Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49394 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurfaizah
"ABSTRAK
Terciptanya kesejahteraan merupakan tujuan pembentukan suatu negara, termasuk Indonesia yang telah tertuang jelas dalam pembukaan UUD 1945. Pendekatan objective untuk mengukur kesejahteraan seperti pertumbuhan ekonomi, dinilai belum cukup mengambarkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh pada setiap individu. Sehingga dikembangkanlah pendekatan indikator mikro dengan subjective well-being sebagai indikatornya. Mengacu pada berbagai literatur, subjective well-being merupakan kajian yang multidimensional, sehingga banyak faktor dapat memengaruhinya termasuk faktor sosial dan lingkungan. Sementara itu, Indonesia yang terkenal dengan kekayaan sumber daya alamnya, mengalami kerusakan alam yang semakin meningkat baik karena faktor alam maupun campur tangan manusia. Fenomena ini menarik peneliti untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh faktor-faktor lingkungan yaitu bencana alam, etika, dan partisipasi lingkungan terhadap subjective well-being. Dengan menggunakan analisis kuantitatif dan model ordered probit, peneliti mengestimasi data Indonesia Family Life Survey IFLS gelombang 5. Hasilnya, terdapat pengaruh yang signifikan antara ketiga faktor lingkungan yaitu bencana alam, etika dan partisipasi lingkungan. Walaupun demikian, pengaruh paling signifikan dan konsisten terdapat pada faktor perilaku lingkungan. Sedangkan varibel bencana alam berpengaruh negatif ketika variabel kontrol tidak diikutsertakan. Sebaliknya variabel partisipasi lingkungan berpengaruh positif ketika diformulasikan dengan variabel kontrol. Sehingga dalam penelitian ini variabel kontrol turut berpengaruh signifikan terhadap subjective well-being

ABSTRACT
The creation of welfare is the goal of the establishment of a country, including Indonesia which has been clearly stated in the preamble of the 1945 Constitution. The objective approach to measure welfare like economic growth is considered not enough to describe the overall welfare of society in every individual. So a micro indicator approach with subjective well being was developed as an indicator. Referring to the literature, subjective well being is a multidimensional study, so many factors can influence it including social and environmental factors. Meanwhile, Indonesia, which is famous for its natural resource wealth, is experiencing increasing natural damage both due to natural factors and human intervention. This phenomenon attracts researchers to find out whether there are influences of environmental factors such as natural disasters, ethics, and environmental participation towards subjective well being. By using quantitative analysis and ordered probit model, the researcher estimates the 5th Indonesian Family Life Survey IFLS data. The result, there is a significant influence between the three environmental factors ie natural disaster, ethics and environmental participation. However, the most significant and consistent effect is on environmental behavior factors. While natural disaster variables have a negative effect when control variables are excluded. Conversely, environmental participation variables have a positive effect when formulated with control variables. So in this study control variables also have a significant effect on subjective well being."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dede Mahmuda
"ABSTRAK
Kekayaan yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan adalah hal yang mendasar
untuk tiap individu. Namun demikian, distribusi kekayaan tidak merata pada tiap
penduduk baik di dunia maupun di Indonesia. Tren positif pertumbuhan pendapatan per
kapita justru diiringi dengan makin tingginya Gini Ratio yang mengindikasikan bahwa
ketimpangan yang semakin melebar antara penduduk kaya dan miskin. Secara budaya,
Indonesia adalah negara kaya yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa, bahasa, ras,
adat istiadat dan agama. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang religius dengan
sebagian besar penduduknya menyatakan bahwa agama adalah hal penting dalam hidup.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara religiusitas dan
tingkat kesejahteraan dengan menggunakan data panel IFLS tahun 2007 dan 2014. Hasil
regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara tingkat religiusitas dengan tingkat kesejahteraan dimana individu yang mengalami
peningkatan religiusitas memiliki kecenderungan 9,57 (95% CI: 8,64-10,63) kali lebih
besar untuk mengalami perubahan tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan
dengan individu yang mengalami penurunan tingkat religiusitas. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semakin baik tingkat religiusitas maka semakin baik pula tingkat
kesejahteraan. Peran religiusitas dalam kesejahteraan dalam pen

ABSTRACT
Wealth, which is one of the parts of well-being, is essential for everyone. However, the
wealth is not evenly distributed among population in the world and in Indonesia. The
positive trend of per capita income growth is accompanied by a higher Gini Ratio which
indicates that widening wealth gap between rich and poor people. Culturally, Indonesia
is a rich country consisting of diverse ethnic groups, languages, races, customs and
religions. Indonesia is also known as a religious country with most of its population
stating that religion is an important thing in life. Therefore, this study aims to understand
the relationship between religiosity and welfare using IFLS panel data year 2007 and
2014. The results of ordinal logistic regression indicate that there is a significant positive
relationship between the level of religiosity with the level of welfare where individuals
who experience an increase in religiosity, have a tendency of 9.57 (95% CI: 8.64-10.63)
times greater for better welfare level than individuals who experienced a decrease in the
level of religiosity. Based on these results, it can be concluded that the better the level of
religiosity, the better the level of welfare. The role of religiosity in welfare in this study
is directly through behaviour and social networks indirectly."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Lauditta Chairunnisa
"ABSTRAK
Isu kesetaraan hak gender telah berkembang di masyarakat dunia selama beberapa dekade terakhir ini, yang membuat kini lebih banyak perempuan yang mampu menyelesaikan pendidikan tinggi serta semakin adilnya kesempatan kerja antara pria dan wanita. Hal ini pun menyebabkan adanya pergeseran peran pada wanita, seperti lebih banyak bekerja di rumah tangga, memiliki lebih sedikit anak, dan menunda pernikahan. Namun, hal ini menimbulkan masalah baru berupa timbulnya double burden wanita dalam rumah tangga serta motherhood wage penalty di tempat kerja. Di beberapa negara, fenomena ini memiliki korelasi terhadap penurunan tingkat kebahagiaan wanita secara absolut maupun secara relatif dibandingkan dengan laki-laki. Di Indonesia, sebanyak 73% wanita yang berstatus menikah juga aktif mencari nafkah. Jika partisipasi wanita menyebabkan turunnya tingkat kebahagiaan wanita di Indonesia, tentu hal ini bisa menjadi masalah. Dengan menggunakan data yang diperoleh dari Indonesia Family Life Survey, penulis melakukan analisis Ordered Probit untuk menganalisis apakah status ketenagakerjaan mempengaruhi tingkat kebahagiaan wanita di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status ketenagakerjaan mempengaruhi tingkat kepuasan hidup wanita menikah di Indonesia secara negatif. Penelitian juga menemukan bahwa anak merupakan faktor yang penting dalam menentukan kebahagiaan wanita menikah, serta persepsi tentang bagaimana sang individu mengartikan hidupnya dan bersyukur juga menjadi faktor yang penting dalam menentukan kepuasan hidupnya.

ABSTRACT
The issue of gender equality has developed over the past decades, which makes women now have more equal opportunities in career and education compared to men. Because of this, women roles in the household are now shifting; more women now are working outside the household, having less children, and also postponing marriage. However, this phenomenon leads to some new problems for women, such as facing double burden in the household and also motherhood wage penalty in the workplace. In some countries, this phenomenon has caused womens happiness level to decrease both absolute and relative to men. In Indonesia, about 73% of married women are also actively working outside the household. If working also causes womens happiness level decreases in Indonesia, this will lead to bigger problems. Using data from Indonesia Family Life Survey, the author conducted Ordered Probit analysis to see whether employment status decreases married womens happiness level in Indonesia. The result of the study shows that employment status does decrease the happiness level of married women in Indonesia. It is also found that children is an important factor in determining happiness level of married women; as well as perceptions about their life."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmadona Putri
"Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015 sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesia sehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya. Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisa ditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabel yang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan model estimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan (1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) dan pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhi penggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi, norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di Indonesia.

Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1. The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts are needed to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However, CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variables that influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model for assessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015.
This research uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From the result of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%), occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children (2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affecting the non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of household contraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms and environment / health services have an effect on the use of contrasespi in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Rahmadona Putri
"Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015 sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesia sehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya. Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisa ditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabel yang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan model estimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan (1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) dan pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhi penggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi, norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di Indonesia Kata kunci: Fertilitas, CBR, Kontrasepsi

Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1. The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts are needed to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However, CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variables that influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model for assessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015. This research uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From the result of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%), occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children (2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affecting the non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of household contraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms and environment/health services have an effect on the use of contrasespi in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The quality of people’s relationships with and interactions with other people are major influences on their feelings of well-being and their evaluations of life satisfaction. The goal of this volume is to offer scholarly summaries of theory and research on topics at the frontier of the study of these social psychological influences—both interpersonal and intrapersonal—on subjective well-being and life satisfaction. The chapters cover a variety of types of relationships (e.g., romantic relationships, friendships, online relationships) as well as a variety of types of interactions with others (e.g., forgiveness, gratitude, helping behavior, self-presentation). Also included are chapters on broader social issues such as materialism, sexual identity and orientation, aging, spirituality, and meaning in life. Subjective Well-Being and Life Satisfaction provides a rich and focused resource for graduate students, upper-level undergraduate students, and researchers in positive psychology and social psychology, as well as social neuroscientists, mental health researchers, clinical and counselling psychologists, and anyone interested in the science of well-being."
New York: Routledge, 2017
e20534419
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Utri Triana
"Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang terus meningkat, tercatat berdasarkan Riskesdas tahun 2013 prevalensi PGK adalah 0,2% dan pada Riskesdas tahun 2018 meningkat menjadi 0,38%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi PGK dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian PGK di Indonesia. Data yang dianalisis adalah data Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 dan dianalisis untuk menghitung prevalence ratio (PR) dengan batas kepercayaan 95%. PGK didefinisikan berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan. Dari hasil analisis didapatkan prevalensi PGK di Indonesia sebesar 1,7%. Faktor risiko yang berhububungan secara signifikan dengan kejadian PGK diantaranya adalah kelompok umur 52-60 tahun (PR=2,159; 95% CI=1,368–3,406), kelompok umur 43-51 tahun (PR=2,186; 95% CI=1,454–3,287), kelompok umur 31-42 tahun (PR=2,150; 95% CI=1,463–3,160), laki-laki (PR=0,653; 95% CI=0,504–0,845), merokok PR=1,356 (95% CI=1,048–1,755), aktivitas fisik sedang (PR=1,399; 95% CI=1,015–1,929), hipertensi (PR=1,420; 95% CI=1,051–1,918), diabetes melitus (PR=2,631; 95% CI=1,666–4,156), kolesterol tinggi (PR=3,357; 95% CI=2,388–4,721), dan obesitas (PR=1,467; 95% CI=1,134–1,897). Kolesterol tinggi dan diabetes melitus merupakan variabel yang memiliki kemungkinan terbesar terhadap kejadian PGK.

Chronic kidney disease (CKD) is a health problem with increasing prevalence, recorded based on Riskesdas 2013 the prevalence of CKD was 0,2% and it increased to 0,38% in Riskesdas 2018. This study aims to determine the prevalence of CKD and factors associated with the occurrence of CKD in Indonesia. This analysis used The Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 and analyzed to calculate the prevalence ratio (PR) with a 95% confidence interval. CKD was defined based on the diagnosis of health workers. The analysis shows that the prevalence of CKD in Indonesia is 1,7%. Risk factors that significantly associated with CKD are the age group 52-60 years (PR=2,159; 95% CI=1,368–3,406), age group 43-51 years (PR=2,186; 95% CI=1,454–3,287), age group 31-42 years (PR=2,150; 95% CI=1,463–3,160), males (PR=0,653; 95% CI=0,504–0,845), smoking PR=1,356 (95% CI=1,048–1,755), moderate physical activity (PR=1,399; 95% CI=1,015–1,929), hypertension (PR=1,420; 95% CI=1,051–1,918), diabetes (PR=2,631; 95% CI=1,666–4,156), high cholesterol (PR=3,357; 95% CI=2,388–4,721), and obesity (PR=1,467; 95% CI=1,134–1,897). High cholesterol and diabetes are the variables that have the biggest possibility of CKD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article presents findings of survey on Quality of Care in
Family Planning co//colon' as a port of the indonesia Family LUE2 Study in
i993 (IFLS I 993). The results support perceptions reflected in tire
literature that indicators and measures of quality of care in family planning
are not simple and difficult to obtain. Information collected from this
survey fail to explain the quality of care expected. However, some
information such as communication between client and provider is found to
be significantly related to the duration of contraceptive use.
"
Journal of Population, Vol. 3 No. 3 1997 : 197-222, 1997
JOPO-3-3-1997-197
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Novitasari
"Tuberkulosis atau TB merupakan penyakit menular yang menjadi penyebab utama pada kesakitan serta termasuk ke dalam 10 penyebab kematian di dunia. Prevalensi kejadian tuberkulosis paru berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0.4% pada tahun 2013. Status gizi diketahui sebagai salah satu faktor risiko kejadian tuberkulosis paru. Di wilayah Asia, prevalensi malnutrisi pada penderita TB beriksar antara 68.6% - 87%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian tuberkulosis paru pada usia > 18 tahun di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari hasil Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 pada tahun 2014-2015 serta menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 29.545 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel kontrol pada penelitian ini adalah diabetes melitus, merokok, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan. Hasil stratifikasi yang diperoleh: Diabetes melitus (OR= 3.02; 95% CI 2.32–3.95), merokok (OR= 2.93; 95% CI 2.24–3.84), usia (OR= 2.79; 95% CI 2.14–3.65), jenis kelamin (OR= 2.77; 95% CI 2.12–3.62), tingkat pendidikan (OR= 2.89; 95% CI 2.22–3.77), tingkat pendapatan (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).

Tuberculosis or TB is an infectious disease that is a major cause of illness and is among the 10 causes of death in the world. The prevalence of pulmonary tuberculosis based on the diagnosis of doctors in Indonesia was 0.4% in 2013. Nutritional status is known as one of the risk factors for pulmonary tuberculosis. In the Asian region, the prevalence of malnutrition in TB patients varies between 68.6% - 87%. This study aims to determine the relationship of nutritional status with the incidence of pulmonary tuberculosis at age > 18 years in Indonesia. The data used in this study are secondary data from the results of the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014-2015 and using a cross sectional design. The sample in this study were 29.545 respondents who met the inclusion and exclusion criteria. The control variables in this study were diabetes melitus, smoking, age, gender, education level, and income level. Stratification results obtained: Diabetes melitus (OR = 3.02; 95% CI 2.32-3.95), smoking (OR = 2.93; 95% CI 2.24-3.84), age (OR = 2.79; 95% CI 2.14-3.65), gender (OR = 2.77; 95% CI 2.12-3.62), education level (OR = 2.89; 95% CI 2.22-3.77), income level (OR = 2,65; 95% CI: 1,82 – 3,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriya Wardhani
"Tuberkulosis merupakan salah satu dari 9 penyebab kematian di dunia pada tahun 2015. Sebanyak 62% kasus tuberkulosis di dunia pada tahun 2017 berada di Wilayah SEAR (South-East Asia Region). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan tuberkulosis pada usia ≥ 15 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014 dan memakai desain penelitian studi longitudinal. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebesar 31.916 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Analisis multivariat yang digunakan adalah Cox Regression. Insiden tuberkulosis pada usia ≥ 15 tahun di Indonesia tahun 2014 sebesar 1% (327 orang) responden. Hasil Multivariat yaitu: Usia ≥ 65 tahun (RR= 3,86; 95% CI 2,46-6,06), pendidikan (RR=0,76; 95% CI 0,60-0,98), malnutrisi (RR=1,30; 95% CI 1,02-1,62), merokok (RR= 0,62; 95% CI 0,46-0,82), lantai rumah (RR= 0,26; 95% CI 0,06-1,04), bahan bakar memasak (RR= 0,54; 95% CI 0,36-0,79), dan kontak serumah dengan penderita (RR= 69,68; 95% CI 34,07-142,49). Faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap tuberkulosis pada usia ≥ 15 tahun dan lebih akurat yaitu usia baik hubungan langsung (bivariate) maupun hubungan dengan tuberkulosis setelah dikontrol dengan variabel lainnya (multivariate) (RR= 3,86; 95% CI 2,46-6,06 untuk responden yang berusia ≥ 65 tahun.

Tuberculosis is one of the nine causes of death in the world by 2015. 62% of tuberculosis cases in the world in 2017 is in the Region SEAR (South-East Asia Region). This study aims to determine the risk factors associated with tuberculosis at age ≥ 15 years in Indonesia. This study uses secondary data from the Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014 and put on a longitudinal study research design.The sample used in this study amounted to 31.916 respondents who meet the inclusion and
exclusion criteria. Multivariate analysis used is the Cox Regression.The incidence of tuberculosis at the age ≥ 15 years in Indonesia in 2014 amounted to 1% (327 people) of the respondents. Results Multivariate namely: age ≥ 65 years (RR = 3.86; 95% CI 2.46 to 6.06), education (RR = 0.76; 95% CI 0.60 to 0.98), malnutrition (RR = 1.30; 95% CI 1.02 to 1.62), smoking (RR = 0.62; 95% CI 0.46 to 0.82), floor of the house (RR = 0.26; 95% CI 0 , 06-1.04), cooking fuel (RR = 0.54; 95% CI 0.36 to 0.79), and household contact with patients (RR = 69.68; 95% CI 34.07 to 142 , 49). The factors that most influence on tuberculosis at the age ≥ 15 years and more accurately the age group either direct connection (bivariate) and relations with tuberculosis after controlling for other variables (multivariate) (RR = 3.86; 95% CI 2.46 to 6 06 for respondents aged ≥ 65 years)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>