Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58042 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salmadhia Putri Adiba
"ABSTRAK
Hipokrisi, yang kita ketahui sebelumnya hanya berarti adanya kontradiksi antara apa yang dikatakan dengan yang dilakukan. Ternyata, menurut Roger Crisp dan Christopher Cowton dalam artikel Hypocrisy and Moral Seriousness 1994 , hipokrisi berbentuk lebih dari sekedar pengertian tersebut. Bentuk-bentuk hipokrisi menurut Crisp dan Cowton akan membawa tulisan ini untuk membahas mengenai hipokrisi apa saja yang terdapat dalam salah satu karya sastra Prancis abad 20, yaitu drama Lorsque l rsquo; nfant Para t karya Andr Roussin yang diterbitkan pada tahun 1959. Tulisan ini akan menggunakan metode kualitatif dengan menganalisis aspek naratifnya. Hasil analisis menunjukan ada empat bentuk hipokrisi yang ditampilkan oleh tiga tokoh utama dalam drama Lorsque l rsquo; nfant Para t.

ABSTRACT<>br>
Hypocrisy is a contradiction between what is said and done. However, according to Roger Crisp and Christopher Cowton in their article, Hypocrisy and Moral Seriousness 1994 , hypocrisy means more than that. The forms of hypocrisy as stated by Crisp and Cowton will underlie this paper to discuss any hypocrisy in one of the 20th century French literary works, Lorsque l 39 nfant Para t by Andr Roussin published in 1959. This paper will use qualitative method through analysis of their narrative aspect. The results show that there are four forms of hypocrisy proposed by Crisp and Cowton show by three main characters in Lorsque l 39 nfant Para t."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Muchlisah Mustika
"Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu karya Andre Roussin dalam bukunya 2 Chefs-d'oeuvre d'Andre Roussin. La Petite Hutte suivi de Lorsque L'enfant Parait_ yang diterbitkan oleh Coulommiers, Paris pada tahun 1959. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jenis-jenis konflik yang terdapat dalam drama Lorsque L'enfant Parait. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan struktural yang berlandaskan pada teori aspek karya naratif oleh Tzvetan Todorov, teori sintagmatik dan paradigmatik oleh Roland Barthes, serta teori M.P Schmitt dan A. Viala mengenai sekuen. Di samping itu digunakan juga teori Gustave Freytag yang mengemukakan tahap-tahap dramatik dalam Lorsque L'enfant Parait. Penelitian diawali dengan penyusunan sekuen sebanyak lima puluh tiga sekuen yang menampilkan konflik-konfik pada tokoh-tokoh cerita. Melalui fungsi utama dapat terlihat bahwa masalah kehamilan yang tidak direncanakan telah menimbulkan konflik-konflik pada tokoh-tokoh. Berdasarkan analisis tahap-tahap dramatik dapat terlihat konflik-konflik yang terjadi pada masing-masing tokoh dan perkembangan konflik-konflik itu sendiri. Analisis berikutnya adalah analisis tokoh yang menampilkan perbedaan sifat, karakter, kepentingan dan pandangan antar tokoh yang merupakan potensi terjadinya konflik. Analisis tokoh menampilkan pula konflik batin yang terjadi pada tokoh-tokohnya. Analisis latar ruang dan waktu menampilkan keadaan masyarakat Perancis, terutama di kota Paris, pada tahun 1950-an yang melatari cerita. Penelitian di atas menunjukkan konflik-konflik pada tokoh-tokoh yang terjadi dalam cerita, yang dapat dibedakan atas konflik internal dan konflik eksternal. Konflik internal sendiri , terdiri dan dua macam konflik, yaitu: konflik batin dan konflik perbedaan kepentingan. Sedangkan konflik eksternal dapat dibedakan menjadi: konflik antar generasi, konflik antar individu, konflik antara individu dan masyarakat, konflik perbedaan pandangan, dan konflik perbedaan kepentingan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rayhan Yunus Rangkuti
"Pedofilia menjadi salah satu permasalahan yang beberapa kali melibatkan institusi gereja, baik di Prancis maupun di beberapa belahan dunia yang lain. Salah satu film yang mengangkat permasalahan tersebut adalah film La ville dont le prince est un enfant yang memperlihatkan seorang pastor yang memiliki konflik batin di dalam dirinya berkaitan dengan masalah seksualitas. Artikel ini akan mengungkap permasalahan seksualitas dalam institusi gereja melalui pergulatan Pradts sebagai tokoh utama. Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif kajian film dengan menganalisis unsur naratif dan sinematografis film dan konsep psikoanalisis Freud tentang struktur kepribadian manusia dan mekanisme pertahanan diri. Hasil analisis menunjukkan bahwa institusi gereja sebagai superego berperan sangat penting terhadap tindakan dan seksualitas para tokoh. Superego yang sangat dominan berhasil membuat Pradts menjalankan mekanisme pertahanan dirinya dengan baik, sehingga kecemasan dan seluruh ancaman tetap berada di luar kesadarannya.

Pedophilia is one of the problems that has involved church institutions several times, both in France and in several other parts of the world. One of the films that raises this issue is La ville dont le prince est un enfant which shows a priest who has an inner conflict within himself related to sexuality issues. This article will reveal the problem of sexuality in church institutions through the struggles of Pradts as the main character. This research will use a qualitative method of film study by analyzing the narrative and cinematographic elements of the film and Freudian psychoanalysis concepts which consists of the structure of the human personality and self-defense mechanisms. The results show that the church institution as the superego plays a very important role in the actions and sexuality of the characters. The very dominant superego managed to make Pradts run his defense mechanism well, so that anxiety and all threats remained outside of his consciousness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Kartika Dewi
"Patriarki adalah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan dalam berbagai aspek. Posisi laki-laki yang lebih dominan ketimbang perempuan memunculkan praktik misogini. Artikel ini membahas wacana misogini yang diperlihatkan melalui respons tokoh laki-laki terhadap tindakan pemberontakan tokoh-tokoh perempuan dalam roman LÉcole des Femmes karya Andre Gide. Metode kualitatif diterapkan dalam artikel ini untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Dengan menggunakan pendekatan struktural dari Roland Barthes dan kajiannaratologi Gérard Genette, roman ini dikaji melalui aspek sintagmatik, paradigmatik, serta fokalisasi. Konsep misogini yang dikemukakan oleh Jack Holland digunakan dalam artikel ini untuk melihat praktik-praktik misogini yang muncul melalui usaha tokoh perempuan melepaskan diri dari otoritas laki-laki. Dalam menganalisis kekuasaan wacana misogini pada lingkup budaya patriarki, artikel ini juga menggunakan teori analisis wacana kritis dari Norman Fairclough yang difokuskan pada konteks dalam teks. Artikel ini mengungkapkan representasi wacana misogini yang membentuk pola pikir masyarakat, sehingga memiliki kekuasaan untuk mempertahankan sistem sosial patriarki.

Patriarchy is a social system that put men as the primary holder of power in every aspect. The position of men that is more dominant than womens evoke the practice of misogyny. This article discusses the discourse of misogyny shown by the male characters responses to the rebellion of female characters in the novel LÉcole des Femmes by André Gide. Qualitative methods are applied in this article to discuss the focus of the study in a descriptive and in-depth manner. Using the structural approach by Roland Barthes and the study of narratology by Gérard Genette, this novel will be examined through syntagmatic, paradigmatic, and focalisation aspects. The concept of misogyny by Jack Holland is used in this article to see misogyny practices arising from the efforts of female figures to break away from the authority of male. To analyze the power that discourse of misogyny holds in patriarchal culture, this article will also use Norman Faircloughs theory of critical discourse analysis focused on context in the text. This article finds that the representation of misogynys discourse shapes the societys mindset, therefore, it has the power to maintain patriarchy as a social system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edlina Hafmini Eddin
"ABSTRAK
Dalam pembahasan yang terdiri dari 2 bab, telah diurai_kan rangkaian cerita Les Faux-Monnayeurs dan masalah penuturnya. Sebagaimana telah dikemukakan dalam pendahuluan, tujuan penelitian ini adalah mengemukakan identitas penutur, menemukan kedudukan serta perannya dalam karya. Analisis karya dimulai dengan membuat urutan satuan cerita Les Faux-Monnayeurs dan mencari hubungan sebab akibat satuan-satuan cerita tersebut untuk mendapatkan logika narasi. Hal itu tidak dapat dilakukan karena secara keseluruhan satuan-satuan cerita tersebut tidaklah berkaitan. Oleh karena itu, langkah selanjutnya adalah mengelompokkan satuan-satuan cerita menurut tokoh untuk mendapatkan alur tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya ini. Ternyata alur-alur tersebut juga tak saling berkait, tidak didapat kesatuan cerita. Namun demikian tokoh-tokoh yang terdapat dalam roman ini mempunyai hubungan dengan

"
1985
S14378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Arifiati R.
"Skripsi ini adalah penelitian mengenai wujud tema petualangan dalam roman La Voie Royale tersebut di atas. Tujuannya ialah untuk mengemukakan perwujudan tema petualangan roman La Voie Royale melalui unsur-unsur struktur karya, yaitu pengaluran, alur, penokohan dan penyajian latar.
Penelitian pengaluran dilakukan dengan menganalisis USIC, penelitian alur dengan menganalisis Fungsi Utama beserta Bagan Fungsi Utama dan Skema Aktansial, penelitian penokohan dengan menganalisis indeks tokoh dan penyajian tokoh, sedangkan penelitian penyajian latar dengan menganalisis indeks Iatar serta cara latar disajikan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tema petualangan dalam karya ini dituangkan melalui kisah dua orang tokoh utama yang melakukan perjalanan berbahaya menantang maut, yang dilakukan karena dilatarbelakangi oleh obsesi akan kematian, dengan tujuan untuk meraih eksistensi.
Semua unsur karya dalam pengaluran, alur, penokohan dan penyajian latar, tampil menunjang penonjolan tema petualangan dalam La Voie Royale."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Andika
"ABSTRAK
Artikel ini membahas gagasan penolakan kemunafikan dalam beragama yang diperlihatkan melalui tokoh-tokoh perempuan dalam roman L rsquo; cole des Femmes karya Andr Gide. Metode kualitatif digunakan dalam artikel ini untuk membahas fokus kajian secara deskriptif dan mendalam. Dengan menggunakan pendekatan struktural Roland Barthes, roman berlatar khas keluarga bourgeois Prancis di akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 ini diteliti melalui aspek naratif yang melibatkan aspek sintagmatik dan paradigmatik. Konsep kesetaraan gender yang dikemukakan oleh Simone de Beauvoir jugadiperlukan guna melihat usaha tokoh perempuan dalam melepaskan diri dari belenggu otoritas laki-laki. Dalam teks ini, tokoh perempuan menunjukkan perlawanannya atas tindakan tokoh laki-laki yang menggunakan agama sebagai pembenaran atas praktik patriarkalnya. Agama yang dijadikan laki-laki sebagai alat untuk mengesahkan tindakan patriarkal merujuk pada tindakan munafik dalam beragama.
ABSTRACT

AbstractThis article discusses the idea of rejection of religious hypocrisy shown by female characters in Andr Gide 39 s L 39 cole des Femmes. Qualitative methods are used in this article to discuss the focus of the study in descriptive and in depth. Using the structural approach of Roland Barthes, the romance of a typical French bourgeois family in the late nineteenth to early twentieth centuries was examined through a narrative aspect involving both syntagmatic and paradigmatic aspects. The concept of gender equality proposed by Simone de Beauvoir is also necessary to see the efforts of female characters to escape from the shackles of male authorities. In this text, women 39 s figures show their opposition to the actions of male figures who use religion as justification for their patriarchal practices. Religion that men make as a means to legitimize patriarchal acts refers to religious acts of hypocrisy.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Junod, Charles-Andre
Geneve: Imprimerie de la Tribune de Geneve, 1962
FRA 338.9 JUN l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Lesmana
"Michelle Lesmana Kerumitan Penyajian Roman These Karya Andre Gide (di bawah bimbingan DR. Apsanti Djokosujatno), Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Depok, 1993. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperlihatkan penyajian roman These yang khas dan rumit. Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan struktural dan teori yang dipakai adalah teori Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik, teori Todorov mengenai cerita ideologis dan cerita mitologis, teori Hudson tentang penokohan dan teori E.M. Forster tentang tokoh bulat dan tokoh datar.
Setelah penelitian dilakukan ternyata satuan-satuan isi cerita These dapat dikelompokkkan ke dalam subcerita-subcerita yang dapat berdiri sendiri dari segi histoire. Subcerita-subcerita tersebut mempunyai tema yang sama yaitu nilai manusia terletak pada usahanya untuk mengabdi bagi kemanusiaan. Sebagian dari subcerita-subcerita itu dimasukkan ke dalam cerita pokok dengan cara enchessement dan sebagian lagi dengan cara alternance. Banyaknya subcerita-subcerita yang merupakan cerita berbingkai, mengakibatkan pengaluran tokoh These terpotong-potong dalam gugus-gugus episode. Abstraksi fungsi-fungsi utama diperlukan untuk menemukan hubungan antara cerita pokok dan subcerita-subcerita yang kehadirannya secara sepintas lalu seperti tak memiliki hubungan yang langsung dan dalam.
Abstraksi itu perlu dilakukan karena cerita These menggambarkan pemikiran-pemikiran yang menjadi penghubung episode-episode. Pengaluran tersebut menunjukkan bahwa cerita These termasuk cerita ideologis. Pengaluran roman These juga berkaitan erat dengan penutur, karena cerita yang berlapis-lapis tersebut diiringi pula oleh aspek penuturan yang berlapis-lapis. Penokohan roman These juga sangat khas karena tokoh-tokoh dalam roman tersebut, selain ditampilkan melalui deskripsi tokoh These juga dibiarkan berbicara sendiri (melalui kutipan] sehingga pembaca seolah merasakan kehadiran mereka secara langsung dan hidup. Kekhasan penokohan dalam These juga dicapai berkat tokoh-tokoh yang hampir seluruhnya digambarkan sebagai tokoh bulat yang memiliki banyak segi, baik kelebihan maupun kekurangan mereka masing-masing. Tokoh-tokoh bulat tersebut ditampilkan secara langsung maupun tak langsung. Dari hasil penelitian terungkap bahwa roman These memiliki penyajian yang khas dan rumit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jelita Anggreini
"Makalah ini meneliti tentang representasi remaja homoseksual dalam novel Call Me By Your Name karya Andre Aciman, dan bagaimana beberapa kriteria khusus dalam pengembangan karakter remaja homoseksual tersebut terlupakan. Meskipun Aciman telah berhasil dengan indah menggambarkan keadaan jatuh cinta, dengan menggunakan diksi yang artistik, Aciman masih belum berhasil untuk memasukkan beberapa hal penting dalam karakterisasi tokoh remaja homoseksual dalam novel Call Me By Your Name. Selain itu, sebagai seorang anak laki-laki yang menyukai seorang pria untuk pertama kalinya, penggambaran Elio, nama tokoh remaja homoseksual dalam novel, seharusnya dijelaskan lebih detail layaknya homoseksual pada umumnya yang mengalami situasi yang sama seperti Elio.
Isi makalah ini lebih kurangnya akan membahas karakterisasi Elio sebagai remaja homoseksual yang baru beranjak dewasa. Hal lain yang yang akan dibahas adalah tiga poin penting yang hilang dalam penggambaran karakter Elio. Penemuan tiga hal tersebut akan diuraikan dan dianalisis berdasarkan perspektif teori orientasi seksual yang dikombinasikan berdasarkan penelitian-penelitian yang sudah ada sebelumnya mengenai representasi remaja homoseksual. Pada akhirnya, representasi remaja homoseksual yang akurat sangatlah penting karena hal tersebut akan dihubungkan dengan nilai-nilai yang dimiliki pembaca novel tersebut.

This paper scrutinizes a representation of homosexual on emerging adulthood in Andre Aciman’s Call Me By Your Name, and how certain criterias to develop the character have been missed. Although Aciman successfully wrote a beautiful act of falling in love by using sophisticated words, Aciman still failed to show some important things for the characterization of a homosexual on emerging adulthood. Moreover, as a homosexual boy who liked a man for the first time, the depiction of Elio—the name of the homosexual boy, is supposed to be well-described as mostly other homosexuals on his age/situation.
The content of this paper will likely to examine the characterization of Elio as a coming of age homosexual. The next thing that will be discussed is about the three major things that Aciman failed to depict on Elio’s character on his situation, in which the findings will be elaborated by sexual orientation perspectives and some researches about homosexuals on emerging adulthood. At last, a correct representation of homosexuals on emerging adulthood is really significant since it also relates to the readers’ values and experiences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>