Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143950 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizza Auli Shava
"ABSTRAK
Pengguna narkoba meningkat setiap tahunnya dan DKI Jakarta menempati posisi ke 2 dari 5 provinsi dengan pengguna narkoba terbanyak di Indonesia. Yayasan Karisma merupakan lembaga yang bergerak dalam mengurangi dampak akibat narkoba. Banyaknya informasi yang diberikan oleh Yayasan Karisma kepada dampingannya seharusnya memberikan dampak positif akan perubahan perilaku pada dampingan itu sendiri. Namun, Yayasan Karisma sendiri belum memiliki alat untuk memantau perubahan perilaku pada kelompok dampingan yang disebabkan oleh penjangkauan yang dilakukan Yayasan Karisma kepada kelompok dampingan sesuai dengan indikator Harm Reduction. Penelitian ini membahas ketepatgunaan alat pemantauan perilaku kelompok dampingan pengguna narkoba jarum suntik yang hidup dengan HIV di Yayasan Karisma. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penilaian validitas isi dan validitas konstruk dilakukan dengan wawancara mendalam yang dilakukan kepada informan.Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat satu item terkait dampak pemberian informasi HIV pada klien ODHA yang belum memiliki alat ukur di Yayasan Karisma. Yaitu terkait kepatuhan minum ARV. Untuk membuat sebuah alat ukur yang tepat guna maka harus di nilai validitas dari alat ukur tersebut. Validitas yang diukur peritem pertanyaan, dan terdapat item yang tidak memiliki validitas yang memadai yaitu indikator Adherence dengan item Adherence Level. Oleh karena itu diperlukan sebuah alat yang dapat memantau perilaku dan alat ukur yang memiliki ketepatgunaan sehingga aplikatif untuk dilakukan di Yayasan Karisma. Alat ukur ini diperkirakan memiliki ketepatgunaan yang baik secara deskripsi, sehingga perlu dilakukan uji coba untuk menilai validitasnya kepada kelompok dampingan.

ABSTRACT
Drug users are increasing every year and DKI Jakarta ranks 2 of the 5 provinces with the largest drug user in Indonesia. Yayasan Karisma is an institution that is engaged in reducing the impact of drugs. The information provided by Yayasan Karisma should have a positive impact on behavioral changes to the client itself. However, Yayasan Karisma itself doesn 39 t have yet a tool to monitor the client behavioral changes due to Yayasan Karisma rsquo s performance in reaching the client in accordance with Harm Reduction indicator.. This study discusses the behavioral monitoring tool 39s validity of injecting drug user who life with HIV at Yayasan Karisma. This research is a qualitative research with descriptive design. Assessment of content validity and construct validity is done with in depth interviews conducted to informants. The results of this study found that there is one item related to the impact of providing HIV information to PLHIV clients who doesn rsquo t have a measuring tool in Yayasan Karisma. Related the adherence antiretroviral therapy. To make an appropriate measuring instrument should have a good the value of the instrument validity. The validity measured by the questions and there are items that do not have adequate validity is the Adherence indicator with the Adherence Level item. Therefore required a tool that can monitor the behavior and a tools that have a validity so that applicability to be done in Yayasan Karisma. This measuring instrument is expected have a validity in descriptions, so it is necessary to test the validity to the client."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Shafira
"Sebanyak 12,3% dari kasus HIV pada tahun 2014-2018 di wilayah Asia dan Pasifik merupakan penasun. Hasil Laporan STBP sejak 2007 selalu menunjukkan kelompok kunci yang memiliki prevalensi tertinggi adalah penasun. Pada tahun 2015 prevalensi HIV pada penasun sebanyak 28,7%. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi kejadian HIV pada penasun adalah perilaku berisiko penasun, perilaku berisiko seks dan penggunaan kondom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi, pengetahuan dan persepsi, perilaku penggunaan napza, perilaku berisiko seks, dan perilaku pencegahan dengan kejadian HIV pada kelompok kunci pengguna narkotika suntik (penasun) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder STBP 2018-2019. Sampel yang digunakan adalah penasun yang ada diseluruh Indonesia yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sampel sebanyak 1.364. data dianalisis secara univariat dan bivariat. Prevalensi HIV sebanyak 13,7%. Angka ini menglami penurunan cukup signifikan dibandingkan dengan hasil tahun sebelumnya. Terdapat hubungan signifikan antara umur (p-value 0,001; PR= 15,3) dan lama menjadi penasun (p-value 0,001; PR= 7,1). Diharapkan program cakupan PTRM dan LASS dapat menjangkau lebih luas untuk mengurangi perilaku berisiko yang penasun lakukan.

As many as 12.3% of HIV cases in 2014-2018 in the Asia and Pacific region were IDUs. The results of IBBS (STBP) reports since 2007 have always shown that the key group with the highest prevalence is IDU. In 2015 the HIV prevalence among IDU was 28.7%. One of the factors that can influence the incidence of HIV among IDUs is the risk behavior of IDUs, sexual risk behavior and the use of condoms. This study aims to determine the relationship between sociodemographic factors, knowledge and perceptions, drug use behavior, sexual risk behavior and HIV prevention behavior in key groups of injecting drug users (IDUs) in Indonesia. This study uses secondary data from the 2018-2019 IBBS. The sample used was IDU throughout Indonesia in accordance with the inclusion and exclusion criteria with a total sample size of 1,364. data were analyzed by univariate and bivariate. The HIV prevalence was 13.7%. This figure has decreased significantly compared to the previous year's results. There was a significant relationship between age (p-value 0.001; PR = 15.3) and length of time to be IDU (p-value 0.001; PR = 7.1). PTRM and NSP coverage programs can reach more widely to reduce the risky behavior that IDUs engage in."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sayekti Yuliyanti
"ABSTRACT
Penggunaan narkotika meningkat sampai pada kelompok perempuan. DKI Jakarta menjadi wilayah tertinggi penyalahguna narkotika dan prevalensi HIV/AIDS. Salah satu narkotika yang tinggi penggunaannya adalah shabu. Hal yang dapat memicu penggunaan shabu kelompok perempuan adalah lingkungan keluarga, teman, dan pasangan. Penggunaan shabu dapat memberikan efek pada peningkatan hasrat seksual seseorang dan perilaku seks berisiko. Perilaku seksual berisiko memicu peningkatan HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pendorong perilaku seks aman pada pengguna shabu perempuan. Data yang diambil adalah data dampingan perempuan pengguna shabu di Yayasan Karisma Jakarta dengan menggunakan desain studi kualitatif etnografi dengan metode partisipasi observasi. Subjek penelitian didapatkan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini dilakukan kepada partisipan dengan rentang usia 20-40 tahun. Dengan jumlah partisipan sebanyak 5 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan, self-efficacy, ketersediaan kondom, akses layanan kesehatan, dukungan kelompok, dan dukungan tenaga kesehatan dapat mendorong perilaku seks aman pada pengguna shabu perempuan. Faktor yang paling paling berpengaruh  adalah pengetahuan, self efficacy dan dukungan kelompok. 

ABSTRACT
The use of narcotics has increased in womens groups. DKI Jakarta becomes the highest region of narcotics abusers and HIV/AIDS prevalence. One of the narcotics which has highest users is methamphetamine or meth. Things that are able to trigger the use of methamphetamine in women are the environment of their family, friends, and even spouse. The use of meth can give an effect on increasing ones sexual desire and risky sexual behavior. Risk sexual behavior is able to trigger the transmission of HIV/AIDS. This study aims to determine the driving factors of safe sex behavior in female meth users. The data is assisted data of female meth users at Yayasan Karisma or Karisma Foundation in Jakarta which was taken by using an ethnographic qualitative study design with participatory observation method. The research subjects were obtained by purposive sampling method. This study was done participant aged between 20-40 years old. Which total number of participant 5 person. The results of this study indicate that knowledge, self-efficacy, availability of condoms, access to health services, group support, and support of health workers can encourage safe sex behavior for female meth users.The most influence factors are knowledge, self-efficacy, and group support.  "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juwanty Eka Putri
"HIV dan AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan global saat ini. HIV dan AIDS ini erat kaitannya dengan diskriminasi dari tenaga kesehatan, khususnya yang berasal dari perbuatannya sendiri seperti pengguna narkoba suntik. Penelitian ini bertujuan menggambarkan perilaku perawat terhadap pasien ODHA pengguna jarum suntik. Penelitian ini merupakan penelitian secondary data analysis dari penelitian utama yang berjudul Indonesian Nurses’ HIV Knowledge, Religiosity, Individual Stigma Attitudes, and Workplace HIV-Stigma. Hasil penelitian menunjukan sebanyak 51,5% perawat memiliki perilaku positif dan 48,5% memiliki perilaku negatif. Perilaku positif yang ditunjukan perawat harus dipertahankan dan dilihat juga dari faktor yang dapat mempengaruhi perilaku.

HIV and AIDS is one of the current global health issues. HIV and AIDS is closely related to discrimination of health workers, particularly from his own actions such as injecting drug users. This research aims to describe the attitude of nurses to patients PLWH IDUs. It uses a secondary data analysis from a major study entitled Indonesian Nurses’ HIV Knowledge, Religiosity, Stigma Individual Attitudes, and Workplace HIV stigma. The results show that 51,5% of nurses had a positive attitude and 48,5% had a negative attitude. Positive behaviour which is implemented by nurses should be maintained. Many factors can affect the behaviour of the nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55530
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Syarif
"Kota Tangerang adalah salah satu daerab yang berbatasan langsung dengan Jakarta dengan laju pertumbuban penduduk yang cukup tingg; mempunyai potensi kerentanan terhadap transmisi penyakit HIV / AIDS, mengingat potensi dan daya tarik Kota Tangerang sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara RJ dan sebagai; daerah Industri. Kasus peredaran dan pemakaian narkotika di wilayah Tangerang meningkat tajam, rata~rata meningkat hampir 100 persen per tahun.
Penelitian ini melihat faktor yang berhubungan dengan perilaku berisiko tertular HIV/AIDS pada remaja peduli HlV/AIDS di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang yang sebagian anggotanya adalah pengguna/mantan pengguna narkoba dan terdapat juga penderita HIVIAIDS positif yang tergabung di bawah pembinaan Yayasan Pelita Ilmu bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Perilaku konsumsi narkoba berisiko adalah remaja yang mengkonsurnsi narkoba dengan menggunakan jarum suntik (injecting drug user) secara berganti pakai.
Disain penetitian cross sectional pada 206 responden remaja berusia 15-24 tahun yang berperilaku menggunakan narkoba suntik melalui wawancara langsung dengan berpedoman pada kuesioner, Karakterisitk remaja yang dimaksud adalah meliputi karakteristik pribadi (pengetahuan tentang HIV/AIDS,jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status ekonomi~ posisi urutan dalam keluarga, status orang tua, dengan siapa tinggal), lingkungan sosial (keterpaparan pargaulan dengan pengguna narkoba, pola asuh orang tua, lingkungan tempat tinggal) dan karakteristik budaya. (masyarakat fanatisme .gama, daerah pendatang/campur, kegiatan di luar rumah).
Hasil analisis bivanat dengan chi square menunjukkan ada 8 (delapan) vanabel yang berhubungan erat (p < O.05) dengan perilaku pengguna narkoba berisiko yaitu tingkat pengetahuan, umur~ tingkat pendidikan, status ekonomi, status orang tua, pola asub orang tua, lingkungan tempat tinggal dan kegiatan di luar rumah. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa model terbentuk oleh variabel tingkat pengetahan, sosial ekonomi dan pola asuh. Hasil penelitian menunjukkan 55.3 %berisiko tertular H1VlAIDS. Remaja pengguna narkoba suntik yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang, mempunyal risiko 6,9 kali dibandingkan yang mempunyai tingkat pengetahuan baik, Remaja pengguna narkoba suntik yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi (SMU) rnempunyai risiko 5 kali dibandingkan yang mempunyal tingkat pendidikan rnenengah (5 SMU). Remaja pengguna narkoba suntik yang mendapalkan pola asuh damokrasi mempunyai risiko 5,3 kali dibandingkan mendapatkan pola asuh otoriter. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pengguna narkoba suntik berisiko adalah tingkat pengetahuan.
Dari hasil penelitian ini perlu ditingkatkan program surveilans perilaku kesehatan atau Risk Behavioral Surveillance Survey (BSS) pada remaja pengguna narkoba suntik yang komunitasnya udah jelas, misalnya di Iingkungan Lembaga Permasyarakatan (LP) Pemuda dan komunltas remaj. penYalahguna narkoba yang bergabung dalam Yayasan Pedull AIDS. Bagi Pemerintah Daerah Kota Tangerang berkoordinasi dengan KPAD (Komisi Penanggulangan AIDS Daerah) membuat regulasi kewajiban bagi seko1ah-sekolah tingkat meneogah (SLTP ke alas) untuk melakukan tes bebas narkoba secara periodik, misalnya setiap 6 (enam) bulan. Sedangkan bagi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) selaln melakukan penyuluhan Secara periodik tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

Tangerang city is one of area bordered with Jakarta. With a high rapid growth of citizen, Tangerang is potential place as epidemic transmission of HIV/AlDS. It is because Tangerang has a potential and function as a support city of Jakarta and as industrial area. The drug dealer and drug user cases in Tangerang is sharply increasing, on average a hundred percent a year.
This research is conducted to view the: connecting factor with risky behavior infected AIDS among young people who concerns with AIDS at Ciledug Tangerang. Those members are not only users and ex user but also an HIV positive. They are under Yayasan Pelita llmu which cooperated with health department. The risky drug user behavior is the Injected Drug User (IOU) young people who use drugs in turns.
The cross sectional research design with 206 young people respondents on age range 15~24 years old with behavior IDU is conducted by the writer. The writer uses direct interview with the respondent along with questioner. The risky drug user behaviour infected by AIDS meant covers: personal characteristic (their knowledge about HlV/AlDS, gender, age, educational level, economic status, position in family, parents status, whom he or she lived with), social environment (friendship with drug users, parenting models, neighborhood) and cultural characteristic (religious fanatism society, creole area, outdoor activity).
The result of bivariat analysis with chi-square shows there are eight close connected variables (p < 0.05) with the risky drug user behavior those are level of knowledge. age, educational level, economic status, parenting status, parenting model, social environment and outdoor activity. Multivariate test result shows that the models are formed by knowledge level. economic social. and parenting model. It shows that 55,3 percent are risked infected by HIV/AIDS The young people by Injected drugs users with low knowledge of HlV/AIDS have risk 6,9 times than young people who have better knowledge. The young people by Injected drugs users with high education level (high school) have five time risk than they who have lower education (:5 high school). The young people injected drugs users with democratic parenting model have risk 5,3 times than with otoriter parenting model the most dominant variable of injected drugs users behavior with risk is knowledge level.
This research result with the surveillance health behavior program or risk behavior surveillance survei (BSS) among injected young people which a1ready known community is needed to be increased, the 'example among young people prisoner. young people drugs users community that united in AlDS care foundation. For Tangerang city government need to coordinate the local comission of AIDS tackling to make strick regulation for junior and high sehool to hold free drugs: test periodically~ for example every six months. While for institution of independence society (LSM) always do health promotion about the dangerous of drugs users periodically.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vella Ovelia
"Kejadian HIV pada populasi menyuntik narkoba cukup tinggi yaitu lebih dari 40% dari kasus baru yang ada. Di Indonesia, kejadian HIV berkisar antara 50%-90% pada penasun. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografi dan perilaku menyuntik dengan status HIV pada Pengguna NAPZA suntik di 4 kota di Indoneisa (Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Makassar tahun 2013. Desain penelitian adalah cross sectional menggunakan data Survei Terpadu Biologis Perilaku 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah penasun pria atau wanita berumur 15 tahun atau lebih yang tinggal di Kota lokasi survey dan menyuntik NAPZA selama satu bulan terakhir.
Hasil penelitian diperoleh penasun dengan status HIV (+) sebesar 61,35%. Adapun variabel yang bermakna secara statistik yaitu usia (PR: 0,662; 95%CI: 0,519?0,844), lama menggunakan NAPZA suntik (PR: 1,844; 95%CI: 1,485?2,289) hubungan seksual (PR: 1,882; 95%CI: 1,271?2,788), akses pelayanan kesehatan (PR: 1,285; 95%CI: 1,048?1,576) dan akses LASS (PR: 0,811; 95%CI: 0,674?0,977). Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan perilaku berisiko pada usia reproduktif dan memperluas akses pelayanan kesehatan dan layanan alat suntik steril.

HIV incidence in the population inject drugs is quite high at more than 40% of new cases are there. In Indonesia, HIV incidence ranges from 50% -90% in IDUs. The purpose of this study was to determine the relationship between the sociodemographic and behavioral factors injected with HIV status on injecting drug users in four cities in Indonesia (Yogyakarta, Tangerang, Pontianak, Makassar in 2013. The study design was cross sectional using data from Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2013. Samples IDUs in this study were male or female aged 15 years or older who live in the city survey locations and injecting drugs during the last month.
The results obtained IDUs with HIV status (+) amounted to 61.35%. The variables are statistically significant age (PR: 0.662; 95% CI: 0.519 to 0.844), duration of injecting drug use (PR: 1.844; 95% CI: 1.485 to 2.289) sexual relations (PR: 1.882; 95% CI: 1.271 to 2.788), access to services health (PR: 1.285; 95% CI: 1.048 to 1.576) and access LASS (PR: 0.811; 95% CI: 0.674 to 0.977). Therefore, there should be the prevention of risk behavior of reproductive age and expand access to health care and services sterile syringe.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65164
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verina Erlanti
"[ABSTRAK
Latar belakang penelitian ini adalah fenomena penularan HIV melalui penggunaan alat suntik yang tidak steril dari Pengguna Narkoba Suntik (Penasun). Perilaku menyuntik penasun secara bergantian membuat tingginya angka penularan HIV di kalangan penasun untuk itu dibutuhkan peranan petugas outreach dalam menjalankan pemasaran sosialLayanan Alat Suntik Steril (LASS). Tujuan penelitian ini mendapatkan gambaran mengenai self-disclosure pada komunikasi interpersonal dalam menerapkan pemasaran sosialyang dilakukan oleh petugas outreach untuk merubah perilaku penasun agar menggunakan alat suntik steril. Metode penelitian kualitatif deskriptif. Disimpulkan penelitian ini menunjukkan ketidakberhasilan pemasaran sosial karena petugas outreach yang tidak mampu membuat penasun melakukan self-disclosure, banyak penasun yang belum membuka dirinya.

ABSTRACT
Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer ;Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer ;Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer ;Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer , Background of this research was the phenomenon of HIV transmission through the use of unsterile needle syringe behaviour among Injecting Drug Users IDUs IDUs habbit to used unsterille needle syringe increased HIV transmission among them it make the role of outreach officer in running sosial marketing sterile needle syringe programme became important The purpose of this research was to get the description about self disclosure for social marketing which done by the outreach officer to change their behaviour use sterile needle syringe The methode was using descriptive qualitative The conclusion showed that the social marketing had not been success yet because outreach officer had not been able yet to make IDUs doing self disclosure so most IDUs had not been willing to open themselves to their outreach officer ]"
2016
T45231
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berdita
"ABSTRAK
Tesis ini membahas hubungan akses layanan alat suntik steril terhadap penggunaan kondom pada Pengguna Napza Suntik (Penasun) di 7 kota di Indonesia menggunakan data sekunder Survei Cepat Perilaku Penasun tahun 2010, 2011 dan 2012. Analisis kecenderungan dan analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan pendekatan complex sample. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin tidak berisiko pasangan seksualnya maka semakin rendah proporsi penggunaan kondom. Selanjutnya, akses LASS mempengaruhi penggunaan kondom seks terakhir pada Penasun dengan pasangan seks berisiko dan pasangan tidak tetap tetapi akses LASS belum konsisten mempengaruhi penggunaan kondom seks sebulan terakhir dengan setiap jenis pasangan seksnya.

ABSTRACT
This thesis examine the association sterile syringe service access against condom use among people who injecting drug (PWID) in 7 cities in Indonesia using secondary data behavioral rapid survey among PWID in 2010, 2011 and 2012. Trend analysis and multivariate analysis done by using complex sample approach. The result of this study has been showing that increasingly risky sexual partners, the lower the proportion of condom use. Furthermore, sterile syringe service access affect for condom use at last sex among PWID with risky sexual partners and casual partners but does not consistently affect sterile syringe service access for condom use sex last month with any type of sexual partners."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38610
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hafsari
"Jumlah kasus HIV/AIDS setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan salah satu faktor yang menyebkan peningkatan kasus HIV adalah dengan adanya peningkatan jumlah penularan di kalangan pengguna NAPZA suntik. Masalah tersebut mendorong dilakukannya penelitian ini untuk melihat faktor-faktor faktor-faktor yang berhubungan dengan status HIV pada pengguna NAPZA suntik di Klinik PTRM Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur Tahun 2014. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel 46 pasien NAPZA suntik di Klinik PTRM. Hasil penelitian menunjukkan status HIV (+) sebesar 63%, diketahui 87% penasun adalah laki-laki, 58.7% berusia ≥34 tahun, 71,7% memiliki tingkat pendidikan ≤SMA, 58.7% menikah, 69.6% memiliki tingkat pengetahuan HIV yang baik, 63% penasun telah menyuntik ≥9 tahun, 50% penasun pertama kali menyuntik di usia <19 tahun, 69.6% penasun menyuntik ≥3 kali sehari, 87% penasun berbagi jarum suntik, 43.5% penasun melakukan sterilisasi dengan air bersih, 60.9% penasun melakukan seks berisiko rendah, 80.4% penasun memanfaatkan LJSS, 52.2% telah mengikuti terapi metadon ≥4 tahun, 58.7% penasun mendapatkan NAPZA dari ≥2 sumber yang berbeda. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara usia pertama kali menyuntik (PR 1.8; P Value = 0.02), berbagi jarum suntik (PR 4.2; P Value = 0.02), dan sterilisasi jarum menggunakan air bersih (PR 5.5; P Value = 0.006) dengan status HIV. Oleh karena itu perlu dikembangkan lagi akses terhadap jarum suntik steril bagi penasun.

Number of HIV/AIDS cases has increased every year, and one of factor that cause this rapid increases is the rise prevalence among injecting drug user. That problem encourage this study to observe the factors associated HIV status among Injecting Drug Users at Methadone Maintenance Treatment Program RSKO Jakarta in 2014. This study using cross sectional study with 46 sample of IDUs in methadone maintenance treatment program. The results shows that proportion of HIV (+) is 63%, most respondents (87%) are male, 58.7% aged ≥34 year, 71.7% have less or secondary high school, 58.7% married, 69.6% have good knowledge about HIV, 63% had injecting for ≥9 years, 50% first injecting drugs in <19 years old, 69.6% injected drugs ≥3 times a day, 87% sharing needles, 43.5% rinsed needles with clean water, 60.9% having low risk sexual activity, 80.4% had utilize Needle and Syringe Program (NSP), 52.2% had join methadone maintenance treatment program for ≥4 year. The results of Chi-square test stated there are significant relationsip between age of first injecting drugs (PR 1.8; P Value = 0.02), sharing needles (PR 4.2; P Value = 0.02) and rinsed needle with clean water (PR 5.5; P Value = 0.006) with HIV status. The results suggest that access of needle exchange programs should be developed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55896
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmah Yasinta
"Kualitas hidup berkaitan dengan keinginan manusia untuk hidup sehat dan sejahtera. WHOQoL mengukur kualitas hidup dengan empat domain dasar, yaitu fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendalami faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pengguna narkoba suntik (penasun) di sembilan kota di Indonesia tahun 2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder SCP Penasun 2012 dan WHOQoL-BREF dengan desain cross sectional.
Hasil analisis menunjukkan proporsi penasun terbanyak adalah laki-laki (96,7%), berumur dewasa (>24 tahun) 87,8%, dan memiliki riwayat pendidikan tinggi (79,3%). Variabel kualitas hidup penasun menunjukkan Rata-rata skor kualitas hidup responden adalah 52,58 dengan skor kualitas hidup terendah adalah 25 dan yang tertinggi 77.
Hasil temuan lainnya variabel yang berhubungan dengan kualitas hidup penasun, yaitu umur (p value = 0,003) dan status penggunaan alat suntik (p value = 0,029). Skor kualitas hidup kurang cenderung pada penasun yang berpendidikan rendah dan masih berbagi alat suntik.

Quality of life related to the human desire to live a healthy and prosperous. WHOQOL measures quality of life with four basic domains, namely the physical, psychological, social, and environmental. The purpose of this study was to explore the factors that affect the quality of life for injecting drug users (IDUs) in nine cities in Indonesia in 2012. This study uses secondary data Behavior Rapid Survey for IDUs 2012 and WHOQOL-BREF with cross sectional design.
The analysis shows the highest proportion of IDUs was male (96,7%), aged adults (> 24 year old) 87,8%, and has a history of higher education (79,3%). Variable quality of life shows Variable quality of life of IDUs shows average quality of life score of respondents was 52.58 with the lowest quality of life score was 25 and the highest 77.
The other findings variables related to the quality of life of IDUs are age (p value = 0.003) and the use of non-sterile syringes. (p value = 0,029). Quality of life scores are less likely to IDUs who have lower education and still share syringes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54433
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>