Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Akhmad Zaki Firdaus
"ABSTRAK
Di Indonesia telah terjadi pergantian peraturan untuk Struktur Bangunan Baja, dimana perubahan peraturan ini mengacu pada AISC 360-10. Salah satu perubahan yang sangat terlihat adalah metode desain, yang bepengaruh untuk menentukan kuat perlu dan kuat tersedia dari suatu struktur. Metode yang tersedia pada peraturan baru ini adalah Direct Analysis Method DAM yang merupakan metode utama, Effective Length Method ELM , First Order Analysis dengan Amplifikasi ELM orde pertama . Selain metode dalam peraturan ini, terdapat cara lain untuk menganalisa suatu struktur yang cukup sulit dilakukan karena membutuhkan perhitungan untuk non-linear geometry dan material yaitu Advanced Analysis. Untuk Advanced Analysis sendiri dilakukan untuk menentukan batasan suatu struktur hingga terjadi sendi plastis, sehingga terjadi efek non-linear pada struktur. Advanced Analysis ini merupakan salah satu pendekatan analisa yang paling mendekati kondisi asli. Pada struktur baja dengan breising konsentris, yang mana merupakan struktur yang cukup kaku namun kurang daktail dibandingkan dengan dengan breising eksentris dan meningkatkan kekakuan aksial. Pada penelitian ini akan menganalisa pengaruh perbedaan metode DAM, ELM dan ELM orde pertama dengan megacu Advanced Analysis pada struktur baja dengan breising konsentris pada lantai 1,3, dan 5. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa struktur yang dianalisis dengan dua dimensi dan diasumsikan tidak bergoyang K=1 memiliki perbedaan untuk tiap metode relatif sama dan metode yang paling mendekati dengan Advanced Analysis adalah DAM dan ELM, dimana hasil setiap metode relatif dekat dengan Advanced Analysis. Sedangkan jika struktur dua dimensi dianggap dapat bergoyang tegak lurus dengan struktur nilai K bervariasi >1 memiliki hasil yang relatif lebih berbeda dibandingkan dengan asusmsi tidak bergoyang. Dimana hasil ini menunjukkan bahwa DAM lebih mendekati hasil Advanced Analysis. Dari kedua percobaan ini menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada tahap menentukan kuat perlu relatif kecil, dimana efek dari orde kedua, notional load dan reduksi kekakuan tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Sedangkan perbedaan yang terjadi lebih diakibatkan dari menentukkan kuat tersedia struktur dimana nilai K berpengaruh secara signifikan untuk struktur yang relatif langsing pada struktur yang dianggap bergoyang pada sumbu minornya. Sedangkan untuk tahap desain struktur 4 lantai dengan breising konsentris, perbedaan antar metode terlihat pada lantai 1 dan 2. Dimana hasil desain untuk kolom tekan memiliki perbedaan untuk DAM dan ELM. Namun hasil desain dari DAM maupun ELM memiliki kinerja struktur yang kurang baik setelah dievalusi dengan metode pushover.

ABSTRACT
The Indonesian National Standard Council BSNI Have changed the rules for specification design of steel building, which is this change based on AISC 360 10. One of the biggest changes is method of design that can influences for determine required strength and available strength. There are three methods to design the stability that is Direct Analysis Method DAM which is the main analysis design, Effective Length Method ELM , and First Order Analysis with Amplification ELM first order . Besides those method, there is another method for analysis the structure that is Advanced Analysis. Advanced Analysis is the method which the closest with real condition because this method consider the effects of non linear geometry and material. So that, this method can be the limit of structure for get the loads and be a reference for other methods. For concentric braced frame, that is the stiff structure enough but less ductile than eccentric braced frame and increase the axial stiffness for structure. On this study, would discusses about the differences of three method that rsquo s DAM, ELM and ELM first order with refers to result of Advanced Analysis on concentric braced frame for one, three and five story. The results of this study show that the structures analyzed in two dimensions and assumed no sway K 1 have the differences for each methods relatively same and the method with closest result to Advanced Analysis is DAM and ELM, which the results for each methods are relatively close to Advanced Analysis. Meanwhile, if the two dimensions structure assumed as sway to perpendicular of structure K value is variety 1 have the result relatively more differences than if the structure is no sway. Which the results show that DAM is closer to Advanced Analysis. from both test show that the differences occurring for determine required strength are relatively small. Which mean that the effect of second order analysis, notional load and the stiffness reduction are not significantly give affect for the differences. While the differences are influenced by determine available strength which is the value of K significantly influence for the structure that relatively slender and assumed sway to perpendicular of structure. Furthermore, the design step for steel structure 4th story with concentric braced frame show that the differences occur in 1st and 2nd story. Which the result of design for compression column have differences only for DAM and ELM. But the design from DAM or ELM have performance that not good after evaluated with pushover.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masrul Wisma Wijaya
"ABSTRAK
Beton merupakan salah satu material yang mengalami perkembangan signifikan pada industri konstruksi. Salah satu inovasi material beton adalah beton ringan dengan penggunaan agregat kasar ringan berbahan dasar polypropylene PP . Penggunaan beton ringan memungkinkan pengurangan berat sendiri sehingga elemen struktur yang didesain bisa lebih efisien dan ekonomis. Penulis menggunakan agregat halus Cimangkok dan melaksanakan pengujian berat jenis, berat isi, dan analisis saringan. Rancang campur yang digunakan adalah metode volume dengan perbandingan semen : pasir : agregat : air adalah 1 : 2 : 2.6 : 0.9. Penulis merencanakan pengecoran benda uji silinder 15x30 cm dan benda uji balok 7x10x150 cm. Benda uji balok terdiri dari 3 jenis, yaitu P polos , T tulangan tarik , dan K tulangan tarik, tekan, dan sengkang . Seluruh tulangan dan sengkang yang dipakai berdiameter 4 mm. Benda uji balok diuji lentur dengan menggunakan dua metode yaitu lentur murni dan lentur dengan pengaruh geser. Kapasitas momen nominal untuk balok T dan K adalah masing-masing 1.29 kNm dan 2.38 kNm. Berat isi beton ringan adalah 1,690.98 kg/m3. Kuat tekan fc rsquo; aktual silinder umur 28 hari untuk pengujian destruktif dan UPV ultrasonic pulse velocity adalah masing-masing 22.63 MPa dan 26.11 MPa. Kuat tekan aktual balok menggunakan UPV adalah 20.58 MPa. Pada pengujian lentur murni dan lentur dengan pengaruh geser, balok K menunjukkan kurva kekakuan yang relatif besar dibanding balok T dan balok P. Secara umum, pengujian lentur dengan geser menyebabkan balok mengalami keruntuhan terlebih dahulu dibandingkan dengan pengujian lentur murni. Hal ini disebabkan oleh besarnya gaya dalam momen lentur dan gaya geser yang bekerja maksimum pada tengah bentang.

ABSTRACT
Concrete is one of the most developed material in construction industry. This thesis portrays innovation in structural lightweight concrete by using lightweight polypropylene PP aggregates. The use of lightweight concrete has been usually predicated on the reduction of its dead load so the structural elements can be designed efficiently. Researcher chose Cimangkok sand as fine aggregates and performed specific gravity, unit weight, and sieve analysis testing. Volume based mix design is used with ratio 1 2 2.6 0.9 cement fine aggregates coarse aggregates water . Concrete batching was performed to mold cylinder 15x30 cm and beam 7x10x150 cm. Beams are designed into 3 categories, P without rebar , T single rebar at bottom , and K confined rebar . 4 mm diameter rebars are used for specimen T and K. Beams are tested flexurally in 2 methods, pure bending and bending with shear. Nominal moment capacity for beam T and K are respectively 1.29 kNm and 2.38 kNm. The average unit weight of concrete cylinder speciments is 1,690.98 kg m3. 28 days compressive strength for destructive and UPV ultrasonic pulse velocity tests are respectively 22.63 MPa and 26.11 MPa. 28 days equivalent compressive strength for beam using UPV test is 20.58 MPa. In pure bending and bending with shear testing, beam K shows greater flexural rigidity than beam T and beam P. Bending with shear in beams caused early failure rather than pure bending. The failure occured due to the combination of bending moment and shear force at middle span.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Tsamarachianti
"ABSTRAK
Kebutuhan Indonesia terhadap pembangunan konstruksi terutama rumah tinggal terus mengikat seiring dengan bertambahnya penduduk di Indonesia. Hal ini mendorong inovasi beton yang ramah lingkungan, murah, dan mudah didapat. Oleh karena itu, penggunaan limbah seperti limbah beton dan limbah kertas sebagai subtitusi material campuran beton dapat menjadi salah satu alternatif. Dalam rangka mengembangkan penelitian sebelumnya, penelitian ini melihat secara langsung penggunaan beton kertas dalam aplikasinya pada balok rumah tinggal serta meninjau kembali pengolahan kertas untuk dijadikan material campuran beton. Pada penelitian ini, dibuat benda uji balok bertulang yang sesuai dengan dimensi aktual dengan skala 1:2 dari kebutuhan rumah tinggal. Hasil penelitian memaparkan bahwa penggunaan material subtitusi limbah beton dan limbah kertas dapat mempertahankan kuat tekan beton struktural dengan nilai kuat tekan lebih dari 17 MPa sesuai dengan standar pada SNI 03 ndash; 2847 ndash; 2013 dengan rata-rata kuat tekan 27,4 MPa. Sedangkan kuat tarik belah pada penelitian ini memiliki rata-rata sebesar 2,9 MPa. Dari pengujian yang dilakukan, kuat lentur campuran beton pada penelitian ini memiliki nilai yang lebih tinggi daripada balok beton normal dengan nilai ? yang lebih besar dari pada 1 yaitu sebesar 1,44 pada bentang 60 cm dan 1,40 pada bentang 30 cm. Pada balok beton bertulang, hanya terdapat dua kelompok pengadukan yaitu, C-28-4 dan C-28-5 yang dapat menjadi balok beton struktural.

ABSTRACT
Indonesia 39 s necessity of construction development, notably residential home, increasing constantly along with the ammount of Indonesia 39 s population. This matter stimulates innovation of eco friendly, inexpensive, and reachable concrete. With regard to this, utilization of waste, e.g. waste concrete and waste paper as a subtitution for mixed concrete is one of the alternative for an inovation concrete. In order to expand the previous research, this research aims to observe the utilization of papercrete for application of concrete beam for residential home directly, as well as to review the processing of paper to be used as concrete materials. The sample of this research which corresponds to actual dimension with the scale of 1 2 of concrete beam for residential home necessity, is the outcome of this research. The concrete beam is tested by utilizing flexural strength test and cracking behaviour from the beam. This research suggested that utilization of waste concrete and waste paper material substitution may uphold structural compressive strength with the value of compressive strength is more than 17 MPa, in accordance with SNI standard 03 ndash 2847 ndash 2013, with average of compressive strength 27.4 Mpa. In this research, splitting tensile strength has the average value of 2.9 MPa. This examination suggested that flexural of mixed concrete has higher value than normal concrete beam with lamda value more than 1, which is 1.44 for 60 cm span and 1.40 for span 30 cm. On reinforced concrete beam, there were merely two groups of the samples, namely C 28 4 and C 28 5 which could transform into structural concrete beam.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erinda Pandu Purnamasari
" ABSTRAK
Perkembangan teknologi beton terus mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya penggunaan material beton dalam dunia konstruksi di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi dalam teknologi beton untuk mengatasi permasalahan ketersediaan bahan-bahan penyusun beton. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Cangkang kelapa sawit merupakan salah satu limbah dalam industri kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi bahan penyusun beton. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik beton ringan dengan agregat kasar berupa cangkang kelapa sawit dengan penggunaan bahan tambah 5 silica fume dan variasi superplasticizer sebesar 1 , 1,1 , 1,2 , dan 1,3 . Pengujian yang dilakukan merupakan pengujian kuat tekan beton dari umur 7, 21, 28, 56, dan 90 hari dan pengujian kuat lentur beton pada umur 28 hari. Penelitian ini menunjukkan bahwa kuat tekan beton ringan cangkang kelapa sawit dapat mencapai 20,2 MPa pada hari ke-28 dan kuat lentur mencapai 2,5 MPa pada hari ke-28. Beton ringan cangkang kelapa sawit dengan kuat tekan dan kuat lentur tertinggi terdapat pada variasi campuran 5 silica fume dan 1 superplasticizer. Secara umum, beton ringan cangkang kelapa sawit dengan bahan tambah ini dapat diaplikasikan sebagai beton structural yang ramah lingkungan di Indonesia.
ABSTRACT The development of concrete technology continues to increase as increased the material of concrete in Indonesia 39 s construction world. Therefore, Indonesia needs an innovation in concrete technology to solve the problem of the availability of concrete materials. Indonesia was known as the largest producer of crude palm oil CPO in the world. Oil palm shell OPS is one of the solid wastes produced in crude palm oil industry that can be used as concrete materials. This experimental was investigating the compressive strength and flexural strength of oil palm shell OPS lightweight concrete using 5 silica fume and variation of superplasticizer 1 , 1.1 , 1,2 , and 1,3 . The compressive strength was tested in 7 days, 21 days, 28 days, 56 days, and 90 days and the flexural strength was tested in 28 days of the age of OPS lightweight concrete. It was found that the OPS lightweight concrete has compressive strength up to 20.2 Mpa and flexural strength up to 2.5 MPa in 28 days. The highest compressive strength and flexural strength of OPS lightweight concrete was found in variation of 5 silica fume and 1 superplasticizer. In general, OPS lightweight concrete using silica fume and superplasticizer is applicable as green structural concrete in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhavin Ariza Adrian
"Sebagai negara kepulauan yang rawan terkena bencana alam gempa bumi, perencanaan dan desain gedung bertingkat di indonesia, harus bersifat daktail. Dalam sistem penahan gaya lateral akibat gempa pada suatu struktur beton bertulang, terdapat tiga jenis struktur penahan gaya lateral yaitu Sistem rangka pemikul momen biasa (SRPMB), Sistem rangka pemikul momen menengah (SRPMM), dan Sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Penelitian ini dilakukan terhadap SRPMK yang merupakan salah satu tingkat dari moment resisting frame (MRF) dalam bangunan beton.
Kerusakan pada struktur dapat dinilai dari penurunan kekakuan struktur. Frekuensi alami merupakan parameter dari fungsi kekakuan yang dapat mengilustrasikan kerusakan pada struktur tersebut. Damage Index merupakan parameter yang dapat menilai kerusakan pada struktur secara kuantitatif. Damage index merupakan fungsi dari deformasi struktur, yang juga dapat mengilustrasikan kerusakan dari struktur dengan baik.
Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yakni pertama merupakan perhitungan damage index dengan membuar kurva pushover monotonik dan semisiklik menggunakan CAST3M. Bagian kedua adalah mencari frekuensi alami struktur dengan menggunakan SAP2000. Penelitian ini menggunakan studi kasus struktur yang berbeda lantai serta bentang dengan properti material yang berbeda.
Hasil dari penelitian menyimpulan dengan bertambahnya gaya pembebanan lateral terhadap struktur, nilai frekuensi alami akan mengalami penurunan sedangkan nilai damage index akan mengalami kenaikan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Agus Kurniawan
"Berdasarkan peraturan terbaru mengenai peraturan perancangan baja yaitu AISC 2010 telah mengalami beberapa koreksi dari peraturan sebelumnya yaitu AISC 2005. Hal ini juga merupakan perubahan utama yang diterapkan pada SNI 1729:2015 .Salah satu perubahan utama yang terjadi adalah perubahan metode utama perancangan stabilitas baja, dari metode panjang efektif menjadi metode analisa langsung. Penelitian ini akan mempelajari batasan-batasan yang berlaku untuk kedua metode dengan menggunakan advanced analysis sebagai metode pembanding. Advanced analysis adalah analisa orde ke 2 inelastis yang mewakili keruntuhan sebenarnya dari struktur yang akan divalidasi melalui beberapa rangka kalibrasi. Metodologi penelitian ini terbagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap pertama melakukan validasi untuk hasil advanced analysis dengan menyamakan hasil dengan hasil ekperimental atau numerikal yang telah dipublikasi sebelumnya dan tahap kedua adalah membandingkan stress ratio dan hasil desain dari metode ELM dan DAM pada beberapa variasi bangunan serta melakukan pengecekan performa hasil desain dengan menggunakan analisa pushover. Untuk tahap validasi, menggunakan analisa pushover untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing metode dan dengan variasi 3 zona gempa di Indonesia dan 3 jenis tanah untuk mengetahui metode apa yang paling dapat mengakomodir beban gempa di area Indonesia. Lalu tahap kedua adalah membandingkan beberapa variasi bangunan dengan kondisi bangunan berada pada zona Padang, tanah lunak.

Based on the latest standard of the guidance of steel design AISC 2010 had many corrections from the previous standard AISC 2005 . This is the main reason of the existence of SNI 1729 2015 .One of the main difference is the changing of analysis on steel rsquo s stability, called effective length method and direct analysis method. This research will study what limitation that are applied to the both method with advanced analysis as a comparison. Advanced analysis is second order inelastic method that represent the real collapse mechanism of structure that will be validated through some calibration frames. The metodology of this research is divided into 2 steps, the first is doing validation for get advanced analysis result through previous experimental or numerical rsquo s result that had been published and the second is comparing the stress ratio and the design both ELM and DAM through some variations of building then doing performanced based design of both methods using pushover analysis. For validation, it is using pushover analysis to know the characteristic of each methods and in addition to compare it with 3 different seismic zones in Indonesia Samarinda, Jakarta and Padang and 3 different type of soils to get the result of which method suits most of the seismic load in spesific area in Indonesia. Then the second phase is comparing some variations of building with condition that the building is located in Padang whose soft soil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyadi
"
ABSTRAK
Beton merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan pada pembuatan konstruksi bail-c untuk bangunan gedung maupon bangunan sipil, beton memiliki beberapa sifat utama jika dibandingkan dengan bahan bangunan dari jenis lain, sifat utama yang paling menonjol dari bahan beton adalah kuat telcan yang relatif tinggi dan dapat dibentuk sesuai dengan keinginan _ Kuat tekan beton pada umumnya didasarkan pada hasil uji kuat tekan pada umur 28 hari. Namun demikian jika tidak dilakukaan uji tekan pada umur 28 hari uji kuat tekan dapat pada umur yang lebih muda misalnya pada umur 3, 7,14, dan 21 hari unluk dapat memperkirakan kuat tekan pada umur 28 hari hasil kuat tekan tersebut kemudian dikonversikan dengan suatu nilai tertentu yaitu _ Menurut PBI 1971, N - 2, Tabel 4.14, jika tidak dilalcukan dengan percobaan perbandingan kuat tekan belon pada umur tersebut adalah : 0.40, 0.65, 0.88 dan 0.95. Disamping itu untuk uji kuat tekan ada beberapa bentuk benda uji yang dapat digunakan yang mana hasilnya masing masing berbeda.
Penelitian disini dimaksudkan untuk mengetahui nilai konversi kuat tekan beton pada berbagai umur terhadap lcuat tekan umur 28 hari dan berbagai bentuk benda uji terhadap bentuk kubus 15x15x15. Sampel dari penelitian ini beton segar diambil dari beberapa ready mix #yang ada-di Jafl-cafta uji'-lc-nat-tekan dilakukan di Laboratorium Bahan Beton Fakultas Teknik Universita Indonesia.
Sebagai basil dari penelitian ini nilai konversi Icuat tekan beton pada umur 3, 7, 14, 21, 56, 90 hari terhadap uat tekan beton umur 28 hari adalah : 0.54, 0.74, 0.86 0.94, 1.10 dan 1.16, sedangkan nilai konversi benda uji bentuk kubus,10x10x1O cm3, silinder diameter 10 tinggi 20 cm dan silinder diameter 15 tinggi 30 cm terhadap benda uji bentuk kubus, 15x15x15cm adalah : 1.05, 0.91 dan 0.94.
Karena nilai konversi rersebut didapar dari hasil pengujian yang ada dilapangan maka dapat digunakan sebagai pedoman kecuali nilai konvrsi benda uji bentuk silider diameter 10 ternyata hasilnya lebih kecil dari benda uji benluk silinder diameter 15 cm.
"
1997
S35576
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasyim Aidilichsan Muliawan
"Paving block merupakan komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan. Beberapa studi telah melakukan usaha untuk menggunakan plastik sebagai agregat pada paving block sebagai salah satu bentuk usaha daur ulang plastik. Lignin yang merupakan limbah dalam industri kertas merupakan polimer bipolar yang memiliki dua muka sehingga dapat dimanfaatkan sebagai coupling agent dalam pencampuran. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat pencampuran antara plastik, lignin, dan agregat pada paving block. Eksperimen ini menggunakan plastik tipe polipropena dengan penambahan variasi konsentrasi lignin sebesar 0; 0,1; 0,3; dan 0,5 wt%. Pengujian sudut kontak dilakukan untuk mengetahui tegangan permukaan yang dimiliki oleh masing-masing komponen. Pengujian FT-IR dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi yang dimiliki oleh campuran. Pengujian SEM dilakukan untuk mengamati morfologi yang terbentuk dari campuran yang dihasilkan. Hasil pengujian sudut kontak menunjukan polipropena dan lignin yang kompatibel karena persamaan sifat hidrofobisitas yang dimiliki. Ikatan gugus fungsi yang dihasilkan dengan variasi konsentrasi lignin menunjukan tidak terdapat ikatan baru yang dihasilkan setelah komponen-komponen dicampurkan. Morfologi yang dihasilkan menunjukan terdapat celah antara polipropena dengan campuran yang mengindikasikan lignin tidak menjembatani plastik dan agregat secara baik.

Paving block is a composition of building materials made from a mixture of Portland cement or similar hydraulic adhesives, water and aggregates used as road pavement materials. Several studies have made an effort to use plastic as aggregate replacements in paving blocks as a form of plastic recycling. Lignin which is a waste in the paper industry is a bipolar polymer that has two faces so that it can be used as a coupling agent in the mixture. The purpose of this study is to investigate the mixing properties of plastics, lignin, and aggregates in paving blocks. This experiment uses polypropylene with mixing proportions of 0; 0.1; 0.3; and 0.5 wt% lignin. Contact angle testing were carried out to determine the surface tension of each component. FT-IR were carried out to identify the functional of the mixture. SEM were carried out to observe the morphology formed from the resulting mixture. The contact angle test results show that polypropylene and lignin are compatible because of the similarity in their hydrophobicity properties. The functional groups of resulting mixture showed there is no new bonds were formed after the components were mixed. The resulting morphology shows that there is a gap between polypropylene and the mixture which indicates that lignin does not bridge the plastic and aggregate properly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Hidayat
"[ABSTRAK
Bekisting merupakan bagian yang menjadi unsur penting dalam suatu proyek konstruksi gedung bertingkat karena menghabiskan biaya terbesar dalam pekerjaan struktur bertingkat yang tipikal. Metode Block Out merupakan inovasi yang dimiliki PT. PP yang menjadi pilihan dalam pekerjaan bekisting. Pada penelitian ini akan dianalisa bagaimanakah perbandingan antara Metode Block Out yang dimiliki PT. PP dengan Metode Bekisting Konvensional ditinjau dari segi biaya dan waktu pada pekerjaan kolom. Data yang akan dianalisis didapatkan dari
narasumber yang menjadi praktisi di bidang konstruksi. Hasil dari penelitian ini
adalah metode out lebih murah dibandingkan metode konvensional dengan penghematan Rp 567.721.928,19 atau Rp 113.544.385,64 / lantai sehingga efisiensi biaya yang dapat dilakukan sebesar 20,6%. Metode block out lebih cepat dibandingkan dengan metode konvensional dengan durasi 12 hari.

ABSTRACT
Formwork is one part of high rise building construction that becomes an important element of a project because it consumes the largest cost in a typical multi-storey structural job. Block Out is a method innovated by PT. PP that can be used as an option in doing formwork. This research will analyze the comparison between Block Out Method and Conventional Formwork Method in cost and time’s prespective when working on column installation. The data that will be analyzed are obtained from sources who are practitioners in construction project. The hypothesis of this study is that Block Out Method, compared to Conventional Formwork Method, is cheaper in its construction cost and faster in its execution time. The goal of this report is Block Out Method is cheaper than Conventional Metode with thrift IDR 576.721.928,19 or IDR 113.544.385,64 / floor. So,
efficiently cost that could to apply is 20,6%. And, Block Out Method is faster than
Conventional Method that have 12 days duration.;Formwork is one part of high rise building construction that becomes an
important element of a project because it consumes the largest cost in a typical
multi-storey structural job. Block Out is a method innovated by PT. PP that can be
used as an option in doing formwork. This research will analyze the comparison
between Block Out Method and Conventional Formwork Method in cost and time’s
prespective when working on column installation. The data that will be analyzed
are obtained from sources who are practitioners in construction project. The
hypothesis of this study is that Block Out Method, compared to Conventional
Formwork Method, is cheaper in its construction cost and faster in its execution
time. The goal of this report is Block Out Method is cheaper than Conventional
Metode with thrift IDR 576.721.928,19 or IDR 113.544.385,64 / floor. So,
efficiently cost that could to apply is 20,6%. And, Block Out Method is faster than
Conventional Method that have 12 days duration, Formwork is one part of high rise building construction that becomes an
important element of a project because it consumes the largest cost in a typical
multi-storey structural job. Block Out is a method innovated by PT. PP that can be
used as an option in doing formwork. This research will analyze the comparison
between Block Out Method and Conventional Formwork Method in cost and time’s
prespective when working on column installation. The data that will be analyzed
are obtained from sources who are practitioners in construction project. The
hypothesis of this study is that Block Out Method, compared to Conventional
Formwork Method, is cheaper in its construction cost and faster in its execution
time. The goal of this report is Block Out Method is cheaper than Conventional
Metode with thrift IDR 576.721.928,19 or IDR 113.544.385,64 / floor. So,
efficiently cost that could to apply is 20,6%. And, Block Out Method is faster than
Conventional Method that have 12 days duration]"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57698
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dolan, Charles W.
"This textbook imparts a firm understanding of the behavior of prestressed concrete and how it relates to design based on the 2014 ACI Building Code. It presents the fundamental behavior of prestressed concrete and then adapts this to the design of structures. The book focuses on prestressed concrete members including slabs, beams, and axially loaded members and provides computational examples to support current design practice along with practical information related to details and construction with prestressed concrete. It illustrates concepts and calculations with Mathcad and EXCEL worksheets. "
Switzerland: Springer Nature, 2019
e20509411
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>