Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168272 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ubaedi Susanto
"Peningkatan jumlah penduduk telah mendorong peningkatan kebutuhan energi, terutama untuk transportasi dan listrik. Sementara itu, produksi energi fosil yang terus menurun memaksa pemerintah mengimpor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Untuk mengantisipasi cadangan energi fosil nasional yang semakin terbatas dan kebutuhan energi masyarakat yang semakin meningkat, pemerintah menggalakkan penggunaan energi terbarukan. Salah satu upayanya adalah dengan co-firing biomassa di pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Di PLTU Indramayu, biomassa yang dipilih adalah sekam padi yang telah mengalami perlakuan pemadatan dan pemanasan, untuk mendapatkan biomassa dengan densitas dan nilai kalor yang lebih baik dari bentuk fisik sekam padi. Batubara sebagai bahan bakar di PLTU Indramayu memiliki nilai kalori rata-rata 4200 kCal/kg, sedangkan pelet sekam padi memiliki nilai kalori rata-rata 3400 kCal/kg. Uji bakar untuk co-firing perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja operasi peralatan unit pembangkit. Uji co-firing pada penelitian ini masih terbatas pada komposisi 1% biomassa dan 3% biomassa yang membutuhkan pelet sekam padi sebanyak 43,2 ton dan batubara sebanyak 3196,8 ton. Sebelum dilakukan uji pembakaran boiler, juga dilakukan simulasi numerik Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk mendapatkan gambaran awal. Hasil simulasi dan pengujian bahan bakar dengan komposisi sampai 3% biomassa menunjukkan bahwa parameter operasi berada dalam batas normal. Daya output masih bisa mencapai 300 MW, temperatur FEGT 908 oC, fuel flow di pulverizer berkisar 34 – 37 ton/jam, arus pulverizer 33 A. Emisi yang dihasilkan masih di bawah baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2019, yaitu emisi SO2 51,46 mg/Nm3 dan NO2 37,19 mg/Nm3. Ditinjau dari keekonomiannya, harga pelet sekam padi Rp 551.558,00 / ton, masih di bawah Harga Patokan Tertinggi di PLTU Indramayu yaitu Rp 552.129,00 / ton.

The increase in population has driven increased demand for energy, especially for transportation and electricity. Meanwhile, fossil energy production continues to decline, forcing the government to import petroleum to meet domestic needs. In order to anticipate the increasingly limited national fossil energy reserves and the increasing public energy needs, the government is promoting the use of renewable energy. One of the efforts is by co-firing biomass in coal-fired power plants. At PLTU Indramayu, the selected biomass is rice husk which has undergone pelletization treatment, compaction, and heating, to obtain biomass with a high density and calorific value better than the physical form of rice husk. Coal as fuel in PLTU Indramayu has an average calorific value of 4200 kCal/kg, while rice husk pellets have an average calorific value of 3500 kCal/kg. Combustion tests for co-firing need to be carried out to determine the operating performance of generating unit equipment. Co-firing tests in this study were still limited to a composition of 1% biomass and 3% biomass which required a total of 43.2 tonnes of rice husk pellets and 3196.8 tonnes of coal. Before the boiler combustion test, computational fluid dynamics (CFD) numerical simulations were also carried out to get an initial description. The results of the simulation and fuel tests show that the operating parameters are in normal limits. The output power is 300 MW, FEGT temperature is 908 oC, fuel flow in the pulverizer ranges from 34 – 37 tons/hour, pulverizer current is 33 A. The emissions are produced below the quality standards according to the Minister of Environment Regulation Number 15 of 2019, which is SO2 emissions 51.46 mg/Nm3 and NO2 37.19 mg/Nm3. From an economic perspective, the price of rice husk pellets is IDR 551,558.00 / ton, still below the highest benchmark price at PLTU Indramayu, which is IDR 552,129.00 / ton.
"
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Faisal Wahyudi
"Penelitian Cofiring PLTU Existing dengan biomassa berupa serbuk gergaji dengan persentase campuran 5% dilakukan dengan tujuan utama mengejar percepatan target bauran energi terbarukan sebesar 23% (Green Booster) pada tahun 2025. , dengan biaya investasi minimum. Pada tahap awal kegiatan, akan dilakukan pengujian dan analisis pengaruh cofiring terhadap beberapa parameter utama kinerja PLTU Existing dengan Gross Power Output 635 MW di Jawa Timur. Selain itu juga sekaligus untuk mendapatkan gambaran dan evaluasi apakah cofiring plan akan dilaksanakan melalui evaluasi teknis operasional, biaya produksi dari aspek biaya bahan bakar (komponen C) dan emisi gas buang terhadap lingkungan. Dari hasil monitoring beban operasi sekitar 635 MW (gross) menggunakan cofiring 5%, dapat diketahui bahwa titik-titik kritis seperti temperatur main steam, tekanan main steam, temperatur outlet gas economizer, temperatur mill outlet tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan. meningkat, artinya masih dalam batas operasi, wajar dan aman. Dari perhitungan harga pokok bahan bakar, harga batu bara Rp 594/kg, dan harga serbuk gergaji Rp 472 Rp/kg (on site) dengan menggunakan selisih SFC 0,0077 kg/kwh, dan asumsi CF 80%, maka dengan rata-rata produksi listrik tahunan sebesar 4.415.040.000 kwh/tahun akan diperoleh penghematan bahan bakar sekitar Rp35,32 miliar Rp/tahun.

Research on Cofiring of the Existing Coal Fired Power Plant with biomass in the form of sawdust with a mixture percentage of 5% was carried out with the main objective of pursuing the acceleration of the renewable energy mix target of 23% (Green Booster) by 2025, with minimum cost investment. At the initial stage of the activity, testing and analysis of the effect of cofiring will be carried out on several main parameters of the Existing CFSPP’s performance with 635 MW Gross Power Output in East Java. In addition, it is also at the same time to get an overview and evaluate if the cofiring plan will be implemented through technical operational evaluations, the cost of production from the aspect of fuel costs (component C) and exhaust emissions to the environment. From the results of monitoring the operating load at around 635 MW (gross) using 5% cofiring, it can be seen that critical points such as main steam temperature, main steam pressure, gas economizer outlet temperature, mill outlet temperature do not show a significant increase, meaning they are still within the operating limits, reasonable and safe. From the calculation of the cost of fuel, the coal price is IDR 594 Rp / kg, and sawdust price of IDR 472 Rp / kg (on site) using the SFC difference of 0.0077 kg / kwh, and the CF assumption of 80%, then with an average annual electricity production of 4,415,040,000 kwh."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Astari Pratiwi
"Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi PLTU diantaranya adalah temperatur dan tekanan pada inlet turbin serta tekanan pada vakum kondenser. Parameter tersebut mempengaruhi besar nilai efisiensi, daya yang dihasilkan, serta heatrate PLTU. Data pada performance guarantee kontrak dapat divalidasi dengan cara menghitung siklus tersebut melalui parameter desain basis PLTU tersebut. Kesesuaian dapat dilihat setelah proses perhitungan serta melihat sensitivitas nilai efisiensi, daya yang dihasilkan, serta heatrate apabila parameter tersebut divariasikan dengan besaran berbeda. Pengamatan ini dibantu oleh software Gate Cycle untuk mensimulasikan perancangan layout PLTU, perhitungan simulasi desain basis, serta perhitungan dengan variasi parameter yaitu: temperatur inlet turbin, tekanan inlet turbin, temperatur inlet cooling water kondenser, serta tekanan kondenser. Pengamatan ini memperlihatkan bahwa pengaruh kenaikan temperatur inlet pada turbin paling besar adalah pada temperature 600 C, yaitu kenaikan sebesar 0,5 terhadap efisiensi, kenaikan sebesar 1,7 MW terhadap power output, dan 46,4 kcal/kW-hr terhadap heat rate. Pengaruh kenaikan tekanan inlet pada turbin paling besar adalah pada tekanan 130 bar, yaitu sebesar yaitu kenaikan sebesar 1,3 terhadap efisiensi, kenaikan sebesar 4,3 MW terhadap power output, dan penurunan sebesar 114 kcal/kW-hr terhadap heat rate. Pengaruh kenaikan temperatur inlet pada cooling water kondenser paling besar adalah pada temperature 26 C, yaitu kenaikan sebesar 0,01 terhadap efisiensi, kenaikan sebesar 0,0043 MW terhadap power output, dan penurunan sebesar 0,3 kcal/kW-hr terhadap heat rate. Pengaruh kenaikan tekanan vakum kondenser paling besar adalah pada tekanan 11,2 kPa dengan nilai penurunan efisiensi sebesar 0,6 , penurunan power output sebesar 2 MW, dan kenaikan heat rate sebesar 57,7 kcal/kW-hr.

Factors that affect the efficiency of steam power plant is the inlet temperature and pressure of steam turbine and also pressure in condenser vacum. Those parameters affect the value of efficiency, output power, and the heatrate of steam power plant. Data on the performance guarantee contracts can be validate by calculate the cycle through basic design parameter of the steam power plant. The compability can be seen after the calculation process and saw the sensitivity of efficiency, output power, and heatrate if the parameter is variated by different value.This observation is using software Gate Cycle to simulate the layout design of steam power plant, the calculation of basic desain, and the calculation of varied parameter inlet temperature of steam turbine, inlet pressure of steam turbine, inlet temperature of cooling water condenser, and inlet pressure of condenser.This observation is showing that the increasing temperature of inlet tubine that has biggest impact is 600 C with the increase of 0,5 to efficiency, increase of 1,7 MW to power output, and decrease of 46,4 kcal kW hr to heat rate. Increasing pressure of inlet tubine that has biggest impact is 130 bar with the increase of 1,3 to efficiency, increase of 4,3 MW to power output, and decrease 114 kcal kW hr to heat rate. Increasing temperature of inlet cooling water condenser that has biggest impact is 26 C with the increase of 0,01 to efficiency, increase of 0,0043 MW to power output, and decrease of 0,3 kcal kW hr to heat rate. Increasing pressure of vacuum condenser that has biggest impact is 11,2 bar with the decrease of 0,6 to efficiency, decrease of 2 MW to power output, and increase 57,7 kcal kW hr to heat rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suraji
"Teknik pembakaran pada boiler dengan menggunakan tiny oil burner adalah teknologi baru yang dapat menghemat bahan bakar minyak dan ramah lingkungan. Aplikasi dari tiny oil burner pada boiler PC dapat mengurangi konsumsi minyak HSD, memastikan kestabilan pembakaran pada kondisi beban rendah dan mencegah kehilangan energi panas pada ruang bakar. Teknologi tiny oil burner tersebut digunakan pada sub-critical Pulverized Coal (PC) boiler di PLTU Labuan 300 MW.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja dan karakteristik pembakaran dari tiny oil burner pada kondisi start up di boiler PLTU Labuan 300 MW. Dari analisa data operasi dapat diketahui kinerja hasil dari performance test dan karkateristik pembakaran berupa theoritical combustion air, air-fuel ratio, excess air, energy transfer dan coal ignition process.

On the boiler combustion technique, tiny oil burner technology is new. Tiny oil burner is a technology that can save fuel and environmentally friendly technologies. Application of the tiny oil burners in a PC boiler can reduce the consumption of HSD oil, ensuring stable combustion at low load conditions and prevents loss of heat energy in the combustion chamber. The research of combustion tiny-oil burner system was conducted at Labuan CFSPP 2X300 MW.
The purpose of this research was to determine the performance and combustion characteristics of tiny oil burners based on operational data of tiny-oil. With this research are expected to know the performance of tiny oil system and combustion characteristic such as theoritical air combustion, air-fuel ratio, excess air, energy transfer and coal ignition process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkowo Wahyu Santoso
"ABSTRAK
Potensi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik di Provinsi Sumatera Uatara untuk potensi air sekitar 1.242 MW yang tersebar di 14 lokasi memberikan peluang yang cukup besar untuk investasi dalam pembangkit ini. Analisis kelayakan secara ekonomi dan teknis dilakukan pada pembangkit Listrik Tenaga Minihidro PLTM dengan lokasi di Provinsi Sumatera Utara dengan kapasitas 10 MW. Faktor ndash; faktor mempengaruhi kelayakan sebuah investasi pembangkit listrik tenaga minihidro antara lain Net Present Value NPV , Internal Rate of Return IRR dan Pay Back Period PBP. Skenario tipe saluran pembawa dianalisis dengan membandingkan tipe saluran pembawa berupa saluran terbuka, saluran tertutup dan pipa baja yang dikombinasikan dengan konfigurasi turbin 2X5,0 MW; 3X3,3 MW dan 4X2,5 MW. Hal ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh skenario tersebut terhadap biaya investasi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro PLTM. Analisis sensitivitas dilakukan dengan skema optimis yakni kenaikan 10 dan skema pesimis yakni penurunan 10. Skenario tipe saluran pembawa berupa pipa baja dengan kombinasi konfigurasi turbin 2X5,0 MW adalah skenario paling optimal dengan nilai investasi sebesar Rp. 308.447.179.528; NPV sebesar Rp. 49.909.676.307; IRR sebesar 12,35 dan PBP sebesar 7,39 tahun dengan nilai LOLP sebesar 0,00127711. Anlisis sensitivitas menunjukan faktor yang mempengaruhi investasi PLTM adalah biaya investasi dan produksi energi tahunan.

ABSTRACT
Potential primary energy source for power plants in the province of North Sumatra to water potential approximately 1,242 MW spread over 14 locations providing opportunities large enough to invest in this power plant. Feasibility analysis of economically and technically performed at the Minihidro Power Plant PLTM with the location of North Sumatra Province with a capacity of 10 MW. Factors that affect the feasibility of a minihidro power plant investments are Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR and the Pay Back Period PBP. Analyzis waterway type are done by comparing the open channel waterway close chennel waterway and steel pipe waterway. This anlysis is done to get such scenarios that influence towards the cost of the investment Minihidro Power Plant PLTM. Sensitivity analysis was done with an optimistic scheme of 10 increase and pessimistic scheme of 10 decrease. Scenario design of open channel waterway type with combination of 2X5,0 MW turbine configuration is the most optimal scenario with investment value is Rp. 308.447.179.528 Net Present Value NPV of Rp. 49.909.676.307 IRR of 12,35 and Pay Back Period PBP of 6.01 years with LOLP value is 0,00127711. The sensitivity analysis shows that factors affecting the Minihidro Power Plant investments are annual investment and energy production. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrea Ramadhan
"Pulverized Coal PC Boiler adalah bejana tertutup yang didalamnya terdapat proses pembakaran untuk mengubah air menjadi uap panas yang bertekanan tinggi yang dalam proses pembakarannya menggunakan bahan bakar batubara yang dihaluskan terlebih dahulu dan dialiri udara panas lalu dibakar pada burner Untuk meminimalisasi biaya operasional dibutuhkan efisiensi yang tinggi dari boiler Dengan memonitor emisi gas buang dari boiler efisiensi pembakaran dapat dikontrol untuk menghemat bahan bakar dan menurunkan pengeluaran biaya operasional Selain itu juga diperlukan adanya perhatian terhadap konsentrasi terbentuknya gas beracun seperti NOx dari proses pembakaran karena menyangkut aspek lingkungan Diharapkan dengan studi ini bisa diketahui apa saja yang mempengaruhi efisiensi pembakaran dari emisi gas buang dan juga diketahui karakteristik parameter parameter yang mempengaruhi terbentuknya NOx sehingga bisa ditemukan adanya rekomendasi untuk usaha peningkatan efisiensi pembakaran dan penekanan konsentrasi NOx yang terbentuk

Pulverized Coal PC boiler is a closed vessel in which there is a combustion process to convert water into high pressure steam that in the combustion process using pulverized coal for fuel By monitoring the flue gas from boilers combustion efficiency can be controlled to save fuel and reduce operational expenses It also required to focus on the formation of NOx concentration of the combustion process as it involves environmental aspects Hopefully with this study it can be discovered anything that affects combustion efficiencyfrom theemissions and also known characteristic of parameters that affect the NOx formed so that can be found on any efforts to increase combustion efficiency and efforts to decrease NOx formed "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Tri Wahyuna
"Penelitian ini membahas tentang Strategi Pemeliharaan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). PLTU memiliki sistem dan subsistem peralatan yang komplek terdiri dari peralatan mekanik, listrik dan instrumen yang memiliki jenis dan karakteristik kerusakan yang berbeda-beda. Berdasarkan pembagian sistem menurut fungsinya, PLTU memiliki 8 sistem utama. Data riwayat kegagalan sistem dikelompokkan berdasarkan kerusakan dan diagram pareto memvisualisasikan 20% kegagalan utama yang terjadi pada seluruh sistem. Dengan melakukan Failure Modes and Effect Analysis (FMEA) diperoleh analisa modus kegagalan, penyebab kegagalan dan efek kegagalan pada peralatan untuk mengatasi risiko paling tinggi pada pembangkit listrik. Setelah menganalisa kegagalan paling tinggi berdasarkan evaluasi risiko, dilakukan penyelesaian masalah kegagalan dengan pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM).
Hasil dari penelitian ini adalah Strategi Pemeliharaan dengan pendekatan RCM. Logic Tree Analysis (LTA) merupakan metode analisa deduktif yang digunakan sebagai Strategi Pemeliharaan untuk mengklasifikasikan beberapa mode kegagalan yang diperlukan dalam menentukan keputusan pemeliharaan (Maintenance Action).

This research discusses about Maintenance Strategy on Steam Power Plant. Thesteam power plant has Complex Systems and Equipment subsystems consists ofMechanical Equipment, Electrical equipment and Instrumentations equipment with types and characteristics of different damage. Based on the distribution system and according to the function, the power plant has 8 Main System. Failure History Data System grouped by damage and Pareto diagram visualize Top 20% Failure on whole system. By doing Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) obtained by analysis of failure modes, failure causes and effects on the equipment failure to overcome the highest risk at a power plant. After analyzing the highest failure based on the evaluation the highest risk of failure, the failures eliminated by approach of Reliability Centered Maintenance (RCM).
As a result study is a Maintenance Strategy with approach based on RCM. Logic Tree Analysis (LTA) is a deductive method of analysis used as a Maintenance Strategy for classifying some failure modes required in determining maintenance decisions (Maintenance Action).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T48218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangkit listrik tenaga uap merupakan penghasil listrik terbesar dibandingkan
dengan sumber pembangkit lain. Boiler merupakan komponen penukar kalor yang
berfungsi untuk menguapkan air pengisi sehingga menjadi uap kering yang akan
digunakan untuk menggerakkan turbin agar mampu menghasilkan tenaga listrik. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk merancang sebuah boiler untuk sebuah pembangkit
berkapasitas 7 MW, dan juga untuk mengetahui kondisi kerja boiler pada berbagai
macam pembebanan.
Proses perancangan dilakukan dengan mencari nilai-nilai kondisi kerja
pembangkit listrik pada masing-masing komponen pembangkit untuk bisa dijadikan data
awal untuk melakukan perhitungan perancangan. Dari data awal ini maka akan
dilakukan perhitungan dimensi-dimensi utama boiler.
Dari hasil perhitungan didapatkan besarnya dimensi utama boiler yaitu luas
permukaan furnace sebesar 105.658 m2, superheater 907.721 m2 sebesar, economizer
sebesar 34.324 m2, air heater sebesar 550 m2. Dari hubungan antara kapasitas daya
dengan kebutuhan bahan bakar maka dapat dibuat pengaturan kapasitas daya dengan
menentukan jumlah bahan bakar untuk kondisi pembebanan maksimum, 7 MW, sebesar
2252,351 kg/jam dan kondisi pembebanan minimum, 4 MW, sebesar 1359,939 kg/jam."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangkit lisnik tenaga uap saat ini masih merupakan penghasil energi listrik
terbesar dibandingkan dengan jenis pembangkit lain dan kondenser merupakan salah
satu peralatan utama yang berfungsi sebagai peralatan penukar kalor. Tujuan dari
penulisan ini adalah untuk merancang sebuah kondenser yang bekerja pada sebuah
pembangkit berkapasitas 7 MW, dan menentukan kondisi operasinya yang dapat
memberikan kerja yang efesien. Proses yang dilakukan berupa melakukan iterasi untuk
mencari data awal yaitu parameter kondisi kerja pembangkit berkapasitas 7 MW,
setelah mendapatkan data kondisi kerja pembangkit maka dilakukan proses perancangan
kondenser berdasarkan standar internasional yang sudah teruji pemakaiannya.
Perancangan disini meliputi disain thermal dari kondenser seperti luas
permukaannya, jumlah dan panjang tube yang dibutuhkan, dan juga dimensi utama dari
kondenser seperti diameter dan tebal shell, serta komponen utama yang lain. Dari hasil
perancangan didapatkan disain akhir kondenser dengan luas pemukaan total sebesar
59l,9 m2, dengan jumlah tube yang dibutuhkan 1506 buah dengan panjang 5,61 meter,
kondenser ini akan bekerja dengan dua kali aliran air pendingin. Untuk dimensi utama
yang lain didapatkan diameter shellnya sebesar 1l96,34 mm dengan tebal 5,87 mm,
sedangkan untuk tebal baffle sebesar 17,5 rmn dengan jarak antar bafflenya sebesar
934,72 mm. Untuk tebal lubesheet didapatkan sebesar 27,15 mm dan untuk tebal
waterbox sebesar 0,89 mm.
Dalam perancangan ini dibuat sebuah sistem pengaturan kondisi kerja kondenser
dimana akan bekerja pada dua buah tingkat kerja maksimum dan minimum, dimana
pada saat maksimum akan bekerja dengan aliran massa air pendingin sebesar 490 kg/s
kondisi ini terjadi pada saat kondisi beban maksimum yaitu 7 MW hingga beban
dayanya mencapai tingkat minimum yaitu pada saat 5,8 MW yang akan mengalirkan
aliran massa air pendingin sebesar 420 kg/s."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaludin Martin
"The performance of a 20 MW gas turbine power plant was described by using the exergy analysis and data from the plant’s record books. The first and second laws of thermodynamics, as well as the mass and energy conservation law, were applied in each of the components. The results show that more exergy destruction occured in the combustion chamber up to 71.03% or 21.98 MW. Meanwhile, the lowest exergy occured in the compressor at 12.33% or 3.15 MW. Thermal efficiency of the gas turbine power plant, according to the first law, was 33.77%, and exergy efficiency was 32.25%."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:5 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>