Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194309 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tariza Putri Ramayanti
"Terdapat dua aspek yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan kinerja manajer investasi yaitu kemampuan pemilihan saham (selectivity ability) dan kemampuan penetapan waktu (market timing ability). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kinerja manajer investasi yang meliputi kemampuan pemilihan saham dan penetapan waktu pada reksa dana saham di Indonesia periode Januari 2009 s.d. Desember 2016 dengan menggunakan data return bulanan. Model Treynor& Mazuy dan Henriksson & Merton digunakan pada sampel sebanyak 33 reksa dana. Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa secara keseluruhan dari reksa dana yang dijadikan sampel penelitan tidak ada satupun reksa dana yang memiliki kemampuan selectivity baik dengan metode Treynor & Mazuy maupun Henriksson & Merton. Reksa dana yang manajer investasinya memiliki market timing ability sebanyak 11 reksa dana yang menunjukkan nilai koefisien market timing positif dan signifikan berdasarkan model Treynor & Mazuy dan terdapat 10 reksa dana yang menunjukkan nilai koefisien market timing positif dan signifikan berdasarkan model Henriksson & Merton."
Jakarta: FEB UIN Syarif Hidayatullah, 2018
650 ESENSI 8:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Bina Brahmana
"Penelitian ini menunjukkan dua kemungkinan misspesifikasi dalam pengukuran kemampuan market timing dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia. Pertama, misspesifikasi karena perbedaan penggunaan frekuensi (harian dengan bulanan) yang bisa terjadi apabila dinamika aktifitas manajer reksa dana yang sifatnya day-to-day dan seharusnya diukur dengan menggunakan data harian namun diukur dengan data bulanan. Karenanya peneliti memakai data harian agar mampu menangkap kontribusi aktifitas timing manajer reksa dana saham terhadap kinerja portfolionya. Kedua, misspesifikasi karena perbedaan penggunaan timing fiinction/strategy oleh manajer reksa dana dan peneliti yang bisa menyebabkan pelanggaran asumsi regresi dalam cara yang mungkin tidak dapat diketahui (unknown) dan dengan cara yang berbeda-beda menurut waktu (time-varying way). Akibatnya metode koreksi yang biasa/standar untuk masalah heteroscedasticity dan serial correlation mungkin tidak mampu menangkap efek dari pelanggaran pelanggaran tersebut terhadap standard error dari koefisien regresi. Untuk mengatasinya penulis menggunakan Bootstrapping Technique dan metode estimasi ML-ARCH GARCH.
Penelitian yang memusatkan perhatian pada reksa dana saham (Equity Funds) dan mengadaptasi Carhart's four factor model (1997) ini menguji kemampuan market liming dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia dengan menggunakan frekuensi harian dan membandingkannya dengan frekuensi bulanan. Hasilnya konsisten dengan penelitian Bollen & Busse (2001) di mana pengujian dengan data harian jauh lebih powerful dan memperlihatkan kemampuan timing signifikan yang lebih banyak dibanding pengujian dengan data bulanan. Model HM (TM) memperlihatkan sebanyak 23.53% (29.41%) dari seluruh sampel reksa dana saham dideteksi memiliki stock picking ability positif signifikan. Sementara dalam analisis dengan data bulanan, kedua model TM dan HM hanya mampu mendeteksi 5.88% saja dari seluruh sampel reksa dana saham. Menggunakan data harian, sebanyak 17.65% (5.88%) dari seluruh sampel reksa dana saham ditemukan memiliki market timing ability positif signifikan dari model HM (I'M), namun dengan data bulanan hanya model HM yang mampu mendeteksi sebanyak 5.88% saja reksa dana yang memiliki timing ability sedangkan model TM tidak mampu mendeteksi sama sekali.
Untuk mengurangi/menghilangkan kemungkinan bias dalam pengukuran kinerja portfolio dan mengantisipasi pengaruh sifat-sifat yang sangat dinamis dari perubahan harga saham yang sangat cepat terhadap kinerja reksa dana, penelitian ini mencoba menggunakan pendekatan yang memperhitungkan varabel ekonomi makro sebagai control variable untuk melihat interaksinya terhadap kinerja market timing dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia, namun seeara urnum variabel-varabel ini ternyata tidak memberikan kontribusi dalam memperlihatkan market timing dan stock picking ability yang lebih baik, karena hasil yang diperoleh identik dengan model tanpa indikator makro. Konsisten dengan banyak penelitian reksa dana saham, baik di luar negeri maupun di Indonesia, secara keseluruhan rata-rata manajer reksa dana saham Indonesia tidak memiliki market timing dan stock picking ability. Ini dibuktikan dengan maksimum hanya 29.41% dan 23.53% saja dari seluruh sampel reksa dana saham dalam penelitian yang remiliki stock picking dan market timing ability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Finanda Marsalina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kemampuan selectivity dan market timing dari manajer investasi reksa dana saham di Indonesia pada tiga periode penelitian yang berbeda (lima tahun terakhir, bullish, dan bearish) dan melihat korelasi diantara kedua kemampuan tersebut. Sampel penelitian menggunakan reksa dana saham yang aktif pada periode Januari 2004 sampai dengan Desember 2008. Pengukuran kemampuan selectivity dan market timing ini menggunakan parametrik model Henrikson Merton.
Hasil penelitian menunjukkan belum terdapat kemampuan selectivity dan market timing yang signifikan dari manajer investasi yang dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan return, dan terdapat korelasi negatif diantara kedua kemampuan tersebut.

This research aims to identify the ability of selectivity and market timing of equity mutual fund stock managers investment in Indonesia in three different periods of research (the last five years, bullish, and bearish) and to see the correlation between these abilities. Sample research uses equity mutual funds that were active during the period January 2004 until December 2008. Measurement of selectivity and market timing ability uses parametric Henrikson Merton model.
The results of the research shows selectivity and market timing ability of investment managers insignificantly which give positive ontribution to increase the return of equity mutual fund, and there is a negative correlation between these ability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
6586
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Kaslani
"Henriksson dan Merton lelah membuktikan bahwa dengan prosedur parametrik, penilaian kinerja portfolio yang dikelola secara aktif dapat dilakukan dengan analisa regresi pada data-data lampau excess return portfolio tersebut. Teknik yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton ini menghasilkan suatu penilaian yang semakin kecil kesalahannya bila jumlah sampel pengamatannya semakin besar.
Dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton, penelitian ini menggunakan sampel reksa dana saham yang sudah efektif sebelurn 1 Januari 1999 dan masih aktif mengelola reksa dananya sampai dengan akhir periode penelitian 31 Desember 2003.
Dari 29 reksa dana saham yang ada selama mass periode penelitian terpilih 12 reksadana saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini, dengan pengamatan excess return perbulan untuk periode Januari 1999 sampai dengan Desember 2004 terdapat 60 pengarnatan yang masuk dalam penelitian ini.
Dari hasil model regresi variabel dummy didapatkan bahwa 1 dari 12 reksadana saham tersebut yang bisa dinilai kinerja pemilihan sekuritasnya yakni reksa dana saham Arjuna. Adapun 11 reksadana saham lainnya tidak bisa dinilai kinerja pemilihan sekuritasnya. Hal ini dikarenakan oleh kegagalan dalam uji signifikansi nilai taksiran konstanta dengan uji t pada tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan untuk kemampuan market Iimingnya, ditinjau secara statistik berdasarkan uji t dengan tingkat kepercayaan 95% keseluruhan 132 dari semua sampel reksadana saham dalam penelitian ini tidak signifikan secara slatistik, ini berarti keselurahan sampel reksa dana saham dalam penelitian ini tidak bisa dinilai kemampuan market timingnya.
Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hat ini terjadi. Pertama, ada kemungkinan manajer investasi memang tidak merniliki skill yang baik untuk menjalankan strategi market timing. Kedua, terbatasnya infrastruktur pasar sehingga tidak memungkinkan dilakukannya pengalihan portofolio dalam tempo yang cepat dari saham ke deposito dan atau sebaliknya. Ketiga, belum efisiennya pasar modal di Indonesia. Strategi market timing hanya bisa diterapkan dengan efektif jika dan hanya jika pasar saham efisien. Artinya, harga saham di pasar benar-benar teiah mencerminkan semua informasi tentang emiten.
Dengan model yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton, penilaian kincrja reksadana sudah bisa dilakukan dengan kesalahan yang kecil, meskipun model tersebut tidak bisa menjelaskan perubahan dinamis excess return portfolio yang dikelola secara aktif akibat perubahan parameter-parameter ekonomi makro yang sangat dramatis. Hal ini disebabkan oleh karena dalam model tersebut informasi-informasi yang tersedia untuk umum melalui media massa (public information) tidak diperhitungkan sebagai suatu variabel."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Asri Maya
"Reksadana seperti mata uang dengan dua muka: how to gathering money and how to managing money. Para pemodal harus mengetahui bahwa manajer investasi memperoleh imbalan setiap bulan, tak soal apakah nilai kekayaan bersih setiap unit penyertaan naik atau turun. Sedangkan Manajer investasi adalah lembaga yang mengelola portofolio investasi, baik reksa dana maupuri portofolio lainnya. Manajer investasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu manajer investasi sebagai lembaga yang mempunyai izin sebagai pengelola reksa dana dan manajer investasi sebagai pengelola reksa dana dan bekerja pada lembaga pengelola portofolio. Seorang yang piawai dalam mengelola portofolio dikarenakan pengalaman dan informasi yang sangat cepat serta jaringan kerja sangat luas.
Dalam melasanakan pekerjaannya, Manajer Investasi diawasi oleh Bapepam. Bapepam merupakan badan yang mewakili pemerintah yang bertugas untuk mengawasi semua aktifitas pasar modal yang salah satunya reksa dana. Pengawasan tersebut semata-mata karena pemerintah bertanggung jawab untuk melindungi harta masyarakat, supaya dana investor dikelola ulah Manajer Investasi secara layak dan Manajer investasi bekerja sesuai dengan kontrak dan peraturan yang berlaku.
Bapepam melakukan pengawasan terhadap kinerja Manajer investasi melalui instrumen undang-undang untuk memberikan batasan-batasan wewenang dan tanggung jawabnya, larangan-larangan, dan teknis pada aktifitas pengelolaan dana yang dihimpun dari para investornya."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Bachreza Nauval
"Pertumbuhan industri reksa dana merupakan salah satu industri keuangan yang fenomenal di Indonesia. Setelah IHSG menyentuh titik terendah yaitu sebesar 292,12 maka saat itu adalah masa-masa sulit dalam industri rcksa dana, hal ini disebabkan oleh kondisi makro ekonomi Indonesia yang memberikan kebijakan berupa peningkatan suku bunga perbankan, schingga deposito merupakan sarana penempatan dana masyarakat yang cukup banyak menjadi pilihan dan Iebih memberikan rasa aman bagi para deposannya. Langkah pemerintah dan Bank Sentral berikutnya adalah berusaha untuk menstimulus sektor rat yang selama ini cukup terpuruk oleh tingginya tingkat suku bunga.Langkah yang diambil sejak saat itu adalah penurunan tingkat suku bunga sccara bcrtahap. Dengan menurunnya trend tingkat suku bunga Bank Indonesia, maka industri reksa dana pun mendapatkan imbasnya, berupa diterbitkannya berbagai macam reksa dana , hal ini tcrjadi karena deposito sudah tidak bisa memberikan imbal hasil yang relatif tinggi. Momen tersebut merupakan waktu yang baik bagi para manajer investasi.Para manajer investasi seakan berlomba untuk menerbitkan rcksa dana yang pada saat itu merupakan titik balik industri reksa dana sebagai wahana untuk berinvestasi.
Pada penelitian ini kinerja reksa dana saham yang akan diteliti dibatasi pada kemampuan manajer investasi dalam hal marker timing. Market timing merupakan strategi yang dipakai oleh manajer investasi dengan membuat keputusan mambeli atau menjual instrumcn sekuritas .Keputusan untuk menggunakan strategi marker riming didasari pada peramalan perubahan parameter-paramaeter ekonomi makro yang selanjutnya akan mernpengaruhi tingkat basil investasi di pasar uang dan pasar modal. Tingkat keberhasilan dalam penerapan market timing ditentukan oleh keberhasilan peramalan (forecast) yang benar tentang bull market dan bear market.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah manajer investasi memiliki market riming ability. Selain itu juga untuk mengatahui reksa dana mana yang memiliki kemampuan market timing agar dapat menjadi acuan bagi investor dalam mcmilih reksa dana.
Dari hasil regresi terhadap rcksa dana yang memiliki kemampuan marker timing hanya 2 reksa dana. Dikatakan memiliki kemampuan market timing dikarenakan regresi reksa dana tersebut mcmiliki nilai koefisien b2 yang signifikan pada a= 5%, sedangkan sisanya tidak memiliki koefisien yang signifikan pada a= 5%. Kedua reksa dana yang memiliki kemampuan marrket timing yaitu reksa dana Manulife Dana Saharn dan Phinisi Dana Saham. Manulife Dana Saham memiliki Probabilita F-stat yang signifikan pada a= 5% dan 132 < 5% yaitu sebesar 0,41% dan nilai koefisien B2 yang positif, yaitu sebesar 0,4428. Phinisi Dana Sahara juga memiliki kemampuan market riming dengan Probabilita F-stat yang signifikan pada a= 5% dan 132 < 5% sebesar 1,1%.hal ini merupakan syarat bahwa kedua reksa dana tersebut memiliki kemampuan market timing.

Mutual funds growing in one of phenomenal industry in money instrument in Indonesia. The Indonesia Composite Index has touched the lowest point in 292.12. that number capture the hardest situation in mutual fund, those situation affected by macroeconomics condition in 1998. Skyrocketing in interest rate of time deposit has drive customer to place their fund into time deposit which is on that situation, time deposit have rose in placement fund better than investment instrument. Next step to neutralized those condition, government hand in hand with Central Bank trying to stimulate real sector to compensate after real sector touch the lowest point. The point to get by liniment action is to decrease interest rate smoothly to single digit.
Decreasing interest rate has gave good impact to mutual fund and others financial instrument, this is the optimistic period investment manager to create various product of mutual fund and customer kit not comfortable with their return in time deposit and customer have nianv choices to switch their fund hack to the mutual fund.
On this thesis I want to observe and analyze market timing performance on mutual fund which underlie in equities. Market timing is a strategy who used by investment manager to buy or to sell securities. Decision to use market timing was driven by recasting on macroeconomics parameter and the next step is stimulating return in capital market. Probability of success to use market timing strategy conducted by ability forecasting about market moving event their moving to bull or bear situation.
The purpose on this thesis is proving that the investment manager have market liming ability or not as long as they maintain fiend's customer, then author want to see is the market timing strategy give more information for the customer? Then have selling point to give advantages on their product.
From regression output on equities mutual fund, there is only give two products that have market tinting performance. We can say those mutual funds have market timing performance because they have coefficient (32 significant at a = 5% and the rest does not have coefficient (32 significant at a= 5%.The mutual fund who have market timing performance are Manulife Dana Saham and Phinisi Dana Saham. Manulife Dana Saham have F-stat probability significant at a= 5% and Rr < 5%. is 0.41% and positive outcome number 0.4425. Phinisi Dana Saham have market timing performance too, which F-stat probability significant at a= 5% and (32< 5%.is 1.1% and positive outcome number 0.3520.Those requirement are signal that both of those mutual fund have market timing ability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung D. Buchdadi
"Pada tahun 2003 kondisi ekonomi makro Indonesia cukup baik. Kondisi pasar modal Indonesia juga cukup mengembirakan yaitu mengalami kenaikan sebesar 60% atau Index Harga Saham Gabungan mendekati poin 700. Kemajuan kondisi pasar modal ini membawa angin segar pula bagi industri reksa dana. Sehingga bagi investor dengan dana sedikit terbatas dapat ikut menikmati kemajuan pasar modal Indonesia. Investor sering sekali menemui hambatan untuk masuk ke pasar modal. Hambatan tersebut antara lain keterbatasan waktu, pengetahuan dan keahlian dalam pasar modal, kebutuhan dana, dan risiko yang ada. Strategi Cost Averaging (DCA) menawarkan solusi untuk mengatasi hambatan - hambatan tersebut. Pada strategi ini investasi dilakukan pada besaran dana yang tetap pada tiap satuan waktu yang ditentukan.
Mann dan Atra pada tahun 2001 melakukan penelitian mengenai performa DCA bila dibandingkan dengan strategi Lump Sum (LS). Instrumen yang digunakan adalah indeks dari Morgan Stanley di dunia, Eropa, EAFE (Europe, Asia and Far East), Pasifik, Jepang dan Amerika selama tahun 1970- 1998. Data yang dipakai dalam penelitian ini data imbal hasil bulanan dari Morgan Stanley selama tahun 1970 - 1998 untuk beberapa indeks, yaitu dunia, Eropa, EAFE (Europe, Asia and Far East), Pasifik, Jepang dan Amerika. Suku bunga instrument bebas risiko yang dipake T- Bill Amerika untuk 90 hari. Dan imbal basil dinyatakan dalam dollar Amerika.
Penelitian Mann dan Atra menyimpulkan bahwa strategi DCA tidak baik dilakukan disepanjang tahun. Bulan Februari sampai September baik untuk melakukan strategi DCA. Sedangkan sisanya lebih baik dilakukan strategi LS. Selain itu Bacon, William, dan Ainina pada tahun 1997 menyelidiki performa strategi DCA pada pasar Obligasi di Amerika selama tahun 1926 -1995. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah walaupun standar deviasi strategi DCA lebih kecil namun kinerja strategi DCA tidak lebih baik dibandingkan strategi LS.
Penelitian karya akhir ini menggabungkan kedua penelitian tersebut diatas dengan instrumen reksa dana saham dan pendapatan tetap di Indonesia selama tahun 1999- 2003. Lama waktu investasi yang dipilih adalah 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Strategi DCA memberikan imbal hasil rata - rata rata terbaik pada investasi reksa dana saham untuk seluruh jangka waktu investasi. Penghitungan menunjukan bahwa imbal hasil rata- rata terbesar yaitu 18,43% diperoleh pada investasi selama 5 tahun. Sebaliknya untuk reksa dana pendapatan tetap strategi LS memberikan imbal hasil rata - rata yang terbaik. Imbal hasil akan meningkat sejalan dengan lamanya waktu investasi. lmbal hasil rata - rata terbesar diperoleh pada investasi dengan jangka waktu 5 tahun yaitu sebesar 21,73%.
Strategi DCA memberikan standar deviasi terkecil. Penelitian m1 JUga menemukan bahwa strategi DCA pada investasi reksa dana saham akan semakin kecil sejalan dengan lamanya waktu investasi. Penelitian ini menunjukan bahwa rata- rata standar deviasi dengan strategi DCA pada reksa dana saham selama 5 tahun adalah 0,1570. Dan standar deviasi tersebut terkecil dibandingkan standar deviasi pada investasi reksa dana saham lainnya. Sedangkan pada reksa dana pendapatan tetap standar deviasi terkecil diperoleh pada strategi DCA untuk jangka waktu 1 tahun yaitu sebesar 0,0341. Dengan demikian rasio imbal hasil terhadap standar deviasi (adjusted return) strategi DCA akan memberikan hasil yang terbaik. Dengan memperhatikan adjusted return historis didapat bulan terbaik untuk melakukan investasi di reksa dana saham adalah bulan Januari, dan bulan Februari Maret untuk investasi di reksa dana pendapatan tetap.
Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa imbal hasil rata- rata pada investasi reksa dana pendapatan tetap lebih besar dibandingkan reksa dana saham. Dan standar deviasi reksa dana pendapatan tetap lebih kecil dibandingkan reksa dana saham.
Hasil analisis karya akhir ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi para investor untuk menentukan strategi investasi yang dipakai untuk melakukan investasi di reksa dana saham dan pendapatan tetap di Indonesia. Namun perlu diperhatikan berbagai kekurangan dari penelitian karya akhir ini. Kekurangan - kekurangan ini memicu munculnya tingkat kesalahan (bias) tertentu dari analisis karya akhir ini. Perbaikan dari kekurangan-kekurangan tersebut melalui penelitian lebih lanjut, tentunya sangat diharapkan untuk menyempurnakan penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanto
"Penilaian kineria portofolio yang dikelola secara aktif tidak bisa diukur dengan metoda tradisional yang mengasumsikan nilai harapan investasi (expected return) dan beta portofolio konstan sepanjang waktu. Oleh karena itu penilaian kinerja tersebut harus dilakukan dengan pendekatan pada kinerja pemilihan sekuritas untuk membentuk portofolio optimal dan kemampuan market timing. Kedua komponen tersebut merupakan komponen dalam pengelolaan portofolio aktif dan masing-masing memberikan kontribusi pada kinerja portofolio secara keseluruhan.
Heririksson dan Merton telah membuktikan bahwa dengan prosedur parametrik, penilaian kinerja portofolio yang dikelola secara aktif dapat dilakukan dengan analisa regresi pada data-data lampau excess return portofolio tersebut. Teknik yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton ini menghasilkan suatu penilaian yang semakin kecil kinerjanya bila jumlah sampel pengamatannya semakin besar.
Dengan menggunakan Model yang dikembangkan oleh Hennksson dan Merton, penelitian ini menggunakan sampel reksa dana saham dan reksa dana campuran yang sudah efektif sebelum 1 Januari 1997. Hal ini didasari pada asumsi bahwa kedua jenis reksa dana terbuka tersebut diasumsikan mengelola portofolionya secara aktif. Dengan batasan tersebut dan seluruh reksa dana yang sudah ada di Indonesia, terpilih sebelas sampel reksa dana dengan pengamatan excess return per minggu untuk periode 3 Januari 1997 sampai dengan 29 Agustus 1997 seluruhnya terdapat 34 pengamatan.
Dari hasil model regresi kuadrat terkecil didapatkan bahwa sepuluh dan sebelas reksa dana tersebut tidak bisa dinilai kinerja pemilihan sekurítasnya karena gagal dalam uji signifikansi nilal taksiran konstanta dengan uji t pada tingkat kepercayaan 95%. Sedangkan lima reksa dana juga tidak bisa dinilai kemampuan market timing dengan alasan yang sama. Enam reksa dana lai nnya terbukti mempunyai kemampuan market timing yang bagus.
Dengan model yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton, penilaían kineija reksa dana sudah bisa dilakukan dengan kesalahan yang kecil, meskipun model tersebut tidak bisa menjelaskan perubahan dinamis excess return portofolio yang dikelola secara aktif akibat pen.ibahan parameter ekonomi makro yang sangat dramatis. Hal ini disebabkan oleb karena dalam model tersebut, pengaruh informasi-informasi yang tersedia untuk umum melaluí media massa (public ¡nfrrmutions) tidak diperhitungkan sebagai suatu variabel. Untuk melanjutkan penelitian ¡ni di masa datang, bisa dikembangkan suatu model yang bersyarat pada public ínJèrmuíiofls tersebut. Dengan model bersyarat (conditional performance evaluation model) diharapkan tingkat kesalahan (bias) dalam penilaian kinerja portofolio yang dikelola secara aktif bisa semakin diperkecil dan bahkan dihilangkan."
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wardah
"ABSTRAK
Pada saat ini masyarakat Indonesia khususnya umat Islam membutuhkan suatu wadah investasi yang berdasarkan Syariah Islam dimana dalam investasi tersebut tidak terdapat unsur riba, gharar dan maysir. Hal tersebut merupakan tema dari penelitian ini yang dikaitkan dengan tanggung jawab Manajer Investasi pada Reksa Dana Syariah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Untuk menampung kebutuhan tersebut Bapepam bekerja sama dengan DSN-MUI meluncurkan Pasar Modal Syariah. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk berinvestasi di Pasar Modal Syariah adalah Reksa Dana Syariah. Pada dasarnya Reksa Dana konvensional dan Reksa Dana Syariah adalah sama, yang membedakan diantaranya adalah untuk Reksa Dana Syariah tidak hanya tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal saja akan tetapi juga berpedoman pada fatwa-fatwa DSN. Oleh karenanya, Manajer Investasi pada Reksa Dana Syariah dituntut untuk menguasai Reksa Dana konvensional secara keseluruhan dan ia juga wajib memahami dengan baik prinsip-prinsip Syariah. Sehingga sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan Reksa Dana Syariah, Manajer Investasi dapat melakukan tugas dan kewajibannya dengan baik. Jika Manajer Investasi terbukti melanggar peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal maka Manajer Investasi dapat dikenakan sanksi administrasi dan sanksi pidana."
2004
T36660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manggala, Dimas Satya
"ABSTRAK
Dengan menggunakan Jensen’s alpha dan bootstrap penelitian meneliti apakah
kemampuan stock selection dari manajer investasi pada 77 reksa dana saham di
Indonesia periode Januari 2007 hingga Oktober 2013 disebabkan oleh
keberuntungan manajer investasi atau benar-benar menunjukkan kemampuan dari
manajer investasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat reksa dana
saham di Indonesia yang memiliki kemampuan stock selection dan hasil bootstrap
menunjukkan bahwa terdapat reksa dana saham di Indonesia yang memiliki
kemampuan stock selection yang tidak disebabkan oleh keberuntungan manajer
reksa dana saham.

ABSTRACT
Using Jensen’s alpha and bootstrap, this study try to distinguish wether Indonesia
stock mutual funds, from January 2007 to October 2013, have a genuine stock
selection or wether manager’s talent were not the sole factor of the mutual fund
performance. The result found that some of Indonesia stock mutual fund
manager’s do have stock selection ability with no manager’s luck attributed to the
mutual fund performance."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>