Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125055 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinie Dianita Bakri
"ABSTRAK
Teluk Jakarta merupakan wilayah strategis di Utara Jakarta dengan berbagai aktivitas seperti perikanan, pelayaran, dan pariwisata. Berbagai aktivitas tersebut mengakibatkan dampak pencemaran lingkungan salah satunya penurunan kualitas air dengan timbulnya fenomena trofik atau pengayaan zat hara nitrogen dan fosfor yang merusak biota air dan munculnya algae bloom. Maka diperlukan penelitian untuk mensimulasikan kondisi trofik yang terjadi di Teluk Jakarta menggunakan parameter DIN nitrogen dan TP fosfor . Tujuan penelitian ini yaitu menentukan pola sebaran DIN ndash; TP dan status trofik di Teluk Jakarta menggunakan pemodelan MIKE 21 Ecolab. Data yang digunakan yaitu data konsentrasi total nitrogen anorganik DIN dan total fosfor TP tujuh sungai tahun 2010-2016 , debit sungai, pasang surut, data angin BMKG, dan curah hujan di Teluk Jakarta. Perbandingan skenario pre reklamasi, reklamasi, dan masterplan digunakan dalam penelitian ini pada musim Barat dan musim Timur. Hasil penelitian diperoleh kadar DIN sebesar 0,005 - 7,764 mg/L, TP sebesar 0,001 ndash; 0,941 mg/L, dan kecepatan arus sebesar 0,006 ndash; 0,084 m/s. Pola sebaran pencemar dipengaruhi oleh kecepatan arus, kemiringan pantai, dan lokasi pencemar. Semakin cepat arus maka semakin cepat pencemar terdistribusi ke wilayah lain. Status trofik di Teluk Jakarta sudah berada pada status hipertrofik tercemar dengan wilayah paling kritis berada di pesisir. Pada perairan lepas pantai kadar pencemar cenderung menurun akibat adanya pelarutan dengan air. Bentuk pengelolaan yang memungkinkan dilakukan di Teluk Jakarta adalah adanya penanggulangan dari aktivitas masyarakat, dibangunnya IPAL pada daerah aktivitas masyarakat dan dibangunnya waduk sebelum wilayah muara.

ABSTRACT
Jakarta Bay is a strategic area in North Jakarta with various activity such as fishery, cruising, and tourism. The activities mention above causing environmental pollution, such as lower quality of water with arise of trophic phenomenon or enrichment in nutrient substance nitrogen and phospor which damaging water biota and appearing of algae bloom. From that data, therefore needed a research to stimulate trophic condition which happen in Jakarta Bay using DIN nitrogen parameter and TP phospor . Aim of this research is to determine distribution pattern DIN ndash TP and trophic condition in Jakarta Bay using MIKE 21 Ecolab model. Data used from DIN and TP concentration in seven river year 2010 ndash 2016 , river debit, river tidal, wind data from BMKG, and rainfall level in Jakarta Bay. Comparison scenario between pre reclamation, reclamation, and masterplan used in this research on West Season and East Season. Results of this research obtained that DIN levels amount is 0,005 ndash 7,764 mg L, TP levels amount 0,001 ndash 0,941 mg L, and current speed amount 0,006 ndash 0,084 m s. Distribution pattern of contaminants affected by current speed, slopeness of the beach, and contaminants location. The faster current speed then the distribution of contaminants to other area getting faster. Trophic condition of Jakarta Bay already in a hipertophic tainted condition with the most critical area located in coastal area. In offshores water the contaminants levels tend to decrease from water dissolution. Form of management which possible in Jakarta Bay is to countermeasures of society activity, built of IPAL in society activity area and built of reservoir before estuary area."
2017
T49201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa
"Polonium-210 adalah unsur radioaktif alami, dengan waktu paruh 138 hari. 210Po radionuklida banyak ditemukan pada organisme. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang akumulasi aktivitas radionuklida 210Po pada biota yang berasal dari Teluk Jakarta dan memprediksi dampaknya terhadap ekosistem. 210Po aktivitas radionuklida ditemukan terakumulasi di beberapa spesies laut seperti udang, cumi-cumi dan ikan. Hasil konsentrasi tertinggi ditemukan pada daging cumi-cumi (Loligo chinensis) dan cumi-cumi masing-masing sebesar 426,61 Bq.kg-1 dan 851,9 Bq.kg-1. Pada sampel ikan yang dibedah, aktivitas 210Po ditingkatkan dari daging ke kepala hingga ke sistem pencernaan. Distribusi aktivitas radionuklida 210Po tertinggi pada pencernaan ikan tuna (E. affinis) dengan ukuran 1.766,40 Bq.kg-1. Di sisi lain, pengolahan makanan mengurangi aktivitas 210Po dalam biota, dengan penurunan sekitar 40% -80%. Dosis asupan efektif tahunan aktivitas 210Po di semua sampel biota masih di bawah nilai yang ditetapkan oleh UNSCEAR (Komite Ilmiah Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Efek Radiasi Atom). Nilai LCR (Lifetime Cancer Risk) aktivitas 210Po dalam sampel biota masih dalam batas nilai aman. Kajian dampak sebaran radionuklida 210Po terhadap ekosistem laut memiliki nilai batas maksimum 10 µGy h-1. Nilai ini tidak berdampak serius pada ekosistem laut. Secara keseluruhan, biota uji yang berasal dari Teluk Jakarta ini masih dalam batas aman untuk dikonsumsi.

Polonium-210 is a naturally occurring radioactive element, with a half-life of 138 days. 210Po radionuclides are found in organisms. This research was conducted to provide information about the accumulation of 210Po radionuclide activity in biota originating from Jakarta Bay and predict its impact on the ecosystem. 210Po of radionuclide activity was found to accumulate in several marine species such as shrimp, squid and fish. The highest concentration results were found in squid (Loligo chinensis) and squid, each of 426.61 Bq.kg-1 and 851.9 Bq.kg-1. In the dissected fish samples, 210Po activity was increased from the meat to the head to the digestive system. The distribution of 210Po radionuclide activity was highest in the digestion of tuna (E. affinis) with a size of 1,766.40 Bq.kg-1. On the other hand, food processing reduces 210Po activity in biota, with a reduction of about 40% -80%. The annual effective intake dose of 210Po activity in all biota samples is still below the value set by UNSCEAR (United Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation). The LCR (Lifetime Cancer Risk) value of 210Po activity in the biota sample is still within the safe value limit. The study of the impact of 210Po radionuclide distribution on marine ecosystems has a maximum limit value of 10 µGy h-1. This value does not have a serious impact on marine ecosystems. Overall, the test biota originating from Jakarta Bay is still within safe limits for consumption."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Ajrina
"Dalam penelitian ini, dilakukan studi mengenai radionuklida 210Po yang terdapat pada biota dan analisis kadar radionuklida 210Po yang terakumulasi di dalam tubuh biota berdasarkan tingkatan trofikya. Biota uji yang digunakan adalah ikan Belanak (Mugil dussumieri), ikan bawal hitam (Parastromateus niger), ikan kembung (Restrelliger kanagurta), ikan bawal putih (Pampus argenteus),dan ikan tenggiri (Scomberomorus commersonii) yang didapatkan dari perairan Muara Kamal, Teluk Jakarta. Analisis aktivitas 210Po dilakukan pada bagian daging, kepala, dan sistem pencernaan. Distribusi aktivitas 210Po paling tinggi terdapat pada sistem pencernaan, setelah itu kepala dan daging. Analisis aktivitas 210Po juga dilakukan pada daging yang telah dilakukan food prossesing atau pengolahan makanan dengan metode penggorengan. Aktivitas 210Po mengalami penurunan sebesar 30% sampai 64% setelah dilakukan proses penggorengan. Daily intake untuk kelima jenis sampel berbeda-beda, untuk ikan belanak sebesar 0,099 Bq, ikan bawal hitam sebesar 0,110 Bq, ikan kembung sebesar 0,253 Bq, ikan bawal putih sebesar 0,323 Bq, dan ikan tenggiri sebesar 0,451 Bq, sedangkan untuk dosis asupan tahunan sebesar 4,359 x 10-5 sv / tahun sampai 19,7798 x 10-5 sv / tahun dan Lifetime Cancer Risk (LCR) sebesar 4,785 x 10-5 sampai 21,713 x 10-5. Hasil ini menunjukan bahwa kelima biota uji masih tergolong aman untuk dikonsumsi.

In this research, a study of 210Po radionuclides found in biota and an analysis of 210Po radionuclide accumulation in biotas based on their trophic levels were performed. The biota used in this study were mullet (Mugil dussumieri), black pomfret (Parastromateus niger), mackerel (Restrelliger kanagurta), white pomfret (Pampus argenteus), and mackerel (Scomberomorus commersonii) obtained from Muara Kamal, Teluk Jakarta. Analysis of 210Po activity was carried out on the meat, head, and digestive system of the experimental biota. The highest distribution of 210Po activity was found in the digestive system, followed by head and meat. Analysis of 210Po activity was also carried out on meat biota after food processing by frying.  210Po activity decreased by 30% to 64% after a frying process. Daily intake of 210Po for each five samples were different, for mullet fish was 0.099 Bq, black pomfret was 0.110 Bq, mackerel was 0.253 Bq, white pomfret was 0.323 Bq, and mackerel fish was 0.451 Bq, value for annual intake dose  from 4,359 x 10-5 sv / year to 19,7798 x 10-5 sv / year and Lifetime Cancer Risk (LCR)  from 4,785 x 10-5 to 21,713 x 10-5. Therefore, five biotas specimen are safe to be consumed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sari Kurniawati
"ABSTRAK
Perkembangan wilayah Pantura Jakarta mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan, salah satunya peningkatan konsentrasi TSS. Penelitian dilakukan pada perairan Teluk Jakarta dengan melakukan simulasi sebaran TSS dengan faktor oseanografi Teluk Jakar-ta menggunakan software MIKE 21 ECOLAB. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola sebaran TSS di Teluk Jakarta pada kondisi pra dan pasca reklamasi disaat musim barat dan timur. Hasilnya adalah musim barat dan musim timur mem-berikan korelasi terhadap konsentrasi TSS. TSS saat pra reklamasi pada beberapa titik telah melebihi baku mutu dan terjadi peningkatan konsentrasi saat pasca reklamasi, dengan beban TSS dari sungai 283,553.52 ton/tahun dan kecepatan arus di perairan Teluk Jakarta sebesar 0.02 ndash; 0.08 m/det maka konsentrasi TSS 38.80 ndash; 67.12 mg/l, pada titik ke arah laut konsentrasi TSS akan semakin kecil. Pulau reklamasi menyebabkan perubahan arah arus dan kecepatan arus, kecepatan arus yang kecil akan meningkatkan sedimentasi disekitar pulau reklamasi dan muara sungai, hal ini terlihat di sekitar pulau reklamasi telah melebihi baku mutu Permen LH No. 51 Tahun 2004. Kondisi antara konsentrasi TSS dengan indeks diversitas fitoplankton tidak sejalan, karena adanya faktor kecepatan arus yang memberikan peluang kepada plankton terbawa ke tempat lain, untuk memastikan kondisi tersebut maka perlu dilihat parameter DO, hara, dan khlorofil-a. Beban TSS akan menurun jika dilakukan pembangunan IPAL pada 14 zona di seluruh wilayah DKI Jakarta hingga 59.6 114,515 ton/tahun , upaya lain yang harus dilakukan adalah melakukan pengelolaan DAS terpadu untuk mengurangi erosi juga membangun sistem sanitasi yang baik disekitar DAS, selain itu juga diperlukan peran serta masyarakat dan penegakan hukum yang baik.

ABSTRACT
The expansion of the Pantura Jakarta area has had an impact of decrease in environmen tal quality, one of which is the increasing of TSS concentration. The study was conduct ed in the waters of Jakarta Bay by simulating the distribution of TSS with oceanograph ic factor of Jakarta Bay using MIKE 21 ECOLAB software. This study aims to analyze of TSS concentration distribution in Jakarta Bay in pre and post reclamation conditions during west and east seasons. The result is the west and east seasons providing a corre lation to the TSS concentration. TSS at pre reclamation at some point has exceeded the quality standard and increased concentration after reclamation, with TSS load from river 283,553.52 ton year and current velocity in Teluk Jakarta is 0.02 0.08 m s, TSS con centration is 38.80 67.12 mg l, at the point of the sea the TSS concentration will de crease. The reclaimed island causes changes in the direction of current and current ve locity, the small current velocity will increase the sedimentation around the reclaimed islands and river estuaries, it is seen that around the reclaimed island has exceeded the quality standard of Permen LH No. 51 2004. The condition between TSS concentration and phytoplankton diversity index is not aligned, due to the current velocity factor which gives chance to plankton to be brought to another place, to ensure the condition it is necessary to see the parameters of DO, nutrient, and chlorophyll a. The TSS load will decrease if IPAL is built on 14 zones across Jakarta area up to 59.6 114,515 tons year , another effort must be done is to manage the integrated watershed to reduce ero sion as well as build a good sanitation system around the DAS, also required communi ty participation and good law enforcement."
2017
T49216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teluk Jakarta merupakan perairan yang kondisi zat haranya selalu berubah secara dinamis akibat adanya masukan massa air tawar dari sungai-sungai di sekitarnya yang mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik sebagai sumber pengkayaan zat hara (eutrofikasi). Di periode awal tahun 2000-an telah terjadi beberapa kali peristiwa ledakan populasi alga berbahaya (HABs) di perairan Teluk Jakarta, salah satu faktor pemicunya kemungkinan dikarenakan terjadinya pengkayaan zat hara. Penelitian zat hara fosfat, nitrat, nitrit, dan silikat di perairan Teluk Jakarta telah dilakukan pada bulan Mei 2010 berdasarkan metode kolorimetri dengan menggunakan alat spektrofotometer Shimadzu UV-1201V. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi trofik perairan Teluk Jakarta ditinjau dari kelimpahan zat hara sebagai referensi untuk memperkirakan potensi terjadinya HABs. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Teluk Jakarta termasuk ke dalam perairan yang kaya akan zat hara (eutrofik). Meskipun fosfat dan nitrat di Teluk Jakarta cukup melimpah dan konsentrasinya telah jauh melampaui baku mutu air laut untuk biota laut. Namun belum berpotensi menimbulkan ledakan populasi alga berbahaya (HABs)."
OLDI 37:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lucia Laras Utari
"ABSTRAK
Terganggunya suatu ekosistem perairan dapat diketahui dari kesuburan perairan yang ditunjukkan oleh indikator fosfor dan nitrogen. Penelitian dilakukan di Teluk Jakarta. Input dari penelitian adalah 13 sungai yang mengalir di DKI Jakarta dan bermuara pada 9 muara sungai di Teluk Jakarta serta air hujan dan air tanah yang mengalir ke Teluk Jakarta. Penelitian menggunakan asumsi bahwa Teluk Jakarta merupakan 1 sistem kompleks dimana terjadi pencampuran dari air tawar dan air laut. Digunakan asumsi bahwa pada Teluk Jakarta tidak terjadi stratifikasi. Tujuan penelitian ini adalah mengaplikasikan metode perhitungan budget biogeokimia dan memperoleh informasi tentang nilai budget nutrien berdasarkan pendekatan LOICZ pada perairan Teluk Jakarta. Penelitian menggunakan data tahun 2014. Berdasarkan hasil yang didapatkan dari neraca massa air di Teluk Jakarta didapatkan bahwa debit air dari Teluk Jakarta menuju laut adalah sebesar -297 x 109 m3 tahun-1 , flux salinitas masuk ke sistem sama dengan flux salinitas keluar sistem dengan waktu pertukaran selama 7 jam. ΔDIP dari perairan Teluk Jakarta adalah masuk menuju sistem sebesar 47.41 kg/tahun artinya Teluk Jakarta berperan sebagi source fosfor. ΔDIN sebesar 34.26 kg/tahun keluar dari sistem artinya Teluk Jakarta berperan sebagai sink nitrogen. Selisih fiksasi dan denitrifikasi di ekosistem Teluk Jakarta dengan C:N:P 106:16:1 adalah -42.31 kg/tahun, artinya perairan Teluk Jakarta tergolong memiliki kadar oksigen rendah.

ABSTRACT
The deterioration of a freshwater ecosystem could be indicated by the quality parameter of the freshwater, such as phosphorous and nitrogen indicators. This study was conducted in Jakarta Bay. The input of this study is 13 rivers which flows to 9 estuaries in Jakarta Bay, along with rthe rainwater and groundwater flowing to the same location. The assumption used in this study is that Jakarta Bay is a complex system where there is a mixture of freshwater and seawater occurring. Another assumption is that there is no stratification in Jakarta Bay. The aim of this study is to apply the biogeochemical budget calculation methodology and obtain information on the nutrient budget value based on the LOICZ approach in Jakarta Bay waters. This study used data obtained from year 2014. Based on the results from the water mass balance in Jakarta Bay, the flow of the water from Jakarta Bay to the sea is -297 x 109 m3 year-1, with salinity flux which flows into the system equals to the salinity flux that flows out of the system with the 7 hours duration of exchange time. ΔDIP of the river in Jakarta bay that flows to the system is 47.41 kg/year, which means that the Jakarta Bay acts as the source of phosphorous. ΔDIN value is 34.26 kg/year that flows out of the system which means that Jakarta Bay is a nitrogen sink. The difference of the fixation and denitrification in Jakarta Bay ecosystem with C:N:P 106:16:1 is -42.31 kg/year, which means that the Jakarta Bay is classified as having low level of oxygen."
2017
T47769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalina Febriyenti
"ABSTRAK
Evakuasi masyarakat dari wilayah risiko merupakan prioritas utama ketika peringatan dini tsunami telah diterima. Sistem Informasi Geografis SIG dapat memberikan suatu dukungan pengambilan keputusan dengan menjawab pertanyaan seperti jalur evakuasi mana yang harus dipilih berdasarkan lokasi dari bahaya, berapa banyak orang yang harus dievakuasi, waktu evakuasi, dan kemana mereka harus pergi untuk menjangkau tempat perlindungan terdekat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek kapasitas wilayah Teluk Palabuhanratu dalam menghadapi potensi bencana tsunami yang difokuskan pada kesiapan kapasitas evakuasi. Secara garis besar perhitungannya meliputi pemodelan wilayah keterpaparan; analisis distribusi penduduk; dan perhitungan waktu tempuh evakuasi pada daerah penelitian. Hasil menunjukkan bahwa wilayah Teluk Palabuhanratu memiliki keterpaparan seluas 719,95 Ha dengan penduduk terpapar sebanyak 13.558 jiwa. Pada rentang waktu evakuasi antara 0-25 menit, seluruh penduduk pada daerah terpapar telah berada dalam zona aman. Ketersediaan akses jaringan jalan yang memudahkan para pengungsi untuk menjangkau tempat-tempat aman juga semakin mempersingkat waktu evakuasi.

ABSTRACT
The evacuation of the population from the risk area is the main priority when an early warning of the tsunami has been received. Geographical Information Systems GIS can provide a decision support by answering questions such as which evacuation routes must be selected based on the location of the danger, how many people who must be evacuated, evacuation time, and where they should go to reach the place where the nearest protection. This research aims to examine the aspects of the Palabuhanratu Gulf region capacity to face the potential of the tsunami disaster that focused on disaster preparedness evacuation capacity. Outline of the calculations include the modeling of tsunami exposure analysis of the population distribution, and the calculation of the travel time of the evacuation in the research area. The result shows that the area of tsunami exposure in Palabuhanratu Gulf region is 719,95 Ha with 13.558 people in the exposed area. In evacuation time that ranged between 0 25 minutes, all populations in the exposed area has been included in the safe zone coverage. Road network in Palabuhanratu Bay that makes the refugees easier to reach the safe zone also shorten the evacuation time."
2017
S69213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindita Diah Kusumawardhani
"Banjir pasang surut atau rob merupakan banjir yang disebabkan oleh pasang air laut. Banjir rob sering melanda kota-kota yang terletak di pesisir termasuk Teluk Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat estimasi genangan rob dengan menggunakan model hidrodinamika. Input yang diperlukan untuk menjalankan model adalah ketinggian, batimetri, kecepatan dan arah angin serta tinggi muka air laut. Berdasarkan hasil model daerah yang sering tergenang rob di Teluk Jakarta adalah Pluit, Muara Baru, Kali Baru, Cilincing dan Marunda. Ketinggian genangan hasil model bervariasi antara 0 - 1 m sedangkan ketinggian di lapangan bisa mencapai lebih dari 1 m. Di beberapa tempat ditemukan perbedaan ketinggian genangan antara model dan kondisi lapangan. Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan kondisi data dengan kondisi lapangan. Sebaran dan tinggi genangan hasil simulasi model dapat digunakan untuk estimasi genangan rob di Teluk Jakarta.

Rob or coastal inundation is a flood which caused by tidal wave. Rob are common in cities located in coastal areas including Jakarta Bay. The purpose of this study was to estimate rob inundation using hydrodynamic models. Inputs necessary to run the model are altitude, bathymetry, tide, wind speed and wind direction. Frequently flooded areas in Jakarta Bay based on model are Pluit, Muara Baru, Kali Baru, Cilincing and Marunda. Inundation height based on model results varied between 0-1 m while the height in the field could reach more than 1 m. In some places there?s a difference between model result and field condition. It is caused by differences input data condition with field conditions. Distribution and inundation height from the model result shows that hydrodynamic model can be used to estimate rob inundation in Jakarta Bay."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T31249
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andrian Libriyono
"ABSTRAK
Analisis perubahan garis pantai merupakan hal yang fundamental dalam melakukan investigasi di daerah pesisir baik oleh peneliti, perekayasa, maupun pengambil kebijakan. Strategi yang efektif dalam pengelolaan daerah pantai bergantung adanya tingkat ketelitian dalam pola dan rata-rata perubahan dalam jangka waktu yang lama atas perubahan garis pantai. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bentuk model spasial perubahan garis pantai melalui hasil identifikasi dan kuantifikasi berdasarkan kronologi perubahan garis pantai yang telah terjadi dan prediksi posisi garis pantai berkaitan dengan adanya rencana reklamasi dan pembangunan tanggul laut di kawasan Teluk Jakarta.
Hasil pemodelan untuk merepresentasikan kurun waktu 1972 ? 2015 menunjukkan rata-rata laju perubahan -2,24 meter/tahun. Secara umum menunjukkan sebagian besar garis pantai mengalami pergeseran atau perubahan ke arah daratan (erosi) untuk bagian barat dan selatan, sedangkan kejadian akresi/penambahan terjadi sebagian besar di bagian timur Teluk Jakarta. Prediksi posisi garis pantai di tahun 2035 dengan kondisi area rencana RTRW di Teluk Jakarta direalisasikan, maka beberapa pulau reklamasi akan mengalami deposisi sedimen dan terjadi penggabungan pulau-pulau tersebut, baik antar pulau reklamasi maupun dengan daratan utama (Pulau Jawa). Rata-rata pergeseran adalah -79.08 meter/tahun (Zona 1), -56.46 meter/tahun (Zona 2), dan 16.70 meter/tahun (Zona 3).

ABSTRACT
Analysis of shoreline change is fundamental in conducting investigations in the coastal area both by researchers, engineers, and policy makers. An effective strategy in the management of coastal areas depend the level of accuracy in the pattern and the average change in the long term on shoreline change.This study was conducted to obtain the form of spatial models of shoreline change through the identification and quantification based on the chronology of shoreline change has occured and the prediction of shoreline position with regard to the planned reclamation and construction of sea dikes in the Jakarta Bay.
Modeling results coastline changes in the period 1972 - 2015 shows the dominance of erosion in most parts of the study area with an average rate of change of -2.24 meters/year. Most of the coastline experienced a shift or change in inland (erosion), whereas the incidence of accretion occurs mostly in the eastern part of Jakarta Bay. Prediction shoreline position in 2035 with condition of the plan area in Jakarta Bay realized, the reclaimed island will experience some sediment deposition and merger of these island, both inter-island reclamation and to the mainland (Java island). The average shift is equal to -79.08 meters/year (Zone 1), -56.46 meters/year (Zone 2), and 16.70 meters/year (Zone 3)."
2016
T46191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara D. Apriasti
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
TA3740
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>