Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120676 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuad Budidarma Pratama
"ABSTRACT
Heavy and toxic metals such as lead, arsenic, cadmium, chromium, copper, and zincreach the soil environment by two processes, geogenic and anthropogenic process. Among the heavy metals inside soil, lead is the most systemic toxicant that affects several organs in the human body Tchounwou et al., 2012 . Lead can contaminate the air, water, and soils, however, the most critical sector in our environment is soil because soil plays a vital role in the food chain. This is the reason why many types of research and innovation are being studied to develop techniques to remedy the soils, especially in an efficient way. The treatment of lead contaminated soils is generally classified into two main principles mobilization and immobilization of lead in lead contaminated soils. The basic principle of mobilization involves the mobilization technique which is to release the metal loid s into the soil solution. However, this method has a big disadvantage. This is because of the big tendency of heavy metals to leach. Besides that, other disadvantages of this method are a complex process, cost very high and not ecologically safe. Immobilization as a treatment method for lead contaminated soil seems to be a better option compared to mobilization due to several advantages. One of the major benefits of immobilization methods is thatlead Pb as the contaminants are unreachable by other creatures.

ABSTRAK
Logam berat dan beracun seperti timbal, arsenik, kadmium, kromium, tembaga, dan seng mencapai lingkungan tanah dengan dua proses, proses geogenik dan antropogenik. Di antara logam berat di dalam tanah, timbal adalah racun paling sistemik yang mempengaruhi beberapa organ dalam tubuh manusia Tchounwou et al., 2012 . Timbal dapat mencemari udara, air, dan tanah, namun, sektor yang paling penting di lingkungan kita adalah tanah karena tanah memainkan peran penting dalam rantai makanan. Ini adalah alasan mengapa banyak jenis penelitian dan inovasi sedang dipelajari untuk mengembangkan teknik untuk meremediasi tanah, terutama dengan cara yang efisien. Perlakuan tanah yang terkontaminasi timbal secara umum diklasifikasikan menjadi dua prinsip utama; mobilisasi dan imobilisasi timbal pada tanah yang terkontaminasi timbal. Prinsip dasar mobilisasi melibatkan teknik mobilisasi yaitu melepaskan logam loid ke dalam larutan tanah. Namun, metode ini memiliki kerugian besar. Ini karena kecenderungan besar logam berat untuk meluruh. Selain itu, kerugian lain dari metode ini adalah proses yang rumit, biaya sangat tinggi dan tidak aman secara ekologis. Imobilisasi sebagai metode pengobatan untuk tanah yang terkontaminasi timah tampaknya menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan mobilisasi karena beberapa keuntungan. Salah satu manfaat utama metode imobilisasi adalah timbal Pb karena kontaminan tidak dapat dijangkau oleh makhluk hidup lain."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Lestari
"ABSTRAK
Kegiatan peleburan logam dan aki bekas yang dilakukan di Desa Pesarean, Kabupaten Tegal menimbulkan limbah buangan terbuka yang belum diolah dengan cara yang tepat. Limbah tersebut dapat mempengaruhi kualitas lingkungan sekitarnya, terutama tanah. Limbah akibat peleburan logam bekas dan aki bekas yang dilakukan menimbulkan limbah bahan berbahaya dan beracun yaitu timbal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh konsentrasi timbal pada lingkungan khususnya tanah dan air tanah, menganalisis dampak kesehatan dari kasus tersebut dan upaya pengendalian yang telah dilakukan untuk mengurangi paparan pada kesehatan serta memilih teknik yang tepat untuk mengendalikan pencemaran tanah akibat kegiatan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan menggunakan data sekunder, kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan konsentrasi timbal pada tanah tahun 2012 terdapat di wilayah pembuangan limbah yang mencapai 14.343 ppm, dan konsentrasi tertinggi pada tahun 2015 berada di wilayah pemukiman dan tumpukan limbah yang mencapai 398.489 ppm. Pada air tanah, konsentrasi timbal masih di bawah baku mutu air bersih. Sedangkan, dampak kesehatan yang muncul akibat paparan timbal adalah gejala keracunan timbal kronis seperti gangguan pada pencernaan seperti nyeri perut, gangguan pada saraf yang ditandai dengan pusing dan sulit berkonsentrasi, gangguan pada darah dan dampak kronis terparah adalah kecacatan mental pada 5 anak dalam satu keluarga. Sosialisasi dengan pemberian pengetahuan serta penyuluhan untuk berperilaku sehat telah dilakukan dengan cukup baik. Teknik pengendalian pencemaran yang dilakukan yang tepat saat ini adalah secara ex-situ dengan metode fisika yaitu mengganti tanah terkontaminasi pengerukan tanah terkontaminasi dengan tanah bersih yang baru. Kata kunci: kesehatan manusia, polusi tanah, teknik remediasi, timbal

ABSTRACT
Abstract The smelting of metal and used battery which was carried out in Pesarean Village, Tegal District resulted a huge amount of openly waste that has not been processed properly. The waste can affect the quality of environment, especially the soil. This waste contains heavy metal such as lead that counted as a hazardous and toxic waste materials lead. The aims of this study were to analyze the effect of lead concentration on the environment, especially soil and groundwater, analyze the health impact of the case and the controlling that have been done to reduce health exposure towards people and choose an appropriate techniques to control the pollution of the soil due to this activity. The method that has been used in this study were quantitative and qualitative methods using secondary data, questionnaires and interviews. The results showed that the concentration of lead in soil in 2012 in waste disposal area reached 14,343 ppm, and the highest concentration in 2015 was in residential and dumpsite area with concentration 398,489 ppm. In groundwater, lead concentrations was still below the water quality standard. Meanwhile, the health effects that resulted from lead exposure were symptoms of chronic lead poisoning such as digestive disorders such as abdominal pain, nervous disorders characterized by dizziness and difficulty concentrating, blood disorders and the worst chronic effects that founded was 5 children in a family with mental disability. Socialization with the provision of knowledge and counseling for healthy behavior has been done fairly well. The current pollution control technique that can be concucted is ex situ using physics method with replacing contaminated soil dig and take the contaminated soil with uncontaminated soil.. Keywords lead, human health, soil pollution, remediation technique"
2018
T51009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evangelo, V.P.
New York : John Wiley & Sons, 1998
628.5 EVA e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Falah Herdino
"Tailing (residu) bauksit hasil pencucian pada pengolahan bijih bauksit telah menumpuk sebanyak 3 ton di Indonesia salah satunya di Dareah Wacopek, Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Penimbunan residu tersebut menyebabkan pencemaran lingkungan sehingga perlu pemanfaatan dari residu tersebut yaitu dengan ekstraksi logam tanah jarang (LTJ). Peningkatan logam tanah jarang ini dengan proses mekanokimia dengan penambahan NaOH sebanyak 0%, 33.33%, dan 50%. Kemudian diberi proses pemanggangan pada temperatur 400°C, 500°C, 1000°C dan 1100°C. Diperoleh hasil nilai recovery yang variatif terhadap yttrium, cerium, neodymium, lanthanum dan samarium. Morfologi dari residu bauksit sebelum dan setelah proses mekanokimia juga diamati pada studi ini.

Bauxite residue as the result of ore dressing of bauxite mining has stickpiled as much as three tons in Indonesia one of them in the Wacopek, Bintan Island, Riau Province. The residue causes environmental pollution that needs to utilization of the residue. One of them is the extraction of rare earth metals (REEs). Rare earth metal was increased with mechanochemical process with the addition of NaOH as much as 0%, 33.33% and 50%. Then given a roasting process at a temperature of 400°C, 500°C, 1000°C and 1100°C. The results varied recovery value of the yttrium, cerium, neodymium, lanthanum and samarium. Morphology of the bauxite residue before and after mechanochemical process was also observed in this study.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S61585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustina Yasminisari
"Kerang darah (Anadara granosa) merupakan komoditas pangan yang sangat rentan terhadap akumulasi logam berat karena sifatnya yang filter feeder. Diperlukan suatu cara untuk mengurangi kandungan logam berat dan senyawa lain pada kerang darah, salah satunya melalui detoksifikasi. Proses detoksifikasi logam dilakukan dengan metode kontinu, tidak kontinu dan ekstraksi asam. Pada penelitian ini, dilakukan pula detoksifikasi fenol dengan ekstraksi asam. Waktu optimum detoksifikasi metode kontinu adalah 16 jam, dengan kecepatan sirkulasi 235 L/jam untuk logam Pb dengan penurunan sebesar 41,60% dan kecepatan sirkulasi 250L/jam untuk logam Cd dengan penurunan sebesar 31,40%. Pada metode tidak kontinu, hasil optimum dicpai dengan menggunakan air tanah pada lama perendaman 3 jam pada suhu 99oC, dengan penurunan kadar logam Pb sebesar 38,97% dan kadar logam Cd 54,78%. Pada metode ekstraksi, kondisi optimum dicapai menggunakan pelarut asam asetat 12% dengan penurunan logam Pb dan Cd masing-masing sebesar 43,12% dan 55,06% serta 58,36% untuk fenol. Akibat proses detoksifikasi ini, terjadi penurunan protein terlarut dalam air, dengan hasil optimum pada perlakuan ekstraksi asam asetat 12% sebesar 69,55% pada sampel logam dan 47,19% pada sampel fenol menggunakan metode Lowry.

Blood Cockle are food commodities that susceptible to accumulate heavy metals in their body because it`s trait as filter feeder. Required an effort to minimize the content of heavy metals and other compounds in Blood Cockle, one that can be done is by detoxification. The detoxification conducted through continuous method, discontinuous method, and acid extraction methods. In this study, detoxification also applied on phenol by acid extraction. The optimum time of continuous method was 16 hours, with a circulation rate of 235 L/h and decreased levels of Pb obtained by 41,60% and 31,40% for Cd with 250L/h circulation rate. In the discontinuous method, the optimum result was achieved when using ground water media at 3 hours soaking time and 99oC of temperature. This method given decreased levels of Pb and Cd in 38,97% and 54,78%. In the extraction method, the optimum condition was achieved in a solvent extraction using 12 % acetic acid with decreased levels of Pb and Cd was 43,12% and 55,06%, also 58,36% for phenol. As a result of this detoxification process, the greatest decrease in protein occurs by 12% of acetic acid extraction treatment, with a decrease in protein content 69,55% on the metal samples and 47,19% on a phenol samples using the Lowry method."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58374
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. lchsan Sudjarno
"Salah satu upaya untuk mencegah penyakit adalah menjaga kualitas lingkungan agar tetap pada kondisi yang sehat. Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari risiko kesehatan dan keselamatan hidup manusia. Beberapa penyakit berbasis lingkungan antara lain adalah diare, TB paru, demam berdarah dan kecacingan. Prevalensi penyakit kecacingan di Indonesia masih tinggi. Selain itu penyakit kecacingan paling banyak ditemukan di daerah yang keadaan sanitasinya buruk. Prevalensi kecacingan dipengaruhi oleh tingginya pencemaran telur cacing pada tanah permukaan di lingkungan perumahan penduduk.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pencemaran tanah oleh telur cacing dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pencemaran tanah oleh telur cacing pada lingkungan perumahan penduduk. Disain penelitian adalah Cross sectional, dengan unit analisa rumah tangga, besar sampel sama dengan total populasi (404 rumah) dari seluruh rumah yang memiliki jamban yang pembangunannya dibantu oleh pemerintah daerah.
Hasil analisa multivariat diperoleh gambaran tentang besarnya risiko untuk terjadinya pencemaran tanah di lingkungan perumahan yaitu : (1) OR pemanfaatan jamban 4,89 (95%CI; 3,07 - 7,78), (2) OR genangan air hujan 2,10 (95%CI; 1,22- 3,62), (3) OR kebersihan jamban 2,77 (95%CI; 1,63-4,69).

Factors Related to Contamination of Soil Transmitted Helminth in Housing Area in Walantaka Sub District, Serang Regency, The Year 1999.One of the effort to prevent any diseases is to permanently maintain the quality of environmental in a good manner. The quality of the environmental health is the condition that guarantees the absence from the risk of health and safety hazards for human life. Several infections diseases are closely related to environmental condition for example: diarrhea, pneumonia, tuberculosis, and dengue hemorrhagic fever and soil transmitted helminth. The prevalence disease of causal by soil transmitted helminth remain high in Indonesia, and mostly prevalent in the areas with poor sanitary condition. The high level of soil contamination by eggs of the intestinal namatode in the housing influences the prevalence level of diseases by soil transmitted helminth.
The objective of this study is to identify the magnitude of soil contamination with eggs of intestinal nematode and factors related to the environment of community housing. The research design is cross sectional carried out among 404 households.
The result of the multivariate analysis showed that the risk factors of soil contamination by eggs of intestinal nematode in housing area are as follows : (1) not using latrine has the highest level of risk OR = 4,89 (95 % CI : 3,07 - 7,78), (2) The cleanliness of Iatrine risk is OR = 2,77 (95 % CI : 1,63 - 4,69), (3) The stagnant of rain water risk is OR = 2,10 (95 % CI : 1,22 - 3,62)."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tan, Kim H.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1991
631.41 KIM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Assetya Pratiwi
"Konsentrasi timbal melebihi baku mutu di perairan Kabupaten Gresik akibat limbah industri dapat menjadi risiko gangguan kesehatan kronis seperti hipertensi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pajanan timbal di air minum dan makanan terhadap kejadian hipertensi penduduk kawasan industri dan non industri. Penelitian ini menggunakan desain studi Public Health Assessment dan analisis spasial pada 1050 responden usia dewasa di Kabupaten Gresik. Data yang digunakan berupa data sekunder Riset Khusus Pencemaran Lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2012. Tingkat risiko akibat pajanan timbal di air minum kawasan industri (RQrealtime:0,21039; RQlifespan:0,28690) memiliki kecenderungan berisiko lebih tinggi daripada kawasan non industri (RQrealtime:0,01692; RQlifespan:0,01692). Tingkat risiko tertinggi akibat pajanan timbal di makanan kawasan industri pada beras (RQrealtime:12,1544; RQlifespan:16,2481) sedangkan kawasan non industri pada jagung (RQrealtime:9,6615; RQlifespan:9,4970). Penduduk terpajan timbal tidak memenuhi syarat pada air minum memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan terpajan timbal memenuhi syarat (OR: 2,693 95%CI: 0,982-7,386) untuk mengalami kejadian hipertensi setelah dikontrol oleh variabel usia, jenis kelamin dan obesitas. Analisis spasial menunjukkan sebaran timbal di media lingkungan tidak memiliki pola persebaran tertentu.

Lead concentrations have been exceeded water quality standards in Gresik because of industrial waste could be a risk of chronic health problems such as hypertension. The objective of this study was to analyze lead exposure in drinking water and food with hypertension in population at industrial and non-industrial area. This design study of research was Public Health Assessment and spacial analysis on the 1050 adults at Gresik. Data used in the research was secondary data from Special Research Environmental Contamination of Agency for Health Research and Development in 2012. The average of risk quotient due to lead exposure in drinking water at industrial area (RQrealtime: 0.21039; RQlifespan: 0.28690) was higher than non-industrial area (RQrealtime: 0.01692; RQlifespan: 0.01692). The highest of risk quotient due to lead exposure at industrial area on food was rice (RQrealtime: 12.1544; RQlifespan: 16.2481) while at non-industrial area was corn (RQrealtime: 9.6615; RQlifespan: 9.4970). Respondent with not qualified lead exposure in drinking water had higher risk than respondent with qualified lead exposure in drinking water (OR: 2.693 95% CI: 0.982-7.386) to experience hypertension after being controlled by the variables of age, sex and obesity. Spatial analysis showed distribution of lead in environmental media did not follow the specific distribution pattern."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniawati
"ABSTRAK
Tanah merupakan media penularan penyakit cacing usus. Kontaminasi tanah
permukiman menjadi indikator pencemaran tanah oleh tinja penderita infeksi
kecacingan dari kelompok soil transmitted helminths (STH). Prevalensi
kecacingan di Kabupaten Pandeglang cukup tinggi sebesar 43,78%. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis hubungan kontaminasi tanah permukiman oleh
telur/larva cacing dengan infeksi kecacingan pada siswa SD. Penelitian ini
dilaksanakan di Kabupaten Pandeglang pada Januari s.d. Juni 2016 dengan desain
kasus kontrol terhadap 56 kasus dan 62 kontrol. Proporsi tanah permukiman yang
terkontaminasi telur/larva cacing sebesar 43,20%. Hasil penelitian tidak
ditemukan hubungan yang signifikan antara kontaminasi tanah permukiman oleh
telur/larva cacing dengan infeksi kecacingan (OR 1,696; 95% CI 0,813 ? 3,535).
Sedangkan variabel yang signifikan berhubungan dengan infeksi kecacingan pada
siswa SD antara lain jamban keluarga (OR 2,423; 95% CI 1,147 ? 5,119),
kebiasaan BAB (OR 3,12; 95% CI 1,312 ? 7,421), dan kebiasaan cuci tangan (OR
4,407; 95% CI 2,034 ? 9,547). Analisis multivariat menunjukkan bahwa
kontaminasi tanah permukiman oleh telur/larva cacing tidak berhubungan secara
signifikan dengan infeksi kecacingan pada siswa SD. Kontaminasi tanah
permukiman oleh telur/larva cacing merupakan salah satu variabel confounding
dalam infeksi kecacingan pada siswa SD dan kebiasaan cuci tangan sebagai
variabel yang paling dominan dan signifikan berhubungan dengan infeksi
kecacingan pada siswa SD; OR = 4,395 (95% CI 1,982 - 9,745). Diperlukan
upaya untuk meningkatkan pendidikan dan promosi kesehatan kepada masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat terutama praktik cuci tangan pakai sabun dan
kebiasaan BAB serta akses masyarakat terhadap jamban keluarga yang memenuhi
syarat.

ABSTRACT
Soil is a media transmission of intestinal diseases caused by helminth. The
presence of helminth eggs/larvae in the soil residential as an indicator of soil
contamination by human faeces. The prevalence of helminthiases in Pandeglang
quite high at 43.78%. The aim of this study was to analyze the associations
between residential soil contamination by eggs/larvae of the helminth parasite
and helminthiases on elementary students. This study was conducted in
Pandeglang in January to June 2016 with case control design of the 56 cases and
62 controls. The proportion of residential soil contaminated eggs/larvae was
43.20%. This study found no significant associations between residential soil
contamination by eggs/larvae of the helminth parasite with helminthiases in
school children (OR 1.696; 95% CI 0.813 to 3.535). While significant association
of using of family toilets (OR 2.423; 95% CI 1.147 to 5.119), bowel habits (OR
3.12; 95% CI 1.312 to 7.421), and handwashing (OR 4.407; 95% CI 2.034 to
9.547 ) with the school children. Multivariate analysis showed that soil
contamination settlement by eggs / larvae is not significantly associated with
helminthiases. Contamination of soil residential by eggs / larvae of the helmiths
was one of the confounding variables in helminthiases and hand washing as the
most dominant variable and significantly related to helminthiases on elementary
school students; OR = 4.395 (95% CI 1.982 to 9.745). Efforts were needed to
improve public access to eligible family latrines and health education and
promotion to the community for clean and healthy living especially hand washing
for school children"
2016
T46527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims to study the effect of lime addition in acid soil to chemical characteristic of soil and dry weight of green manure crops. The experiment with completely randomized design for factional 7x2 was used. The first factor was green manure crops consisting of seven level and the second factor was lime addition consisting of two levels. Result shows that the liming can increase pH value from very acid to slightly acid, decrease Al-dd content, decrease Al saturation."
LIN 3:5 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>