Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213651 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Imakulata Wahyo
"ABSTRAK
Nama : Maria Imakulata WahyoProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul Tugas Akhir : Pengembangan Prosedur Tetap dan Kriteria Clinical MeetingDalam Rangka Upaya Pelaksanaan Tata Kelola Klinis Yang Baikdi Rumah Sakit Santo Borromeus Kriteria clinical meeting yang telah disusun tahun 2011 di Rumah Sakit Santo Borromeuskurang disosialisasikan, sementara potensi komplain menjadi tuntutan bertambah banyak.Tujuan penelitian menganalisis kriteria dan menyusun prosedur tetap pelaksanaanclinical meeting. Metode penelitian adalah kualitatif dengan wawancara pertanyaanterbuka kepada dua belas informan yang ditentukan dengan mekanisme purposif dandilakukan analisis konten. Kecukupan informan diperoleh dengan mekanisme ldquo;snowballing rdquo;. Langkah terakhir dilakukan Fokus Grup Diskusi bersama manajemen untukmendapatkan saran atau rekomendasi yang sahih. Penelitian ini menemukan bahwakriteria yang telah disusun sulit dalam penerapannya dan tidak sederhana denganmenggunakan bobot dan skor. Rekomendasi penelitian setelah case manager melakukanevaluasi kepada pasien, bila didapatkan skor penapisan lebih dari sepuluh, melakukanpenilaian ulang empat aspek yaitu usia dan tingkat kesadaran, prognosa dubia dan atauad malam, gagal organ dua atau lebih dan tindakan berisiko tinggi, apabila ditemukansalah satunya kecuali usia dan tingkat kesadaran maka clinical meeting akan diusulkankepada Komite Medik melalui Direktur Medis. Komite medik dalam menyelenggarakantata kelola klinis yang baik melalui pelaksanaan clinical meeting, akan menerima usulandari case manager dan Biro Pemasaran dan Pengelolaan Pelanggan. Case manajer yangberkualitas diharapkan sebagai alat perwakilan manajemen mampu menyelenggarakan clinical meeting.

ABSTRACT
Developing A Permanent Clinical Meeting Procedure In St. Borromeus HospitalAbstractIn 2011, St. Borromeus Hospital has composed a criteria for clinical meeting, but is not well socialized, while facing the increasing potention of medical law suit. The purpose of this research is to analyze the existing criteria and establish a permanent clinical meeting procedure. The method is qualitative with open questionnaire interview to twelve informants sorted with purposive mechanism, snow balling mechanism and content analysis. The final step is by performing a Focused Group Discussion to get valid advice and reccomendation. We found that all informants expressed that the earlier clinical meeting criteria is difficult to aplly due to it rsquo s complicated scoring. The new criteria involves the role of Case Manager that will screen the patients. We suggested that all patients with score eleven or higher is further evaluated using four criterias age and level of consciousness, prognosis dubia and or ad malam, organ failure involving two or more organs, high risk procedures. Any criterias other than age and level of consciousness, the case manager will propose a clinical meeting to medical committee with the acknowledgement of Medical director. Medical Committee will also receive suggestion from customer management. A qualified Case Manager is expected to represent the management in holding clinical meeting. Keyword case manager clinical meeting "
2017
T49261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jajang Hadianto
"ABSTRAK
Masyarakat Indonesia saat ini dihadapkan pada masalah pembiayaan kesehatan yang makin lama makin tinggi. Pemerintah memberikan satu alternatif dalam mengatasi masalah pembiayaan kesehatan melalui konsep DUKM, yang operasionalnya berbentuk JPKM.
Rumah sakit St Borromeus merupakan salah satu penyelenggara program JPKM dengan nama PJPK, ternyata penyelenggaraan PJPK tersebut dalsm pelaksanaannya mengalami kerugian yang cukup besar, yaitu Rp. 359.000.000,- ( 1993 ), dan kerugian inii cenderung untuk meningkat terus.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang besarnya biaya perunit layanan, identifikasi seluruh biaya pada peneyelenggaraan PJPK, struktur biaya sebagai dasar penentuan premi umum dan khusus, penentuan premi umum dan khusus, perhitungan premi ini dibuat agar supaya PJPK RSB tidak mengalami kerugian dalam menjalankan polayanannya terhadap anggota yang menjadi peserta PJPK tarsebut.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem pelaksanaan yang efisien adalah sistem bipartit dengan pembayaran pra-upaya serta kapitasi. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh PJPK RSB dipenguruhi oleh kunjungan poli umum, dimana 63 % dari biaya tersebut adalah biaya obat.
Saran-saran yang diajukan adalah penurunan biaya obat, sistem pelaksanaan kembali pada sistem bipartit, pencegahan terjadinya peril dan hazard dengan pemerikaaan awal yang lebih teliti.

ABSTRACT
The Indonesian people are facing a problem on the constant increase of health expenses. The government gives alternative in decreasing it by promoting DUKM concept which is carried out in the form of JPKM.
St Borromeus Hospital is one of the administers of JPKM which is well known as PJPK. When it is put into effect, the Hospital suffered an adequately heavy loss, up to the amount of Rp. 359.000.000,- during the fiscal year 1993. The loss keeps increasing over the years.
This research is conducted to get information about the total service expense per unit, identification of all expenses occurred in the execution of PJPK, cost structure as the basic source in fixing general and special premium, fixture of general and special premium. The calculation of premium is made so that PJPK RSB does not suffer more loss while carrying out service for the members of PJPK.
The conclusion of the research finds that the most efficient system are the biparties system, a pre-paid payment and capitation. Visitors to the general clinics influences the expense spent by PJPK RSB, 63 % out of payment accepted is for drug.
Suggestions forwarded are decrease of drug expenses, the re-implementation of the biparties system, avoidance of perils and hazard by through examination since the beginning.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lenggang Kentjana Nusjirwan
"ABSTRAK
Rumah sakit sebagai tempat yang menyediakan pelayanan kesehatan telah berubah dari suatu organisasi sosio media menjadi sosio ekonomi, dan juga terjadi perubahan dalam fungsinya dari hanya pelayanan kuratif menjadi pelayanan menyeluruh.
Dalam menghadapi perkembangan masa kini., rumah sakit makin dituntut untuk mampu menghidupi diri sendiri, dan memanfaatkan serta mengefisiensikan segala sumberdaya yang terbatas, karena itu rurnah sakit harus mampu mengembangkan seluruh unitnya agar unit tersebut dapat merupakan sumber pendapatan bagi rumah sakit.
Rumah Sakit Santo Borromeus (RSStB) sebagai rumah sakit yayasan keagamaan yang bersifat not for profit, telah mempunyai citra dan kinerja yang baik, harus mengembangkan semua unitnya agar unit tersebut dapat menjadi sumber pendapatan yang memadai. Unit Medical Check Up ( MCU) RSStB, sampai saat ini belum dapat berkembang dengan baik, pemanfaatan masih 25% dari kapasitas kerjanya. Kemampuan untuk meraih pangsa pasar di Kotamadya Bandung hanya 0,06%, dan pangsa pasar di tingkat kecamatan hanya 0,15%.
Persaingan dalam pelaksanaan MCU sangat berat sehingga perlu ditetapkan posisi strategisnya, sebelum mengembangkan strategi pemasaran.
Terdapat beberapa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan pemanfaatan Unit MCU. Dari faktor internal dan ekstemal tersebut diidentifikasikan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dihadapi.
Sebuah analisis dilakukan untuk menetapkan posisi strategis Unit MCU sebelum mengembangkan strategi pemasaran yang akan dijalankan
Dari analisis didapatkan bahwa posisi strategi dari Unit MCU RSStB adalah dalam posisi Konservatif yang berarti dalam posisi ini masih cukup kuat dalam segi finansial, tetapi daya saingnya sangat lemah sehingga sulit berkembang.
Strategi pemasaran yang diusulkan yaitu market penetration, market development, product development dan concentric diversification.
Agar strategi yang diusulkan dapat bermanfaat, disarankan untuk memperkuat pengorganisasian Unit MCU dan memperkuat bagian pemasaran agar dapat berfungsi seperti yang diharapkan

ABSTRACT
Marketing Strategy Preparation for The Medical Check Up Unit of Saint Borromeus Hospital.
The role of hospitals as medical service provider has shifted from socio-medical organization into socio -economic, and their function in providing curative services has also transformed into institution that provide comprehensive services.
To anticipated todays development, where there are more demand for hospitals to be self reliance and able to utilize their limited resources efficiently, hospital need to be able to develop all their units to become a profit centre Santo Borromeus Hospital in Bandung, as a not for profit religious order hospital, which poses a good image and performance, has to improve its units to be able to generate adequate revenue.
The hopital's Medical Check Up Unit (MCU) has not been My exploited, its utilization level only about 25%, and the ability to reap its market share in Bandung was only 0.06%, while within its area was only 0.15%.
Competition in providing this service is very stilt therefore Borromeus' MCU needs to define its strategic position prior to developing its marketing strategy.
There were several internal and external factors that can affect the MCU utilisation. Identified from these factors are the present strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the MCU and later analyzed to ascertain the Unit's Strategic location
Subsequent analysis found that strategic position of Borromeus's MCU is in the Conservative position, which means that it has sufficient financial strength, yet it is very weak in competition, making it difficult to grow.
The proposed Marketing Strategy consist of "market penetration, marketdevelopment, product development, and concentric diversification strategies" To make the proposed strategy useful, its recommended that the MCU needs tostrengthen its organization and its marketing for it to function as per the strategy.
Library 41 books 1984 -1997
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hieronymus Djuha
"Menjelang AFTA tahun 2003 dan globalisasi 2020 dengan masuknya tenaga asing , mempengaruhi bisnis perumahsakitan, sehingga diperlukan manajemen sumber daya manusia profesional termasuk tenaga perawat profesional dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang profesional.
Pemenuhan kebutuhan kuantitas dan kualitas perawat yang ideal untak bagian rawat inap, dapat menggunakan formula jam efektif. Untuk mendukung penggunaan formula tersebut perlu diperhatikan: jumlah pasien yang masuk dan sedang dirawat per hari dengan tingkat ketergantungannya yang dibagi dalam lima kategori yaitu kategori mandiri yang membutuhkan 2 jam, minimal2.5 jam, moderat 3.5 jam, semi total 6 jam dan kategori total 7 jam, juga kebijakan rumah sakit dalam menentukan jumlah jam perawatan efektif per tahun, jumlah hari kerja efektif jumlah hari libur nasional dan cuti tahunan, perbandingan tenaga profesional non profesional, serta sistera penugasan di bagian rawat inap. Perolehan tenaga perawat profesional melalui pendidikan formal akademik.
Penelitian ini merupakan penelitian terapan yang bertujuan untuk menghitung kebutuhan kuantitas dan kualitas tenaga keperawatan bagian rawat inap melalui pendidikan keperawatan berlanjut strata satu, diploma tiga sampai terpenuhi kebutuhan minimal pada tahun 2004.
Kesimpulan penelitian ini yaitu jumlah kebutuhan tenaga keperawatan bagian rawat inap minus ICCU, ICU, PICU, NICU, adalah: 253 orang dengan ratio profesional non profesional 63.64 % (152 orang) : 36.36 % (92 orang), melalui program pendidikan formal rata-rata 14 % / tahun, meliputi 1-2 untuk strata satu, dan 19-20 orang untuk diploma tiga.
Saran penelitian adalah kelanjutan program pendidikan keperawatan berlanjut S1 dan D III sampai terpenuhi kebutuhan, pendidikan S2 manajemen keperawatan, penerapan sistem skoring untuk menseleksi peserta program pendidikan, pengembangan internal yang menyeluruh melalui `DJKLAT' yang dikelola secara profesional oleh tenaga profesional.
Daftar bacaan: 47 (1968 - 1996)

In the era of globalization in line with the agreement of AFTA in the year of 2003 and APEC in the year of 2020, the' foreign labor will influence the health manpower workforce and consequently will have an impact on -the hospital business in Indonesia. Therefore, it is crucial to have a better human resources management with professional competencies in providing a high quality nursing care.
In meeting the needs of nurses in term of the ideal quantity and quality in inpatient units, the formula of effective hours was applied. To support the utilization of that formula one should consider: the number of patient admitted and being taken care per day with the levels of patient dependencies which are classified into five categories as the following: self-care needs 2 hours, minimal care needs 2.5 hours, moderate care needs 3.5 hours, extensive care needs 6 hours, and total care needs 7 hours. The hospital policies in determining the number of effective nursing care hours per annum, number of effective working days, number of national holiday and yearly leave, ratio of professional and non professional manpower, and the assignment system of inpatient unit.
This study was an applied research aiming to come up with the projected quantity and quality of nursing manpowers minimally needed by the selected inpatient units through advanced nursing education at S 1 and D III degree up to the year of 2004.
The conclusion of the study was 253 nursing manpowers were needed by inpatient units excluding ICU, ICCU, PICU, NICU, with a ratio between 63.64 % : 36.36 for the professional and non professional nurses to be developed through formal education program with the average of 14 % per year producing for 1 - 2 nurses with S I and 19 - 20 nurses for D III.
This study suggested that the advanced continuing education program for S 1 and D III, S 2 (post-graduate) program of nursing management, the application of scoring system for the recruitment of the student candidates, the total internal development through the center of manpower education and training managed professionally by professional nurses were absolutely necessary.
Bibliography: 47 (1968 - 1996)
"
1996
T 2346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Christina Natalin
"Salah satu dampak dari perawatan pasien di Intensive Care Unit (ICU) adalah timbulnya stres pada keluarga. Penelitian bertujuan mengetahui tingkat stres yang dialami oleh keluarga pasien di ICU. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan menggunakan sampel penelitian keluarga pasien yang menunggu di Intensive Care Unit (ICU) RS St. Borromeus Bandung sebanyak 49 orang. Data dianalisis dengan menggunakan analisis univariat dan mendapatkan hasil bahwa 3 orang (6,10%) mengalami stres ringan, 44 orang (89,80%) stres sedang, 2 orang (4,10%) stres berat. Peneliti merekomendasikan penelitian selanjutnya tentang hubungan karakteristik responden dengan tingkat stres keluarga pasien di Intensive Care Unit (ICU).

One the effect from patient treatment in intensive care unit (ICU) is family stress. The purpose of this research is to identify patients's family stress whi treated in Intensive Care Unit (ICU). This research used descriptive design. Sample of this research is 49 patient's family in Intensive Care Unit (ICU) St. Borromeus Hospitas Bandung. The result of this research show that 3 respondents (6,10%) have mild stress. 44 respondents (89,80%) have moderate stress, and 2 respondents (4,10%) have severe stress. Researcher recommendation for the next research is about relationship between respondent characteristic and level of family stress in Intensive Care Unit (ICU)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Indriarini
"Pemberian cairan secara konstan akan mempengaruhi irama sirkadian dan mempengaruhi fisiologi sistem kardiovascular, endokrin dan Ginjal. Tesis ini bertujuan menganalisis Perbedaan dampak pengaturan dan jenis cairan antara modifikasi Lemone & Burke (2008) dan cara biasa (konvensional) terhadap tanda-tanda vital dan keluaran urine?. Dengan desain Quasi Experimental dan rancangan Two-Way Repeated Measures Design, serta tehnik sampling Purposive sampling didapatkan 2 responden kelompok perlakuan, dan 9 responden kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan tekanan darah sistole, diastole, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan keluaran urin baik pada kelompok perlakuan maupun kontrol berdasarkan waktu. Ada perbedaan signifikan frekuensi nadi pada satu orang responden kelompok perlakuan (p = 0.024 ). Hasil penelitian menyarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jenis penyakit yang lebih homogen dan jumlah sampel yang lebih banyak.

Providing a constant fluid will affect the circadian rhythm and influence the physiology of cardiovascular system, endocrine and kidney. This thesis aims to analyze the "difference in the effects of fluid regulation and type of fluid between the modification Lemone & Burke (2008) and in the normal way (conventional) of vital signs and urine output." With Quasi- Experimental design and the design of Two-Way repeated Measures Design, and purposive sampling technique, was found two treatment groups of respondents, and 9 respondents in control group. The results showed no difference in blood pressure, systole, diastole, pulse rate, respiratory rate and urine output in both treatment and control groups based on time. There are significant differences in pulse rate on a single treatment group respondents (p = 0.024). The results suggest further research must be done with a more homogeneous disease type and number of samples to more."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29414
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadly Persi
"Isu tentang kekurangan pegawai seringkali terdengar, baik pada rumah sakit Pemerintah maupun Swasta, sebagaimana dialami dep Unit Laboratorium Klinik Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung. Hai inl disebabkan oleh karena beban kerja yang tinggi di unit tersebut.
Beban kerja yang tinggi pada unit tersebut, pada dasarnya disebabkan oleh banyaknya permintaan pemeriksaan laboratorium yang tidak sesuai dengan waktu yang tersedia pada satu periode waktu kerja, sehingga terjadi penambahan jam kerja.
Oleh karena itu, untuk menambah kebutuhan tenaga Analis, sudah sepantasnya dilakukan penghitungan beban kerja sehingga diperoleh sumber daya manusia yang sesuai dengan tingkat beban kerja di unit tersebut.
Penelitian ini merupakan peneiitian deskriptiif analitik dengan pendekatan kuantitatif, dimana untuk mengukur beban kerja digunakan pengukuran kerja studi waktu terhadap waktu yang dibutuhkan pada setiap tahapan pemeriksaan, sehingga diperoleh jumiah waktu setiap pemeriksaan.
Dengan menggunakan Teori Keseimbangan Gans diperoleh jumlah kebutuhan tenaga Analis sebanyak 25 orang per hari, dan dengan Formula Beban Kerja diperoleh 28 orang per hari, sehingga didalam memilih metode pengukuran jumlah tenaga, harus menetapkan Teori Keseimbangan Gads lebih tepat dan lebih efisien.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa di unit laboratorium klinik terdapat kekurangan tenaga sebanyak 6 orang per hari, dengan pertimbangan, jumlah ini dapat lebih dikurangi, apabila dilakukan beberapa perubahan-perubahan kebijakan di unit tersebut, sehingga tercapai tingkat kebutuhan tenaga yang lebih realistis.
Daftar Bacaan : 23 (1983 - 2000)

The Analysis on the Need of Analysts Based on Work Toad at the Clinical Laboratory Unit of Santo Borromeus Hospital, Bandung, 2000Issues on the lack of employees have been commonly exposed both at government and private hospitals, as encountered by the Clinical Laboratory Unit of Santo Borromeus Hospital In Bandung. This has been caused by the high work load at the unit.
This high work load is basically caused by the high demands for the laboratory examination services which are not in accordance to the available time in a period time of work, therefore, additional. working time is required.
In this regard, in order to meet the need for the analysts, it has been the time to calculate the existing work load so that the human resources in accordance to the said work load can be achieved.
This research is an descriptive-analytical one by applying the quantitative approach, at which to measure the work load, this study uses the time study of worked measurement over the time needed at every level of examination to measure the total time of each examination could be counted.
By using the Balanced-Line Theory, it is obtahted the total required number of analysts, that is, 25 persons per day, and with the Work Load Formula of 28 persons per day, so that in choosing the method of measurement of the total analysts, the writer considers the Balanced-Line Theory is more appropriate and efficient.
On the basis of the result of the research, a conclusion can be drawn that the clinical laboratory unit lacks of 6 persons per day, with the consideraton that this number can be lessened if some policy changes are taken at the unit, so that the more realistic requirement for analysts can be achieved.
Bibbllography : 23 (1983 - 2000)"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T5631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handrianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mencoba menerapkan metode servqual, yang merupakan salah satu alat ukur kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan mutu pelayanan jasa rawat inap di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
Dalam penyusunan kerangka konsep penelitian ini sebagai variabel dependen adalah variabel kepuasan menyeluruh yang meliputi harapan dan persepsi responden, dimana tingkat kepuasan dihitung berdasarkan kesenjangan nilai antara keduanya. Sedangkan sebagai variabel independen meliputi variabel mutu pelayanan yang tercakup dari lima dimensi servqual, yaitu tangible, reliabilty, responsiveness, assurance dan empathy.
Metodologi penelitian yang dilaksanakan adalah penilitian survei secara cross-sectional terhadap 118 responden selama 6 minggu di Instalasi Rawat Inap untuk kelas I,+ sampai dengan Suite. Dimana data yang diperoleh dari hasil penelitian ini kemudian dilakukan analisis dengan menggunakan metode reliabilitas, korelasi dan regresi, yang kesemuanya menggunakan program perangkat lunak komputer "Statistical Package for Social' Science" ( SPSS I PC + ).
Dari hasil penelitian terlihat bahwa 59,3 % dari responden merasa puas dengan pelayanan rawat inap di rumah sakit. Penggunaan metode servqual sebagai alas ukur kepuasan pelanggan, memperlihatkan adanya hubungan bermakna antara kepuasan menyeluruh responden dengan lima aspek dimensi metode servqual tersebut. Juga metode servqual memperlihatkan adanya kesenjangan antara jasa yang dipersepsikan dengan jasa yang diharapkan pelanggan.
Sebagai kesimpulan dari penelitian ini bahwa alat ukur metode servqual dapat mengidentifikasikan unsur-unsur pelayananan yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan terhadap mutu pelayanan serta unsur pelayanan mana yang memberikan pengaruh besar secara signifikan terhadap kepuasan menyeluruh pelanggan.
Oleh karena itu disarankan kepada pihak manajemen rumah sakit untuk menggunakan metode servqual dalam melakukan survei pengukuran kepuasan pelanggan. Karena penelitian ini membuktikan bahwa metode servqual dapat digunakan dan efektif untuk diterapkan di rumah sakit didalam mengukur kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan.
Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk perbaikan-perbaikan baik dari pihak rumah sakit maupun Program Studi Kajian Administrasi Rumah Sakit Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia didalam pengukuran kepuasan pelanggan dengan tujuan mendapatkan hasil yang optimal.

The Measurement of Customer Satisfaction by Servqual Method Regarding the in Patient Services of Santo Borromeus Hospital BandungThis research is aimed in applying servqual method, which is a way to measure customer satisfaction related to the quality of in-patient service in Santo Borromeus Hospital Bandung.
The study concept as a dependent variable is considered to be a general satisfaction variable, which comprises expectation and respondent's perception. The satisfaction level is evaluated based on the different between those two points. Whereas, being an independent variable includes the service quality variable, which is also included in five servqual dimensions, Le_ tangible, reliability, responsiveness, assurance and empathy.
The research methodology was carried out in a survey cross-sectional applied to 118 respondents for six weeks accommodated in first class room up to the suite. The data obtained was the analyzed by using reliability method, correlation and regression, packaged in computer software program call "Statistical Package for Social Science" { SPSSIPC + ).
The research showed us that 59,3 % of the respondents feel satisfied about the hospitalization. The application of servqual method as an instrument to compute the customer satisfaction shows a meaningful relation between a general customer satisfaction and five dimensional aspects of servqual method. The servqual method also indicated that there is a gap between perceptive service and expected service by the customers.
It could thus be concluded that servqual method can be used to identify the service quality and the service elements, it gives a significant effect to the general customer satisfaction. Hence the hospital management division is recommended to use servqual method when doing a survey to measure the customer satisfaction. As the research has proven that servqual method is useable and effective to be applied in a sickbay to measure the patient's satisfaction towards the service quality.
The result obtained from this study is expected to be useful for the improvements of both the hospital and the study of University of Indonesia's post graduate program about the hospital administration to evaluate the customer satisfation in order to get the optimal result.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Yennie
"ABSTRAK
Judul: Analisis Peran Komite Medik dalam Tata Kelola Klinis RumahSakit Era Jaminan Kesehatan Nasional: Studi Kasus pada RumahSakit Umum Daerah di Provinsi JambiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komite medik dalam tata kelolaklinis rumah sakit era Jaminan Kesehatan Nasional JKN pada Rumah SakitUmum Daerah RSUD di Provinsi Jambi pada tahun 2016. Penelitian dilakukanpada bulan Agustus sampai Desember 2016 di tiga RSUD kelas C denganpendekatan studi kualitatif. Teknik untuk memperoleh data adalah denganwawancara mendalam, telaah dokumen dan focused group discussion.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komite medik secara umum belumberperan optimal dalam tata kelola klinis rumah sakit era JKN pada RSUD KelasC Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi, baik dari sisi struktur, proses maupun outputmeskipun ada pula peran dan fungsi Komite Medik yang telah tertunaikan denganbaik. Kinerja Komite Medik sudah cukup optimal dilihat dari aspek sumber dayadan struktur organisasi. Komite Medik belum berperan optimal dalam proseskredensialing, pemeliharaan mutu profesi dan penjagaan disiplin/etika profesi.Sistem Jaminan Kesehatan Nasional memberi pengaruh baik terhadap perankomite medik dalam tata kelola klinis rumah sakit, karena terdapat beberaparegulasi atau peraturan pelaksana tentang JKN yang terintegrasi dengan perankomite medik, khususnya pada aspek kendali mutu kendali biaya. Peningkatankompetensi, etika dan disiplin profesi medik serta peningkatan kapasitas pengurusKomite Medik maupun Direktur Rumah Sakit merupakan upaya yang dapatmeningkatkan peran Komite Medik. Demikian juga halnya dengan pengelolaanorganisasi dan penyempurnaan regulasi terpadu terkait tata kelola klinis rumahsakit era JKN.Kata kunci: Komite Medik, tata kelola klinis, RSUD, Era JKN

ABSTRACT
Judul Analisis Peran Komite Medik dalam Tata Kelola Klinis RumahSakit Era Jaminan Kesehatan Nasional Studi Kasus pada RumahSakit Umum Daerah di Provinsi JambiPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komite medik dalam tata kelolaklinis rumah sakit era Jaminan Kesehatan Nasional JKN pada Rumah SakitUmum Daerah RSUD di Provinsi Jambi pada tahun 2016. Penelitian dilakukanpada bulan Agustus sampai Desember 2016 di tiga RSUD kelas C denganpendekatan studi kualitatif. Teknik untuk memperoleh data adalah denganwawancara mendalam, telaah dokumen dan focused group discussion.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Komite medik secara umum belumberperan optimal dalam tata kelola klinis rumah sakit era JKN pada RSUD KelasC Kabupaten Kota di Provinsi Jambi, baik dari sisi struktur, proses maupun outputmeskipun ada pula peran dan fungsi Komite Medik yang telah tertunaikan denganbaik. Kinerja Komite Medik sudah cukup optimal dilihat dari aspek sumber dayadan struktur organisasi. Komite Medik belum berperan optimal dalam proseskredensialing, pemeliharaan mutu profesi dan penjagaan disiplin etika profesi.Sistem Jaminan Kesehatan Nasional memberi pengaruh baik terhadap perankomite medik dalam tata kelola klinis rumah sakit, karena terdapat beberaparegulasi atau peraturan pelaksana tentang JKN yang terintegrasi dengan perankomite medik, khususnya pada aspek kendali mutu kendali biaya. Peningkatankompetensi, etika dan disiplin profesi medik serta peningkatan kapasitas pengurusKomite Medik maupun Direktur Rumah Sakit merupakan upaya yang dapatmeningkatkan peran Komite Medik. Demikian juga halnya dengan pengelolaanorganisasi dan penyempurnaan regulasi terpadu terkait tata kelola klinis rumahsakit era JKN.Kata kunci Komite Medik, tata kelola klinis, RSUD, Era JKN"
2017
T48632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Zein Assyidiqie
"Pasien anak memiliki risiko untuk mengalami penurunan kondisi klinis secara tiba-tiba hingga berakhir pada kematian. Perburukan klinis dapat dideteksi beberapa jam sebelum terjadinya kondisi serius yang mengancam jiwa sehingga dibutuhan suatu startegi untuk mendeteksi kegawatdaruratan penerapan sistem peringatan dini. Sejak tahun 2014, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menerapkan system skor nursing early warning scoring system(NEWSS) yang disusun berdasarkan modifikasi dari sistem skor serupa pada orang dewasa. Namun beberapa penelitian telah mengembangkan dan memvalidasi suatu sistem skor dengan tujuan yang sama yang digunakan sepsifik untuk pasien bayi dan anak, yakni pediatric early warning score(PEWS). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan PEWS dan NEWSS dalam mengidentifikasi deteriorasi klnis pasien anak yang dirawat di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan pada 81 anak yang datang ke instalasi gawat darurat (IGD), diukur skor PEWS dan NEWSS secara bersamaan, kemudian diamati selama 6 jam atau sampai terjadinya deteriorasi klinis. Sebanyak 51 anak mengalami deteriorasi klinis berupa rawat PICU (31 anak), intubasi (14 anak), resusitasi jantung paru (2), dan meninggal (4 anak).Kedua sistem skor, baik NEWSS dan PEWS dapat menilai dan memprediksi kejadian deteriorasi klinis pada anak (NEWSS AUC 0,77; 95% CI 0,68-0,88; p < 0,001 dan PEWS AUC 0,87; 95% CI 0,80-0,95; p < 0,001), serta memiliki spesifisitas yang sama baiknya pada nilai cutt-off5 (0,93; 95% CI 0,77-0,99 vs 0,96; 95% CI 0,82-0,99). Namun, skor PEWS memiliki sensitivitas yang lebih tinggi (0,80; 95% CI 0,66-0,90) dibandingkan dengan NEWSS (0,58; 95% CI 0,44-0,72). Oleh karena itu, sistem skor PEWS lebih baik dibandingkan NEWSS dalam mengidentifikasi deteriorasi klinis pasien anak yang di rawat di rumah sakit.

Pediatric patients have a risk of experiencing a sudden decrease in clinical condition until death. Clinical deterioration can be detected several hours before the occurrence of serious life-threatening conditions so that a strategy is needed to detect the emergence of an early warning system. Since 2014, Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta has implemented a nursing early warning scoring system (NEWSS) that was compiled based on a modification of a similar scoring system for adults. However, several studies have developed and validated a score system with the same purpose that is used specifically for infant and pediatric patients, namely pediatric early warning score (PEWS). This study aims to compare PEWS and NEWSS in identifying the clinical deterioration of pediatric patients who are hospitalized. The study was conducted on 81 children who came to the emergency department, measured PEWS and NEWSS scores simultaneously, then observed for 6 hours or until clinical deterioration occurred. A total of 51 children underwent clinical deterioration such as tranfser to pediatric intensive care (31 children), intubation (14 children), cardiac pulmonary resuscitation (2), and death (4 children). Both score systems, NEWSS and PEWS, can assess and predict the incidence of clinical deterioration in children (NEWSS AUC 0.77; 95% CI 0.68-0.88; p <0.001 and PEWS AUC 0.87; 95% CI 0, 80-0.95; p <0.001), and have the same good specificity at a cut-off value of 5 (0.93; 95% CI 0.77-0.99 vs. 0.96; 95% CI 0.82- 0.99). However, the PEWS score has a higher sensitivity (0.80; 95% CI 0.66-0.90) compared to NEWSS (0.58; 95% CI 0.44-0.72). Therefore, the PEWS score system is better than NEWSS in identifying clinical deterioration of pediatric patients treated in hospitals."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>