Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 108016 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanny Susilo Wardani
"ABSTRAK
Tesis ini membahas penyusunan rencana strategis pengembangan pusat sterilisasi di
Rumkital Dr.Mintohardjo, yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan
perencanaan dan pelaksanaan pengembangan pusat sterilisasi. Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif dengan mengambil data sekunder dan data primer dengan cara
wawancara mendalam dan melakukan Consensus Decision Making Group untuk
merumuskan rencana strategis dengan memakai analisa SWOT. Pada tahap matching
,hasil analisis matriks IE didapatkan posisi pusat sterilisasi terdapat pada sel II yaitu
grow and build, sedang pada analisis matriks TOWS terdapat pada quadrant future.
Pada tahap decision, dengan menggunakan matriks QSPM didapatkan product
development menjadi prioritas utama dalam strategi yang ditawarkan. Hasil penelitian
menyarankan rencana strategis ini dapat digunakan sebagai panduan dalam
pengembangan pusat sterilisasi di Rumkital Dr.Mintohardjo.

ABSTRACT
This study focuses on strategic planning for the development of a sterilization center in
Rumkital Dr.Mintohardjo, which can be used as a guidance in planning and
implementing the development of sterilization center. This research is a qualitative
research by taking secondary data and primary data by doing in depth interview and
doing Consensus Decision Making Group to formulate strategic planning by using
SWOT analysis. In matching stage, IE matrix analysis obtained position of sterilization
center in in cell II that grow and build,while in TOWS matrix in quadrant future. In the
decision stage, using QSPM matrix product development is a top priority in the strategy
offered. The results of this reseach suggest that strategic planning can be used as a
guidance in the development of a sterilization center in Rumkital Dr.Mintohardjo."
2018
T49631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia
"ABSTRAK Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sesuai peta jalan (roadmap) menuju
jaminan kesehatan semesta / Universal Health Coverage (UHC) di tahun 2019,
seluruh penduduk menjadi peserta Jaminan Kesehatan. Untuk itu Rumkital Dr.
Mintohardjo harus selalu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu karena
jumlah pasien BPJS Kesehatan yang di rawat inap semakin meningkat setiap
tahunnya. Analisis biaya merupakan tindakan strategis yang sangat perlu dilakukan
karena saat ini rumah sakit telah menjadi suatu lembaga sosial-ekonomi. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis biaya satuan tindakan bedah appendiktomi di kamar
operasi Rumkital Dr. Mintohardjo tahun 2017 dengan menghitung biaya langsung dan
tidak langsung. Penelitian ini merupakan operational research yang bersifat deskriptif,
melakukan analisis biaya satuan tindakan appendiktomi di kamar operasi tahun 2017.
Metode analisis yang digunakan adalah metode distribusi sederhana. Hasil penelitian
yaitu biaya investasi tindakan appendiktomi sebesar Rp 26.280.456,- atau 5,2% dari
biaya total tindakan appendiktomi. Biaya operasional merupakan biaya yang paling
besar dibandingkan dengan biaya investasi dan biaya pemeliharaan yaitu sebesar
Rp 420.142.348,- atau 83,7% dari biaya total tindakan appendiktomi dan biaya
pemeliharaan sebesar Rp 1.992.830,- atau 0,4%, Alokasi biaya unit penunjang untuk
tindakan appendiktomi sebesar Rp 52.313.904,- atau 10,4% dan alokasi biaya tidak
langsung lainnya sebesar Rp 1.430.090,- atau 0,3%. Total biaya tindakan
appendiktomi sebesar Rp 502.159.628,- Biaya satuan aktual tindakan appendiktomi
sebesar Rp 3.025.058,-. Cost Recovery Rate (CRR) sebesar 109,07%. Perhitungan
biaya satuan merupakan strategi awal dari setiap perhitungan tarif pelayanan.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sophia
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran utilisasi pelayanan rawat inap 10 diagnosis penyakit terbanyak peserta Askes Sosial di RSAL Dr Mintohardjo tahun 2011 berdasarkan variabel umur, jenis kelamin, lama hari rawat, kelas perawatan serta menggambarkan total biaya pelayanan rawat inap. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif dan ditunjang dengan penelitian kualitatif, dengan rancangan penelitian cross sectional.
Hasil penelitian ini adalah utilisasi pelayanan rawat inap di RSAL Dr Mintohardjo bersifat fluktuatif, peserta Askes yang dirawat mayoritas berusia > 56 tahun, dengan diagnosa Diabetes Mellitus, didominasi oleh peserta Askes Sosial dengan jenis kelamin laki-laki dan di rawat di ruang perawatan I.
Penulis menyarankan sebaiknya Askes Center melakukan perbaikan jaringan komputer dan segera merealisasikan Askes Center sesuai standard dan RSAL Dr Mintohardjo sebaiknya meningkatkan sosialisasi kepada pegawai RSAL tentang kesepakatan dan kebijakan kedua belah pihak dan membentuk tim edukasi Diabetes Mellitus.

This study is about the description of inpatient care utilization to the most suffered of ten diagnosis of diseases of social Askes participants in RSAL Dr Mintohardjo 2011, based on age variable, sex , length of stay, class of treatment, and description of the total fee calculation of the inpatient service. This study use the quantitative research that has descriptive characteristic, and its supported by qualitative research which has cross sectional design experiment.
The result of this research is the inpatient care utilization has a fluctuation identifying, and majority of Askes member patients who being treated are above fifty ? six years old, they?re also dominated by social Askes participants with a kind of male sex, therefore they will be treated in a room care I.
The writer has suggestion that Askes Center should fix the computer network and immediately have to make realization of the Askes Center standarisation, and RSAL dr Mintohardjo should increase the socialization of agreement and obligation that has been made between Askes Center and RSAL dr Mintohardjo to the whole RSAL employees and should make the education team of Diabetes Mellitus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aumas Pabuti, Author
"Dilatar belakangi oleh masih tingginya keluhan terhadap pelayanan keperawatan, basil evaluasi pelaksanaan standar asuhan keperawatan yang masih belum memuaskan dan laporan Ka-Bidang Keperawatan tentang belum terlaksananya uraian tugas serta peran dan fungsi Kepala Ruangan (Ka-Ru), serta dipilihnya Ka-Ru periode sekarang dengan cara yang tidak biasanya, maka dilakukan penelitian terhadap 34 orang Ka-Ru Rawat inap RSUP Dr M Djamil Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan manajemen Ka-Ru rawat inap meliputi : manajemen personal keperawatan, manajemen unit perawatan, manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pendidikan dan pengembangan staf, serta mengetahui hubungan antara karakteristik Ka-Ru ( umur, pendidikan formal, pengalaman kerja dan pelatihan keperawatan ) dengan kemampuan manajemennya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik memakai metode kuantitatif dan kualitatif, dengan desain cross sectional.
Kemampuan manajemen diukur dengan memberikan kuesioner kepada Ka-Ru, dikonfirmasi dengan kuesioner kepada Pelaksana Perawatan dan menilai bukti dokumentasi di lapangan. Kuesioner dan daftar dokumentasi dibuat mengacu kepada uraian tugas Ka-Ru dari Gillies (1989) dan DEPKES RI (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 dari 34 orang Ka-Ru mempunyai kemampuan manajemen dibawah nilai rata-rata. Dari 4 area manajemen ternyata 76 % Ka-Ru mempunyai tingkat kemampuan manajemen yang rendah pada pendidikan dan pengembangan staf. Pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur, pendidikan formal dan pengalaman kerja dengan tingkat kemampuan manajemennya. Terdapat hubungan yang bermakna antara adanya pelatihan manajemen keperawatan kepada Ka-Ru dengan tingkat kemampuan manajemennya ( x2 = 4,10 ; p = 0,04 ). Kesimpulannya, dengan memakai nilai rata-rata kemampuan manajemen = 60 % sebagai cut of point didapatkan 56 % Ka-Ru ( dan IRNA. A, B, C ) mempunyai tingkat kemampuan di bawah rata-rata. Pelatihan manajemen keperawatan berhubungan dengan tingkat kemampuan manajemen Ka-Ru. Disarankan agar seluruh Ka-Ru mendapatkan pelatihan manajemen keperawatan, dan Instalasi yang mempunyai Ka-Ru dengan kemampuan di atas rata-rata (baik) dijadikan percontohan untuk RS. Perlu diteliti beban kerja perawat di Instalasi dengan BOR yang tinggi dan pengaruhnya terhadap kemampuan manajemen pengelolanya.

Management Competency Analysis of Ward's Head Nurses at DR.M. Djamil Padang General HospitalBase on customers frequent complains toward nursing care, evaluation of patient care standard using in the ward and Head of Nursing Departemen reporting about Ward's Head Nurses jab description had still not satisfied yet, and there were unususal process in selection of Ward's Head Nurses , the study had been carried out to 34 Ward's Head Nurses in Dr M. Djamil Padang General Hospital . This study was aimed to identify; their level of Ward's Bead Nurse management competency, that consist of : management of nursing pesonnel, management of patient care unit, management of patient care and educational responsibilities. This study also to identify corerelation between personnel characteristic ( age , education, working experience and nursing management training) with level of competency.
This study was analytical descriptive, using quantitative and qualitative approach in cross sectional methode. Questionare to Ward's Head Nurse and Staff against list of documentations was used to evaluate their level of management competency. Questioner and study of documentation based on Ward's Head Nurse job description by Gillies ( 1989) and DEPKES RI (1999 ). This study had found, 19 of 34 Ward's Head Nurse had level of management competency below mean value ( cut of point = 60 % ). Management of Educational and Staff Development was the lowest values of 4 management area. Twenty six of them ( 76 % ) had level management competency below the cut of point value. In this study, there were no correlation between age, education, working experiences .and level of management competency, except the training of nursing management ( x2 = 4,10 ; p = 0.04 ).
Conclusions: By using cut of point = 60 %, there was 19 out of 34 (56 % ) Wards Head Nurses were below the cut of point. Training of nursing management is very important to improve management competency. It was suggested that Ward's Head Nurses have to attend the nursing management training program at Dr M. Djamil Padang General Hospital. It is important to evaluate nurse work load in 3 bigger lnstalations ( IRNA. A, B, C ) Dr M. Djamil General Hospital, which probably influence Ward's Head Nurses management competency.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5921
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mufidah
"Ketidaksesuaian target kunjungan MCU merupakan ketidaksesuain target pemasaran di RSPI. Program pemasaran harus dibangun dari bauran pemasaran. Komponen-komponen bauran pemasaran adalah sebagai berikut product, place, price, promotion, profesional, people, public, power, presure dan performance. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bauran pemasaran Poliklinik MCU di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso Jakarta tahun 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu penelitian kualitatif dengan informan penelitian menggunakan kecukupan dan kesesuaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performance dipengaruhi oleh sembilan bauran pemasaran lainnya.

Incompatibility the target MCU visit a non conformance in RSPI marketing targets. Marketing programs must be built from the marketing mix. The components of the marketing mix is as follows product, place, price, promotion, professional, people, public, power and performance presure. This study aims to describe the marketing mix polyclinic MCU in RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta in 2014. The method used in the study is a qualitative study using the research informants adequacy and suitability. The results show that the performance is influenced by nine other marketing mix."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparman
"Salah satu terobosan strategis yang dilakukan pemerintah adalah memberikan izin Kepala Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen/ Lembaga menjadi Unit Swadana. Maksud pemberian izin tersebut adalah pemerintah ingin meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat, namun pemerintah menghadapi kendala keterbatasan dana dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan umum tersebut. Selain untuk meningkatkan mutu pelayanan, tujuan dibentuknya Unit Swadana juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemandirian/otonom dalam membiayai kegiatan operasional dan melaksanakan unit pelaksana teknis tersebut.
Salah satu Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia yang diberikan izin untuk melaksanakan kegiatan Swadana adalah Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. Dengan demikian Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo harus mampu meningkatkan mutu pelayanannya serta meningkatkan kemandirian dalam melaksanakan fungsinya. Seperti diketahui, RSCM disamping Rumah Sakit Umum, juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Peran ganda yang dijalankan ini sering mendapat keluhan dari pihak masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan, maka pada penelitian ini penulis ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan strategi pengembangan peningkatan pelayanannya.
Mengingat banyaknya jenis pelayanan yang diselenggarakan di RSCM, dan peneliti dihadapkan pada keterbatasan waktu, maka penelitian dilakukan hanya pada Paviliun Khusus Swadana (PKS) yang meliputi Paviliun Cendrawasih, Paviliun Mawar dan Paviliun Melati, yang menyelenggarakan layanan rawat inap, dengan menggunakan metode deskriptif - kualitatif.
Faktor-faktor yang di teliti adalah berbagai variabel yang mempengaruhi mutu pelayanan di Paviliun Khusus Swadana. Variabel tersebut moncakup profesional petugas, motivasi, profesional, insentif, masa kerja, budaya kerja. Struktur organisasi dan strategi kebijakan serta pengembangan peningkatan pelayanan, yang didasarkan pada berbagai pendapat/teori tentang suatu organisasi yang dapat memberikan pelayanan prima bagi para pengguna jasa layanan.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan, bahwa pada kenyataannya para pengguna jasa belum seratus persen menerima kepuasan atas mutu layanan yang diharapkan dari Paviliun Khusus Swadana (PKS). Oleh sebab itu perlu strategi pengembangan pelayanan yang dilaksanakan dengan melakukan diferensiasi layanan, pengembangan organisasi dan manajemen, yang didasarkan pada analisis situasi baik yang bersifat internal maupun eksternal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rommy Krisna
"Dalam tahun-tahun terakhir ini rumah sakit sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan dan medik mengalami perubahan dan perkembangan yang signifikan akibat dari persaingan yang semakin ketat dan tuntutan para pengguna jasa pelayanan kesehatan medik yang semakin meningkat. Sebagai konsekuensinya pengelola rumah sakit harus beradaptasi dengan segenap tuntutan tersebut. RSUP Dr. M. Djamil Padang sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan juga melakukan ikhtiar itu, sebagai upaya untuk menciptakan dan memberikan pelayanan kesehatan dan medik yang betul-betul prima. Untuk itu, berbagai usaha telah dilakukan, baik dalam bentuk peningkatan sarana, prasarana dan fasilitas medik dan umum, pengembangan sumber daya manusia, perluasan lingkup pelayanan, maupun optimalisasi pelayanan terhadap para pasien. Namun sebagai ikhtiar, upaya tersebut niscaya memerlukan evaluasi, agar apa yang telah dilakukan terlihat jelas kontribusinya. Salah satu upaya evaluatif yang dapat dilakukan adalah menganalisa kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Penelitian untuk keperluan penyusunan tesis ini dilakukan secara khusus dalam rangka analisa atas kualitas pelayanan kesehatan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini bersifat survei dengan pendekatan cross sectional dan data primer didapat melalui pengisian kuesioner oleh pasien. Analisa didasarkan pada penggunaan metode SERVQUAL yang dirancang berdasarkan skala Likert. SERVQUAL terdiri atas dua bagian: bagian harapan dan bagian persepsi pelanggan, yang mengukur peniaian pelanggan dalam lima dimensi pelayanan: keadaan fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan kepedulian.
Penelitian ini menggambarkan kesenjangan antara harapan pasien dan persepsi mereka terhadap kualitas pelayanan kesehatan RSUP Dr. M. Djamil Padang dan untuk menggambarkan tingkat kepuasaan pasien rumah sakit ini.
Dengan menganalisa kesenjangan kualitas pelayanan RSUP Dr. M. Djamil terhadap kualitas pelayanan, diperlukan rumah sakit lain untuk pembanding kinerja pelayanan, maka diusulkan agar dalam meningkatkan pelayanannya kepada pasien RSUP Dr. M. Djamil melakukan perbaikan-perbaikan yang mengacu kepada kepuasan pasien. Hal ini perlu dilakukan karena jika kepuasan pasien terpenuhi, maka mereka akan menjadi pelanggan yang loyal.

In recent years, hospitals as providers of health and medical services have made some significant and expansion as a result of a stricter services. Consequently, the management of hospitals must be able to adapt themselves to those demands. The Central General Hospitals Dr. M. Djamil Padang as provider of health services has also made such an initiative, which constitutes an effort taken on order to create and provide the first-rate health and medical services. Therefore, various efforts have been taken, such as by developing equipments, infrastructures, medical and general facilities developing the human resources, expanding the scope of service as well as optimizing the services provided for the patients. However, as an initiative, done can be visible. One of evaluation efforts, which can be taking is by analyzing the quality of services provided to the patients.
The research of this thesis has been carried out of especially in order to analyze the quality of health services provided by The Central General Hospital Dr. M. Djamil Padang. The research using a cross sectional approach and primary data is taken by filling questioner by the patient. The analysis is based on the use of SERVQUAL method which is designed on the basis of Likert model scale. SERVQUAL consist of two sections: an expectations section and perceptions section measured customers? assessments with in the five dimension service quality, namely: tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy.
This research is to describe the gap between the patients? expectancy and their perception on the quality of health services provided by The Central General Hospital Dr. M. Djamil Padang and to describe the degree of patient's satisfaction of this hospital.
By analyzing the gap existing in the general hospital Dr. M. Djamil quality of health services need to compare in service quality with the other hospital; it is necessary that in improving its services to the patients, the hospital should take some improvements which are intended for patients? satisfaction. It is important, because the patients loyal to the hospital if their demands can be satisfied by the hospital."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Lailasari Hadianastuti
"Rumah Sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya harus ditunjang oleh data melalui Sistem Informasi Kesehatan (SIK) dimana informasi yang dihasilkan akan bermanfaat bagi kegiatan manajemen Rumah Sakit, selain untuk monitoring pelayanan kesehatan individual. Penggunaan informasi dalam tingkat manapun membutuhkan informasi yang berkualitas yaitu relevan, berguna pada waktu yang tepat, dapat ditelusuri dan bebas dari kesalahan.
Sejak tahun 2000 Rumah Sakit Harum telah memulai uji coba implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Oleh karena itu dibutuhkan suatu studi mengenai pengembangan SIMRS di Rumah Sakit Harum melalui analisis tahap-tahap pengembangan sistem yang sudah dilakukan. Analisis tahap-tahap pengembangan sistem ini menggunakan dan mengkombinasikan model-model dari beberapa konsep sehingga menjadi rumusan kerangka konsep, yaitu SDLC (System Development Life Cycle) yang sering digunakan dalam pengembangan sistem informasi, PDCA (Plan-Do-Check-Act) yang sering digunakan dalam peningkatan kualitas berkesinambungan (Continuous Quality Improvement) serta model IPO (input process-output) yang dapat digunakan untuk perencanaan strategik sebagai salah satu kegiatan dalam pengembangan sistem informasi.
Model PDCA digunakan sebagai template atau panduan dalam tahap-tahap pengembangan sistem informasi, dengan beberapa aspek yang berkaitan di dalamnya diambil dan aspek-aspek yang diberikan dalam model SDLC dan PDCA. Panduan tersebut dapat diaplikasikan atau diterapkan pada semua jenis dan ukuran organisasi agar menghasilkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan sehingga informasi yang diperoleh dari sistem yang dikembangkan tersebut dapat terus ditingkatkan kualitasnya, selain juga dapat meningkatkan kualitas sistem informasinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai tahap-tahap pengembangan yang dilakukan oleh RS Harum dalam pengembangan sistem informasinya serta membandingkan dengan tahap-tahap pada template pada kerangka konsep. Data yang dikumpulkan dalam studi ini adalah data kualitatif dengan telaah dokumen, observasi fisik dikonfirmasi dengan wawancara, serta wawancara mendalam. Informan dari studi ini adalah karyawan yang akan ditugaskan menjadi operator dalam sistem informasi yang berasal dari bagian akuntansi, rekam medis dan perawatan, dengan 2 karyawan yang diwawancara dari masing-masing bagian sehingga jumlah seluruh karyawan yang diwawancara adalah 6 karyawan serta 3 informan yang mewakili pihak manajemen serta 1 informan kunci.
Dalam studi ini ditemukan bahwa belum dilakukan atau belum terpenuhinya beberapa komponen dalam sebagian tahap pengembangan sistem informasinya. Beberapa tahap yang belum terpenuhi tersebut berhubungan dengan dokumentasi yang menyimpan informasi perkembangan dan kendala yang dihadapi pada tiap tahap pengembangan; dokumentasi mengenai pelatihan dan model untuk operasional dan penanganan kesalahan (error handling); mengenai tim implementasi; mengenai penerimaan operator (user acceptance) serta mengenai organisasi pengelola sistem informasi.
Proses pengembangan sistem informasi ini belum berjalan seluruhnya, atau masih melakukan beberapa proses uji coba. Untuk mendapatkan sistem informasi dengan fungsi yang maksimal dan sesuai dengan harapan atau tujuan dari pengembangan sistem informasi, sebaiknya dapat diperhatikan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan uji coba sistem dan untuk selanjutnya dalam kegiatan peningkatan kualitas, dapat diterapkan tahap-tahap yang disediakan model-model peningkatan mutu. Dalam tahap-tahap pada metode PDCA maupun SDLC terdapat contoh kegiatan dan alat ukur yang dapat dipergunakan. Juga disarankan untuk membuat semacam tabel praktis (untuk assessment) yang dapat membantu pendokumentasian mengenai perkembangan atau kendala yang dialami dalam proses pengembangan sistem informasi yang kemudian dapat digunakan untuk kegiatan analisis, menugaskan tim mutu untuk melakukan assessment tersebut, mememperbaiki persepsi operator melalui pelatihan yang kegiatankegiatannya dapat menumbuhkan rasa keterlibatan mereka, serta mempertimbangkan pengorganisasian pengelolaan informasi dengan bentuk yang sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit Harum.

Study on the Quality of Information System Development in Harum Hospital, Jakarta Timur, 2001Hospital is functioned as health service facility. A fine health service ought to be supported by health data through Health Information System (HIS). Adjacent to that, information that was created also useful to Hospital's management, besides its value to monitor individual health care. The use of information at any level requires qualified information that is, relevant, timeliness, verifiability and error free.
Since the year 2000, Harum Hospital had started implementation trial for its Hospital Information System development. The study is done to analyze every phase on information system development that has made by Hospital. The analysis on phases of hospital information system development employs and combines some models as conceptual frame, with each model represent its area of expertise, those are: SDLC (System Development Life Cycle) which is frequently applied in information system development, PDCA (Plan-Do-Check-Act) as a model that is more often than not applied to improve quality continuously and IPO (Input-Process-Output) model which is usually applied to do a strategic planning as one of the activities to develop information system. Qualified information is generated from appropriate information system. The activities in this study is using phases given by PDCA as a template and using some of its applicable aspects with other relevant aspects were taken from subjects in SDLC and TO. The blending of SDLC and IPO into PDCA approach is expected to be applicable to all type and size of organization so, the following information system development can produce suitable information system and as well, the quality of information system can be improved continuously.
The purpose of this research is to comprehend the information system development phases that is done by Harum Hospital and how well-suited are those if compared to phases in the template. Data were collected qualitatively with document review, tangible observation with interview and in-depth interview. The information source was choosen from the employees that will be functioned as operators in the information system, they are each 2 employees from accounting department, medical record and nursing with the total of 6 employees, plus 3 information sources that stand for management and 1 key informant.
It is shown in this study that phases which are done in the information system development from the first phase to the phase of trial run were not completed entirely if it was compared with phases given by SDLC and PDCA. Phases that are not accomplish suitably was quite important, those are about documentation that kept information on positive changes and obstacle that happens in every phase; documentation about training, operations manual and error handling guidance; about information system institution in the organization; about implementation team; and about user acceptance.
The trial and implementation in this information system development activity are not totally occupied and are doing the trial phase by the time this study was completed. To obtain system with maximum function and system that fits to the expectations or objectives of the information system development, it is recommended to give more notification on activities that can be done in system trial, while for the next quality improvement activities, other steps provided by quality improvement's model can be implemented. There are some example of activities and measurement in PDCA and SDLC phases. Those activities are very flexible and very applicable. It is also suggested to make a practical table to manage an assessment and to help recording the improvement or obstacle that occurs in the information system development phases, which it can be used in evaluation activities, it is much useful as well to revise operator's perception and their acceptance about information system through training and evaluation, and also to consider an information organization with a proper form that meets Hospital's needs."
Universitas Indonesia, 2002
T2892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santy Yudiastuti
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataaan bahwa angka pemanfaatan tempat tidur (TT) di wilayah Kabupaten Subang pada tahun 2000 sebesar 73,7%, angka ini mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 1999 sebesar 49,7%. Dalam pengembangan rumah sakit (RS) diperlukan studi kelayakan, sederhana atau kompleksnya tergantung dari kemampuan biaya. Secara umum aspek-aspek yang akan dikaji dalam studi kelayakan meliputi : aspek hukum, sosial-ekonomi dan budaya, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan aspek keuangan. RSUD Subang adalah RS Tipe C, terletak di daerah Ciereng tepatnya di JI. Brigjen Katamso No. 37. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah dengan adanya rencana pengembangan jumlah TT ruang perawatan kelas dan diperkirakan dibutuhkan dana untuk investasi yang cukup besar, maka perlu dikaji apakah rencana pengembangan jumlah TT ruang perawatan kelas ini layak untuk direalisasikan ?
Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan gambaran mengenai kelayakan dari rencana pengembangan jumlah TT di ruang perawatan kelas dengan melakukan penilaian dari segi ekonomis dengan cara menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Benefit Cost Ratio (BCR).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian operasional (operational research) untuk studi kelayakan berupa studi kasus, dengan menggunakan data sekunder 4 tahun terakhir (trend analysis). Kemudian melakukan analisis faktor internal dan eksternal di lingkungan RSUD Subang.
Merujuk hasil analisis faktor internal di wilayah cakupan RSUD Subang, terlihat bahwa kebutuhan akan layanan kesehatan pada saat ini masih belum terlayani, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Mengacu kepada data demografi dan angka kunjungan pasien ke RS di Kabupaten Subang maka didapatkan jumlah TT untuk kebutuhan RS di Kabupaten Subang sebanyak 2145 TT (belum dikurangi dengan TT di RSUD sebanyak 150 TT), untuk ruang perawatan kelas sebanyak 243 IT. Namun disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia dan standar ruang dari Dir Jen Yan Med DepKes RI maka didapatkan sebanyak 40 TT, dengan perincian 10 TT di VIP, 14 TT di Utama I dan 16 TT di Utama II, dengan menggunakan rata-rata LOS selama 3 hari.
Dengan perkembangan agribisnis dan agroindustri di daerah Subang menjadikan peluang besar bagi RSUD dalam rencana pengembangan jumlah TT ruang perawatan kelas. Perkembangan pola morbiditas di RSUD Subang merupakan potensi pasar yang tidak mungkin diabaikan. Melihat pola penyakit yang ada, pengembangan layanan RSUD Subang pada tahap awal dipusatkan pada layanan rawat inap. Selanjutnya mulai diselenggarakan kegiatan yang mengikuti perkembangan RS itu sendiri dan kegiatan manajemen administrasi pendukungnya.
Selanjutnya melakukan perhitungan/proyeksi keuangan untuk mengetahui kelayakan dari sisi ekonomis. Dari perhitungan ini didapatkan skema biaya investasi dan pendanaan sebesar Rp 1.994.762.000,00. Nilai NPV selama periode 15 tahun sebesar Rp 2.021.249,00. Nilai NPV pada perhitungan ini lebih besar dari 0, maka rencana investasi ini dapat diterima. Benefit Cost Ratio yang didapat adalah 2,01, Hasil perhitungan IRR (internal Rate Of Return) kegiatan RS ini adalah 27,92%. Dengan nilai IRR lebih besar dari nilai bunga kredit investasi sebesar 17,90% maka dari hasil perhitungan ini dapat dinilai layak dan RS dapat melanjutkan proyek ini.
Untuk merealisasikan rencana pengembangan jumlah TT ruang perawatan kelas, maka disarankan agar pihak manajemen RSUD Subang segera mencari investor untuk melakukan kerjasama dalam hal investasi untuk peralatan medik atau penunjang dengan konsep bagi hasil antara pemilik / penyandang dana dengan pihak RS supaya masyarakat segera mendapatkan fasilitas pelayanan sesuai dengan yang diinginkan.
Dengan adanya kerjasama ini sudah dapat dipastikan akan menurunkan biaya investasi, tetapi dari pendapatan yang dihasilkan tidak mengganggu terhadap arus kas. Disamping biaya operasional, juga dapat ditekan yang pada akhirnya akan mampu memberikan cost benefit ratio yang menguntungkan bagi organisasi RSUD Subang.

Feasibility Analysis of the Inpatient Bed Quantity Development at RSUD Subang, 2002The background of this study was based on the fact of bed occupancy rate in the District of Subang increased out of 49,7% in 1999 to 73,7% in 2000. Hospital development needs feasibility study, how simple and complex the hospital depends on its cost capability. In general, the aspects that would be reviewed in the feasibility study are as follows: legal, social-economy and culture, market and marketing, technique and technology, management, and financial.
In this study, the researcher would like to know whether the plan of inpatient bed development is feasible to be done or not due to this project would need lavish money to be invested. So, the aim of this study was to obtain the description about the feasibility of inpatient bed development in RSUD Subang by using economical assessment i.e. Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Benefit Cost Ratio (BCR).
The study was an operational research for feasibility study that was conducted in RSUD Subang (a Type C-Hospital). The study used secondary data in the last 4 years (trend analysis) and analyzed the internal and external factors in the environment of RSUD Subang.
Based on the result of internal factors analysis in coverage area of RSUD Subang, was shown that health care need was inadequate not only the quantity but also the quality. Referring to demography data and patient visit rate in the District of Subang was obtained the need of bed quantity for hospital in the district of Subang were 2145 beds (including the number of beds in RSUD Subang as much as 150 beds), and the need of bed quantity fOr inpatient class were 243 beds. However, based on the available land and room standard from MOH was obtained 40 beds, in details distributed as follows: 10 beds in the VIP room, 14 beds in the Main 1 room, and 16 beds in the Main II room by using average length of stay: 3 days.
The agribusiness and agro industry development in the District of Subang becomes a big opportunity for RSUD Subang in developing its inpatient beds quantity. The morbidity pattern in RSUD Subang was also a market potential that could not be ignored. So, the preliminary step of health care development in RSUD Subang was focused on inpatient service. Furthermore, it would be held the activities that follow the hospital development itself and supporting administration management activities.
Based on the financial projection was obtained the scheme of investment cost and financing as much as Rpl.994.762.000,00. Besides, NPV for 15 year-period was Rp2.021.249,00. NPV was obtained from this calculation showed more than 0 (zero). It means that the investment plan is feasible. Benefit cost ratio that obtained was 2,01. Internal rate of return that obtained was 27,92%. The IRR was higher than investment interest rate: 17,90%, it means that the project is feasible.
In order to the realization of inpatient bed development plan could work out, it is recommended to the management of RSUD Subang to look for investors to conduct the collaboration in medical equipment investment by using profit sharing concept between the owner and the hospital management side. Such collaboration will decrease the investment cost and the revenue that gained will not disturb the cash flow. Suppressing operational cost will give cost benefit ratio for the hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T10820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu K
"ABSTRAK
Analisis jabatan merupakan suatu proses dalam penelitian pekerjaan yang mendorong terbentuknya uraian jabatan. Di mana uraian jabatan diperoleh dan suatu penelitian pekerjaan secara analitis, yang disebut analisis fungsi.
Pada saat ini di rumah sakit Fatmawati yang menjalankan pengelolaan informasi dan laporan (ekstern) adalah sub bagian Rekam Medik (RM) dan sub bagian Penyusunan Program dan Laporan (PPL). Permasalahannya adalah posisi sub bagian RM dan PPL di dalam struktur organisasi rumah sakit kurang tepat sehingga kurang terlihat perannya di dalam manajemen rumah sakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh pengelompokan fungsi-fungsi dalam perbaikan struktur organisasi untuk subbagian RM dan PPL.
Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan sistem yaitu pada, struktur organisasinya dengan menggunakan metode analisis fungsi. Kegiatannya terdiri dari 4 tahap yaitu observasi, konsultasi, koordinasi dan analisa fungsi. Hasil penelitian menunjukkan adanya beberapa masalah, yang diprioritaskan adalah fungsi Subbagian RM dan PPL yang tidak homogen dengan bagian Sekretariat.
Alternatif pemecahan yang dipilih adalah penataan fungsi pada Subbagian RM dan PPL, kemudian penataan struktur organisasi untuk RM dan PPL. Sehingga data dan informasi yang dihasilkan lebih cepat dan akurat dalam menunjang proses perencanaan dan laporan."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>