Ditemukan 63034 dokumen yang sesuai dengan query
Aesya Zhafirah
"Cerpen Xiaoxiao ditulis pada tahun 1929 oleh Shen Congwen, berkisah tentang dilema tokoh utama perempuan bernama Xiaoxiao yang hidup di desa dan masih terkungkung tradisi namun telah membawa pemikiran-pemikiran yang maju dan cenderung mengarah ke modern. Pada bagian awal dan akhir cerita tampak adanya kesamaan peristiwa yang menunjukkan adanya siklus tradisi yang berulang. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana tradisi dan pemikiran maju saling berbenturan dalam diri Xiaoxiao. Pendekatan yang digunakan dalam makalah ini adalah pembedahan secara intrinsik yang menitik beratkan pada kajian penokohan dan latar.
Xiaoxiao 39 s short story written in 1929 by Shen Congwen, tells about the dilemma of the main female character Xiaoxiao who lives in the village and is still confined to tradition but has brought forward ideas and tends towards modernity. At the beginning and end of the story there appears to be a similarity of events which indicates a recurring cycle of tradition. This paper aims to explain how traditons and forward thinking are collide in Xiaoxiao. The approach used in this paper is intrinsic dissection that focuses on the characterization and background study. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fany Alyaditha
"Penelitian ini membahas sebuah karya sastra tahun 1929 yaitu cerpen yang berjudul Suami Istri (夫妇 Fūfù) karya Shen Congwen. Cerpen ini berkisah tentang penangkapan sepasang lelaki dan perempuan yang dikira bertindak asusila, dan baru diketahui belakangan bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Dalam menyelesaikan permasalahan penangkapan dan tuduhan, hadir dua pendapat dari penduduk desa dan orang kota yang kebetulan sedang berlibur di desa itu. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara orang desa dan kota, namun tidak membedah rinci seperti apa saja perbedaan itu muncul, dan juga mengarah pada kajian oposisi biner. Karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi rumpang penelitian dengan menghadirkan perbedaan pendapat tersebut dengan mengemukakan oposisi biner yang nampak dari cerita dengan menggunakan teori oposisi biner untuk menemukan dikotomi orang kota dan desa tersebut. Siapa yang menjadi penentu penyelesaian kasus penangkapan ini, juga akan diungkap dalam penelitian ini.
This research discusses a literary work in 1929, namely a short story entitled Husband and Wife (夫妇 Fūfù) by Shen Congwen. This short story revolves around the arrest of a man and a woman who were suspected do something immorally, afterwards, it turns out that they are husband and wife. In resolving the issue of capturing and punishing, there were two opinions from the villagers and the town man who was having a vacation in the village. Several previous studies have shown that there are differences of opinion between urban and rural people, but do not dissect in detail how these differences arise, and in this case also lead to a study of binary opposition. Therefore, by proposing a binary opposition that appears from the story, this research aims to fill the gap by presenting these differences of opinion using binary opposition theory to find the dichotomy of urban and rural people. The key person who will solve of this case, will also be revealed in this research."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fany Alyaditha
"Penelitian ini membahas sebuah karya sastra tahun 1929 yaitu cerpen yang berjudul Suami Istri (夫妇 Fūfù) karya Shen Congwen. Cerpen ini berkisah tentang penangkapan sepasang lelaki dan perempuan yang dikira bertindak asusila, dan baru diketahui belakangan bahwa mereka adalah sepasang suami istri. Dalam menyelesaikan permasalahan penangkapan dan tuduhan, hadir dua pendapat dari penduduk desa dan orang kota yang kebetulan sedang berlibur di desa itu. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara orang desa dan kota, namun tidak membedah rinci seperti apa saja perbedaan itu muncul, dan juga mengarah pada kajian oposisi biner. Karena itu, penelitian ini bertujuan mengisi rumpang penelitian dengan menghadirkan perbedaan pendapat tersebut dengan mengemukakan oposisi biner yang nampak dari cerita dengan menggunakan teori oposisi biner untuk menemukan dikotomi orang kota dan desa tersebut. Siapa yang menjadi penentu penyelesaian kasus penangkapan ini, juga akan diungkap dalam penelitian ini.
This research discusses a literary work in 1929, namely a short story entitled Husband and Wife (夫妇Fūfù) by Shen Congwen. This short story revolves around the arrest of a man and a woman who were suspected do something immorally, afterwards, it turns out that they are husband and wife. In resolving the issue of capturing and punishing, there were two opinions from the villagers and the town man who was having a vacation in the village. Several previous studies have shown that there are differences of opinion between urban and rural people, but do not dissect in detail how these differences arise, and in this case also lead to a study of binary opposition. Therefore, by proposing a binary opposition that appears from the story, this research aims to fill the gap by presenting these differences of opinion using binary opposition theory to find the dichotomy of urban and rural people. The key person who will solve of this case, will also be revealed in this research.Keywords: Husband and Wife (夫妇Fūfù) short story, the dichotomy of urban and rural people, city, village, binary opposition."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Natasha Premaswari
"Karya sastra bukan hanya menjadi buah imajinasi seorang penulis, melainkan juga sebagai jembatan aspirasi penggambaran fenomena sosial nyata. Cerpen Feizao ditulis pada tahun 1924, merupakan sebuah karya yang lahir dari buah pemikiran seorang intelektual revolusioner, Lu Xun, yang identik dengan karya sastra realisme kritisnya. Cerpen Feizao memiliki tiga tokoh perempuan pendamping yang membentuk sebuah representasi perempuan pada saat itu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan representasi tiga tokoh perempuan yang dibangun dalam kisah ini. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah deskriptif analisis dan metode intrinsik penokohan pada tokoh. Hasil dari penelitian ini memaparkan adanya penggambaran perempuan tradisional dan modern yang berusaha diungkapkan Lu Xun melalui tindak dan tutur tokoh-tokoh dalam cerpen.
A Literary works is not only as the result of an authors imagination, but also as an aspiration to portray real social phenomenon. Feizao is a short story that written in 1924 by a revolutionary intellectual, Lu Xun, who was identical with his critical realism works. Feizao short story has three additional women characters that configured a representation of women at that time. The purpose of this study is to reveal the representation of three women characters that created in this story. The research method used by the author is descriptive analysis and intrinsic approach. The results of this study revealed that there is a representation of traditional and modern women that Lu Xun tried to express through actions and dialogues of the characters in the story."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Daneta Sekar Arum
"Cerpen Jia karya Han Tongliang diterbitkan pada tahun 1962, berkisah tentang keluarga di Cina pada masa tahun 1960-an dari sudut pandang tokoh utama 'aku', seorang pelajar yatim piatu. Cerpen ini menggambarkan hilangnya konsep atau nilai keluarga yang dialami 'aku' akibat wafatnya orang tua, dan juga akibat pengaturan sistem di era 1960-an di bawah pemerintahan Partai Komunis Cina. Pengaruh kondisi sosial pada masa itu pada tokoh nampak terutama pada pikiran dan tindakannya. Meskipun cerpen Jia sangat singkat dan tidak menggunakan penanda latar waktu secara gamblang, tetapi pengarang menggunakan istilah-istilah tertentu sebagai sinyal dan petunjuk. Beberapa istilah tersebut menjadi kunci yang membuka jalan untuk menganalisis cerpen ini.
Skripsi ini membahas dua hal, pertama yaitu latar waktu dan sosial yang digunakan dalam cerita, dan kedua membahas dampak kondisi sosial tersebut terhadap tokoh sebagaimana yang digambarkan oleh pengarang. Dari analisis akan terlihat bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Cina pada era 1960-an telah membuat konsep keluarga tradisional yang dikenal secara umum menghilang.Menjelang akhir cerita, pertemuan tokoh 'aku' yang tak disengaja dengan keluarga Liu, seolah menghadirkan kembali gambaran keluarga yang selama ini sudah pudar dari benaknya.
Jia is a short story written by Han Tongliang that was published in 1962. It tells the story of a family in 1960s China from the point of view of the character ldquo I rdquo who is an orphaned student. The story portrays the loss of the concept of family or family values that is experienced by the character ldquo I rdquo due to the death of his family and the ruling system of the Chinese Communist Party in the 1960s. The impact of the social condition on the character ldquo I rdquo could be seen through the character rsquo s thoughts and actions. Although Jia is a very short story and the author does not blatantly show the time settings, the author managed to utilize certain phrases as signals and clues in reference to the time. Some of the signals and clues act as a key that opens the analysis to this short story. This essay discusses two issues the first discussion is on the time and social setting of the story, and the second one is about the impact of social condition of the era on the character ldquo I rdquo as portrayed by the writer. From the analysis, it would later be seen that the policies that were made by the Chinese government in the 1960s have caused the concept of traditional families to disappear. Towards the end of the story, the coincidental meeting of the character ldquo I rdquo with the Liu family somehow brings back the portrayal of family that has been absent from his mind."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alifah Melisa Aprilani
2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Trisni Hana
"
ABSTRAKJurnal ini membahas mengenai latar dan tokoh yang terdapat dalam cerpen Malam yang Memabukkan Saat Musim Semi karya Yu Dafu. Cerpen ini bercerita mengenai keadaan seorang Tokoh lsquo;Aku rsquo; yang mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya, dia merupakan seorang penulis laki-laki pengangguran yang hidup di Shanghai selama enam bulan. Tokoh lsquo;Aku rsquo; mengalami gangguan kegelisahan dan insomnia, oleh sebab itu setiap tengah malam dia keluar rumah untuk sekedar berjalan-jalan mengembara Shanghai. Rupanya hal tersebut berdampak baik untuk kehidupannya. Penulisan ini akan mengungkap penggambaran latar dan tokoh yang ada di dalam cerita.
ABSTRACTThis journal discusses the setting and character in Yu Dafu rsquo;s short story Intoxicating Spring Nights. This story tells about the condition of 39;I 39; who had a difficult time in his life, he was an unemployed man writer who lived in Shanghai for six months. The character of 39;I 39; suffers from anxiety and insomnia, so every midnight he goes out for a walk to wander around Shanghai. Apparently it has a good impact on his life. This writing will reveal the depiction of the setting and characters in the story. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Deandra Asyifa
"Cerpen Hati Seorang Budak (奴隶的心 Nuli de Xin) adalah karya yang ditulis oleh Ba Jin pada tahun 1931. Hati Seorang Budak mengambil perbudakan sebagai latar sosial cerpen. Cerpen ini menceritakan pertemanan antara Peng dan Zheng yang berbeda latar belakang keluarga. Peng adalah anak dari keluarga budak, sedangkan Zheng adalah anak dari keluarga pemilik budak. Latar belakang keluarga dan kondisi hidup yang bertolak belakang mempengaruhi karakter, sikap, cara hidup dan pandangan mereka terhadap perbudakan. Hal-hal tersebut hadir melalui dialog-dialog kedua tokoh, hampir di seluruh teks, yang dideskripsikan oleh Zheng sebagai narator cerita. Bagaimana pandangan kedua tokoh terhadap perbudakan, dan bagaimana sikap mereka dalam menghadapi perbudakan tersebut akan menjadi materi yang akan diulas dalam artikel ini. Melalui analisis tokoh dan penokohan Peng dan Zheng, dan mengupas pandangan masing-masing tokoh tentang lawan bicaranya, akan terlihat bahwa Peng sangat membenci kaum pemilik budak dan berambisi menjadi revolusioner untuk menghilangkan perbudakan, sedangkan Zheng menganggap menjadi pemilik budak adalah hal membanggakan.
The Heart of A Slave short story is the work of Ba Jin in 1931. The Heart of a Slave takes slavery as a storys social background. This story tells about a friendship between Peng and Zheng with different family backgrounds. Peng is a child of a slave family, while Zheng is a child of a family of slave owners.The difference of backgrounds and social conditions of Peng and Zheng affect their characters, attitude, the way of living, and views towards slavery. These things are present through the dialogues of the two characters, almost throughout the text,described by Zheng as the narrator of the story. How the two characters see slavery, and how they attitude facing slavery will be the focus of this article. Analyze the characterization of Peng and Zheng, and explore the views of each character about his interlocutor, will explain that Peng hates slave owners and has ambition to be a revolutionary to eliminate slavery, while Zheng assume being a slave owner is a proud thing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Nathasya Miranda
"Cerpen Pengorbanan Tahun Baru Zhufu adalah cerpen karya Lu Xun ?yang dipublikasikan pada tahun 1924. Cerita bertutur mengenai seorang perempuan bernama Nyonya Xianglin ?? ?, yang hidupnya selalu dirundung malang. Wafatnya suami dan kekuasaan besar ibu mertua terhadap dirinya memaksanya lari dari keluarga suaminya untuk hidup mandiri. Namun, nasib malang tak pernah lepas dari hidupnya. Pada akhirnya, Nyonya Xianglin menjadi pengemis dan meninggal dunia karena tidak memiliki jalan lagi untuk menafkahi dirinya. Dari cerita ciptaan Lu Xun ini, akan didapati bahwa cerita menyiratkan adanya faktor utama yang menjadi penyebab hidup Nyonya Xianglin berakhir tragis dalam kemiskinan, yaitu tradisi dan tahyul yang berlaku terhadap perempuan pada masa itu. Makalah ini akan mencoba mengungkap dan membahas tradisi seperti apa yang berlaku dalam masyarakat yang merugikan nasib perempuan, khususnya Nyonya Xianglin, sebagaimana yang tersaji dalam cerita. Analisis atas kehidupan Nyonya Xianglin dalam Pengorbanan Tahun Baru, dilakukan melalui dua hal, yaitu melalui pembahasan atas tradisi kuno yang menjadi penyebab naasnya hidup perempuan dan melalui alur cerita yang menggambarkan kehidupan Nyonya Xianglin akibat tradisi yang hidup di masyarakat.
New year sacrifice Zhufu is short story written by Lu Xun published in 1924. It tells the story of a woman named Mrs. Xianglin , who had a miserable life. The death of her husband and the dominance of her mother in law toward her life forced her to run away from her husband family to live independently. However misfortune event never gets away from her life. At the end of the day, she became a beggar and died for she could not find a way to support herself. From fictional work of Lu Xun, it is found that the story implies there are main factors behind Mrs. Xianglin rsquo s life that tragically end in poverty, which are tradition and myth that prevailed upon women during that time. This paper tends to revealed and discuss the tradition prevailed which harmed women, especially Mrs. Xianglin as presented by the story. Analyse from the life of Mrs. Xianglin in New Year Sacrifice, was done through two ways that are discussion of old tradition a cause of tragic life of women and through discussion of the plot of the story that depicted the life of Mrs. Xianglin in account of tradition prevailed in society. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Deas Tiansya Buditami
"Hadirnya era globalisasi ditandai dengan semakin majunya perkembangan teknologi dan informasi. Dampak tersebut meluas ke berbagai kelompok, termasuk masyarakat paguyuban Jawa yang tradisional. Dengan adanya pertemuan antara pemikiran tradisional dan modern yang diekspresikan melalui teknologi digital menjadi suatu permasalahan pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan hasil sintesis dari adanya perpaduan pemikiran tradisional-modern yang terdapat pada film pendek Nyengkuyung berdasarkan teori dialektika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan metode kualitatif deskriptif dan metode transkripsi dengar-tulis. Lalu, kerangka teori yang digunakan adalah filsafat dan nilai moral yang merujuk pada prinsip rukun dan hormat. Data yang digunakan berasal dari film pendek Nyengkuyung yang dirilis di saluran YouTube. Hasilnya, masyarakat paguyuban yang direpresentasikan sebagai budaya lokal dan bertindak sebagai tesis mampu memanfaatkan teknologi digital untuk melestarikan budaya tradisional. Hal tersebut dipengaruhi karena adanya proses pemikiran dialektika berupa evolusi, perkembangan, dan kemajuan. Meskipun budaya global yang diwakili oleh teknologi modern telah hadir di tengah-tengah masyarakat paguyuban dan menjadi antitesis bagi nilai-nilai tradisional, mereka tetap teguh memegang kepercayaan leluhur yang mereka yakini mampu menyelesaikan masalah yang ada. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi salah satu bukti terjadinya perpaduan pemikiran tradisional-modern yang digambarkan melalui teknologi modern melalui proses dialektika tesis-antitesis-sintesis.
The advent of globalization has been marked by the rapid advancement of technology and information. The impact of this phenomenon has permeated various groups, including the traditional Javanese paguyuban communities. The intersection of traditional and modern thought, expressed through digital technology, forms the crux of this research. This study aims to formulate a synthesis of the traditional-modern thought fusion evident in the short film Nyengkuyung, employing Hegel's dialectical theory. The study adopts an objective approach, utilizing qualitative descriptive and transcription methods. The theoretical framework draws upon philosophy and moral values, adhering to the principles of harmony and respect. Data is derived from the short film Nyengkuyung, released on YouTube. The findings reveal that the paguyuban community, representing local culture and acting as the thesis, effectively harnesses digital technology to preserve traditional practices. This is attributed to the process of dialectical thinking, encompassing evolution, development, and progress. Despite the presence of global culture, represented by modern technology, which serves as the antithesis to traditional values, the paguyuban community remains steadfast in upholding their ancestral beliefs, perceived as capable of resolving prevailing issues. Therefore, this fusion of traditional and modern thought, depicted through modern technology within the thesis-antithesis-synthesis dialectical process, serves as a testament to the adaptability and resilience of traditional cultures in the face of globalization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library