Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97622 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Norma Triana
"ABSTRACT
Program penggemukan dan budidaya ternak domba ekor gemuk (EG) di Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban merupakan bentuk kerja sama antara Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga
dengan Kelompok Ternak Gemah Ripah dan Mandiri, Tuban. Pelaksanaan program ini melibatkan dokter hewan, yang merupakan ahli reproduksi, ahli pakan ternak, ahli kesehatan ternak serta ahli sanitasi dan perkandangan, serta dibantu oleh tenaga lokal. Kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi: pelatihan budidaya ternak domba EG, peragaan pembuatan pakan dan kandang, pemberian vaksin, perneliharaan pra- dan pasca- produksi, serta pemeriksaan dan pengobatan domba yang sakit. Pada kesempatan ini, juga diperkenalkan obat untuk penggemukan domba, yaitu: Bio-N-Plus, Premix Mineral, dan vitamin B-Kompleks. Bahan tersebut diberikan dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan domba. Selain itu, juga dilakukan simulasi beternak domba EG bagi para petemak. Pada akhir pelatihan telah diberikan paket ternak domba EG kepada kelompok Peternak Gemah Ripah dan Mandiri, yaitu berupa: 6 ekor domba EG, 3 kwintal pakan konsentrat yang bisa digunakan untuk empat bulan, biaya renovasi kandang domba EG, Serta vitamin, obat-obatan, dan vaksin. Dari hasil pelaksanaan program ini, para petemak telah berhasil memelihara domba EG dengan cara yang lebih baik
dengan tanda pertumbuhan berat badan ternak yang semakin meningkat, serta tidak ada resiko sakit dan kematian hewan ternak."
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kuntjoro A, Sutarno, Astirin OP. 2009. Body weight and statistic vital of Texel sheep in Wonosobo District by giving the
ramie hay as an additional woof. Nusantara Bioscience 1: 23-30. This research is aimed to observe the body weight and statistic vital
measurement of 50 Texel sheep. Sheep are classified into five treatments of giving woof P0 (giving tree greenish woof without
concentrate), P1 (giving greenish woof and concentrate without adding the ramie hay/0%) concentrate), P2 (giving greenish woof and
concentrate by adding 10%) ramie hay), P3 (giving greenish woof and concentrate by adding 20%) ramie hay), P4 (giving greenish
woof and concentrate by adding 30%) ramie hay), every treatment was repeated 10 times. The result shows that even it can?t yet replace
the concentrate function, but adding ramie hay as much as 10%), 20%) and 30%) on sheep woof can increase the body weight?s growth
respectively 186.67 g/day, 153.34 g/day dan 103.34 g/day. The addition of ramie hay 10%), 20%) and 30%) can increase the addition of
statistic vital?s measurement on breast of sheep livestock 1.20 cm); 0.95 cm) and 0.90 cm); the addition of statistic vital measurement on
the body length of sheep livestock 0.05 cm); 1.00 cm) and 0.75 cm) and also the addition of breast width is 1.50 cm); 0.15 cm) and 0.3
cm). Meanwhile the addition of ramie hay on livestock woof can only increase the addition of statistic vital mesurement on breast at
giving 30%) as big as 0.15 cm). It is needed to know further on giving ramie hay by concentration comparasion of hay of different leaf
and stem."
570 NBS 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sipasulta, Grace Carol
"Ibu post partum akan mengalami penurunan berat badan secara alami antara 5 kg sampai 11 kg. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penurunan berat bada pada ibu post partum. Penelitian deskriptif analitik dengan desain menggunakan cross-sectional pada 162 ibu post partum yang mempunya bayi umur 6 sampai 11 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pemberian ASI ekslusif terhadap penurunan berat badan ibu post partum. Variabel yang dominan terhadap penurunan berat badan adalah ASI ekslusif. Ibu yang memberikan ASI ekslusif berpenluang 28.244 kali terjadi penurunan berat badan dibandingkan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif. Rekomendasi diharapkan perawat maternitas dapata menetapkan asuhan keperawatan pada ibu post partum untuk memberikan ASI ekslusif pada bayinya.

Naturally, after bear a child, women body weight will be descend in 5 to 11 kg. This research is purpose to know what factors contribute to descend this body weight. This descriptive analytics research, with cross-sectional, in 162 post-partum women who had baby with 6-11 months years.
Results of this research shows that there is relation between the exclusive mother breast feeding and descending of bosy weight in post partum women. The exclusive mother breast feeding gives 28.244 opportunities to descend of body weight in post-partum women than they who are not. This recommendation expected that the maternity nurses will determine nursing care in post partum women to provide the exclusive mother breat feeding to their baby."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28393
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iswanelly Mourbas
"ABSTRAK
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan keadaan gizi seseorang adalah dengan mengetahui Indeks Massa Tubuh (IMT). Keadaan gizi (kurang atau lebih) terjadi karma kegagalan mencapai gizi seimbang. Penderita gizi kurang merupakan akibat dari konsumsi energi yang tidak cukup, sedangkan penderita gizi lebih adalah merupakan akibat dari konsumsi energi yang berlebih. Selanjutnya keadaan gizi, temyata bukan hanya ditentukan oleh konsumsi energi saja tetapi juga ditentukan oleh komposisi zat gizi yang dikonsumsi sehari-hari.
Penelitian ini merupakan bagian dari survei status gizi orang dewasa di 12 Kota Besar di Indonesia yang merupakan kerja sama antara Departemen Kesehatan RI dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi makanan dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) orang dewasa di Kotamadya Padang dengan desain penelitian potong-lintang (Cross Sectional). Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 1-13 Juli 1996. Sebagai sampel adalah orang dewasa yang berumur 18 tahun atau lebih sebanyak 499 orang. Sebagai variabel dependen adalah IMT dan veriabeI independen adalah konsumsi makanan yaitu total energi, persentase karbohidrat dari total energi dan persentase lemak dari total energi. Disamping itu juga diperhatikan variabel umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktifitas fisik, tingkat ekonomi, keadaan kesehatan dan kebiasaan merokok. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan muitivariat dengan Multiple Regressi Linier.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata IMT orang dewasa adalah sebesar 22.53 ± 5.14. Disamping itu diketahui juga bahwa prevalensi gizi kurang pada orang dewasa adalah sebanyak 15,4 % sedangkan prevalensi gizi lebih sebanyak 25.6 %. Rata-rata konsumsi total energi adalah 1 885 Kalori, rata-rata persentase karbohidrat dari total energi sebesar 64.90 % dan rata-rata persentase lemak dari total energi sebesar 23.30%. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan IMT adalah total energi, persentase karbohidrat dari total energi, persentase lemak dari total energi, jenis kelamin, tingkat ekonomi. keadaan kesehatan dan kebiasaan merokok. Sedangkan dari hasil analisis multivariat diketahui bahwa variabel yang paling dominan berhubungan dengan IMT adalah persentase lemak dari total energi.
Serdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar pengambil keputusan bidang kesehatan mulai menyusun program pencegahan dan penanggulangan masalah gizi kurang dan gizi lebih pada orang dewasa. Program yang mungkin dilakukan adalah program penyuluhan pada siswa Sekolah TK, SD, SLTP dan SLTA melalui kegiatan UKS dan pada orang dewasa lainnya melalui organisasi kemasyarakatan, perkantoran dan perusahaan. Selain itu disarankan juga agar dalam melaksanakan pemasyarakatan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS), penjelasan tentang jumlah konsumsi makanan terutama persentase lemak dari total energi dapat diberikan angka yang spesifik menurut keadaan gizi sasaran. Saran untuk peneliti yang akan mempelajari faktor yang mempengaruhi IMT, agar mengukur aktifitas fisik dengan menggunakan metode yang lebih tepat atau melakukan modifikasi dari formulir Baecke yang digunakan dalam penelitian ini sehingga sesuai dengan kondisi orang Indonesia. Disamping itu disarankan juga agar mengukur faktor keluarga atau keturunan, tingkat hormonal dan emosi.
Daftar Pustaka: 64 (1978 - 1996)

Relationship Between Dietary Intake and Body Mass Index (BMI) in Adults in Padang 1996
Measuring Body Mass Index (BMI) is one of the methods used in nutritional status assessment. Undernutrition and overnutrition are outcomes of failure in meeting energy balance. If energy intake is less than the body need the result is undernutrition, and overnutrition occurs when energy intake exceeds the energy expenditure. Beside, nutrition status is not only 'determined by total energy intake but also by the daily nutrient composition in the diet.
The aim- of this study is to find- out the relationship between dietary intake and BMI in adults in Padang. Design of the study was across sectional and data were collected in July, 1996. Total sample were 499 persons aged 18 years old or more. BMI is the only dependent variable while dietary intake that consists of total energy, percentages of carbohydrate and of fat to total energy are the independent variables. Beside age, sex, education and economic levels, physical activity, health condition and smoking habit were observed too. The data analyses done were univariate, bivariate and multivariate which was multiple linear regression.
This study showed that average BMI was 22,53 ± 5,14 and the prevalence of undernutrition was 15,4 % while overnutrition was 25,6 %. The average of total energy intake was 1885 calories which of 64,90 % comes from carbohydrate, and 23,30 % from fat. Bivariate analysis showed that there was a correlation between BMI and total energy intake, percentage of energy from carbohydrate and fat, sex, economic levels, health condition and smoking habit. Multivariate analysis showed that the most dominant variable in predicting BMI in adults was the percentage of energy from fat.
Based on the findings it is suggested that Ministry of Health should arrange prevention program for undernutrition and overnutrition started from preschool children, elementary, junior and senior high schools through School Health Program. For adult population such program could be integrated through community organizations and offices. Beside that, it is also suggested that in the implementation of the Indonesian Nutrition Guideline (Pedoman Umum Gizi Seimbang) especially for fat intake should be explained carefully according to the target group. Suggestion for the researcher is that the measurement of physical activity by Baecke in the study of factors which influence BMI in Indonesia should be adjusted and modified; and also genetic, hormonal and emotion factors should also be taken into consideration.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Indrayeti
"Pertumbuhan merupakan masalah kesehatan yang masih menjadi beban. Pertumbuhan pada usia dini menyebabkan gangguan yang berkelanjutan. Kegagalan dalam pertumbuhan ini dapat disebabkan karena anak kurang gizi dan hal ini akan berkaitan dengan morbiditas dan mortalitas yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia terutama kecerdasan pada usia selanjutnya di masa yang akan datang. Anak yang menderita gizi kurang disebabkan karena berat badan yang tidak naik dan merupakan akumulasi dari asupan akan kebutuhan zat gizi yang kurang sehingga pertumbuhannya kurang baik, untuk memantau pertumbuhan berat badan balita digunakan KMS.
Anak yang menderita gizi kurang rentan terhadap terjadinya penyakit infeksi, seperti diare, pneumonia dan campak. Penyakit campak dibandingkan dengan penyakit lain tidak begitu berat gejala klinisnya, tetapi pada balita kematian dapat terjadi akibat komplikasi penyakit lain yang terjadi karena replikasi virus atau superinfeksi bakteri.
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan disain kasus kontrol yang bertujuan mengetahui hubungan pertumbuhan berat badan dengan kejadian sakit campak pada balita di Kota Jambi tahun 2007-2008. Kasus adalah balita yang berkunjung ke Puskesmas/RS dan didiagnosa oleh dokter menderita sakit campak dan mempunyai KMS. Sedangkan kontrol adalah balita yang tidak sakit campak pada waktu yang sama berasal dari populasi kasus dan mempunyai KMS. Sebagai variabel utama dalam penelitian ini adalah pertumbuhan berat badan balita dan out come adalah balita sakit campak. Selain itu dilihat juga faktor risiko individu yang berhubungan dengan penyakit campak ; berat badan lahir (BBL), status imunisasi balita, penyakit yang menyertai waktu sakit campak (diare), Vitamin A, umur balita saat sakit campak. Sedangkan faktor risiko dari ibu balita adalah umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu,pengetahuan ibu tentang gizi dan sikap ibu terhadap pemenuhan gizi ba1ita_ Sedangkan faktor risiko lainnya adalah jumlah balita dalam keluarga, frekuensi makan balita serta pekerjaan kepala keluarga.
Hasil penelitian didapatkan hubungan yang bermakna antara pertumbuhan balita dengan kejadian sakit campak di Kota Jambi dengan OR akhir = 4,18 kali pada balita yang tidak naik berat badannya dibandingkan dengan balita yang naik berat badannya setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan ibu tentang gizi dan sikap ibu dalam upaya pemenuhan gizi balitanya. Dalam penelitian diketahui adanya interaksi antara pertumbuhan berat badan dengan diare. Konfoundingnya yaitu berat lahir, diare, pcngetahuan ibu tentang gizi dan sikap ibu terhadap pemenuhan gizi balitanya, selisih nilai OR setelah dilakukan adjusted adalah <10%.
Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bahwa untuk menghindari sakit campak, berat badan anak harus sesuai dengan pertumbuhan umumya. Umur bertambah, berat badan naik. Dan untuk melihat pertumbuhan berat badan balita digunakan kartu menuju sehat (KMS). Pengetahuan ibu tentang gizi sangat diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan untuk melindungi anak dari serangan penyakit dan hal ini dipantau bersama antara petugas kesehatan, kader dan ibu balita melalui KMS.
Pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita perlu dioptimalkan dengan melibatkan LS dan LP dalam bentuk melaksanakan revitalisasi Posyandu, meningkatkan konseling penyuluhan kepada ibu-ibu dengan peran bantu kader di Posyandu scbagai perpanjangan tangan petugas kesehatan di tengah masyarakat. Dalam pengambilan kebijakan, khususnya untuk pencegahan terhadap penyakit dan pertumbuhan balita dan kesehatan ibu secara umum perlu digunakan data dan pengkajian secara epidemiologis supaya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan terkini.

Growth failure has been become one of the serious health problem and become a burden. Growth at early age has risk to get continuous disturbance. Growth failure can be due to malnutrition and it has been associated with morbidity and mortality that can affect human resource quality especially intelligence. Malnutrition caused by body weight that doesn't increase and as accumulation of impairment nutrition consumption. To asses infant body weight development, we use KMS Malnutrition children tends to suffering infection such as diarrhea, pneumonia, and measles. Measles has milder symptoms than other disease but it can be fatal in infant because other disease complication due to virus replication or bactery superinfection.
This observational case-control study want to find correlation between development of body weight and measles suspect-infant in Jambi city in years 2007-2008. Subjects are infant who admited in primary healt care (Puskesmas) or hospital and diagnosed measles. Controls are infant who doesn't suffering measles at the same time and same population (case population). All subjects and controls have "Kartu Menuju Sehat" (KMS).
The main variable is development of infant body weight and the outcome is measles suspect-infant. We also asses individual risk factor correlated with measles: birth body weight, infant immune status, other disease which accompanied at the time suffering measles(e.g. diarrhea), vitamin A, and age at the time suffering measles. Risk factors from mother are mother's age, mother's education, mother's occupation, mother's knowledge about nutrition, and mother's attitude toward child nutrition fulfillment. Other risk factors are numbers of infant in family, infant's eat hequency, and occupation of family leader.
The result of our study are body weight which doesn't increase has become risk factor for measles in infant at Jambi. There are signiiicant correlation between development of body weight and incidence of measles in infant at Jamby city as much as 4,18 times. In research known the existence of interaction among heavy growth of body with the diarrhoea. Confounding variable is mother-'s knowledge about nutrition, attitude to accomplishment about nutrition of children under five. After adjusted, Odd ratio (OR) difTerence is >10%.
From our study, we recommend to keep infant body weight tit with his/her age to prevent measles. Age, body weight, and development of body weight can be assesed and evaluated through "Kartu Menuju Sehat" (KMS). If age increase then body weight must be increase too.Mother's knowledge about nutrition needed to increase child health status especially to protect child from disease. It can be evaluated by health officer, kader (health volunteer), and mother.
Growth development surveillance must be optimized with include participation of LS and LP. This optimization manifested with Posyandu revitalization, training of kader (health volunteer), and counseling to mother with the help fiom kader posyandu (Posyandu's health volunteer) as extension from health ofiicer. In making decision and policy, especially for diseases prevention and infant growth, we recommend to use the result of this study as basic of future planning to decrease morbidity of measles and increase infant's development of body weight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34397
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Domba merupakan salah satu ternak unggulan di Kab. Purwakarta, Jawa Barat,...."
BUTEPER
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The previous studies had shown that Indonesian thin-tailed (ITT) sheep are more resistant to infection with fasciola gigantica than the Merino sheep...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Rachmat Kurniawan
"Kekuatan otot adalah salah satu tanda vital yang dapat menentukan risiko fungsi fisik serta risiko mortalitas. Laju penurunan kekuatan otot terjadi lebih cepat dibandingkan dengan laju penurunan massa otot. Kami menghubungkan salah satu faktor yang dapat memengaruhi penurunan kekuatan otot dengan fase awal diabetes, yang juga terkait dengan resistensi insulin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan nilai HOMA-IR dengan kekuatan relatif genggaman tangan pada wanita dewasa di Jakarta. Kami menggunakan metode cross sectional dan diperoleh 68 subjek. Data diperoleh melalui handgrip dynamometry, sampel darah, food recall 3 x 24 jam, pengukuran antropometri, dan kuesioner aktivitas fisik. Median nilai HOMA-IR 2,765 (0,62 – 6,12). Rerata kekuatan absolut genggaman tangan 25,32 ± 2,27 kg. Hasil kekuatan relatif genggaman tangan melalui perhitungan kekuatan absolut genggaman tangan dibagi berat badan diperoleh median 0,39 (0,22 – 0,61). Hasil uji statistik regresi linier dengan metode Enter menunjukkan tidak ada asosiasi yang signifikan antara HOMA-IR dengan kekuatan relatif genggaman tangan setelah dikontrol dengan IMT sebagai faktor perancu.

Muscle strength is one of the vital signs that can determine the risk of physical function and overall mortality. The rate of decline in muscle strength occurs faster than the rate of decline in muscle mass. We relate one of the factors that can influence the decrease in muscle strength to the early phase of diabetes, which is also associated with insulin resistance. We aim to determine the association between HOMA-IR value and relative hand grip strength in adult women in Jakarta. We used a cross-sectional method and obtained 68 subjects. Data were obtained through handgrip dynamometry, blood samples, 3 x 24 hours food recall, anthropometric measurements, and IPAQ-SF questionnaires. The HOMA-IR value was obtained with a median of 2.765 (0.62 - 6.12). An average of 25.32 ± 2.27 kg resulted from absolute hand grip strength. While the results of the relative handgrip strength are dividing the absolute handgrip strength by body weight, a median of 0.39 (0.22 - 0.61) was obtained. The linear regression statistical test using the Enter method showed no significant relationship between HOMA-IR and relative hand grip strength after controlling for BMI as a confounding factor."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri
"Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek dan sangat pendek hingga melampaui defisit -2 SD dibawah median panjang atau tinggi badan. Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat karena berhubungan dengan meningkatnya risiko terjadinya kesakitan dan kematian, perkembangan motorik terlambat, dan terhambatnya pertumbuhan mental. Tujuan umum dari penelitian adalah diketahuinya faktor yang paling dominan berhubungan dengan stunting pada balita (12 ? 59 Bulan) di Sumatera tahun 2010. Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 3126 balita.
Penelitian ini dilakukan dengan mengolah data Riskesdas 2010 pada bulan September ? Desember 2011, sedangkan Riskesdas 2010 dilaksanakan pada bulan Mei ? Agustus 2010. Variabel yang digunakan antara lain stunting, berat lahir, asupan energi, asupan protein, umur, jenis kelamin balita, pendidikan ibu, jumlah anggota rumah tangga, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga yang telah dikumpulkan oleh tim Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat).
Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan indeks TB/U maka balita yang stunting sebanyak 37.5% dan normal sebanyak 62.5%. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara stunting dengan berat lahir, asupan energi, asupan protein, jenis kelamin, pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel berat lahir merupakan faktor dominan berhubungan dengan stunting setelah dikontrol variabel jenis kelamin, wilayah tempat tinggal dan status ekonomi keluarga.

Stunting is very short state of body so that the deficit exceeded -2 SD below the median length or height. Stunting is a public health issue because it deals with an increased risk of morbidity and mortality, delayed motor development, and mental growth retardation. The general objective of research is to know the dominant factor related with stunting in infants (12-59 months) in Sumatra in 2010. This study uses cross sectional research design and quantitative method with 3126 toddlers sample.
The research was carried out by processing the Riskesdas 2010 data in September - December 2011, while Riskesdas 2010 was held in May-August 2010. Variables are used i.e. stunting, birth weight, energy intake, protein intake, age, sex toddler, maternal education, number of household members, area residence and economic status of families that have been collected by a team of Basic Health Research (Riskesdas) in 2010. Processing and analyzing data using chi square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate). The analysis showed that based on the index TB/U, stunting toddlers as much as 37.5% and 62.5% of normal.
The results of chi square test showed significant relationship between stunting with birth weight, energy intake, protein intake, sex, maternal education, area of residence and economic status of families. The results of multivariate analysis showed the birth weight variable is the most dominant factor associated with stunting after being controlled with sex, area of residence and economic status of families variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30071
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Ngatmira
"ABSTRAK
Sisa makanan merupakan salah satu indikator dalam pelayanan gizi khususnya
penyelenggaraan makanan. Dengan pelayanan makanan yang memuaskan selera
pasien tanpa mengurangi nilai gizi merupakan terapi diet yang dibutuhkan dalam
penyembuhan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen,
dengan membagi sampel menjadi kelompok control dengan mendapatkan
makanan dengan standar porsi diet rumah sakit 2300 kkal dan kelompok
perlakuan mendapat standar porsi diet sesuai kebutuhan 1700 kkal. Penelitian ini
dilakukan pada 34 responden, 17 kelompok control dan 17 kelompok perlakuan.
Penelitian dilakukan pada pasien bedah perempuan dengan diet makanan biasa,
usia 18-59 tahun, di ruang perawatan RSCM . Pengumpulan data sisa makanan
dengan system food weighing selama 4 hari. Analisis bivarian menggunakan uji beda
dua mean T test independendandependen.Terdapat rata – rata sisa makanan pada
kelompok control sebanyak 206,37 gram dan kelompok perlakuan sebanyak 117.59 gram
per orang per hari. Sisa makanan terbesar disumbangkan dari makanan pokok sebesar
41,52% dan sayur sebanyak 24.15% pada kontrol dan 32.87% untuk makanan pokok dan
21.81% untuk sayuran pada kelompok perlakuan dari total sisa makanan. Sisa makanan
kelompok kontrol sebanyak 17.65% masuk dalam katagori banyak (>20%)..Penelitian
serupa dapat dilakukan pada kelompok pasien yang mendapatkan makanan lunak dan
pada kelompok pasien yang tidak berdiet khusus.

ABSTRACT
In nutritional services, waste plate becoming one particular indicator, especially
in the food provisions for the patient. Food provisions that can satisfy patients
taste without compromising the nutritional value is a dietary therapy required in
the treatment of the patients itself. This is a quasi-experimental study, by dividing
the sample into the control group who received 2300 kcal standard dietary
hospital food portion and the treatment group who received standard diet
servings as needed 1700 kcal. This study conducted on 34 respondents, both for
the control group as well as for the treatment group consists of 17 patients. The
study was conducted to female surgical patients with normal diet, age 18-59
years, at Dr. CiptoMangunkusumo General Hospitals treatment room. The waste
platedata collection performed by using the food weighing systems for 4 days.
Two different mean independent and dependent T-test is used as the bivariate
analysis for this study. There is an average of the waste plate per person per day
as much as 206,37 grams in the control group and 117,59 grams in the treatment
group. The biggest waste plate comes from the staple foods and vegetables,
respectively 41.52% and 24.15% in controls group and the treatment group was
32.87% and 21.81% from the the total of leftover food. Waste plate in the control
group as much as 17.65% are included in a lot category (> 20%). Similar studies
can be performed on a group of patients who received bland foods and in the
group of patients who did not having specific diet."
Universitas Indonesia, 2013
T35033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>