasi dinilai hubungan antar faktornya oleh lima ahli yang telah memenuhi kualifikasi dan diolah menggunakan metode DEMATEL berbasis ANP. Berdasarkan penelitian, faktor dengan dimensi kebiasaan menjadi faktor yang paling berperan.

The issue of household food waste, which contributes 61% of total global food waste, requires serious attention. In Indonesia itself, according to the National Waste Management Information System of the Ministry of Environment and Forestry, around 40.8% of waste is food waste, as of 2023. Furthermore, the majority of this food waste, or 44.7%, comes from household activities. Therefore, it is necessary to implement food waste management in households. This research aims to identify the driving and inhibiting factors in the implementation of food waste management in household environments by adopting a hybrid DEMATEL and ANP approach. DEMATEL is used to structure the interdependent relationships between factors, while ANP enables the weighting and ranking of these factors. In the initial stage, the research identified the driving and inhibiting factors through literature studies. These factors were then validated and assessed by five qualified experts. The results of this assessment were processed using the Content Validity Index (CVI) and Modified Kappa. Subsequently, the validated factors were assessed for their interrelationships by five qualified experts and processed using the ANP-based DEMATEL method. Based on the research, the factor with the habit dimension emerged as the most influential factor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>