Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samiha
"ABSTRAK
Artikel ini membahas penerapannama keluarga dalam sistem penamaan bagi masyarakat di Republik Turki. Sistem penamaan keluarga bagi masyarakat Turki merupakan salah satu reformasi sosial budaya di Turki sejalan dengan gagasan modernisasi sejak awal negara modern Turki dibentuk. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sejarah penerapannama keluarga, pola serta karakteristik, dan juga pengaruh penggunaan nama keluarga di Turki. Tulisan artikel ini disusun sebagai suatu studi kualitatif deskriptif dengan menggunakan studi pustaka. Hasil penelitian menemukan bahwa pengunaan nama keluarga di Republik Turki telah memberikan identitas baru sistem penamaan bagi masyarakat Turki. Dalam sistem penamaan yang mengacu kepada sistem Eropa, nama keluargaterletak paling belakang dalam deretan nama seorang individu dan mengambil garis dari nama bapak laki-laki mengikuti sistem patrilineal. Nama keluarga Turki ini juga unik karena dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori, yaitu nama keluarga terkait fisik ayah, kepribadian ayah, profesi ayah, peristiwa sejarah atau nenek moyang, dan terkait alam semesta. Meskipun penerapan nama keluarga dimunculkan sejalan dengan dukungan terhadap kesetaraan gender yang mengacu kepada feminisme Barat, dan telah melindungi perempuan Turki dari tindakan poligami, namun sistem nama keluarga yang mengacu kepada nama laki-laki masih dianggap sebagai suatu bentuk pembatasan kebebasan hak perempuan dalam menggunakan nama. Kritik ini melahirkan perubahan ke arah pembebasan perempuan dalam menentukan pilihan untuk tetap menggunakan nama belakangnya pada masa gadis sebelum nama keluarga suaminya.

ABSTRACT<>br>
This article discusses the application of surnames in a naming system for society in the Republic of Turkey. The surnames system for Turkish society since the beginning is one of the social cultural reforms in Turkey with the idea of modernizing the modern state of Turkey. This article aims to explain the history of the application of surnames, patterns, characteristics, and the influence of the application of surnames in Turkey. the article is structured as a descriptive qualitative study with literature studies. The results found that the use of surnames in the Republik of Turkey has given the new identity of the naming system for Turkish society. In a naming system that refers to the European system, the surname lies at the back of an individual 39 s name and takes from the father male or the patrilineal system. The Turkish surname are unique because it can be classified into several categories, related to the father 39 s personality, physical and profession of father, related historical events or the ancestor of the family, and related to the universe. Although the application of surnames come along with support for gender equality that refers to Western feminism and has protected Turkish women from polygamy, the surname system refers to the male name is still regarded as a form of restricting women 39 s freedom of expression in the name. The criticism spawned a change in the liberation of women in making the choice to keep her surname in the girlhood before the surname of her husband."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Amalia
"Penelitian ini membahas munculnya stereotip gender pada pekerjaan yang disajikan dalam buku ajar bahasa asing dari aspek visual. Bab 7 berjudul Berufe dalam buku ajar bahasa Jerman studio [21] A1 dipilih menjadi korpus penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menjelaskan fenomena stereotip gender dalam pekerjaan yang tersaji dalam gambar menggunakan teori visual grammar dari Kress dan van Leeuwen (2006) dan teori gender nature dan nurture dari Wilson (1975). Hasil penelitian menunjukkan bahwa teori nature lebih banyak digambarkan pada jenis-jenis pekerjaan dalam buku ajar, seperti die Sekretärin dan die Kinderbetreuerin yang mencerminkan peran domestik, serta der Kfz-Mechatroniker, der Sport- und Fitnesskaufmann dan der Chef yang juga mencerminkan nature pada laki-laki yaitu menjadi logis, kuat, dan menjadi pemimpin. Akan tetapi, ada jenis-jenis pekerjaan yang tidak dikhususkan untuk gender tertentu atau mencerminkan teori nurture, seperti der Koch dan die Köchin serta der Friseur dan die Friseurin.

This study discusses the emergence of gender stereotypes in occupations presented in foreign language textbooks from the visual aspect. Chapter 7 entitled Berufe in the German textbook studio [21] A1 was chosen as the research corpus. The method used in this research is qualitative and purposive sampling technique. This research aims to see and explain the phenomenon of gender stereotypes in work presented in images using Kress and van Leeuwen's (2006) visual grammar theory and Wilson's (1975) nature and nurture gender theory. The results show that the nature theory is mostly depicted in the occupations in the textbook, such as die Sekretärin and die Kinderbetreuerin which reflect domestic roles, as well as der Kfz-Mechatroniker, der Sport- und Fitnesskaufmann and der Chef which also reflect the nature in men, namely being logical, strong, and being a leader. However, there are occupations that are not gender-specific or reflect nurture theory, such as der Koch and die Köchin and der Friseur and die Friseurin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Listra
"Kesetaraan gender tetap menjadi isu yang persisten di tempat kerja di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Studi ini menggunakan Teori Organisasi Berperspektif Gender Acker untuk menyelidiki praktik kesetaraan gender dan menganalisis dampak gender mainstreaming di Organisasi Keuangan Pemerintah Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan 31 peserta yang dipilih melalui purposive sampling pada tahun 2023. Metode kualitatif dipilih untuk menangkap pengalaman dan perspektif karyawan di tempat kerja. Temuan awal menunjukkan bahwa ketidaksetaraan gender hadir di Organisasi Keuangan Pemerintah, dengan perempuan yang kurang diwakili dalam posisi kepemimpinan dan mengalami diskriminasi dan bias berbasis gender dalam aktivitas harian mereka. Temuan mengidentifikasi empat tema penting yang menghambat atau mendukung kesetaraan gender di institusi: (a) Proses Pengorganisasian Berperspektif Gender, (b) Narasi Pekerja Ideal dan Beban Ganda, (c) Norma Gender yang Tersirat dan (d) Praktik Pelaksanaan Pekerjaan, serta persepsi pegawai terhadap dan Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG). Studi ini menunjukkan nilai penggunaan Teori Organisasi Berperspektif Gender Joan Acker untuk memahami sifat berperspektif gender Organisasi Keuangan Pemerintah Indonesia sebagai tempat kerja dan menyoroti kebutuhan penelitian yang berkelanjutan untuk mempromosikan kesetaraan gender di organisasi pemerintah.

Gender equality is a critical issue in organizations worldwide, and understanding its dynamics within specific contexts is essential for promoting inclusive and equitable workplaces. The study used Acker's Theory of Gendered Organizations to investigate the practice of gender equality and to analyze the impact of gender mainstreaming in the Indonesian Ministry of Finance (MoF), a significant government institution responsible for shaping economic policies and financial decision-making in the country. The data was collected through interviews with 31 participants that were selected through purposeful sampling in 2023. The qualitative method chosen to capture the experiences and perspectives of employees in the workplace. The findings identify four critical themes that either hinder or support gender equality within institutions: The finding identifies four important themes that either hinder or support gender equality in institutions: (a) Gender-Perspective Organizational Processes, (b) Ideal Worker Narratives and Double Burden, (c) Implicit Gender Norms, and (d) Workplace Organizational Logic, as well as employees' perceptions of and the Implementation of Gender Mainstreaming (PUG). This study demonstrates the value of using Joan Acker's Gendered Organization theory to understand the gendered nature of the institution as a workplace. It highlights the need for ongoing research to promote gender equality in government organizations."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Candisa Azzahra Mulyawati
"Yves Saint Laurent adalah salah satu rumah mode Prancis, yang berdiri pada 1961 dalam kurun waktu periode tiga puluh tahun kejayaan Prancis atau yang disebut dengan Le trente glorieuses (1945-1975). Seiring kemajuan perekonomian Prancis pada zaman itu, hal lain pun secara tidak langsung terkena dampaknya, salah satunya ialah timbul gerakan revolusi seksual serta isu-isu kesetaraan gender. Dalam artikel ini, penulis akan mengkaji perubahan konstruksi gender selama kurun waktu tersebut melalui mode, khususnya model desain koleksi haute couture Yves Saint Laurent. Penelitian ini akan memakai metode kualitatif Creswell (2013), konsep gender Butler (1990), serta teori Dekonstruksi Derrida (1967). Ketiganya akan dipakai untuk menganalisis korpus koleksi gambar pakaian haute couture Yves Saint Laurent di situs collection.museeyslparis.com, dengan tambahan referensi artikel How Yves Saint Laurent changed fashion oleh Healy (2015) melalui situs dazeddigital.com dan artikel Le Smoking Forever dalam situs wmagazine.com oleh Petrarca (2015). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat makna gender yang terdekonstruksi melalui model pakaian haute couture Yves Saint Laurent. Temuan ini diikuti dengan dua makna penting tentang gender yang juga sesuai dengan konsep gender Butler (1990) melalui ketiga sampel desain yang dianalisis, bahwa: 1). gender adalah sebuah spektrum (eksistensinya dalam diri seseorang tidak dapat diketagorikan hanya dalam satu atau dua definisi), 2). gender adalah sesuatu yang akan selalu berubah dan bertransformasi sesuai perkembangan zaman. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa desain haute couture Yves Saint Laurent visioner dan relevan terhadap isu sosial di masa yang akan datang.

Yves Saint Laurent is a French fashion house, which was founded in 1961 during the thirty- year period of the French heyday or what is called Le trente Gglorieuses (1945-1975). Along with the progress of the French economy at that time, other things were also indirectly affected, one of which was the emergence of the sexual revolution movement and issues of gender equality. In this article, the author will examine changes in the construction of gender during this period through fashion, especially Yves Saint Laurent's haute couture collection designs. This research will use Creswell's qualitative method (2013), Butler's gender concept (1990), and Derrida's Deconstruction theory (1967). All three will be used to analyze the corpus of Yves Saint Laurent's haute couture clothing image collection on the website collection.museeyslparis.com, with additional references to the article How Yves Saint Laurent changed fashion by Healy (2015) via the dazeddigital.com website and the article Le Smoking Forever on the wmagazine.com by Petrarca (2015). The results of the study show that gender meaning is proven to be deconstructed through Yves Saint Laurent's haute couture clothing model. This finding is followed by two important meanings about gender which are also following Butler's (1990) concept of gender through the three sample designs analyzed, that: 1). gender is a spectrum (its existence in a person cannot be categorized in only one or two definitions), 2). Gender is something that will always change and transform according to the times. This also shows that Yves Saint Laurent's haute couture designs are visionary and relevant to social issues in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pera Utami
"ABSTRAK
Budaya memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan karakter serta pola pengambilan keputusan dalam sebuah negara yang pada akhirnya juga bepengaruh terhadap kesetaraan gender di negara tersebut. Penelitian ini akan menganalisis budaya di Filipina sebagai bagian dari kawasan Asia Tenggara yang dipengaruhi oleh budaya Spanyol dan Amerika Serikat. Adapun studi kasus dalam penelitian ini adalah revisi kebijakan parental leave tahun 2017, yakni Senate Bill No. 1305 sebagai contoh dari hasil kebijakan yang diproduksi olehpemerintah Filipina sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya peran ayah dan ibu dalam pemeliharaan sebuah keluarga. Penelitian terdahulu mengenai gender dan negara telah menunjukkan bahwa gender merupakan sebuah elemen yang penting dalam pertimbangan pembuatan kebijakan sebuah negara. Sementara itu, gender erat kaitannya dengan budaya yang berkembang dalam sebuah masyarakat. Dengan menggunakan teori gender dan metode kualitatif, penelitian ini menganalisis pengaruh budaya asing yang masuk ke Filipina sehingga mampu memberikan pengaruh pada masyarakat Filipina termasuk kesadaran masyarakat terhadap relasi gender. Penelitian ini juga menganalisis hubungan antara kesetaraan gender di Filipina tersebut dengan revisi kebijakan parental leave dengan melakukan wawancara dan observasi langsung di Manila, Filipina. Temuan dari penelitian ini menemukan adanya percampuran budaya dari Spanyol dan Amerika Serikat telah memberikan kontribusi yang besar terhadap budaya masyarakat Filipina kontemporer.

ABSTRACT
Culture has a large influence in the formation of character and decision-making patterns in a country which would also influence the gender equality in the country. This research analyzes the culture in the Philippines as part of the Southeast Asia region which was influenced by the Spanish and American culture. As for the case studies in this research is the revision of the parental leave policy in the year 2017, i.e. the Senate Bill No. 1305. This bill is an example of a gender-based policy made by the Philippine Government to note the importance of father and mother to nurture a family. Some previous researches on gender and states had shown that gender is an important element in the consideration of a State policy making. Meanwhile, gender is deeply connected with the culture that exist in a society. By using the theory of gender and qualitative methods, this research analyzes the influence of foreign cultures in the Philippines society which then also influenced the awareness in the society towards the equality in the gender relations. The research also analyzes the connection between gender equality in the Philippines with the revision of the parental leave policy by doing interviews and direct observation in Manila, the Philippines. The findings of this research shown the existence of the cultural mixture of Spanish and American had given great contribution to the culture in the contemporary Philippines society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sariah
"Kajian ini membahas kesetaraan gender dalam tuturan yang digunakan pada novel Kuantar ke Gerbang karya Ramadhan K.H. yang dikaji secara pragmatik untuk merekam jejak kesetaraan gender dalam novel sejarah. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif-deskriptif. Data dikumpulkan dengan cara menyimak dan mencatat tuturan yang mengandung kesetaraan gender yang terdapat dalam novel tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesetaraan gender dalam tuturan yang digunakan pada novel tersebut mengandung empat tuturan ilokusi dalam sumber penelitian pada novel Kuantar ke Gerbang, yaitu asetif, ekspresif, direktif, dan komisif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tindak tutur ilokusi Searle (1979). Tindak tutur asertif, ekspresif, direktif, dan komisif yang digunakan mengekspresikan bentuk dan makna kesetaraan gender melalui tokoh Inggit dan Kusno yang merupakan dua tokoh sentral dalam novel tersebut. Sebagai novel yang berhubungan dengan peristiwa sejarah, pergerakan pemuda meraih kemerdekaan Indonesia mengalami banyak tekanan dari penguasa, Pemerintah Hindia Belanda. Tokoh Inggit sebagai seorang perempuan memiliki pemikiran dan perilaku yang menunjukkan kemajuan dan antikejumudan. Wanita ulet dan merdeka yang lebih mengutamakan kebahagiaan bukan kemewahan. Tuturan yang digunakan dalam novel tersebut mengandung makna kesetaraan gender yang menjadi dasar bahwa sejak awal berdirinya Republik Indonesia sudah didasarkan pada isu-isu kemandirian dan kemajuan wanita meskipun tuturan tersebut hanya terekam dari dua tokoh Inggit dan Kusno."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2023
400 BEBASAN 10:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Anisa Dewi
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana pemahaman murid di sekolah formal khusus perempuan terkait kesetaraan gender yang diukur melalui enam indikator ketercapaian pemahaman yaitu remember, understand, apply, analyze, evaluate, dan create. Selain itu, skripsi ini juga membahas mengenai tranformasi teknologi “people-changing” seperti apa yang telah dilakukan sekolah sebagai HSO (Human Service Organization) dalam mewujudkan kesetaraan gender. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Penelitian ini dilakukan di SMA X Jakarta (nama sekolah disamarkan) dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan studi dokumen. Teknik pemilihan informan pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan melibatkan empat belas informan yaitu murid kelas 10, 11, dan 12 dari seluruh jurusan (IPA, IPS, dan Bahasa), guru, dan kepala sekolah di SMA X Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa murid-murid di SMA X Jakarta telah memiliki pemahaman yang cukup baik terkait kesetaraan gender yang merupakan hasil dari upaya transformasi “people-changing” yang telah dilakukan sekolah melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

This thesis discusses on how students in formal schools for women understand gender equality as measured by six indicators of understanding achievement, namely remember, understand, apply, analyze, evaluate, and create. In addition, this thesis also discusses the "people-changing" technological transformation that has been carried out by schools as HSOs (Human Service Organizations) in realizing gender equality. This research uses a qualitative approach that uses case studies as the type of research. This research was conducted at SMA X Jakarta (pseudonym) using data collection techniques such as interviews and document studies. The informant selection technique in this research used a purposive sampling technique and involved fourteen informants, specifically students in grades 10, 11, and 12 from all majors (science, social studies, and language), teachers, and principal at SMA X Jakarta. The results showed that the students at SMA X Jakarta already had a fairly good understanding of gender equality which was the result of the "people-changing" transformation efforts that the school had carried out through intra-curricular and extracurricular activities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadillah Archieansyah
"Ekonomi neoliberal yang diusung oleh negara liberal adalah awal dari terlepasnya ekonomi dari relasi sosial. Neoliberal membuat gagasan hubungan sosial berkurang yang menyebabkan kesalahan ekonomi. Pengurangan yang dilakukan oleh ekonomi neoliberal menyebabkan ekonomi tercerabut dari relasi sosial. Penarikan ekonomi dari hubungan sosial menyebabkan penurunan status ontologis manusia dan alam. Sistem ekonomi neoliberal menyebabkan segala sesuatu dikomodifikasi dan diperdagangkan dalam mekanisme pasar yang mengakibatkan kehancuran manusia dan alam. Masalah terputusnya ekonomi dari hubungan sosial dapat diselesaikan melalui pemikiran ekonomi yang tertanam dari Karl Polanyi dan konsep masyarakat stasioner John Stuart Mill.

The neoliberal economy promoted by the liberal state is the beginning of the detachment of the economy from social relations. Neoliberals make the idea of ​​social relations diminish which leads to economic error. The reduction made by neoliberal economics causes the economy to be uprooted from social relations. The economic withdrawal from social relations leads to a decline in the ontological status of humans and nature. The neoliberal economic system causes everything to be commodified and traded in a market mechanism which results in the destruction of humans and nature. The problem of the disconnection of the economy from social relations can be solved through the embedded economic thought of Karl Polanyi and John Stuart Mills concept of stationary society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: United Kingdom Oxford University Press, 2017
303.482 GLO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Shalimar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap strategi Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) sebagai gerakan kesetaraan gender berbasis agama dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa gerakan kesetaraan gender secara umum berada di posisi yang berseberangan dengan agama dikarenakan aktor di dalam institusi agama yang menganut dan mempraktikan nilai patriarki. Strategi yang digunakan KUPI dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender meliputi pendekatan komunikasi, pendidikan, advokasi kebijakan, dan kemitraan dengan kelompok-kelompok lain yang memiliki visi yang sama dengan KUPI. Penelitian ini menggunakan konsep gerakan sosial menurut Anthony Giddens dan pendekatan mobilisasi sumber daya dalam gerakan sosial oleh J. Craig Jenkins untuk menganalisis strategi yang digunakan KUPI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KUPI menggunakan strategi-strategi yang dialogis dan diplomatis dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender. KUPI tidak menggunakan pendekatan yang konfrontatif, melainkan berupaya memberikan pengetahuan, pemahaman, serta berargumentasi secara logis dengan mengacu pada fakta dan data yang relevan. KUPI juga berhasil membangun jaringan yang kuat dengan berbagai organisasi untuk memperkuat gerakan kesetaraan gender yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kasus terhadap KUPI. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tokoh kunci KUPI, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber.

This research aims to explore the strategies of the Congress of Indonesian Women Ulama (KUPI) in facing groups that don’t support gender equality. Previous studies indicate that the gender equality movement is generally at odds with religion due to actors within religious institutions who adhere to and practice patriarchal values. The strategies employed by KUPI in facing groups that don’t support gender equality include communication approaches, education, policy advocacy, and partnerships with other groups that share the same vision as KUPI. This research utilizesُAnthonyُGiddens’ُconceptُofُsocialُmovementُandُJ.ُCraigُJenkins’ُresource mobilization theory in social movement to analyze the strategies used by KUPI. This research reveals that KUPI employs dialogic and diplomatic strategies in facing groups that don't support gender equality. KUPI avoids confrontational approaches and instead aims to provide knowledge, understanding, and logical arguments based on facts and data. KUPI has also successfully built strong networks with various organizations to strengthen the gender equality movement. This study utilizes a qualitative approach through a case study of KUPI. Primary data is obtained through in-depth interviews with key figures in KUPI, while secondary data is collected from various sources."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>