Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146374 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdiansyah Zhultriza
"ABSTRAK
Perkembangan dunia manufaktur di abad ke-21 ini berkembang seiring bertambahnya permintaan produk. Pembuatan produk baru yang inovatif, cepat, dan murah dapat memberikan keuntungan bagi industri manufaktur. Desain produk dengan pembuatan prototipe nyata membuat harga penelitian produk dan risiko kegagalan menjadi tinggi. Penelitian ini menggagas konsep virtual manufacturing yang dapat digunakan untuk melakukan assembly dan desain memanfaatkan hasil data image processing. Penggunaan perakitan secara virtual dapat memangkas harga pembuatan produk uji coba dan merasakan sensasi langsung. Model software yang dikembangkan menggunakan kamera webcam pada laptop dan integrasi hasil identifikasi dan tracking tangan dengan 3D CAD System. Pengguna menggunakan software ini tanpa perlu terganggu dengan sensor yang banyak maupun pembelian device tambahan yang mahal sehingga lebih leluasa dalam melakukan simulasi virtual manufacturing. Hasil akhir dari penelitian ini adalah model software virtual designing dan virtual assembly sebagai bagian dari virtual manufacturing.

ABSTRACT
The development of the manufacturing world in the 21st century is growing as the demand for product rsquo s increase. Creating innovative, fast, and inexpensive new products can provide benefits for the manufacturing industry. Product design with real prototype has expensive cost for research and the failure is too high. This research initiated a concept of virtual manufacturing that can be used to perform assembly and design utilize the results of image processing data. The use of virtual assembly can cut the price of making test products and feel the sensation instantly. The software model is developed using webcam cameras on laptop and integration of the results of identification and hand tracking based on image processing with 3D CAD System. User can use this software without feeling interupted by the sensors so they can feel more flexible in performing virtual manufacturing simulation and do not have to purchase of additional devices that are expensive. The end results of this research are virtual designing and virtual assembly software model as part of virtual manufacturing. "
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaser Ali Husen
"Lean Manufacturing telah menjadi pendekatan utama untuk menciptakan proses manufaktur yang sangat efisien sejak awal 1990-an. Ini mungkin sangat berhasil karena keefektifannya dalam mengurangi kompleksitas dan menghentikan pekerjaan atau pemborosan yang tidak perlu. Saat ini, istilah Industri 4.0 menggambarkan visi sistem manufaktur masa depan. Penelitian sebelumnya menunjukkan kemungkinan untuk mengintegrasikan dan menggabungkan pendekatan lean dan sistem Industry 4.0. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kedua konsep tersebut. Selain itu, mereka menyimpulkan bahwa mengintegrasikan pendekatan lean dan Industry 4.0 mengarah pada pengurangan biaya yang lebih besar daripada hanya menerapkan salah satunya. Penelitian ini merangkum dan mengusulkan kerangka kerja (framework) yang dapat memandu implementasi integrasi Lean Manufacturing dan Industry 4.0.

Lean manufacturing has been the primary approach for creating highly efficient manufacturing processes since the early 1990s. It may be very successful due to its effectiveness in reducing complexity and heading off unnecessary works or waste. At present, the term Industry 4.0 depicts a vision of the future manufacturing system. Previous researches indicate the possibility to integrate and combine the lean approach and Industry 4.0 system. Previous researches suggest that there are positive relationships between the two concepts. Besides, they conclude that integrating the lean approach and Industry 4.0 leads to a greater cost reduction than implementing only one of them. The current paper summarizes and proposes a framework that can guide the implementation of the integration of lean manufacturing and Industry 4.0."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Lavina Sambowo
"Dengan meningkatnya nilai PDB Indonesia di dunia, diperlukannya perhatian yang lebih mendalam terhadap industri pengolahan, sektor yang menopang 20% PDB Indonesia. Krisis yang sebelumnya telah terjadi seperti krisis moneter tahun 2008 dan pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat mendalam terhadap industri pengolahan dimana secara langsung menurunkan putaran roda ekonomi di Indonesia. Pengembangan kerangka konsep dan model dasar indeks resiliensi dengan pendekatan sistem dinamis dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan performa ketahanan perusahaan dalam menghadapi krisis atau gangguan. Resiliensi merupakan salah satu bentuk upaya bagi perusahaan ketika mengalami gangguan atau risiko untuk bangkit kembali ke dalam kondisi semula atau tertentu. Dalam penelitian ini, resiliensi memiliki empat faktor, yaitu robustness, resourcefulness, redundancy, dan rapidity. Dimana fungsi organsasi seperti operasional, finansial, strategi, dan sumber daya manusia juga berpengaruh terhadap penilaian performa resiliensi. Setiap faktor memiliki kumpulan indikator yang diperoleh melalui studi literatur dan in-depth interview dengan ahli. Selanjutnya, pembobot dari setiap faktor dan indikator resiliensi dilakukan. Model dasar sistem bisnis juga dibuat agar kompleksitas dari sistem bisnis tersebut dapat digambarkan dan dianalisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor dan indikator resiliensi yang paling berpengaruh ialah redudancy dan reserve funds, secara berurutan.

With the increasing value of Indonesia's GDP worldwide, more attention is needed to the manufacturing industry, the sector that accounts for 20% of Indonesia's GDP. Previous crises such as the 2008 monetary crisis and the Covid-19 pandemic had a very deep impact on the manufacturing industry which directly reduced the economic transaction in Indonesia. The development of the conceptual framework and basic model of the resilience index with a system dynamic approach is carried out as an effort to improve the company's resilience performance in the face of crises or disturbances. Resilience is a form of effort for companies when experiencing disturbances or risks to bounce back to their original or certain conditions. In this study, resilience has four factors, namely robustness, resourcefulness, redundancy, and rapidity. Where organizational functions such as operations, finance, strategy, and human resources also affect the assessment of resilience performance. Each factor has a set of indicators obtained through literature studies and in-depth interviews with experts. Next, the weighting of each factor and indicator of resilience is carried out. The basic business system model is also made so that the complexity of the business system can be described and analyzed. The results of this study indicate that the most influential factors and indicators of resilience are redundancy and reserve funds, respectively."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Al Amin
"Resiliensi ekonomi merupakan perbincangan di dalam ekonomi yang tidak akan berhenti. Setiap negara dan wilayah yang menjadi bagiannya akan memastikan memiliki kemampuan resiliensi ekonomi yang cukup baik. Hal ini berkaitan dengan kondisi ekonomi yang tidak dapat diprediksi secara pasti. Pada saat kondisi ekonomi sedang terguncang, maka suatu negara yang memiliki resiliensi yang lebih baik cenderung akan mampu bertahan. Aktivitas ekonomi menjadi salah satu kunci penting untuk menopang ketahanan ekonomi dari guncangan. Struktur industri merupakan cerminan atas aktivitas ekonomi. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memetakan resiliensi ekonomi Indonesia berdasarkan persebaran regional dan menganalisis secara empiris pengaruh struktur industri diversifikasi dan spesialisasi terhadap resiliensi ekonomi pada periode 1997-2015. Sampel yang diuji sebanyak 25 provinsi. Analisis empiris pengaruh struktur industri diversifikasi dan spesialisasi terhadap resiliensi ekonomi dalam penelitian ini hanya mencakup industri manufaktur dengan menggunakan Data Industri Besar dan Sedang. Pengujian estimasi yang diaplikasikan adalah panel statis dengan model fixed effect. Hasil penelitian ini menunjukkan: pertama, adanya perbedaan kondisi resistensi dan recovery di dalam resiliensi ekonomi regional. Rata-rata resistensi regional berada di atas kondisi nasional, sementara itu rata-rata recovery regional berada di bawah kondisi nasional. Kedua, spesialisasi industri manufaktur berpengaruh positif terhadap resiliensi ekonomi regional. Ketiga, diversifikasi sub sektor industri manufaktur berpengaruh negatif signifikan terhadap resiliensi ekonomi regional. Keempat, ada beberapa spesialisasi sub sektor industri manufaktur yang berpengaruh signifikan terhadap resiliensi regional berdasarkan pembagian dua kelompok wilayah.

Economic resilience is a discourse in economics that will not stop. Each country and region that is part of it will ensure that it has sufficient economic resilience capabilities. This is related to economic conditions that cannot be predicted with certainty. When economic conditions are shaken, a country that has better resilience tends to be able to survive. Economic activity is one of the important keys to sustaining economic resilience from shocks. Industrial structure is a reflection of economic activity. Therefore, this study aims to map Indonesia's economic resilience based on regional distribution and analyze empirically the effect of diversification and specialization industrial structures on economic resilience in the period 1997-2015. The samples tested are 25 provinces. Empirical analysis of the effect of industrial diversification structure and specialization on economic resilience in this study only covers the manufacturing industry using Large and Medium Industry Data. The estimation test applied is a static panel with a fixed effect model. The results of this study indicate: that first, there are differences in conditions of resistance and recovery in regional economic resilience. The average regional resistance is above national conditions, while the average regional recovery is below national conditions. Second, specialization in the manufacturing industry has a positive effect on regional economic resilience. Third, the diversification of the manufacturing industry sub-sector has a significant negative effect on regional economic resilience. Fourth, there are several specializations in the manufacturing industry sub-sector that have a significant effect on regional resilience based on the division of the two regional groups."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurachma Indrati Sukirno
"ABSTRAK
Teori Human Capital mengatakan bahwa tenaga kerja yang berpendidikan lebih tinggi akan mendapatkan upah yang lebih besar karena mereka memiliki produktivitas yang lebih tinggi. Namun bukti empiris menunjukkan peningkatan produktivitas tidak diikuti oleh peningkatan upah. Hal tersebut menggambarkan adanya degree of monopsony yang dimiliki perusahaan. Degree of monopsony dapat bervariasi antar sektor karena antar sektor memiliki karakteristik yang berbeda. Penelitian ini meneliti adanya degree of monopsony yang berbeda antar sektor dengan cara melihat hubungan antara komposisi tenaga kerja berdasarkan level pendidikan terhadap productivity-pay gap/rent sharing yang didapatkan oleh perusahaan pada industri manufaktur Indonesia pada kurun waktu 1996 dan 2006. Pengukuran rent sharing mengikuti metode Ours Stoeldraijer 2011 dan Kampelmann et.al 2018 yaitu selisih antara produktivitas tenaga kerja dengan rata-rata pengeluaran upah tenaga kerja yang dibayarkan oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan pooled cross section data yang dikontrol dengan dummy tahun, dan diestimasi menggunakan metode Ordinary Least Square OLS . Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian sektor industri manufaktur memiliki degree of monopsony terhadap tenaga kerja yang berpendidikan menengah dan tinggi, ditunjukkan dengan rent sharing positif yang didapatkan perusahaan jika menggantikan tenaga kerja yang berpendidikan rendah dengan tenaga kerja yang berpendidikan menengah dan tinggi. Semakin tinggi level teknologi produksi suatu sektor maka semakin besar degree of monopsony sektor tersebut terhadap tenaga kerja yang berpendidikan tinggi.

ABSTRACT
Human capital theory suggest that more educated worker would received higher payment because more productive than less educated worker. But empirical studies show increased productivity not in line with the increase in wage. This phenomenon reflects the existence of degree of monopsony owned by the company. Degree of monopsony can vary between sectors because the inter sector has different characteristics. This study examined the existence of different degree of monopsony between sectors by looking at the relationship between labor composition based on educational level on productivity pay gap rent sharing obtained by companies in Indonesian manufacturing industry during 1996 and 2006. We use method of Ours Stoeldraijer 2011 and Kampelmann et.al 2018 to measure rent sharing. This study use pooled cross section of data controlled by year dummy, and estimated using the Ordinary Least Square OLS method. The results show that some manufacturing industry sectors have a degree of monopsony for medium and high education workers, indicated by the positive rent sharing that firms earn when replacing a low educated workforce with a high and middle education workforce. The higher the level of production technology of a sector, the greater the degree of monopsony of the sector to a highly educated workforce. "
Lengkap +
2018
T50315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beti Agustina
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Average Collection Period, Inventory Turnover in Days dan Average Payable Period terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur listed BEI tahun 2010-2011. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Average Collection Period, Inventory Turnover in Days dan Average Payable Period terbukti berpengaruh negatif secara signifikan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur di Indonesia. Melalui hasil yang diperoleh, sangat disarankan bagi perusahaan ? perusahaan terbuka di Indonesia untuk lebih memperhatikan dan serius dalam perihal pengelolaan modal kerja perusahaan, dimana terbukti dapat membantu dalam meningkatkan profitabilitas perusahaan.

This study aims to examines the Influence of Average Collection Period, Inventory Turnover in Days and Average Payable Period on Manufacturing Firm?s Profitability, Evidence from Indonesia listed manufacturing company 2010-2011. The findings indicate that Average Collection Period, Inventory Turnover in Days and Average Payable Period are negatively related to Manufacturing Firm?s Profitability. Thus, the results strongly suggest that working capital management practices work favorably to higher the manufaturing fim?s profitability."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46135
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartato
"Optimalisasi penggunaan teknologi berperan dalam industri manufaktur agar mampu mencapai potensi produktifitas yang penuh di era ekonomi digital. Adanya transformasi teknologi digital ini dapat memberikan kontribusi besar pada struktur pendapatan pekerja industri manufaktur. Sementara itu, industri manufaktur yang merupakan leading sector perekonomian nasional dalam kurun waktu 2014 hingga 2018. Namun didominasi dengan pekerja berkarakteristik vertical mismatch (ketidaksesuaian antara tingkat pendidikan dengan jenis pekerjaan) yakni diatas 90 persen dan Indonesia menempati posisi tertinggi diantara negara Asia Pasifik lainnya untuk proporsi pekerja vertical mismatch. Resiko tenaga kerja yang berkarakteristik vertical mismatch, khususnya bagi pekerja overqualified adalah upah di bawah standar yang dikarenakan investasi mereka pada tingkat pendidikan tidak dipakai secara optimal. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh teknologi digital dan vertical mismatch terhadap pendapatan pekerja industri manufaktur di Indoensia menggunakan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2019. Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa teknologi digital dan vertical mismatch berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan. Pekerja underqualified cenderung memperoleh pendapatan lebih besar dibandingkan mereka yang tergolong well-matched sedangkan pekerja overqualified akan dihadapkan dengan wage penalthy atau upah yang rendah. Adanya kemampuan menguasai teknologi digital seperti komputer, smartphone, dan teknologi digital lainnya mampu menambah pendapatan pekerja vertical mismatch dengan kecenderungan lebih tinggi.

Optimizing the use of technology has a role in the manufacturing industry in order to be able to reach its full productivity potential at this digital economy era. The existence of this digital technology transformation impacts on a major contribution toward income structure of manufacturing industry labors. Meanwhile, the manufacturing industry was the leading sector of the national economy from 2014 to 2018. However, it is dominated by workers with vertical mismatch characteristics (the mismatch between the level of education and the type of work) which is above 90 percent. Furthermore, Indonesia occupied the highest position among other Asia Pacific countries in terms of vertical mismatch worker proportion. The risk of labor which is characterized by a vertical mismatch, especially for overqualified workers, is wages that are below standard because their investment in education level is not used optimally. This research aims to study the effect of digital technology and vertical mismatch on the income of manufacturing industry labors in Indonesia using data from the National Labor Force Survey (Sakernas) August 2019. The results of multiple linear regression indicate that digital technology and vertical mismatch have a significant effect on income. Underqualified labors tend to earn more than those who are classified as well-matched, while overqualified labors will be faced with wage penalthy or low wages. The ability to master digital technology such as computers, smartphones and other digital technologies is able to increase the income of vertical mismatch labors with a higher tendency."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Satyani Widjaja
"ABSTRAK
PT Astra Honda Motor merupakan perusahaan manufacturing sepeda motor merk HONDA yang berdiri sejak tahun 1971. Dalam kondisi pesaingan sekarang PT Astra Honda Motor membutuhkan alat bantu untuk proses Planning dan Budgeting karena perusahaan menghadapi masalah dan mengalami hambatan dalam proses Planning dan Budgeting. Dalam karya akhir ini dilakukan analisis sistem informasi
bagaimana yang sesuai dengan kebutuhan PT Astra Honda Motor untuk proses Planning dan Budgeting. Saat ini perusahaan masih menggunakan sistem manual menggunakan Microsoft Excel dalam menyiapkan proses Planning dan Budgeting, dan ini menyebabkan proses menjadi lambat, kurang akuratnya perencanaan dan dibutuhkan
sumber daya manusia yang lebih banyak, serta tidak real time simulation. Oleh karena itu dalam karya akhir ini akan dianalisis dengan menggunakan metode FAST (Framework for Application of System Technique) System Analysis and Design Strategies. Ada 5 tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu tahap penyelidikan awal, tahap analisis masalah, tahap analisis kebutuhan, tahap desain
logikal, dan tahap analisis keputusan. Dalam tahap desain logikal, digambarkan model data , model proses, dan user interface dimana untuk model data menggunakan Entity Relationship Diagram, untuk model proses menggunakan Data Flow Diagram dan untuk User Interface menggunakan Windows User Interface. Penulis menggunakan
bantuan Microsoft Office Visio 2003 untuk menggambarkan model data, model proses dan model user interface. Metode FAST System Analysis and Design Strategies memberikan gambaran dan petunjuk yang jelas mengenai tahap yang harus dilakukan untuk menganalisis
sistem informasi. Hasil analisis ini akan menggambarkan sistem informasi yang diperlukan oleh PT Astra Honda Motor yang diberi nama Sistem Planning dan Budgeting. Sistem ini merupakan sistem informasi yang cukup kompleks, dan sangat dibutuhkan untuk itu diusulkan perusahaan segera mengaplikasian sistem informasi yang terkomputerisasi untuk mengatasi masalah dan hambatan yang dialami oleh perusahaan. Cara yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan sistem informasi yang dirancang adalah dengan membeli software yang sudah siap digunakan ataupun dengan membangun software yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Untuk mengimplementasikan sistem informasi ini penulis menyarankan untuk
melengkapi karya akhir ini dalam tahap desain sistem analisis menggunakan metode FAST System Analysis and Design Strategies."
Lengkap +
2007
T 23833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Harry Budiutomo Harmadi
"Adanya faktor skala ekonomi dalam pemilihan lokasi menyebabkan beberapa perusahaan yang sej erns memilih berada pada lokasi yang berdekatan, sehingga membawa dampak menurunnya biaya produksi perusahaan. Berkumpulnya beberapa perusahaan sejenis dalam suatu Iokasi industri disebut aglomerasi industri. Hal inilah yang dapat menjelaskan mengapa suatu kota memiliki perusahaan yang jenisnya sama lebih darn sate, dan adanya kecenderungan bahwa kota akan berkembang di sekitar lokasi industri. Suatu kota industri yang besar terbentuk karena adanya aglomerasi ekonomi dalam produksi. Ada dua jenis aglomerasi ekonomi, yaitu localization economies dan urbanization economies.
Menurut Henderson (1988), localization economies terjadi jika biaya produksi perusahaan-perusahaan sebagai bagian darn suatu industri menurun pada saat total output darn industri meningkat. Sedangkan urbanization economies terjadi jika biaya produksi sebuah perusahaan secara individual menurun saat total output clan wilayah urban/ perkotaan meningkat. Terdapat kontroversi darn efek yang ditimbulkan oleh localization economies (dikemukakan oleh Alfred Marshall) dengan urbanization economies (diidentifikasi oleh Jane Jacobs). Mills, Henderson, 0 hllallachain dan Satterthwaite mengatakan bahwa localization economies lebih panting dibanding urbanization economies, karena pertumbuhan tenaga kerja suatu sektor lebih tergantung pada besarnya sektor tersebut daripada besarnya wilayah perkota nl metropolitan sektor tersebut berada.
Secara umum, pro duktifitas modal dan tenaga kerja sektor industri di Jakarta cukup bank, dimana modal per tenaga kerja dan upah per tenaga kerja mempengaruhi output per tenaga kerj a. Artinya kenaikan modal dan upah akan mampu mendorong kenaikan output. Aglomerasi ekonomi yang terjadi pada mayoritas sub-sektor industri di Jakarta merupakan aglomerasi jenis localization dan urbanization economies, dimanaperusahaan-perusahaan di sektor industri memilih berlokasi di Jakarta karena pertimbangan biaya produksi yang lebih murah, dan juga karena pertimbangan besarnya jumlah penduduk. Hal inn didukung oleh kenyataan bahwa infrastruktur yang ada di DKI Jakarta lengkap, terutama untuk akses transportasi dankomunikasi, serta posisi Jakarta sebagai pusat kegiatan ekonomi nasional.
Analisis regresi data panel menunj ukkan bahwa terdapat perbedaan basil yang mendasar antara data industri dengan klasifikasi ISIC 2 digit dengan industri berdasarkan klasifikasi ISIC 3 digit dalam observasi. Sub-sektor industri di DKI Jakarta yang mengalami aglomerasi industri ialah sub-sektor Industri Tekstil, Pakaian Jadi, dan Kulit, Industri Kertas dan Barang Barang darn Kertas, Percetakan dan Penerbitan, Industri Kimia dan Barang-Barang darn Kimia, Petroleum, Batu Bara, Karat, dan Barang darn Plastik, Industri Barang-Barang Ban Logam, Mesin dan Perlengkapannya, Industri Pengolahan Lainnya. Sedangkan sub-sektor Industri Makanan, Minuman Serta Tembakau, Industri Kayu dan Barang-Barang dari Kayu, Termasuk Alat-Alat Rumah Tangga darn Kayu, Industri Barang-Barang Galian Bukan Logam, dan Industri Dasar Logam tidak mengalami aglomerasi. Pada golongan pokok industri teridentifikasi tidak terjadi aglomerasi industri.
Perlu ada penyusunan kebijakan industri yang lebih diarahkan hanya pads industri yang memang mengalami aglomerasi. Sebaiknya pemerintah daerah DKI Jakarta lebih mengutamakan sub-sektor industri yang sudah terkonsentrasi kuat, dan mengalami aglomerasi jenis localization economies sekaligus urbanization economies."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T20643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Puspitowati
"Tesis ini bertujuan untuk ( i ) melihat kontribusi industri manufaktur terhadap pertumbuhan output ( ii) melihat faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan industri manufaktur (iii) melihat efisiensi teknis pada industri manufaktur ISIC tiga digit di Indonesia tahun 1990-1997.
Metode dekomposisi pertumbuhan digunakan sebagai pendekatan untuk melihat kontribusi industri manufaktur terhadap output, karena dapat diperoleh faktor apa yang berperan terhadap pertumbuhan output domestik. Fungsi Produksi Cobb Douglas digunakan untuk melihat faktor -faktor yang menentukan pertumbuhan industri manufaktur. Sementara untuk melihat efisiensi teknis digunakan Data Envelopment Analysis.
Data yang digunakan berasal dari Tabel Input Output 1990 dan 1995 untuk melihat kontribusi industri manufaktur. Untuk melihat faktor penentu pertumbuhan industri manufaktur digunakan data panel yang berasal dari data industri manufaktur tiga digit kecuali minyak dan gas, demikian pula untuk efisiensi teknis.
Studi ini menunjukkan industri manufaktur merupakan penentu utama dalam pertumbuhan output domestik perekonomian Indonesia tahun 1990-1995. Sementara untuk industri manufaktur terlihat pertumbuhan sektor tersebut lebih dipengaruhi oleh permintaan domestik kemudian ekspansi ekspor.
Dalam analisis data panel menunjukkan bahwa pertumbuhan nilai tambah industri manufaktur disebabkan karena pertumbuhan tenaga kerja , pertumbuhan ekspor dan pertumbuhan kapital.
Dengan menggunakan Data Envelopment Analysis diperoleh hasil bahwa ada kecenderungan beberapa sub sektor menunjukkan efisiensi yang tinggi pada periode penelitian. Dimana hasil tersebut cenderung menunjukkan industri kapital intensif mendorong efisiensi pada industri labor intensif.
"
Lengkap +
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>