Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9004 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudhistira Nugraha
"ABSTRACT
Marker assisted back crossing (MABC) merupakan teknik molekuler
yang dapat membantu pemulia dalam mengurangi generasi yang
dibutuhkan dalam pemuliaan silang balik. Namun, efektivitas
metode tersebut masih perlu dibuktikan melalui kinerja fenotipe
yang sesungguhnya. International Rice Research Institute (IRRI)
telah merakit varietas padi toleran rendaman menggunakan metode
MABC dengan latar belakang genetik varietas padi yang populerdi Indonesia, yakni Ciherang. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi penampilan fenotipe galur isogenik Ciherang Sub1 di
rumah kaca dan di lapangan. Uji daya hasil pada kondisi normal
di 10 lokasi menggunakan lima varietas toleran rendaman dan satu
varietas pembanding. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil
dan sejumlah karakter agronomi tidak berbeda nyata. Namun, uji
rendaman di lapangan selama 10 dan 15 hari menunjukkan Ciherang
Sub1 berbeda nyata dengan Ciherang. Demikian pula pada pengujian
di rumah kaca pada fase bibit selama 14 hari rendaman, Ciherang
Sub1 memiliki persentase bibit hidup lebih tinggi dibandingkan dengan
Ciherang. Respons Ciherang Sub1 terhadap cekaman biotik seperti
wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3; Xanthomonas oryzae patotipe III,
IV dan VIII; dan inokulum virus tungro dari Subang, Magelang dan
Lanrang sama dengan tetuanya, yakni Ciherang. Penampilan kualitas
fisik dan kimia beras Ciherang Sub1 juga sama dengan Ciherang.
Kesamaan fenotipe antara Ciherang Sub1 dan Ciherang lebih dari
87,5%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa silang balik gen
target yang dilakukan satu kali dapat menghasilkan galur yang identik
dengan tetuanya. Galur ini dapat direkomendasikan untuk ditanam
di lahan yang bermasalah dengan banjir dan petaninya menyukai
varietas Ciherang."
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 18:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Suryani
Bogor: Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fateta IPB, 2000
631.3 ANI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Husna Alfiani
"Penelitian ini mengembangkan model proses Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management/KM) untuk meningkatkan kinerja organisasi di Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Sumberdaya Lahan Pertanian (BSIP SDLP). Sebagai bagian strategis dalam mendukung inovasi pertanian, BSIP SDLP bertanggung jawab atas layanan Siap Tanam. Namun, layanan Siap Tanam yang mengalami keterlambatan pembaruan informasi pola tanam selama tiga musim berturut-turut. Penelitian ini menganalisis pengaruh proses KM—meliputi akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition), penangkapan pengetahuan (knowledge capture), penyimpanan pengetahuan (knowledge storage), transfer pengetahuan (knowledge transfer), berbagi pengetahuan (knowledge sharing), dan penerapan pengetahuan (knowledge application); dan moderator variabel gaya kepemimpian, IT agility, dan budaya organisasi —untuk meningkatkan kinerja BSIP dalam layanan Siap Tanam sehingga pembaruan Siap Tanam dapat dilakukan tepat waktu. Pendekatan metode campuran digunakan dalam penelitian ini, mencakup tinjauan literatur sistematis (Systematic Literature Review/SLR), diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion/FGD), wawancara dengan pemangku kepentingan, serta analisis kuantitatif. Dengan 116 respon valid dari staf dan manajemen BSIP SDLP serta stakeholder Siap Tanam, penulis menganalisis data menggunakan metode Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Knowledge Acquisition (KAQ), Knowledge Capture (KC), Knowledge Storage (KST), dan Knowledge Transfer (KT) memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja BSIP SDLP (KI) dalam konteks layanan publik Siap Tanam. Penelitian ini merekomendasikan proses-proses KM untuk memastikan kontinuitas layanan publik Siap Tanam. Rekomendasi tersebut (i) mengembangkan platform berbagi pengetahuan digital; (ii) membangun database keahlian pegawai; (iii) implementasi sistem feedback dan evaluasi kinerja; (iv) mengembangkan sistem pengumpulan ide digital; (v) menjadwalkan seminar, workshop secara rutin; (vi) mengembangkan pelatihan lintas generasi; (vii) memperbarui dokumentasi pengetahuan teknis; (viii) mempertahankan diskusi kelompok kecil dan dokumentasi digital; (ix) mengganti diskusi informal dan feedback non-formal dengan sistem digital.

This study develops a Knowledge Management (KM) process model to enhance organizational performance at the Center for Agricultural Instrument Standardization (BSIP SDLP). As a strategic entity supporting agricultural innovation, BSIP SDLP is responsible for the Siap Tanam service. However, the Siap Tanam service has faced delays in updating planting pattern information for three consecutive seasons. This study examines the impact of KM processes—including knowledge acquisition, knowledge capture, knowledge storage, knowledge transfer, knowledge sharing, and knowledge application—and moderating variables such as leadership style, IT agility, and organizational culture on improving BSIP's performance in the Siap Tanam service. A mixed-methods approach was employed, encompassing a Systematic Literature Review (SLR), Focus Group Discussions (FGDs), stakeholder interviews, and quantitative analysis. With 116 valid responses from BSIP SDLP staff, management, and Siap Tanam stakeholders, data were analyzed using Partial Least Squares Structural Equation Modelling (PLS-SEM). The findings reveal that Knowledge Acquisition (KAQ), Knowledge Capture (KC), Knowledge Storage (KST), and Knowledge Transfer (KT) significantly influence BSIP SDLP's performance (KI) in the context of the Siap Tanam public service. This study recommends KM processes to ensure the continuity of Siap Tanam's public services, including: (i) developing a digital knowledge-sharing platform; (ii) creating an employee expertise database; (iii) implementing feedback and performance evaluation systems; (iv) designing a digital idea collection system; (v) scheduling regular seminars and workshops; (vi) promoting cross-generational training; (vii) updating technical knowledge documentation; (viii) maintaining small group discussions and digital documentation; and (ix) replacing informal discussions and non- formal feedback with a digital system."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fiji Islands : The University of the south Pacific. 2005,
500 SPJNS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian - Deptan, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Perdagangan - Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan,
630 IKP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Wijianingsih
"Kabupaten Tangerang merupakan salah satu daerah tingkat dua yang menjadi bagian dari wilayah Propinsi Banten. Terletak pada posisi geografis yang strategis. Dipilihnya kawasan industri di Kabupaten Tangerang karena letak yang strategis tersebut menyebabkan Kabupaten Tangerang sebagai bagian dari pusat pertumbuhan industri wilayah Indonesia bagian barat. Analisa pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yang menjelaskan terjadinya peralihan potensi lahan menjadi kawasan industri. Potensi lahan di dapatkan dari hasil scoring dan overlay. Pemberian nilai ini mengacu pada variabel (topografi, litologi, kemampuan tanah dan hidrologi) yang di jumlah dan di kali dengan variabel pembatas (banjir, erosi, dan salinitas tanah) untuk selanjutnya di analisa mengenai peralihan potensi lahan, dimana lahan yang harusnya sangat baik untuk pertanian beralih fungsi menjadi kawasan industri.

Tangerang District is one of the two levels that are part of the Banten Province. Located in a strategic geographical position. Choosing the industrial area in Tangerang District as a strategic location in the Tangerang District as a central part of the growth industry of the western part of the Indonesian. Analysis on this research using descriptive analysis that describes the potential of a transition into industrial land. Potential land available in the scoring and results from the overlay. The provision of this value to the variables (topography, litologi, the ability to land and hydrology) and the number of times in the variable divider (floods, erosion, and soil salinity) for further analysis on the potential of the land, where the land should be very good for agricultural area of its functions into the industry."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34131
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The Agricultural Ritual of"Aum Tandur and Aum Panen" is still done by the society. The research aims at finding the process of cooperation in that ritual. The methods of research is descriptive qualitative. The techniques of collecting the date are observation, interview and literary study...."
PATRA 10 (3-4) 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kajian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji tingkat perkembangan berbagai tipologi industri pertanian ;(2) mengindentifikasi permasalahan dlm peningkatan sistem pelayanan agribisnis dlm mendukung pengembangan industri pertanian dan (3)Menyusun strategi pengembangan industri pertanian melalui penguatan sistem pelayanan agribisnis. Industri pertanian skala kecil dan rumah tangga relatif banyak jumlahnya, namun berperan besar dlm penyerapan tenaga kerja, sementara nilai tambah yg diperoleh relatif kecil dibandingkan dengan industri besar dan sedang.Hasil kajian menunjukkan bahwa pengusahaan komoditas ubikayu, nenas, pisang dan kopi umumnya dilakukan secara sederhana sampai semi intensif. Dari analisis usahatani menunjukkan bahwa R/C dari empat komoditas tersebut berkisar antara 1,81 - 6,71, artinya tingkat penerimaan usahatani mencapai 1,81 - 6,71 dr total biaya yg dikeluarkan. Keempat komoditas di atas merupakan bhn baku industri pengolahan pd industri skala kecil dan rumahtangga, namun komoditas tsb sebagian besar hanya dipasarkan dlm bentuk segar. Hal ini antara lain disebabkan :(1) Pelaku industri pengolahan belem mampu mengakses pasar secara baik (2)Keterbatasan ketrampilan dan modal (3) penyuluhan masih bias ke usaha budidaya. Pada umumnya industri pengelohan masih berskala kecil, kecuali komoditas kopi. namun usaha kelompok terbentuk blm merupakan kelompok usaha bersama yg tumbuh secara mandiri sebagai suatu kebutuhan efisiensi usaha. Secara umum R/C industri pengolahan empat komoditas tsb berkisar antara 1.02 -2.03 artinya tingkat penerimaan usaha tani mencapai 1,02-2,03 dr total biaya yg di keluarkan. Untuk pengembangannya telah mulai dirintis kemitraan usaha dlm pemasaran hasil olahan, walaupun masih relatif terbatas. kemitraan usaha dpt memperpendek rantai peamasaran dan kepastian pemasaran hasil. Peranan subsistem pelayanan, seperti lembaga pembiayaan, penyuluhan dan penunjang lainnya masih relatif terbatas. Untuk itu kebijakan dan strategi yg dikembangkan diarahkan untuk : (1) Peningkatan akses pelaku agribisnis terhadap pembiayaan usaha agribisnis, (2) Peningkatan akses terhadap informasi pasar (3)Memperceapat penyampaian inovasi teknologi pertanian ke pelaku agribisnis, (4)Peningkatan kapasitas usaha pealaku agribisnis dan mutu produk, serta (5)Penguatan lembaga penyuluh pertanian."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>